Anda di halaman 1dari 18

Terori Belajar

BEHAVIORISME

1. Ferry Tarumingi
2. Saul Rudy Nikson
3. Mikail Kudamasa
4. Gratya Ezra
5. Sukamto
Teori Belajar
• Proses belajar mengajar konsep, dan konsep akan membutuhkan teori-teori
untuk dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari.
• Teori belajar merupakan kumpulan prinsip umum yang saling berhubungan
dan penjelasan yang berkaitan dengan peristiwa belajar
• Secara umum, teori belajar terbagi menjadi tiga, yaitu: teori behavioristik,
kognitif, dan humanisme.
• Teori behavioristik menekankan kajiannya pada pembentukan tingkah laku
yang berdasarkan hubungan antara stimulus dengan respons yang bisa
diamati dan tidak terhubung dengan kesadaran atau konstruksi mental. Teori
ini berlawanan dengan teori kognitif yang mengemukakan bahwa proses
belajar merupakan proses mental yang tidak diamati secara kasat mata.
Maka teori humanistik berperan sebagai penengah dari kedua teori tersebut.
Behaviorisme
• Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang diperkenalkan
oleh John B.Watson (1878 – 1958), seorang ahli psikologi berkebangsaan
Amerika.Di Amerika Serikat, Witson dikenal sebagi Bapak Behaviorisme
karena prinsip-prinsip pembelajaran barunya berdasarkan teori Stimulus –
Respons Bond.
• Menurut behaviorisme yang dianut oleh Watson, tujuan utama psikologi
adalah membuat prediksi dan pengendalian terhadap perilaku dan
sedikitpun tidak ada kaitannya dengan kesadaran. Menurut teori ini yang
dapat dikaji oleh psikologi adalah benda-benda atauhal-hal yangdapat
diamati secara langsung, yaitu rangsangan (stimulus), dan gerak balas
(respons), sedangkan hal-hal yang terjadi pada otak tidak berkaitan
dengan kajian. Maka dalam proses pembelajaran menurut Watson, tidak
ada perbedaan antar manusia dan hewan.
• Teori behaviorisme hanya menganalisis perilaku yang tampak pada diri seseorang yang dapat
diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan,
pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan
stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitar. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan
manusia yang buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia yang baik. Kaum
behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang benar-benar objektif. Kaum
behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, tentang semua peristilahan yang bersifat
subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat,tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi secara
subjektif.
• Oleh karena kesadaran tidak termasuk benda yang dikaji oleh behaviorisme, maka psikologi ini
telah menjadikan ilmu mengenai perilaku manusia menjadi sangat sederhana dan mudah dikaji.
Mengapa? Karena semua perilaku menurut behaviorisme, termasuk tindak balas (respons) yang
ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jadi, jika gerak balas telah diamati dan
diketahui, maka rangsangan dapat diprediksikan. Begitu juga jika rangsangan telah diamati dan
diketahui, maka gerak balas pun dapat diprediksikan. Dengan demikian, setiap perilaku itu dapat
diprediksikan dan dikendalikan. Watson juga dengan tegas menolak pengaruh naluri (instinct)
dan kesadaran terhadap perilaku. Jadi semua perilaku dipelajari menurut hubungan stimulus –
respons.
Clasical Conditioning (Ivan Pavlov)
• Pavlov melakukan ekperimen terhadap ajing yang sedang makan;
mempelajari fungsi perut dan mengukur cairan yang dikeluarkan dari
perut.
• Pada dasarnya teori ini menjelaskan bahwa bentuk paling sederhana
suatu proses belajar adalah pengkondisian.
• Conditioning adalahah suatu bentuk belajar yang memungkinkan
munculnya respons tertentu dari suatu organisme terhadap suatu
rangsangan yang sebelumnya tidak menimbulkan respons tersebut. Atau
dengan kata lain merupakan suatu proses untuk memberuat berbagai
