Anda di halaman 1dari 74

AKUNTANSI

AKUNTANSI BIAYA
BIAYA
DESKRIPSI SINGKAT:
Mata kuliah ini menjelaskan tentang teknik
dan prosedur perhitungan harga pokok
produksi, baik dengan sistem biaya pesanan
maupun sistem biaya proses, harga pokok
utama dan sampingan, harga pokok
variabel, dan harga pokok standar.
Dosen: Dr. Dian Imanina Burhany, SE., MSi., Ak.
Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
3 SKS
Learning Outcomes (Hasil Belajar):
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini
mahasiswa akan mampu menghitung harga
pokok produksi pada perusahaan manufaktur
dengan berbagai pendekatan.
Buku Referensi:
William K. Carter. 2006. “Cost Accounting”. Buku 1 dan 2.
Terjemahan Oleh Krista. Jakarta: Salemba Empat.
Charles T. Horngren, Srikant M. Datar, Madhav Rajan. 2015.
“Cost Accounting A Managerial Emphasis”. 15th Ed. Pearson.
Rencana Kuliah
1 Gambaran umum akuntansi biaya, unsur-
unsur harga pokok produksi dan biaya
bahan
2 Biaya tenaga kerja
3 Biaya overhead pabrik (BOP)
4 Departementalisasi BOP
5 Job order costing
6 Job order costing
7 Produk rusak (spoilage/spoiled), produk
cacat (rework), dan sisa bahan (scrap)
8 UTS
9 Process costing
10 Process costing
11 Process costing
12 Costing for joint product and by product
13 Full costing dan variable costing
14 Standard cost
15 Standard cost
16 UAS
1.
GAMBARAN UMUM
AKUNTANSI BIAYA, UNSUR-
UNSUR HARGA POKOK
PRODUKSI DAN BIAYA BAHAN
Sub Bahan Kajian
1. Fungsi pokok perusahaan manufaktur dan
aliran biaya di perusahaan manufaktur
2. Hubungan antara akuntansi biaya, akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen
3. Konsep biaya (cost) dan beban (expense)
4. Penggolongan biaya
5. Metode pengumpulan harga pokok (job order
cost method dan process cost method)
6. Metode penentuan harga pokok produksi
(full costing dan variable costing)
7. Siklus pembuatan produk dan siklus
akuntansi biaya
8. Unsur-unsur harga pokok produksi
9. Transaksi, dokumen dan jurnal Biaya Bahan
10. Akuntansi Biaya Bahan (pengadaan dan
pemakaian)
11. Perlakuan biaya angkutan
1. Fungsi Pokok Perusahaan Manufaktur
dan Aliran Biaya di Perusahaan
Manufaktur
PERUSAHAAN JASA
- Memiliki sejumlah tenaga kerja
- Menghasilkan output yang tidak berwujud

Input
Pembelian
perlengkapan

Output
Menggunakan
perlengkapan,
Jasa
tenaga kerja dan
overhead
Dijual ke
pelanggan
PERUSAHAAN DAGANG
- Membeli barang jadi
- Menjualnya kepada pelanggan tanpa ada
perubahan

Input Output
Pembelian Gudang dan
produk display
untuk dijual
kembali
Dijual
kepada
pelanggan
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
- Memiliki tenaga kerja dan mesin-mesin
- Menghasilkan output yang berwujud

Input Output
Pembelian Barang
bahan dan
jadi
perlengkapan

PRODUKSI
Ditambahkan
unsur Dijual ke
tenaga kerja dan pelanggan
overhead
MANUFACTURING
COMPANY
 Perusahaan manufaktur adalah
perusahaan yang melakukan aktivitas
dan proses untuk
mengkonversi
bahan baku menjadi
produk jadi.
ILLUSTRASI
ILLUSTRASI
SIKLUS
SIKLUS KEGIATAN
KEGIATAN PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
MANUFAKTUR
MANUFAKTUR
Menerima Membeli
kas Material
Cash

