Anda di halaman 1dari 20

Entamoeba histolytica  

Penyakitnya disebut : - Amebiasis


- Disentri amuba
- Hepatitis amuba (infeksi pada hepar)
Morfologi
Dalam feses, E.histolytica dapat ditemukan dalam beberapa
bentuk:
-   Tropozoit
-   Prekista
-   Kista

1
Tropozoit :
Ukuran: 10–60 u (15-60 u) paling banyak antara 15-30 u.
Terdiri dari :
a. Ektoplasma :
- ± 1/3 dari seluruh tubuh
- Warnanya jernih
- Bisa membentuk pseudopodia yang aktif; pseudopodia ini
seperti jari-jari tangan (pembentukannya cepat).
b. Endoplasma :
- Terletak sebelah dalam dari ektoplasma
- Lebih padat dan banyak granula
- Sering mengandung RBC yang utuh atau telah
mengalami desintegrasi
- Biasanya tak mengandung bakteria atau partikel asing

2
Tropozoit

3
Prekista :
- Tak berwarna
- Bentuknya bulat atau oval, lebih kecil daripada tropozoit akan
tetapi lebih kecil daripada kista.
- Inclusion bodies tidak ada
- Pergerakan pseudopodia lamban
- Tak ada pergerakan yang progressif

4
Kista :
- Bentuk : bulat atau oval
- Dinding : tampak tegas
- Ukuran : 5-20 u
-Sitoplasma mengandung :
- vacuola
- chromatoid bodies yang berbentuk sausage
Chromatoid bodies tersebut akan hilang apabila kista itu menjadi
matang.
Kista yang immature mengandung satu inti
Kista yang mature (infektif) mengandung 4 inti yang lebih kecil
Baik kista yang berinti satu maupun 4 semuanya bisa keluar
melalui feses.
5
Trofozoit:
ciri khas nukleus ada
kromatin
halus,tersusun pada
membran inti serta
kariosom kecil,
padat,terletak sentris. Entamoeba histolytica
Sitoplasma
mengandung granula trofozoit (kiri) dan
halus .Pada kasus
dengan disentri, dalam kista (kanan)
sitoplasmanya dapat
terlihat sel darah merah
dan gambaran ini
merupakan diagnosa
khas untuk E.
histolytica
Kista 10-20 µm. kista
imatur (inti 1-2)
mempunyai massa
glikogen dan benda
kromatoid yang
berbentuk lonjong dan
refraktil .Kista matang
berinti 4
Habitat
Di dinding dan lumen colon terutama di daerah caecum
dan daerah rectosigmoid. Entamoeba histolytica
dapat tumbuh dengan baik pada keadaan anaerobic
atau tekanan oksigen yang rendah.

Reproduksi
Reproduksi melalui :
1. Tropozoit : dengan cara binary fission dimana inti
membelah secara modifikasi mitosis.
2. Kista
Metacystic amoeba : setelah exkistasi keluarlah 8
buah amebulae (small immature amoeba)

8
Patologi
E.histolytica menimbulkan lesi di : - Intestinal
- Ekstra intestinal
Lesi intestinal
Lesi terutama mengenai daerah caecum dan rectosigmoid
Dapat juga mengenai ; colon ascenden, rectum dan sigmoid atau
appendix. Kalau infeksinya berjalan terus colon lain juga dapat
terkena. 
Lesi ekstra intestinal
Invasi sistemik bisa terjadi pada penderita-penderita:
- Yang sedang menderita disenteri
-  Penderita yang infeksinya ringan/ latent infeksi

9
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas patogenitasnya:
1. Resistensi tubuh (hospes)
2. Strain amoeba yang virulent dan invasif
3. Keadaan di dalam lumen
 
Resistensi tubuh tergantung pada :
- Immunitas
- Keadaan nutrisi
- Bekas infeksi atau penyakit yang melemahkan

10
Virulensi
Keadaan di dalam lumen:
Misalnya invasi dapat dipercepat dengan :
- Diet karbohidrat
- Lesi pada mukosa usus baik oleh physical / chemical
- Stasis
- Bakteria/flora usus

11
Diagnosa
1.Menemukan bentuk histolytica dalam tinja segar
2.Menemukan bentuk histolytica dalam abscess atau biobsi
3.Reaksi immunology
4.Prectoscopy dan sigmoidoscopy terlihat ulcus yang khas.
5.Pembiakan  bahan dari tinja atau aspirat.
 
