Anda di halaman 1dari 25

Clinical Science Session

ILEUS OBSTRUKSI

Rida Khairunnisa Firjatullah


Mhd. Al-Zaref

Preseptor :
Dr. Avit Sucitra, Sp.B-KBD

Bagian Ilmu Bedah RSUP DR. M. Djamil, Padang


Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas
BAB 1

PENDAHULUAN
LATAR
Clinical Science Session

Ileus Obstruksi → sumbatan pada


BELAKANG
ILEUS OBSTRUKSI usus yang mengakibatkan gangguan
INSIDENSI : peristaltik sehingga terjadi akumulasi
15% kasus IGD → Ileus Obstruksi dibagian proksimal.
20% kasus Ileus Obstruksi
membutuhkan tindakan pembedahan Keluhan utama biasanya berupa nyeri
80% Obstruksi mekanis terjadi di usus perut (kram), distensi, mual, dan
halus muntah.
30% kasus mengalami strangulasi
Komplikasi terjadi akibat
MORTALITAS : keterlambatan penatalaksanaan, berupa
Menyebabkan 30.000 kematian / tahun strangulasi dan necrosis usus →
Angka kematian < 3%, sedangkan pada perforasi → sepsis → kematian.
lansia 7-14%
Clinical Science Session
Batasan Masalah
PENULISAN
ILEUS OBSTRUKSI
Ileus Obstruksi
Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dan Metode Penulisan


memahami terkait kasus Tinjauan pustaka yang
ileus obstruksi merujuk pada berbagai
literatur
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
Clinical Science Session

ANATOMI
ILEUS OBSTRUKSI

 Mulai dari sfingter pilorus →


katup ileosecal
 ᴓ 2,5 – 4 cm dan Panjang 6 – 7m
(Relaksasi) 2 – 4m (kontraksi)
 Terdiri dari :
1. Duodenum (25cm)
2. Jejunum (2,5m)
3. Ileum (3,6m)
 Perdarahan : a.v Mesenterika Sup.
 Persarafan :
1. Simpatis : n. Splanknikus
2. Parasimpatis : n. Vagus
 Mulai dari katup ileosecal →
Anus
 ᴓ 7 cm dan Panjang 1,5 – 6m
 Terdiri dari :
1. Saecum,
2. Apendiks,
3. Kolon,
4. Rectum,
5. Anus.
 Kharakteristik : taenia coli,
haustra, apendiks epiploika
 Perdarahan : a.v Mesenterika
Sup. Dan Infe.
Clinical Science Session
 Fungsi : absorbsi makanan dan cairan
FISIOLOGI  Pergerakan :
ILEUS OBSTRUKSI 1. Segmentasi (proses miksing)
2. Peristaltik (proses perpindahan)
Migility Motility Complex
Duodenum Jejunum Ileum Saecum Colon
Sfingter ileosecal Asenden
Respon simpatis Hormon gastrin
sfingter dapat Akumulasi makanan di saecum
menunda defekasi
Anus Rectum Colon Colon Colon
Sfingter yang Distensi dinding Sigmoid Desenden Transversum
dikendalikan rectum → sebagai Massa peristaltik yang
oleh saraf inpuls untuk mendorong secara
parasimpatis defekasi kuat makanan hingga
Kontraksi simpatis diafragma dan otot rectum
abdomen
Clinical Science Session Klasifikasi berdasrakan lokasi :
DEFINISI 1.Letak Tinggi → mengenai usus halus
2.Letak Rendah → mengenai usus besar
ILEUS OBSTRUKSI

Ileus Obstruksi Klasifikasi berdasrakan stadium :


→ penyumbatan usus yang 1.Obstruksi partial : masih bisa dilewati
mengganggu pergerakan usus, makanan sedikit-sedikit
sehingga mengakibatkan akumulasi 2.Obstruksi sederhana : tanpa adanya
di bagian proksimal sumbatan. gangguan aliran darah
→ penyumbatan ususbisa terjadi dari 3.Obstruksi strangulasi : gangguan aliran
dalam lumen, dinding usus, atau dari darah yang mengakibatkan iskemik dan
ekstralumen. berhujung pada necrosis sel
Clinical Science Session Clinical Science Session