Accounts Raw Materials


Receivable Inventory
Membayar Tenaga
Menjual Kerja dan Biaya
Produk Jadi Tidak Langsung

Finished Goods
Inventory

Work in Process
Inventory
Aliran Biaya di Perusahaan
Manufaktur
Raw Material
Inventory
Biaya Bahan Langsung ditambah
Biaya Tenaga Kerja Langsung dan
Biaya Tidak Langsung (Overhead)

Work in Process
Inventory COST OF
GOODS
Finished Goods
Inventory SOLD
Income
Balance Sheet/Financial Position Statement
2. Hubungan antara Akuntansi Biaya,
Akuntansi Keuangan dan Akuntansi
Manajemen
Accounting/Akuntansi

The
Language
of
Business
Peran Akuntansi
• Menyediakan informasi kepada pihak
eksternal
– Investor/pemegang saham, kreditor, regulator
• Menyediakan informasi kepada pihak
internal (manajer)
– Untuk melakukan perencanaan, pengendalian
dan pengambilan keputusan
• Menghitung biaya produk dan jasa
yang dihasilkan
Dua Tipe Akuntansi
Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen
(Financial Accounting) (Management Accounting)
• Menyediakan • Menyediakan informasi
informasi untuk pihak untuk pihak internal
eksternal • Menyediakan informasi
biaya produk
FINANCIAL COST MANAGEMENT
ACCOUNTING ACCOUNTING ACCOUNTING
3. Konsep biaya (cost) dan beban
(expense)
COST /Biaya/Harga Pokok
 Suatu nilai tukar, pengeluaran, atau
pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh
sumberdaya yang menjamin perolehan manfaat
di masa yang akan datang.
 Ukuran moneter dari sumber daya, yang
akan digunakan untuk
mencapai suatu tujuan
(seperti menghasilkan
barang atau
jasa).
 Cost disajikan di Neraca
sebagai ASET
■ CONTOH COST:
- Pembelian bahan baku
- Pembelian perlengkapan
- Pembelian kendaraan
- Pembelian mesin
- Pembayaran upah tenaga
kerja di bagian produksi
- Pembayaran sewa
dibayar di muka
- Pembayaran premi
asuransi
Cost Object (Objek Biaya)
 Yaitu suatu item atau aktivitas yang biayanya
diakumulasi dan diukur.

 Objek biaya dapat berupa:


- produk- proses
- batch - departemen
- pesanan - divisi
- kontrak - proyek
- lini produk - tujuan strategis
EXPENSE/Beban
Penurunan aset atau peningkatan utang sebagai akibat dari
penggunaan jasa atau sumber daya dalam menciptakan
pendapatan/mendatangkan manfaat di masa sekarang.

Expense timbul dengan 2 cara:

1. Melalui cost: Cost yang sudah memberikan manfaat karena


digunakan, dijual, atau sudah jatuh tempo secara periodik (seiring
dengan berjalannya waktu) akan berubah menjadi expense.

2. Langsung sebagai expense: Jika pengorbanan ekonomi dapat


dirasakan kurang dari satu periode akuntansi maka pengorbanan
itu langsung menjadi expense.

Expense disajikan di Laporan Laba Rugi


■ CONTOH COST YANG MENJADI EXPENSE:
- Harga pokok penjualan (cost of goods
sold)
- Asuransi yang jatuh tempo
- Sewa dibayar di muka yang jatuh tempo
- Depresiasi kendaraan kantor

■ CONTOH EXPENSE (LANGSUNG):


- Pembayaran gaji karyawan
- Pembayaran listrik, air, dan telepon kantor
- Pengeluaran untuk reparasi
kendaraan operasional kantor
4. Penggolongan Biaya
Penggolongan Biaya: Menurut Carter
Menurut Carter, biaya dapat digolongkan
berdasarkan hubungan biaya itu dengan:
1. Produk
2. Volume produksi
3. Departemen, proses, pusat biaya
4. Periode akuntansi
5. Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi.