Terapi
- Iodo-hydroxyquinolines terhadap bentuk kista
- Ekstra intestinal :
* HCl emetin terhadap bentuk histolytica
* Metronidazole / Trinidazole : drug of choice

12
Epidemiologi
Amebiasis terdapat di seluruh dunia. Prevalensi
tertinggi di daerah tropik negara-negara dengan
sanitasi lingkungan dan sosio ekonomi yang buruk.
Di Indonesia, Amebiasis kolon banyak ditemukan
keadaan endemic.
Prevalensi E.histolytica di berbagai daerah di
Indonesia 10 – 18 %, India, Mesir, RRC dan Belanda
10,3 – 11,5 % USA 20 %, Eropa Utara 5 – 20 % dan
Eropa Selatan 20 – 51 %.
Frekuensi infeksi E.histolytica diukur dengan jumlah
pengandung kista.

13
Amebiasis ditularkan oleh pengandung kista. Pengandung kista
biasanya sehat tetapi ia memegang peranan penting untuk
penyebaran penyakit, karena tinjanya merupakan sumber
infeksi. Jadi, amebiasis tidak ditularkan oleh penderita
amebiasis akut.
  Air
Makanan
Pengandung kista orang lain
Sayuran
Lalat

14
Pencegahan
1. Hygiene perorangan
2. Menghindari carrier yang mencemari makanan
3. Mengobati carrier
4. Mencegah air dan makanan dari kontaminasi dengan sanitasi
yang baik
5. Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
6. Mengadakan control terhadap insecta dengan insectisida
7. Mencuci sayuran yang berasal dari kebun dengan feses
sebagai pupuk
8. Pendidikan dan penerangan terhadap umum akan
kemungkinan terjadinya infeksi
9. juga tahan terhadap klor yang terdapat dalam air leding dan
kista akan mati pada suhu 500C atau dalam keadaan kering.

15
Entamoeba coli
- Sinonim : Entamoeba hominis
Amoeba coli
- Merupakan spesies amoeba yang non patogenik
- Distribusi : Seluruh dunia
- Habitat : Hidup bebas di lumen usus besar

16
Morfologi ada 3 bentuk :
1. Tropozoit
-   Dijumpai pada diarrhoeic stool
-   Ukuran 15 – 50 u
-   Merupakan tropozoit terbesar di lumen usus besar
-   Pseudopoda pendek dan lebar
-   Gerak lambat
-   Batas ekto&endoplasma (granuler) tidak jelas
-   Endoplasma dipadati oleh vacuola makanan dan
mengandung bakteri, tidak ada RBC

17
Nukleus :
o       Satu buah
o       Dinding tebal
o       Satu karyosome besar, eksentrik
o       Kromatin kasar, tidak sama besar, granula terketak di
membran nukleus
2. Prekista
-         Tidak mengambil makanan
-         Bentuk bulat/lonjong
-         Masih banyak vacuola makanan

18
3. Kista
-   Mula-mula inti 1  inti 8
-   Inti 2  massa glikogen besar
-   Ukuran 20 – 30 u
-   Terdapat vakuola glikogen
-   Terdapat chromatoid bodies seperti jarum / massa irreguler
-   Ekskistasi : inti 8 bisa menjadi inti 4
-   Chromatoid body tidak terdapat pada kista inti 8
-   Kista matang : - vakuola glikogen kecil/hilang
- Inti kecil tapi identik

19
Siklus hidup:
Sama dengan Entamoeba histolytica

Epidemiologi
-  Penularan dengan menelan kista matang
-  Insiden tinggi pada daerah panas, hygiene&sanitasi yang jelek.
 
Patogenitas : Kommensalisme
Tidak menimbulkan gejala klinik
 
Diagnosa :
- Harus dilakukan diagnosa banding dengan Entamoeba histolytica.
- Kalau inti lebih dari 4 tidak sulit untuk dilakukan diagnosa.
- Kadang sulit dilakukan diagnosa banding bila dalam feses segar.
 
Terapi : Tidak ada yang spesifik
20

Anda mungkin juga menyukai