(New) Journa Reading Ririn Dan Kak Yanti-1
(New) Journa Reading Ririn Dan Kak Yanti-1
Dipresentasikan oleh:
Penguji :
dr. Renny Hariati Bagus, Sp.A
ABSTRAK
2
ABSTRAK
4
PENDAHULUAN
Status gizi adalah keadaan kesehatan balita yang Peningkatan risiko infeksi mungkin disebabkan oleh
diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan penurunan produksi sitokin (IL-4, IL-5, IL-10) dan
tinggi badan (BH). penurunan kinerja sel efektor pada imun
Status gizi dapat dipengaruhi oleh: (eosinofil, IgE, dan sel mast).
asupan gizi dalam makanan,
pola asuh orang tua, Kadar IL-4 yang rendah diperkirakan dapat
pelayanan kesehatan anak, meningkatkan kemungkinan infeksi STH karena
kesehatan lingkungan, daya tahan tubuh yang rendah untuk mencegah
faktor ekonomi, infeksi cacing.
faktor sosial budaya,
dan faktor pendidikan orang tua (pengetahuan). Fokus penelitian ini terletak pada infeksi cacing
tambang dan S. stercoralis karena dapat
Malnutrisi dapat meningkatkan risiko infeksi menyebabkan anemia dan sindrom malabsorpsi
nematoda usus. akibat perdarahan kronis dan deskuamasi epitel usus.
malnutrisi menyebabkan peningkatan risiko
infeksi kedua infeksi tersebut dapat menyebabkan
sedangkan cacingan juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak-anak.
malnutrisi.
5
PENDAHULUAN
Laporan penelitian
Laporan penelitian menunjukkan
menunjukkan bahwabahwa Data
Data di
di puskesmas
puskesmas menyebutkan
menyebutkan bahwa
bahwa
prevalensi STH
prevalensi STH pada
pada anak
anak didi beberapa
beberapa 6,00% anak
6,00% anak mengalami
mengalami gizigizi buruk;
buruk;
daerah di
daerah di Indonesia
Indonesia cukup
cukup tinggi,
tinggi, antara
antara 12,70% mengalami
12,70% mengalami beratberat badan
badan
lain di:
lain di: kurang; 77,80%
kurang; 77,80% mengalami
mengalami beratberat
Jayapura
Jayapura (50%),
(50%), badan normal;
badan normal; dan
dan 3,50%
3,50% mengalami
mengalami
Kabupaten
Kabupaten Maluku
Maluku Tengah
Tengah (99,4%),
(99,4%), berat badan
berat badan berlebih.
berlebih.
Padang
Padang (51,3%),
(51,3%), Data
Data ini ini menyebabkan
menyebabkan kabupaten
kabupaten
Nangroe
Nangroe Aceh
Aceh Darussalam
Darussalam (59,2%),
(59,2%), Kokar menjadi
Kokar menjadi kabupaten
kabupaten dengan
dengan
Nusa
Nusa Tenggara
Tenggara Timur
Timur (27,7%)
(27,7%) persentase balita
persentase balita gizi
gizi buruk
buruk dan
dan berat
berat
dan
dan Kalimantan
Kalimantan Barat
Barat (26,2%).
(26,2%). badan kurang
badan kurang tertinggi
tertinggi ketiga
ketiga setelah
setelah
Apui dan
Apui dan Kabir
Kabir di
di Kabupaten
Kabupaten Alor.
Alor.
6
PENDAHULUAN
Fokus penelitian adalah mencari hubungan antara status gizi dengan infeksi cacing
tambang dan S. stercoralis.
Penelitian ini juga mencoba mengkaji prevalensi S. stercoralis karena data tentang
strongyloidiasis di Indonesia masih sangat terbatas hingga saat ini.
Keterbatasan data ini mungkin disebabkan oleh kesulitan dalam melakukan metode
deteksi S. stercoralis seperti uji Baermann dan Koga Agar Plate (KAP).
Hasil penelitian ini mungkin berguna untuk tindakan lebih lanjut yang diambil oleh
pemangku kepentingan dan pemerintah daerah.
7
BAHAN DAN METODE
Jenis Penelitian Populasi Kriteria
Populasi yang terjangkau dalam
Potong lintang dengan penelitian ini adalah balita di Kriteria inklusi meliputi:
status gizi sebagai Kokar yang berjumlah 631 (1) balita berusia 12 hingga 59
variabel bebas orang. bulan dan
sedangkan infeksi cacing Melalui rumus Slovin, jumlah (2) tidak mengonsumsi obat
anthelmintik selama 4 bulan
tambang dan S. stercoralis minimal sampel dalam penelitian
ini adalah 245 balita berusia 12-59 terakhir.
sebagai variabel terikat. Kriteria eksklusi meliputi:
bulan.
(3) feses terkontaminasi,
(4) feses diberikan lebih dari 24
jam setelah buang air besar,
(5) orang tua tidak setuju.
1 2
3
8
BAHAN DAN METODE
Pengumpulan Data
Dilakukan pada bulan Agustus - Oktober 2016 di wilayah kerja Puskesmas Kokar,
Kabupaten Alor Barat Laut, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Sampel feses dalam keadaan segar (tidak lebih dari 24 jam) tanpa kontaminasi dari air,
tanah dan urin.
Responden tidak mengonsumsi obat cacing selama empat bulan terakhir.
Sampel feses dikumpulkan dalam wadah tinja.
9
BAHAN DAN METODE
Analisis data Pertimbangan Etis
1 2
10
HASIL DAN DISKUSI
Total infeksi (n=22)
Strongyloides stercoralis
Hookworm n (%)
Tabel 1. menunjukkan bahwa 21 dari
n (%)
238 balita mengalami infeksi cacing KAP - 15 (68.18 %)
tambang dan hanya 1 balita yang
terinfeksi S. stercoralis berdasarkan Harada Mori - 11 (50%)
pemeriksaan feses Beerman test 1 (4.54%) -
KAP + Harada
- 21 (95.45%)
Mori
Tabel 1. Identifikasi sampel feses dari balita di wilayah kerja Puskesmas Kokar
11
HASIL DAN DISKUSI
Gambar 1.
Larva filariform Necator americanus dengan
perbesaran 400x
12
HASIL DAN DISKUSI
13
HASIL DAN DISKUSI
Karakteristik Hookworm S. Stercoralis
N
responden n (%) n(%)
Umur (bulan)
12-23 bulan 4 (1.68) 0 84
Prevalensi infeksi cacing tambang dan 24-59 bulan 17 (7,14) 1 (0,42) 154
S. stercoralis yang diperoleh dalam Status Nutrisi
penelitian ini masing-masing sebesar Gizi Buruk 1 (0,42) 0 18
8,82% dan 0,42% (lihat Tabel 2).
BB kurang 3 (1,26) 0 46
BB normal 17 (7,14) 1 (0,42) 168
BB lebih 0 0 6
Total 21 (8,82) 1 (0,42) 22 (9,24)
15
HASIL DAN DISKUSI
Balita dengan status gizi normal memiliki
persentase maupun kuantitas infeksi cacing Hookworm p
tambang tertinggi dibanding balita dengan Status (n=238)
status gizi lainnya (lihat Tabel 3). Nutrisi Negatif Positif Total
(n=217) (n=21) (n=238)
Gizi Buruk 17 (7,14) 1 (0,42) 18 (7,56)
Hubungan status gizi dengan infeksi cacing 0,54
tambang dianalisis menggunakan uji Mann BB kurang 43 (18,07) 3 (1,26) 46 (19,33)
Whitney dengan p-value = 0,54. BB normal 151 (63,44) 17 (7,14) 168 (70,58)
Hal ini menunjukkan bahwa status gizi BB lebih 6 (2,52) 0 (0) 6 (2,52)
tidak berhubungan dengan infeksi cacing
Tabel 3. Korelasi antara status gizi dengan infeksi cacing
tambang. tambang pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kokar,
Kabupaten Alor, bulan Agustus – Oktober 2016
17
HASIL DAN DISKUSI
Hal ini terjadi akibat adanya kebiasaan buang air besar sembarangan di
masyarakat.
Oleh karena itu, bermain dengan tanah dan berjalan atau melakukan
aktivitas di luar ruangan tanpa alas kaki dapat meningkatkan risiko
infeksi filariform pada anak-anak.
18
HASIL DAN DISKUSI
19
KESIMPULAN
Tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan infeksi
cacing tambang pada balita.
20
TERIMA KASIH