“Different costs for different


purposes”
1. Biaya dalam Hubungannya dengan Produk

• Biaya Manufaktur/Biaya Produksi


Yaitu biaya untuk memproduksi barang, yang
terdiri atas: biaya bahan langsung, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik.
• Beban Komersial
Yaitu biaya pendukung operasional
perusahaan, yang terdiri atas beban
pemasaran dan beban administrasi.
 Biaya bahan langsung (direct material cost)
Biaya bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan
dari produk jadi dan dinyatakan secara eksplisit
dalam penghitungan biaya suatu produk (Mis:
kain pada produk baju, kayu pada produk kursi,
dll.).

 Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost)


Upah yang diperoleh pekerja yang mengubah
bahan dari keadaan mentah menjadi produk jadi
(Mis: upah tenaga penjahit, upah pemotong kayu,
dll.).
 Biaya overhead pabrik (factory/manufacturing
overhead cost)
Semua biaya produksi tidak langsung yaitu
selain direct material cost dan direct labor cost.
Terdiri atas indirect material cost, indirect
labor cost, dan biaya-biaya tidak langsung
lainnya.
Contoh: kancing baju pada produk baju, paku
pada produk kursi, upah supervisor/mandor,
beban sewa gedung pabrik, depresiasi mesin,
listrik, pajak penghasilan, tunjangan pegawai
bagian produksi, dan lain-lain.
 Beban pemasaran (marketing expense)
Beban untuk membantu proses pemasaran produk
yang telah diproduksi (Mis: beban promosi, beban
gaji dan komisi bagian penjualan, pengangkutan,
dll.).

 Beban administrasi (administrative expense)


Beban untuk memperlancar, mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan perusahaan secara
keseluruhan (Mis: beban gaji direktur, beban gaji
bagian administrasi, beban bunga, dll.).
CLASSIFICATIONS OF
MANUFACTURING COST
 Biaya produksi (manufacturing costs)
umumnya dikasifikasikan sebagai berikut:
1 Direct materials
2 Direct labor
3 Manufacturing overhead
MANUFACTURING COSTS
DIRECT MATERIALS
 Secara keseluruhan, bahan baku (raw materials)
adalah bahan dan komponen dasar yang digunakan
dalam proses manufaktur.

 Bahan baku yang dapat dihubungkan secara fisik dan


langsung ke produk jadi selama proses produksi
disebut bahan langsung (direct material).

 Contoh:
- Tepung terigu untuk produk kue
- Kayu untuk produk kursi Materials
- Kain untuk produk baju
MANUFACTURING COSTS
DIRECT MATERIALS
 Beberapa bahan baku tidak dapat dihubungkan dengan
mudah ke produk jadi. Bahan tersebut dinamakan bahan
tidak langsung (indirect materials).
 Bahan ini digolongkan sebagai biaya tidak langsung atau
overhead pabrik (manufacturing overhead) karena:
1 Tidak menjadi bagian secara fisik dari produk jadi.
2 Tidak dapat ditelusuri karena hubungan fisiknya
dengan produk jadi terlalu kecil dari segi biaya.
 Contoh:
- Vanili untuk produk kue
- Paku untuk produk kursi
- Kancing untuk produk baju
MANUFACTURING COSTS
DIRECT LABOR
 Direct labor atau tenaga kerja langsung adalah pekerja
pabrik yang pekerjaannya dapat dihubungkan secara fisik
dan langsung dengan proses konversi bahan baku menjadi
produk jadi.
 Pemotong dan penjahit pada produk baju merupakan
tenaga kerja langsung. Pekerja bagian pemeliharaan,
pencatat waktu, dan supervisor termasuk tenaga kerja
tidak langsung (indirect labor) karena pekerjaan
mereka tidak berhubungan langsung dengan proses
produksi.
 Sebagaimana halnya indirect materials,
indirect labor merupakan bagian dari
manufacturing overhead.
MANUFACTURING COSTS
MANUFACTURING OVERHEAD
 Manufacturing overhead atau factory overhead atau
overhead pabrik adalah biaya-biaya yang tidak
berhubungan secara langsung dengan proses produksi.
 Biaya-biaya tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai
direct materials atau direct labor.
 Yang termasuk manufacturing
overhead antara lain:
1 indirect materials
2 indirect labor
3 depresiasi (depreciation) gedung dan mesin pabrik
4 asuransi (insurance), pajak (taxes), dan pemeliharan
fasilitas pabrik (maintenance).
MANUFACTURING COSTS
COMMERCIAL EXPENSES
Direct Materials
{ Prime
Costs
Manufacturing
Direct Labor {
Costs
Conversion
Manufacturing Costs
Overhead

