Anda di halaman 1dari 16

JOURNAL READING

COVID-19 and risk of pulmonary fibrosis:


the importance of planning ahead
Oleh : Francesco Gentile, Alberto Aimo, Francesco Forfori et. al (2020)

Pembimbing :
dr. Nur Aisah Sp.P

Penyaji:
Aisyah Wanda Puspaningtyas (6120020016)

SMF Ilmu Penyakit Dalam


RSI Jemursari Surabaya Kepaniteraan Klinik
2021
Introduction
Pneumonia interstisial merupakan penyebab rawat inap paling umum untuk
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) dan mungkin diperumit oleh
sindrom distres pernapasan akut, gagal nafas refrakter, dan kematian.

Studi mengatakan beberapa penyintas SARS-CoV-1 telah berkembang


remodeling paru fibrotik, kelainan restriktif paru, gangguan toleransi latihan
dan kualitas hidup yang buruk.

Banyaknya persamaan antara SARS-CoV-2 dan infeksi SARS-CoV-1

Fibrosis paru mungkin merupakan konsekuensi jangka panjang


yang terjadi dari pneumonia COVID-19
Sebagian besar penyintas pneumonia COVID-19 saat ini tidak
diketahui apakah mereka berisiko terjadi konsekuensi jangka panjang
pada fungsi paru-paru.

pengaturan strategi follow-up khusus keterlibatan paru merawat pasien berisiko dari fase awal dengan terapi
pada pasien COVID-19 untuk menilai kemungkinan pencegahan perkembangan fibrosis paru dikemudian
perkembangan menuju fibrosis paru hari.
Gambar 1. Gambar Serial High-Resolution Computed Tomography (HRCT) dari tiga pasien terkonfirmasi
SARS-CoV-2, menunjukkan kemungkinan evolusi yang berbeda dari keterlibatan paru 5
Keterlibatan paru-paru COVID-19 ringan pada seorang wanita berusia 39 tahun, hampir tidak
menunjukkan gejala dan dirawat di rumah dengan hydroxychloroquine.
1. HRCT pada hari 1 menunjukkan subpleural mono-lateral ground-glass opacity (GGO) kecil di
segmen superior lobus inferior kiri,
2. berkurang secara signifikan pada hari ke 7
3. hampir sepenuhnya sembuh setelah dua minggu.
6
Pneumonia COVID-19 yang parah pada seorang pria 67 tahun, dirawat di rumah sakit dan dirawat
dengan tocilizumab dan dukungan ventilasi dengan evolusi yang menguntungkan.
1. HRCT pada hari 1 menunjukkan beberapa daerah subpleural bilateral dan perifer GGO yang
tidak merata terkait dengan penebalan septum interlobular terbatas
2. Pada hari ke 5, ada perkembangan penyakit yang signifikan dengan konsolidasi ruang udara
3. Setelah tiga minggu, HRCT menunjukkan pengurangan yang signifikan dari perluasan dan
keparahan konsolidasi dengan sisa GGO dan penebalan peribronkovaskular

7
Pneumonia COVID-19 parah pada seorang pria berusia 74 tahun, dirawat di rumah sakit dengan hasil
yang buruk.
1. HRCT pada hari 1 menunjukkan GGO ekstensif bilateral dengan distribusi difus yang terkait
dengan retikulasi dalam crazy-paving pattern, terutama di lobus bawah
2. Pada hari ke-9, ada pengurangan GGO dengan progresif dalam konsolidasi perifer
3. Akhirnya, HRCT pada hari ke 18 menunjukkan bilateral difus GGO dan peningkatan konsolidasi
di posterior pada sindrom pernapasan distres akut yang parah.

8
Suatu studi menyatakan • Kelainan pada radiografi thorax didapatkan pada 28% pasien,
dari 97 orang penyintas • pengujian fungsi paru (pulmonary function test / PFT)
SARS, setelah satu tahun menunjukkan
follow-up
- penurunan forced vital capacity (FVC)
- penurunan total lung capacity (TLC)
- penurunan kapasitas difusi untuk karbon monoksida (diffusing
capacity for carbon monoxide / DLCO) <80% dari prediksi
dalam 4%, 5% dan 24% dari masing-masing pasien.

* secara signifikan lebih rendah pada penyintas SARS dibandingkan kontrol dengan
usia yang sama yang sehat.

9
Suatu studi dengan • Gejala sisa jangka panjang dari SARS di computed tomography (CT) (misalnya
air trapping, ground-glass opacities, retikulasi, dan traksi bronkiektasis)
follow-up dari 71 orang ditemukan pada lebih dari setengah populasi dari 40 pasien selama masa tindak
penyintas SARS lanjut yang berlangsung hingga enam bulan.

• pada akhir follow-up 84 bulan jumlah segmen paru yang terlibat lebih sedikit,
penebalan septum intralobular dan interlobular mengatasi gambaran ground-
glass opacities sebagai lesi dominan, dan menunjukkan remodeling paru yang
sedang berlangsung.

10
Temuan dari CT dan
PFT didapatkan mempengaruhi difusi
tanda awal fibrosis
penebalan membran gas dan menurunkan
paru.
alveolus dan remodeling compliance paru.
interstisial
Infeksi coronavirus dapat secara langsung menginisiasi fibrosis paru setidaknya oleh karena dua
mekanisme :

1. Protein nukleokapsid SARS-CoV-1  meningkatkan faktor pertumbuhan transformasi-beta


(transforming growth factor-beta / TGF-b) (pro-fibrotik yang kuat). Apakah SARS-CoV-2
memiliki mekanisme seperti itu tidak diketahui, meskipun protein nukleokapsidnya
90% mirip dengan SARS-CoV-1.

2. Coronavirus menginduksi penurunan regulasi angiotensin converting-enzim-2, mengurangi


angiotensin II di paru-paru. Angiotensi II dapat meningkatkan regulasi TGF-b dan faktor
pertumbuhan jaringan ikat (connective tissue growth factor).

12
Efek pemberian awal dan/atau berkepanjangan agen antivirus dapat mencegah remodeling paru-
paru masih belum diketahui.

Pemberian kortikosteroid dosis rendah jangka panjang dapat mencegah remodeling paru
maladaptif pada penderita ARDS. Namun demikian, rasio manfaat-risikonya harus dievaluasi terutama
pada pasien dengan komorbiditas seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan gagal jantung kronis.

penggunaan angiotensin-converting enzyme inhibitor mungkin melindungi


pasien dari konsekuensi kronis, meskipun masih harus diklarifikasi.

Antifibrotik paru idiopatik seperti pirfenidone dan nintedanib. Selain efek anti-
fibrotiknya, keduanya tampak juga memiliki efek anti-inflamasi, sehingga menarik
perhatian dalam penggunaannya pada fase akut pneumonia COVID-19.

13
14
Conclusions

Jumlah penyintas SARS-CoV-2 diperkirakan akan bertambah masive. Ditemukannya


relevansi tak terbantahkan dari pendekatan pada fase akut, gejala sisa jangka panjang pada
fungsi paru tidak boleh diabaikan. Beberapa pasien berisiko mengalami remodeling fibrotik
yang sudah berlangsung lama, sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup dan
kelangsungan hidup. Oleh karena itu, strategi pencegahan dan tindak lanjut yang benar
dapat bermanfaat dikemudian hari.

15
Sekian & Terimakasih
Semoga bermanfaat 

Anda mungkin juga menyukai