refleks perilaku tertentu menjadi sebuah tingkah laku yang dimiliki
makhluk hidup tertentu.
Komponen Dasar Teori Classical
Conditioning
1. Unconditioned Stimulus (US); stimulus yang tidak dikondidikan untuk
menimbulkan respons alamiah atau otomatis daro organisme
2. Unconditioned Response (UR); Respons yang tidak dikondisikan atau
respons alamiah yang timbul akibat adanya stimulus yang tidak di
kondisikan
3. Conditioned Stimulus (CS); Stimulus yang dikondisikan merupakan
stimulus netral yang tidak menimbulkan respons alamiah atao otomatis
pada organisme
4. Conditioned Response (CR); Respons yang dikondisikan yang timbul akibat
adanya campuran atau kombinasi antara stimulus yang tidak dikondisikan
dengan stimulus yang dikodisikan
Eksperimen Pavlov
1. Anjing diberikan makanan (UCS), maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur
2. Anjing dibunyikan bel, maka ia tidak merespon atau mengeluarkan air liur
3. Anjing diberikan makanan (UCS) setelah dibunyikan bel (CS) terlebih dahuku, anjing akan
mengeluarkan air liur karena pemberian makanan
4. Setelah berulang-ulang, anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara
otonom anjing akan mengeluarkan air liur
5. Anjing dibunyikan bel secara terus menerus tanpa diberikan makanan, kemampuan stimulus
terkondisi akan hilang. --> Penghapusan
Kesimpulan :
Tingkah laku sebenarnya tidak lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-refleks yang
terjadi setelah adanya refleks-refleks yang terjadi setelah adanya pengkondisian (Conditioning
process) dimana refleks-refleks yang tadinya dihubungkan dengan rangsang tak berkondisi, lama
kelamaan dihubungkan dengan rangsang-rangsang berkondisi. Dengan kata lain, gerakan-gerakan
refleks itu dapat dipelajari, dapat berubah karena mendapat pelatihan. Sehingga dapat dibedakan
dua macam refleks, yaitu refleks wajar (uncoditioned refleks) dan refleks yang dipelajari (conditioned
refleks).
Hukum-hukum
1. Law of Respondent Conditioning, yakni hukum pembiasaan yang
dituntut. Jika dua stimulus dihadirkan secara simultna (yang salah
satunya berfungsi sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus
lainnya akan meningkat
2. Law of Respondent Extinction, yakni hukum pemusnahan yang
dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui respondent
conditioning didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer,
maka kekuatannya akan menurun
Kesimpulan Teori Conditioning
• Belajar adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya
syarat-syarat (Conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi
(response)
• Untuk menjadikan seorang itu belajar, kita harus memberikan syarat-
syarat tertentu
• Yang terpenting dalam belajar menurut teori conditioning adalah
adanya latihan-latihan yang continue (terus menerus).
• Yang diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yang terjadi secara
otomatis
Hukum Pengaruh (Behavioristik E.L Thorndike)
• Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respons.
• Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang kejadian kegiatan belajar; seperti
pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui Indera.
• Respons yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan .
• Setiap tingkah laku makhluk hidup merupakan hubungan antara stimulus dan respons.
• Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus dan respons sebanyak-banyaknya.
Semakin banyak stimulus, timbul respons maksimal
• Sering disebut teori Trial and Error
• Orang yang bisa menguasai hubungan stimulus dan respons sebanyak-banyaknya, maka
dapat dikatakan orang ini merupakan orang yang berhasil dalam belajar.
Ciri-ciri belajar
1. Ada motif pendorong aktivitas
2. Ada berbagai respons terhad sesuatu
3. Ada eliminasi respons-respons yang gagal atau salah
4. Adanya kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan dari penelitiannya itu