EPIDEMIOLOGI ETIOLOGI
ILEUS OBSTRUKSI ILEUS OBSTRUKSI

 1 kasus dari 1000 populasi  Adhesi


 60 - 70% kasus akut  Neoplasma (Ca Colon)
abdomen → pembedahan  Herniasi
 Sebagian besar kasus terjadi  Inflamasi / askariasis
pada usia tua  Intususepsi / invaginasi
 Volvulus
 Dan sebagianya
Clinical Science Session
ANAMNESIS :
DIAGNOSIS Riwayat neoplasia abdomen, hernia, atau
ILEUS OBSTRUKSI operasi abdomen, dan penyakit radang
usus  risiko obstruksi.
PEMERIKSAAN FISIK :
Hipotensi dan takikardia Ciri-ciri obstruksi usus :
indikasi dehidrasi parah. •Nyeri perut kolik
Palpasi abdomen •Mual dan muntah
distensi (obstruksi dini atau •Distensi abdomen
proksimal  (-)). •Berhentinya flatus dan buang air besar
Auskultasi pada obstruksi dini
bunyi usus yang bernada tinggi. Obstruksi distal  rasa sakit dan distensi
Auskultasi pada obstruksi lanjut lebih bermakna daripada emesis.
bunyi usus minimal ec hipotonik. Obstruksi proksimal  distensi abdomen
minimal tetapi ada emesis.
Clinical Science Session

PENUNJANG
ILEUS OBSTRUKSI

PEMERIKSAAN LABOR :
Hitung darah lengkap dan zat-zat metabolisme.
Alkalosis metabolik hipokalemik, hipokloremik  emesis berat.
Kadar nitrogen urea darah ^ ~ dehidrasi.
Kadar hemoglobin dan hematokrit ^.
Jumlah sel darah putih ^  bakteri usus menginvasi ke dalam aliran
darah  sindrom respons inflamasi sistemik atau sepsis.
Perkembangan asidosis metabolik, t.u kadar laktat serum ^  iskemia
usus.
Clinical Science Session

PENUNJANG
ILEUS OBSTRUKSI
RONTGEN :
Evaluasi awal pasien  foto polos abdomen.
Radiografi cepat menentukan  perforasi usus 
udara bebas dapat dilihat di atas hati dalam tampak
depan atau dekubitus kiri.
Radiografi akurat mendiagnosis  60% kasus.
Nilai prediktif positifnya  80% pada obstruksi
usus tingkat tinggi.
Dapat tampak normal  obstruksi dini dan
obstruksi jejunum atau duodenum.
Kecurigaan klinis untuk obstruksi (+) meskipun
radiografi awal (-)  CT scan.
Clinical Science Session  Temuan CT  dilatasi loop usus
PENUNJANG proksimal ke lokasi obstruksi, dengan
usus terdekompresi pada bagian distal.
ILEUS OBSTRUKSI
 Tidak adanya kontras rektum 
CT-SCAN : obstruksi total.
Evaluasi lebih lanjut   Dinding usus menebal dan aliran
pemeriksaan klinis dan radiografi bahan kontras tidak rata  iskemia.
tidak menghasilkan diagnosis pasti.  Pneumatosis intestinalis, free air
CT sensitif  obstruksi tingkat intraperitoneal, dan penipisan lemak
tinggi (90%)  penyebab dan mesenterika  nekrosis dan perforasi.
tingkat obstruksi  CT sangat sensitif dan spesifik 
Dapat mengidentifikasi penyebab obstruksi tingkat tinggi
 volvulus atau strangulasi pada  Obstruksi parsial  tanpa daerah
usus. transisi yang terpisah  fluoroskopi
 konfirmasikan diagnosis.
Clinical Science Session

PENUNJANG MRI :
ILEUS OBSTRUKSI
Lebih sensitif daripada CT
USG : dalam evaluasi obstruksi usus.
Obstruksi tingkat tinggi  USG MRI  lokasi dan penyebab
abdomen  sensitivitas tinggi obstruksi.
(85%). MRI  modalitas pencitraan
USG  pasien tidak stabil dengan investigasi atau tambahan untuk
diagnosis yang membingungkan dan obstruksi usus.
pada KI paparan radiasi  wanita
hamil.
Clinical Science Session
Tatalaksan Operatif :
TATALAKSANA  Tidakan operatif setelah perbaiki KU
ILEUS OBSTRUKSI
 Tindakan operatif , jika :
Tatalaksana Konservatif : 1. Strangulasi (CITO)
 Resusitasi cairan – dehidrasi - emesis 2. Obstruksi total
 Kateter urin – Monitoring output urin 3. Hernia inkarserata
 Penggantian elektrolit - alkalosis 4. Tidak ada perbaikan dengan
metabolik – reabsorbsi klorida tubulus pengobatan konservatif
proksimal ginjal 5. Keganasan abdomen dapat diobati
 Puasa dengan reseksi primer dan
 Dekompresi naso gastric tube (NGT) rekonstruksi atau terapi paliatif,
Mengurangi tekanan intra abdomen yang atau penempatan saluran ventilasi
menekan diaftagma – mengurangi sesak dan selang makanan.
Clinical Science Session
Resesksi - Anastomosis :
TINDAKAN OPERATIF
→ Reseksi usus yang tersumbat dan
ILEUS OBSTRUKSI
Koreksi Sederhana : anastomosis ujung untuk
mempertahankan kontinuitas lumen
→ Membebaskan jepitan
usus,
1. Hernia incerserata non
1.Ca. Colon
strangulasi
2.Invaginasi
2. Adhesi / volvulus ringan
3.Stangulata
Operasi By-Pass :