Marketing Expenses
Commercial
Expenses Administrative
Expenses

Lihat juga Buku Carter Halaman 41


2. Biaya dalam Hubungannya dengan Volume
Produksi
• Biaya Variabel (Variable Cost)
Yaitu biaya yang secara total berubah secara proporsional
terhadap perubahan volume aktivitas dalam relevant range
(Mis: biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung/TKL).  Biaya bahan langsung dan TKL selalu
variabel , biaya overhead ada yang variabel dan ada yang
tetap
• Biaya Tetap (Fixed Cost)
Yaitu biaya yang secara total konstan atau tetap walaupun
terjadi perubahan volume aktivitas (Mis: depresiasi, asuransi,
sewa, gaji manajer pabrik).
• Biaya Semivariabel (Semivariable Cost)
Yaitu biaya yang memiliki elemen biaya tetap dan biaya
variabel (Mis: biaya listrik, biaya telepon).
Untuk tujuan analisis, biaya semivariabel atau
disebut juga biaya campuran (mixed cost) harus
dipisahkan ke dalam komponen tetap dan
komponen variabel.
3. Biaya dalam Hubungannya dengan
Departemen Produksi atau Segemen Lain
• Biaya Langsung Departemen
Biaya yang dapat ditelusuri ke suatu departemen dari mana
biaya tersebut berasal (Mis: bahan langsung).
• Biaya Tidak Langsung Departeman
Biaya yang ditanggung bersama oleh beberapa departemen
yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut (Mis: listrik).
• Biaya Bersama (Common Cost)
Biaya fasilitas dan jasa yang digunakan oleh dua atau lebih
operasi (Mis: gaji direktur perusahaan).
• Biaya Gabungan (Joint Cost)
Biaya produksi yang menghasilkan beberapa jenis produk yang
nantinya akan dibebankan ke masing-masing produk. (Mis:
bahan langsung di awal proses).
4. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode
Akuntansi

• Capital Expenditure
Yaitu biaya yang memberikan manfaat lebih
dari satu periode akuntansi dan diakui
sebagai aset (Mis: pembelian mesin).
• Revenue Expenditure
Yaitu biaya yang memberikan manfaat untuk
periode akuntansi berjalan dan diakui sebagai
beban (Mis: beban gaji, beban listrik).
5. Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu
Keputusan, Tindakan atau Evaluasi
 Biaya relevan/diferensial (relevant/
differential cost)
Biaya yang berbeda di antara beberapa alternatif.
 Biaya tambahan (incremental cost)
Tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu
alternatif yang berkaitan dengan perubahan
volume kegiatan dipilih.
 Biaya kesempatan (opportunity cost)
Manfaat potensial yang dikorbankan ketika
memilih satu alternatif dibandingkan alternatif
lainnya.
 Biaya keluar dari saku (out-of-pocket cost)
Biaya yang memerlukan pengeluaran kas
sekarang atau dalam jangka pendek akibat dari
keputusan manajemen (Mis: beban gaji).
 Biaya terbenam (sunk cost)
Biaya yang telah dikeluarkan di masa lalu dan
harus diabaikan dalam pengambilan keputusan
(Mis: pembelian kendaraan).
Penggolongan Biaya: Menurut Mulyadi
Menurut Mulyadi, biaya dapat digolongkan
menurut:
1. Objek pengeluaran
2. Fungsi pokok dalam perusahaan
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan
volume kegiatan
5. Jangka waktu manfaatnya.

 Cari dan
5. Metode Pengumpulan Harga Pokok
(Job Order Cost Method dan
Process Cost Method)
PROSES PRODUKSI PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
 Ada 2 cara proses produksi pada perusahaan manufaktur yaitu:
1) Produksi secara massal.
2) Produksi berdasarkan pesanan.
 Perusahaan dikatakan berproduksi secara massal jika produksi
dilakukan secara terus-menerus dalam jumlah yang banyak dan
bertujuan untuk membentuk persediaan.
Contoh: CD (compact disk), sabun, produk garmen/fashion, dan
lain-lain.
 Perusahaan dikatakan berproduksi berdasarkan pesanan jika
produksi dilakukan hanya jika ada pesanan dari pelanggan dan
bertujuan untuk memenuhi pesanan pelanggan.
Contoh: undangan pernikahan, produk catering, pesawat
terbang, kapal pesiar, dan lain-lain.
Metode Pengumpulan Harga Pokok
(Costing Method)

Produksi berdasarkan Produksi secara


pesanan massal
Job order costing Process costing

COLA
Job Order Costing
• Job adalah suatu unit atau sekelompok
barang yang diproduksi berdasarkan
spesifikasi tertentu yang diminta oleh
pelanggan.
• Suatu job dapat berupa:
– Produk
– Proyek
– Kontrak
WIP Subsidiary Ledger

Job 1 Job 2 Job 3 WIP Control


100 200 500 = Job 1 100
Job 2 200
Job 3 500
Total 800

Job 1 + Job 2 + Job 3 = WIP Control


Job Order Cost System

Direct Materials Work in Process Finished Goods


Direct Labor Account Account
Factory Overhead

Job Cost Sheets


Process Costing

Unit diproduksi dalam


Cola jumlah yang
besar/banyak
Process Costing
Biaya produk per unit dihitung secara rata-
rata dengan rumus sebagai berikut

Unit Cost = Production Costs


Production Quantity
Process Cost System

Work in Process
Work in Process
Dept. 2 Finished Goods
Dept. 1

Direct Direct Direct Direct


Materials Labor Materials Labor

Factory Factory
Overhead Overhead
6. Metode Penentuan Harga Pokok
Produksi (Full Costing dan Variable
Costing).
■ Full costing adalah metode penentuan
harga pokok yang memperhitungkan
semua biaya, baik biaya variabel
maupun biaya tetap.
■ Variable costing adalah metode
penentuan harga pokok yang hanya
memperhitungkan biaya variabel.
7. Siklus Pembuatan Produk dan Siklus
Akuntansi Biaya
ILLUSTRASI
ILLUSTRASI
SIKLUS PEMBUATAN PRODUK
Menerima Membeli
kas Material
Cash

Accounts Raw Materials


Receivable Inventory
Membayar Tenaga
Menjual Kerja dan Biaya
Produk Jadi Tidak Langsung

Finished Goods
Inventory

Work in Process
Inventory
ILLUSTRASI
ILLUSTRASI
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA
Dibayarkan Disimpan
- Cash
- Aset lain
untuk Pembelian dalam Raw Materials
- Utang Usaha Bahan Baku Inventory

Dibayarkan atau dialokasikan untuk Diminta untuk

- Direct labor Work in Process


- Overhead Inventory
Indirect materials - Direct materials
Indirect labor - Direct labor
Electricity - Applied overhead
Insurance
Depreciation Biaya Barang
Etc. yang Telah
Selesai

Dipindahkan ke
DIJUAL
COST OF Finished Goods
GOODS SOLD Inventory
Illustration of Accounting
for Manufacturing Costs
 Materials xx  Factory Overhead (Depr. Mach & Eq) xx
Accounts Payable xx Accum. Depr. – Mach & Eq xx
 Work in Process (Direct Materials) xx  Factory Overhead (Utilities) xx
Factory Overhead (Indirect Materials) xx Selling & Admin Exp (Utilities) xx
Materials xx Accounts Payable xx
 Payroll xx  Work in Process xx
Salaries and Wages Payable xx Factory Overhead xx
 Salaries and Wages Payable xx  Finished Goods xx
Cash xx Work in Process xx
 Work in Process (Direct Labor) xx  Accounts Payable xx
Factory Overhead (Indirect Labor) xx Cash xx
Selling & Admin Exp (Salaries) xx
 Accounts Receivable xx
Payroll xx
Sales xx
 Factory Overhead (Depr. Bldg) xx
 Cost of Goods Sold xx
Selling & Admin Exp (Depr. Bldg) xx
Finished Goods xx
Accum. Depr. – Bldg xx
 Cash xx
Accounts Receivable xx
8. Unsur-unsur Harga Pokok Produksi
PRODUCT COSTS

 PRODUCT COSTS meliputi semua elemen


manufacturing cost (direct materials, direct
labor, dan manufacturing overhead), yaitu
biaya-biaya yang menjadi bagian dalam
menghasilkan produk jadi.

 Biaya-biaya tersebut tidak dibebankan sebagai


harga pokok penjualan (cost of goods sold)
sampai produk jadi terjual.
PRODUCT COSTS DAN
PERIOD COST
 Direct materials dan direct labor disebut juga sebagai biaya
utama (prime costs) karena berhubungan langsung dengan
pembuatan produk jadi.
 Direct labor dan manufacturing overhead disebut juga sebagai
biaya konversi (conversion costs) karena merupakan biaya-
biaya untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi.
 PERIOD COSTS adalah biaya yang:
a) Dapat diidentifikasi dengan periode waktu tertentu
b) Berhubungan dengan biaya non-manufaktur dan non-
persediaan
c) Meliputi beban penjualan (selling expenses) dan beban
administrasi (administrative expenses).
ILLUSTRASI
PRODUCT COST VERSUS PERIOD COSTS

PRODUCT COSTS

Direct Materials
{ Prime
Costs
Manufacturing
Direct Labor {
Costs
Conversion
Manufacturing Costs
Overhead

PERIOD COSTS

Selling Expenses
Nonmanufacturing
Costs Administrative
Expenses
9. Transaksi, Dokumen dan Jurnal Biaya
Bahan
Illustration of Accounting
for Material Cost
 Materials xx  Factory Overhead (Depr. Mach & Eq) xx
Accounts Payable xx Accum. Depr. – Mach & Eq xx
 Work in Process (Direct Materials) xx  Factory Overhead (Utilities) xx
Factory Overhead (Indirect Materials) xx Selling & Admin Exp (Utilities) xx
Materials xx Accounts Payable xx
 Payroll xx  Work in Process xx
Salaries and Wages Payable xx Factory Overhead xx
 Salaries and Wages Payable xx  Finished Goods xx
Cash xx Work in Process xx
 Work in Process (Direct Labor) xx  Accounts Payable xx
Factory Overhead (Indirect Labor) xx Cash xx
Selling & Admin Exp (Salaries) xx
 Accounts Receivable xx
Payroll xx
Sales xx
 Factory Overhead (Depr. Bldg) xx
 Cost of Goods Sold xx
Selling & Admin Exp (Depr. Bldg) xx
Finished Goods xx
Accum. Depr. – Bldg xx
 Cash xx
Accounts Receivable xx
■ Transaksi biaya bahan terdiri atas:
- Pembelian/pengadaan
- Pemakaian

■ Dokumen yang digunakan adalah:


- Untuk transaksi pembelian:
Faktur pembelian
- Untuk transaksi pemakaian:
Surat permintaan barang dari
gudang

■ Jurnal biaya bahan:


- Untuk mencatat transaksi pembelian
- Untuk mencatat transaksi pemakaian
10. Akuntansi Biaya Bahan (Pengadaan
dan Pemakaian)
■ PENGADAAN
- Transaksi: Dibeli secara kredit 1.000
unit bahan baku @ $100.
- JURNAL:
Raw Materials $100.000
Accounts Payable $100.000

■ PEMAKAIAN
- Transaksi: Bahan baku yang diminta selama
bulan ini: Untuk produksi $80.000, untuk
penggunaan tidak langsung $12.000.
- JURNAL:
Work in Process (WIP) $80.000
Factory Overhead (FOH) Control $12.000
Raw Materials $92.000
11. Perlakuan Biaya Angkutan
Biaya angkut atas pembelian bahan dapat
diperlakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Menambah harga perolehan bahan
Biaya angkut dialokasikan ke masing-
masing jenis bahan yang dibeli. Alokasi
dapat dilakukan berdasarkan:
- kuantitas bahan
- harga perolehan
bahan
2. Sebagai biaya
overhead
CONTOH:
Pembelian bahan baku dengan syarat 2/10, n/30, sebagai berikut:

Jenis Bahan Kuantitas Harga per unit Jumlah

Bahan baku X 3.000 unit Rp4.000 Rp xxx

Bahan baku Y 2.000 unit Rp1.500 Rp xxx

Diminta:
1. Alokasikan beban angkut pembelian sebesar Rp1.000.000
berdasarkan kuantitas bahan dan berdasarkan harga bahan.
2. Jurnal pembelian bahan bila biaya angkut menambah harga
perolehan bahan (alokasi berdasarkan kuantitas bahan).
3. Jurnal pembelian bila biaya angkut sebagai biaya overhead dan
harga bahan dikenakan PPN 10% yang dapat dikreditkan.
4. Jurnal pembayaran utang dalam masa potongan dan potongan
diperlakukan sebagai pengurangan biaya overhead pabrik.
Jawaban:
1. Alokasi berdasarkan kuantitas bahan:
Bahan baku X = 3000/5000 x Rp1.000.000 = Rp
600.000
Bahan baku Y = 2000/5000 x Rp1.000.000 = Rp
400.000
Rp1.000.000
Alokasi berdasarkan harga bahan:

Harga Bahan:
Bahan baku X = 3000 x Rp4.000 = Rp12.000.000
Bahan baku Y = 2000 x Rp1.500 = Rp 3.000.000
Rp15.000.000

Alokasi:
Bahan baku X = Rp12.000.000 x Rp1.000.000 = Rp
800.000
Rp15.000.000
Bahan baku Y = Rp 3.000.000 x Rp1.000.000 = Rp
2. Jurnal pembelian bahan (alokasi berdasarkan kuantitas)
jika biaya angkut menambah harga perolehan bahan:
Raw Materials X Rp12.600.000
Raw Materials Y Rp 3.400.000
Accounts Payable Rp16.000.000

3. Jurnal pembelian bahan jika biaya angkut sebagai biaya


overhead dan harga bahan dikenakan PPN:
Raw Materials X Rp12.000.000
Raw Materials Y Rp 3.000.000
Value Added Tax Rp 1.500.000
FOH Control Rp 1.000.000
Accounts Payable Rp17.500.000

4. Jurnal pembayaran utang dalam masa potongan,


potongan sebagai pengurang biaya overhead:
Accounts Payable Rp16.000.000
Cash Rp15.680.000
FOH Control Rp 320.000
The End

Anda mungkin juga menyukai