Anda di halaman 1dari 35

PEMERIKSAAN KIMIA URINE

PEMERIKSAAN PROTEIN URINE KUALITATIF


 PRA ANALITIK
• Alat
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet 1 ml
 Pushball
 Lampu spirtus
 Korek api
 Reagen
 Larutan HNO3 pekat
 Sampel
 Urine sewaktu
 Urine pagi
 ANALITIK
 Prinsip Metode kualitatif Heller
Adanya protein dalam urine akan bereaksi dengan HNO3
pekat membentuk cincin berwarna putih
 Tujuan :
Untuk mengetahui adanya protein dalam urinr secara
kulitatif
 Prosedur Kerja
 Dimasukkan 3 ml HNO3 pekat dimasukkan dalam
tabung reaksi
 Ditambah dengan urine dialirkan lewat dinding tabung
1 ml
 Diamati hasil positif terbentuk cincin putih
 PASCA ANALITIK
Interpretasi Hasil
 Hasil positif akan terbentuk cincin putih
PEMERIKSAAN PROTEIN URINE SEMI KUANTITATIF
 PRA ANALITIK
• Alat
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet 1 ml
 Pushball
 Lampu spirtus
 Korek api
 Reagen
 Larutan asam asetat 6 %
 Larutan asam sulfosalicyl 20 %
 Sampel
 Urine sewaktu
 Urine pagi
 ANALITIK
 Prinsip
Untuk menyatakan adanya kekeruhan dalam urine yang
akan ditunjukkan dengan adanya kekeruhan dalam urine
dengan melakukan penambahan suatu asam untuk
mendekatkan ke titik isolektris dari protein kemudian
dengan melakukan pemanasan sehingga terjadi presipitasi
yang dinilaki secara semikuantitatif
Tujuan : Untuk mengetahui adanya protein dalam urine
secara kuantitatif
 Prosedur Kerja
1) Tes dengan asam sulfosalicyl 20%
 Disiapkan 2 tabung reaksi diisi masing-masing 2 ml
 Ditambahkan 8 tetes pada tabung pertama larutan
asam sulfosalicyl 20% dan dikocok
 Dibandingkan isi tabung dari tabung pertama
dengan tabung yang kedua, panasilah tabung
pertama diatas api mendidih dan didinginkan
kembali
 Diamati adanya kekeruhan dalam urine kemudian
dilakukan pembacaan hasil dengan
membandingkan dengan tabung kontrol
2) Tes dengan asam acetat 6%
 Disiapkan 2 tabung reaksi diisi 2 ml urine jernih, tabung
pertama untuk tes dipanaskan, tabung kedua untuk
kontrol dan tidak dipanaskan
 Ditambahkan pada tabung test dengan 3 – 5 tetes
larutan asam acetat 6% kemudian dikocok
 Dipanaskan lagi tabung untuk testnya
 Diamati adanya kekeruhan dalam urine kemudian
dilakukan pembacaan hasil dengan membandingkan
dengan tabung kontrol
PASCA ANALITIK
Interpretasi Hasil
- (Negatif) : Tidak terjadi kekeruhan dalam urine
 + (Positif 1) : Terjadi kekeruhan ringan tanpa butir –
butir adar protein 0,01 – 0,05 %
 ++ (Positif 2) : Kekeruhan mudah dilihat dan tampak
butir-butir dengan kadar protein 0,05-
0,2 %
 +++ (Positif 3) : Urine jelas keruh dan kekeruhan
berkeping – keping dengan kadar
protein 0,2 – 0,5 %
 ++++ (Positif 4) : Urine sangat keruh dan kekeruhan
berkeping besar dan menggumpal
dengan kadar lebih dari 0,5 %
Intrepretasi Hasil
PEMERIKSAAN REDUKSI URINE
PRA ANALITIK
Alat
Alat yang digunakan pada pemeriksaan reduksi urine
dengan metode benedict dan fehling adalah
tabung reaksi,
rak tabung reaksi,
pipet pasteur,
pipet 5 ml,
push ball,
lampu spiritus,