→ Membuat saluran baru melewati saluran Fistula Entero-Cutaneus :


yang tersumbat
Membuat fistula entero-cutaneus pada
1.Tumor intraluminal
bagian proximal obstruksi
2.Crohn disease
1. End stage carsinoma
Clinical Science Session

TATALAKSANA
ILEUS OBSTRUKSI

KONGENITAL :
•Obstruksi Duodenum – duodeno
duodenostomi
•Pankreas anular – duodeno duodenostomi
•Malrotasi : derotasi
•Atresia jejunum, ileum : anastomosis
•Atresia kolon : kolostomi
•Ileus mekonium : Pemnedahan bertahap
bila konservatif gagal
ASCARIASIS :
Clinical Science Session
•Manajemen konservatif obstruksi partial
TATALAKSANA – Puasa
ILEUS OBSTRUKSI
– Cairan iv
ADHESI : – Antihelmitik setelah tanda dan
Lepas perlengketan gejala obstruksi hilang (48/72 jam
pertama) – mengakibatkan obs
partial menjadi obs total
HERNIA INKARSERATA :
– Sedatif
•Konservatif : posisi tidur
trendelenberg – Muscle relaxant
•Herniotomi jika konservatif gagal •Obstruksi total – reseksi bagian usus yang
dalam 8 jam robek / gangren
Clinical Science Session

TATALAKSANA
ILEUS 0BSTRUKSI
INVAGINASI :
•Reposisi Konservatif Hidrostatik : • Reposisi Operatif :
– Dilakukan saat diagnostik dgn ro Barium- – Dilakukan jika reposisi
enema koonservatif tidak
– Syarat : berhasil
• KU Baik – Reposisi manual dengan
• Tidak ada tanda dan gejala rangsangan mendorong invaginasi
peritoneum dari arah oral ke arah
• Anak tidak toksik aboral, tanpa tarikan dari
• Tidak terdapat obstruksi tinggi bagian proximal
• Tekanan hidrostatik tidak melewati 1m air
• Tidak melakukan penekanan manual
– Reposisi pneumostatik : lebih aman
Clinical Science Session Clinical Science Session

KOMPLIKASI PROGNOSIS
ILEUS OBSTRUKSI ILEUS OBSTRUKSI

Keterlambatan terapi meningkatkan Mortalitas dipengaruhi oleh :


risiko strangulasi dan nekrosis, yang Usia
kemudian akan mengakibatkan Pada usia sangat muda dan usia lanjut
perforasi, sepsi, dan kematian. mortalitas semakin tinggi (toleransi
operasi).
Obstruksi pada Colon dapat Etiologi
mengakibatkan dilatasi progresif Lokasi Obstruksi
saecum, yang nantinya akan Obstruksi kolon mortalitas lebih tinggi.
mengakibatkan perforasi, sehingga bisa Durasi obstruksi
menyebabkan peritonitis.
BAB 3

PENUTUP
Clinical Science Session

KESIMPULAN
ILEUS OBSTRUKSI
 Ileus Obstruksi → penyumbatan usus yang mengganggu pergerakan usus
dan menyebabkan akumulasi di proksimal penyumbatan.
 60 – 70% kasus akut abdomen
 Penyebab berupa adhesi, neoplasma, herniasi, inflamasi, intususepsi,
volvulus, dll.
 Diagnosis : Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang radiologi
 Tatalaksana untuk memperbaiki gangguan fisiologis dan menghilangkan
sumber obstruksi.
 Komplikasi yang terjadi dipengaruhi oleh kecepatan dan ketepatan terapi.
 Prognosis dipengaruhi beberapa faktor, antara lain usia, etiologi, lokasi,
dan durasi dari obstruksi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai