Jurding Dr. Nur Aisah SP.P Aisyah Wanda 6120020016
Jurding Dr. Nur Aisah SP.P Aisyah Wanda 6120020016
Pembimbing :
dr. Nur Aisah Sp.P
Penyaji:
Aisyah Wanda Puspaningtyas (6120020016)
pengaturan strategi follow-up khusus keterlibatan paru merawat pasien berisiko dari fase awal dengan terapi
pada pasien COVID-19 untuk menilai kemungkinan pencegahan perkembangan fibrosis paru dikemudian
perkembangan menuju fibrosis paru hari.
Gambar 1. Gambar Serial High-Resolution Computed Tomography (HRCT) dari tiga pasien terkonfirmasi
SARS-CoV-2, menunjukkan kemungkinan evolusi yang berbeda dari keterlibatan paru 5
Keterlibatan paru-paru COVID-19 ringan pada seorang wanita berusia 39 tahun, hampir tidak
menunjukkan gejala dan dirawat di rumah dengan hydroxychloroquine.
1. HRCT pada hari 1 menunjukkan subpleural mono-lateral ground-glass opacity (GGO) kecil di
segmen superior lobus inferior kiri,
2. berkurang secara signifikan pada hari ke 7
3. hampir sepenuhnya sembuh setelah dua minggu.
6
Pneumonia COVID-19 yang parah pada seorang pria 67 tahun, dirawat di rumah sakit dan dirawat
dengan tocilizumab dan dukungan ventilasi dengan evolusi yang menguntungkan.
1. HRCT pada hari 1 menunjukkan beberapa daerah subpleural bilateral dan perifer GGO yang
tidak merata terkait dengan penebalan septum interlobular terbatas
2. Pada hari ke 5, ada perkembangan penyakit yang signifikan dengan konsolidasi ruang udara
3. Setelah tiga minggu, HRCT menunjukkan pengurangan yang signifikan dari perluasan dan
keparahan konsolidasi dengan sisa GGO dan penebalan peribronkovaskular
7
Pneumonia COVID-19 parah pada seorang pria berusia 74 tahun, dirawat di rumah sakit dengan hasil
yang buruk.
1. HRCT pada hari 1 menunjukkan GGO ekstensif bilateral dengan distribusi difus yang terkait
dengan retikulasi dalam crazy-paving pattern, terutama di lobus bawah
2. Pada hari ke-9, ada pengurangan GGO dengan progresif dalam konsolidasi perifer
3. Akhirnya, HRCT pada hari ke 18 menunjukkan bilateral difus GGO dan peningkatan konsolidasi
di posterior pada sindrom pernapasan distres akut yang parah.
8
Suatu studi menyatakan • Kelainan pada radiografi thorax didapatkan pada 28% pasien,
dari 97 orang penyintas • pengujian fungsi paru (pulmonary function test / PFT)
SARS, setelah satu tahun menunjukkan
follow-up
- penurunan forced vital capacity (FVC)
- penurunan total lung capacity (TLC)
- penurunan kapasitas difusi untuk karbon monoksida (diffusing
capacity for carbon monoxide / DLCO) <80% dari prediksi
dalam 4%, 5% dan 24% dari masing-masing pasien.
* secara signifikan lebih rendah pada penyintas SARS dibandingkan kontrol dengan
usia yang sama yang sehat.
9
Suatu studi dengan • Gejala sisa jangka panjang dari SARS di computed tomography (CT) (misalnya
air trapping, ground-glass opacities, retikulasi, dan traksi bronkiektasis)
follow-up dari 71 orang ditemukan pada lebih dari setengah populasi dari 40 pasien selama masa tindak
penyintas SARS lanjut yang berlangsung hingga enam bulan.
• pada akhir follow-up 84 bulan jumlah segmen paru yang terlibat lebih sedikit,
penebalan septum intralobular dan interlobular mengatasi gambaran ground-
glass opacities sebagai lesi dominan, dan menunjukkan remodeling paru yang
sedang berlangsung.
10
Temuan dari CT dan
PFT didapatkan mempengaruhi difusi
tanda awal fibrosis
penebalan membran gas dan menurunkan
paru.
alveolus dan remodeling compliance paru.
interstisial
Infeksi coronavirus dapat secara langsung menginisiasi fibrosis paru setidaknya oleh karena dua
mekanisme :
12
Efek pemberian awal dan/atau berkepanjangan agen antivirus dapat mencegah remodeling paru-
paru masih belum diketahui.
Pemberian kortikosteroid dosis rendah jangka panjang dapat mencegah remodeling paru
maladaptif pada penderita ARDS. Namun demikian, rasio manfaat-risikonya harus dievaluasi terutama
pada pasien dengan komorbiditas seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan gagal jantung kronis.
Antifibrotik paru idiopatik seperti pirfenidone dan nintedanib. Selain efek anti-
fibrotiknya, keduanya tampak juga memiliki efek anti-inflamasi, sehingga menarik
perhatian dalam penggunaannya pada fase akut pneumonia COVID-19.
13
14
Conclusions
15
Sekian & Terimakasih
Semoga bermanfaat