botol penampung urine dan korek api.
 Reagent
 Reagent Benedict
 Copper Sulfate (CuSO45H2O)………… 17,3 gram
 Tri Sodium Citrat (Na3C6H5O72H2O)….. 173 gram
 Sodium C arbonat (Na2CO anhydrolis ….. 100 gram
 Aquadest ………………………………… 1000 ml
 Reagent fehling A dan B
 Fehling A
 Copper sulfate (CuSO45H2O …………… 35 gram
 Aquadest ………………………………… 1000 ml
 Fehling B
 Garam seignetti (tartratis kelico natrici …
173 gram
 Hydratis natrici …………………………..50-60 gram
 Aquadest ad ……………………………… 1000 ml
 Sampel
 Urine sewaktu
 Analitik
 Tujuan :
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine
 Prinsip
Zat pereduksi dalam urine dapat mereduksi ion-ion logam
tertentu dalam larutan basa. Seperti : Cu, Bi, Hg, dan Fe.
Dalam test Benedict dan Fehling, glukosa dan bahan-bahan
pereduksi dalam urine akan mereduksi Cupri Sulfat yang
berwarna biru menjadi endapan Cupro Oksida yang
berwarna merah dalam suasana alkali.
 Prosedur Kerja
Perbocaan Benedict
 Dipipet 5 ml reagent Benedict ke dalam tabung reaksi
 Ditambahkan 8 tetes urine dan campurlah baik-baik
 Dipanaskan langsung diatas nyala api spiritus selama 2
menit, atau masukkanlah tabung itu ke dalam air mendidih
selama 5 menit
 Diangkat tabung dan kocoklah serta dinginkan dalam suhu
kamar
 Dibaca hasil reduksinya
 Perbocaan Fehling
 Dimasukkan 2 cc Fehling A dan 2 cc Fehling B ke dalam
tabung reaksi
 Dicampurkan sedemikian ditambah dengan 1 cc urine
 Dicampurkan baik-baik dan setelah itu panaskan sampai
mendidih
 Dibaca hasil reduksinya
 PASCA ANALITIK
 Intepretasi hasil
- (negatif) : Tetap biru jernih atau sedikit kehijauan dan agak
keruh
+1 (positif 1) : Hijau kekuningan dan agak keruh (0,5-1% glukosa).
+2 (positif 2) : Kuning keruh ( 1-1,5% glukosa).
+3 (positif 3) : Jingga atau warna lumpur keruh (-3,5% glukosa).
+4 (positif 4) : Merah keruh (lebih dari 3,5% glukosa)
 PEMERIKSAAN BILIRUBIN URINE
 PRA ANALITIK
• Alat
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet 1 ml
 Pushball
 Corong
 Kertas saring
 Kotak dengan latar belakang hitam
 Petri dish
• Reagen
 Larutan BaCl2 10%
 Reagen fouchet
 Lugol
 Reagen schlesinger
 Reagen ehrlich
• Sampel
 Urine sewaktu
 Urine segar
 ANALITIK
Prinsip Pemeriksaan bilirubin
Adanya bilirubin dalam urine akan dioksidasi oleh reagen
fouchet yang berwarna hijau dimana sebelumnya bilirubin
diendapkan oleh barium klorida
 Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya bilirubin dalam urine
 Prosedur Kerja
• Pemeriksaan bilirubin
 Dimasukkan urine dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml
 Ditambahkan dengan 5 ml BaCl2 sebanyak 5 ml
 Dikocok hingga homogen
 Disaring dengan kertas saring dan corong dan ditampung
 Dibuka kertas saring di petri dish dan tunggu agak kering
 Ditetesi dengan reagen fouchet 1 – 2 tetes
 Diamati terjadinya warna hijau empedu
 PASCA ANALITIK
 Interpretasi Hasil
Pemeriksaan bilirubin
Hasil positif terjadinya warna hijau empedu ( Hijau tua agak
remang merah )
 PEMERIKSAAN UROBILIN URINE
 PRA ANALITIK
• Alat
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet 1 ml
 Pushball
 Corong
 Kertas saring
 Kotak dengan latar belakang hitam
 Petri dish
• Reagen
 Larutan BaCl2 10%
 Reagen fouchet
 Lugol
 Reagen schlesinger
 Reagen ehrlich
• Sampel
 Urine sewaktu
 Urine segar
 ANALITIK
 Prinsip
Reaksi antara urobilin dengan reagen shlesingaer akan terbentuk
flouresensi hijau terang dimana pada pemeriksaan ini sebelumnya
 dilakukan penambahan lugol untuk mengoksidasi
urobilinogen karena urine segar tidak mengandung urobilin
 Tujuan :
Untuk mengetahui urobilin dengan adanya fluorescence
hijau terang
Pemeriksaan urobilin
 Dimasukkan 5 ml urine ke dalam tabung reaksi
 Ditambahkan dengan 4 tetes lugol dan biarkan selam 5
menit
 Ditambahkan dengan 5 ml reagen schlesinger
 Disaring dengan kertas saring
 Dilihat adanya flouresensi hijau terang dengan lampu
menyala dan latar belakng hitam
 PASCA ANALITIK
 Interpretasi Hasil
Pemeriksaan urobilin
Hasil positif adanya flouresesnsi hijau terang dengan
cahaya pada latar belakang hitam
Intrepretasi hasil
PEMERIKSAAN UROBILINOGEN URINE
 PRA ANALITIK
• Alat
 Tabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet 1 ml
 Pushball
 Corong
 Kertas saring
 Kotak dengan latar belakang hitam
 Petri dish
• Reagen
 Larutan BaCl2 10%
 Reagen fouchet
 Lugol
 Reagen schlesinger
 Reagen ehrlich
• Sampel
 Urine sewaktu
 Urine segar
 ANALITIK
 Prinsip
 Prinsip Pemeriksaan urobilinogen
Adanya urobilinogen dalam urine akan dioksidasi dengan
reagen ehrlich menjadi zat berwarna merah
 Tujuan : Untuk mengetahui ekskresi urobilinogen dalam
urine
 Prosedur Kerja
Pemeriksaan Urobilinogen Urine
 Dimasukkan 5 ml urine ke dalaam tabung reaksi
 Ditambahkan dengan 0,5 ml reagen ehrlich
 Dihomogenkan
 Dilihat adanya warna merah dari atas tabung dengan
lampu menyala
 PASCA ANALITIK
 Interpretasi Hasil
Pemeriksaan urobilinogen
Hasil positif terjadinya warna merah yang dilihat dari atas
tabung
Intrepretasi Hasil:
(+) terjadi warna merah dilihat dari atas tabung
PEMERIKSAAN KETON URINE
 Pra Analitik
1. Alat
 Tabung Reaksi
 Rak tabung reaksi
 Pipet 1 ml
 Pushball
 Bahan
 Reagen NH4OH
 Reagen Rothera
 Sampel
 Urine segar
 Analitik
Tujuan :
Untuk mengetahui ada tidaknya zat keton dalam urine
 Prinsip Pemeriksaan Zat keton
Dimana sodium nitropossida yang ditambahkan kedalam
urine akan bereaksi dengan keton bodies (aceton, asam
asetoasetat dan asam betahidroksibutirat) dalam suasana
alkali akan membentuk cincin berwarna ungu kemerahan
 Prosedur Kerja
 Pemeriksaan Zat keton
 Dimasukkan sebanyak 5 ml urine ke dalam tabung reaksi
 Dibubuhi dengan 1 gram rothera atau 5 tetes rothera
 Dialirkan lewat dinding tabung yaitu 1 – 2 ml NH4OH
pekat dan tunggu beberapa menit
 Dilihat apakah ada cincin yang berwarna ungu

 Pasca Analitik
 Interpretasi hasil
 Pemeriksaan zat keton
 Positif : Terjadinya cincin ungu kemerahan
 Negatif : Tidak terbentuk cincin ungu kemerahan
Intrepretasi hasil

Anda mungkin juga menyukai