Ekperimen pada kucing dalam kandang, yang diberikan lubang untuk


melihat makanan. Apabila kucing menyentuh jeruji, pintu terbuka otomatis,
dan kucing bisa makan. Pada mulanya kucing bekeliling sampai akhirnya
menyentuh jeruji, berulang-ulang terjadi. Akhirnya kucing tidak perlu
berkeliling, langsung menyentuh jeruji untuj membuka kandang
Hukum-hukum belajar Thorndike
1. Hukum kesiapan (Law of readiness); dalam belajar seorang harus
dalam kondisi siap, dalam keadaan yang baik dan siap. Siap fisik dan
psikis.
2. Hukum Latiha (Law of exercise),untuk menghasilkan tindakan yang
cocok dan memuaskan merespon stimuls maka seseorang harus
mengadakan percobaan dan latihan berulang-ulang.
3. Hukum Akibat (Law of effect), yaitu jika suatu tiondakan diikuti oelh
suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan
tindakan itu diulang dalam situasi yang mirip akan meningkat dan
sebaliknya
Prinsip Belajar
1. Pada saat berhadapan dengan situasi yang baru, berbagai respons ia lakukan.
2. Dalam diri setiap orang sebenarnya sudah tertanam potensi untuk mengadakan seleksi
terhadp unsur-unsur yang penting dan kurang penting sehingga akhirnya menemukan
respons yang tepat
3. Apa yang ada pada diri seseorang, baik itu berupa pengalaman, kepercayaan, sikap dan
hal-hal lain yang telah ada pada dirinya turut menentukan tercapainya tujuan yang ingin
dicapai.
4. Orang cenderung memberi respons yang sama terhadap situasi yang sama.
5. Orang cenderung menghubungan respons yang ia kuasai dengan situasi tertentu tatkala
menyadari bahwa respons yang ia kuasai dengan situasi tersebut mempunyai hubungan.
6. Manakala suatu respons cocok dengan situasinya maka realatif lebih mudah untuk
dipelajari.
Operant Conditioning (B F Skinner)
• Berdasarkan teori Thorndike, Skinner memasukan unsur penguatan ke dalam hukum
sebab akibat tersebut, yaitu perilaku yang dapat menguatkan cenderung diulangi
kemunculannya, sedangkan perilaku yang tidak dapat menguatkan cenderung untuk
terhapus.
• Pendekatan Skinner berdasarkan instruki langusng dan meyakini bahwa perilaku
dikontrol melalui proses operant conditioning. Gaya mengajar guru secara searah dan
dikontrol melalui pengulangan (drill) dan latihan (exercise)
• Merupakan salah satu dari dua jenis pengkondisian dalam pembelajaran asosiasi,
pembelajaran yang muncul ketika sebuah hubungan dibuat untuk menghubungkan dua
peristiawa.
• Operenat Conditioning adalah suatu proses penguatan perilaku operan (penguatan
positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali
atau menghilang
• Tingkah laku bukanlah sekedar respons terhadap stimulus, tetapi
suatu tindakan yang disengaja atau operant. Operant ini dipengaruhi
oleh apa yang terjadi sesudahnya. Melibatkan pengendalian
konsekuensi.
• Tingkah laku ialah perbuatan yang dilakukan seseorang pada situasi
tertentu. Tingkah laku terletak diantara dua pengaruh, yaitu pengaruh
yang mendahuluinya (antecedent) dan pengaruh yang mengikutinya
(konsekuensi). Dengan demikian pengaruh dapat dirubah dengan cara
mengubah antecendent, konsekuensi atau kedua-duanya.
Penguatan dan hukuman
• Penguatan (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan
probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi
• Hukuman (punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan
probabilitas terjadinya suatu perilaku.
• Penguatan positif, Penguatan karena stimulus yang mendukung
• Penguatan negatif penghilangan stimulus yang merugikan
Hukum Belajar Skinner
1. Law of Operant conditioning, jika timbulanya perilaku diiringi
dengan stimulus penguat, maka kekautan perilaku tersebut akan
menguat
2. Law of operant extinction, yaitu apabila timbulnya perilaku operant
telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi
stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun
bahkan musnah
Prinsip-prinsip Belajar Skinner
1. Penguatan, memperbesar kesempatan supaya perilau tersebut terjadi lagi.
2. Hukuman, memperlemah dan mengurangi peluang terjadinya lagi di masa
depan.
3. Pembentukan, teknik penguatan yang digunakan untuk mengajar perilaku
hewan atau manusia yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya
4. Eliminasi Penguatan, respons yang dipelajari tidak selalu permanen
5. Generalisasi dan diskriminasi. Generalisasi suatu perilaku yang telah
dipelajari dalam suatu situasi tertentu dilakukan dalam kesempatan lain
namun situasinya sama. Diskriminasi, perilaku akan diperkuat dalam
situasi tertentu tetapi tidak dalam situasi lain

Anda mungkin juga menyukai