Anda di halaman 1dari 24

KEBUTUHAN CAIRAN DAN

ELEKTROLIT
DEVI RATNASARI, M.Kep
PENDAHULUAN
 Tubuh manusia terdiri dari dua bagian utama
yaitu bagian yang padat dan bagian yang cair.
 Bagian padat terdiri dari tulang, kuku, otot,
dan jaringan yang lain.
 Bagian yang cair berupa cairan intraselular dan
ekstraselular
 Air tubuh total atau total body water (TBW)
adalah persentase dari berat air dibagi dengan
berat badan total, yang bervariasi berdasarkan
kelamin, umur, dan kandungan lemak yang ada
di dalam tubuh
Body
100%
 TBW dibagi dalam 2 komponen utama yaitu cairan
Intraseluler (CIS) dan cairan ekstra seluler (CES)

BODY 100%

WATER 60% TISSUE 40%

CIS 40% CES 20%

INTERSTISIAL
VASCULAR 5%
15 %
GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT DALAM TUBUH
 diare,
 muntah-muntah,
 sindrom malabsorbsi,
 ekskresi keringat yang berlebih pada kulit,
 pengeluaran cairan yang tidak disadari
(insesible water loss) secara berlebihan oleh
paru-paru,
 perdarahan,
 berkurangnya kemampuan pada ginjal dalam
mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
dalam tubuh.
CAIRAN KRISTALOID
 mengandung natrium klorida, natrium glukonat, natrium
asetat, kalium klorida, magnesium klorida, dan glukosa
 untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit,
mengembalikan pH, menghidrasi tubuh, dan sebagai cairan
resusitasi.
 jenis cairan kristaloid antara lain:
 Cairan saline NaCL 0.9 % merupakan cairan kristaloid yang sering
ditemui. Cairan ini mengandung natrium dan clorida. Cairan infus ini
digunakan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, mengoreksi
ketidakseimbangan elektrolit, dan menjaga tubuh agar tetap
terhidrasi dengan baik.
 Ringer laktat merupakan jenis cairan kristaloid yang mengandung
kalsium, kalium, laktat, natrium, klorida, dan air. Cairan ringer
laktat umumnya diberikan untuk menggantikan cairan tubuh yang
hilang saat mengalami luka, cedera, atau menjalani operasi yang
menyebabkan kehilangan darah dengan cepat dalam jumlah yang
banyak. 
ADA 3 JENIS TONISITAS
KRISTALOID, DIANTARANYA
 Isotonis
 “isotonik” (iso, sama; tonik, konsentrasi)
 untuk mengatasi defisit volume sirkulasi,
menurunkan viskositas darah, dan dapat.
 Efek samping yang perlu diperhatikan adalah
terjadinya edema perifer dan edema paru pada
jumlah pemberian yang besar
 Ringer Laktat, Normal Saline (NaCl 0.9%), dan
Dextrose 5%
 Hipertonis
 “hipertonik” (hiper, tinggi, tonik, konsentrasi)
 kristaloid hipertonik menyebabkan cairan tersebut akan
menarik cairan dari sel ke ruang intravascular.
 Efek larutan garam hipertonik lain adalah meningkatkan
curah jantung, memperbaiki aliran darah ke organ-
organ vital.
 Efek samping dari pemberian larutan garam hipertonik
adalah hipernatremia dan hiperkloremia.
 Contoh larutan kristaloid hipertonis: Dextrose 5% dalam
½ Normal Saline, Dextrose 5% dalam Normal Saline,
Saline 3%, Saline 5%, dan Dextrose 5% dalam RL.
 Hipotonis
 “hipotonik” (hipo, rendah; tonik, konsentrasi)
 cairan dengan cepat akan berpindah dari
intravascular ke sel
 Contoh larutan kristaloid hipotonis: Dextrose 5%
dalam air, ½ Normal Saline.
CAIRAN KOLOID
 Cairan koloid memiliki molekul yang lebih berat. Cairan ini dapat
diberikan pada pasien yang menderita sakit kritis, pasien bedah, dan
juga sebagai cairan resusitasi.
 jenis cairan koloid adalah:
 Gelatin
Gelatin merupakan salah satu cairan koloid yang mengandung protein
hewani. Salah satu kegunaan cairan ini adalah untuk mengatasi keadaan
kurangnya volume darah yang disebabkan oleh kehilangan darah.
 Albumin
Pemberian cairan infus albumin biasanya dilakukan saat pasien memiliki
kadar albumin yang rendah, misalnya pasien yang menjalani operasi 
transplantasi hati, menderita luka bakar akut, dan pasien sepsis.
 Dekstran
Dekstran merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa.
Dekstran dapat digunakan untuk memulihkan kondisi kehilangan darah.
Selain itu, dekstran juga digunakan untuk mencegah terjadinya
tromboemboli setelah operasi.
 Koloid digunakan untuk resusitasi cairan pada
pasien dengan defisit cairan berat seperti
pada syok hipovolemik/hermorhagik sebelum
diberikan transfusi darah, pada penderita
dengan hipoalbuminemia berat dan
kehilangan protein jumlah besar
(misalnya pada luka bakar).
PERBANDINGAN KRISTALOID
DGN KOLOID
Sifat Kristaloid Koloid

Berat molekul Lebih kecil Lebih besar

Lebih lama dalam


Distribusi Lebih cepat: 20-30 sirkulasi
menit
(3-6 jam)

Faal hemostasis Tidak ada pengaruh Mengganggu

Penggunaan Dehidrasi Perdarahan masif

Diberikan 2-3x Sesuai jumlah


Koreksi perdarahan jumlah perdarahan
perdarahan
GOLONGAN CAIRAN INFUS
BERDASARKAN PENGGUNAANNYA:
 Cairan Pemeliharaan
 Jeniscairan rumatan yang dapat digunakan
adalah : NaCl 0,9%, glukosa 5%, glukosa salin,
ringer laktat/asetat,
 Dewasa 1,5-2 ml/kg/jam
 Anak-anak 2-4 ml/kg/jam
 Bayi 4-6 ml/kg/jam
 Neonatus 3 ml/kg/jam
 Cairan Pengganti
 untukmengangani deficit yang ada atau kehilangan yang
tidak normal yang sedang berlangsung, biasanya dari
saluran pencernaan (contoh: ileostomy, fistula, drainase
nasogastrium, dan drainase bedah) atau saluran kencing
(contoh: saat pemulihan dari gagal ginjal akut).
 Cairan untuk Tujuan Khusus
 Yangdimaksud adalah cairan kristaloid yang digunakan
khusus, misalnya natrium bikarbonat 7,5%, kalsium
glukonas, untuk tujuan koreksi khusus terhadap
gangguan keseimbangan elektrolit.

 Cairan Nutrisi
 Cairan nutrisi biasanya digunakan untuk nutrisi
parenteral pada pasien yang tidaak mau makan, tidak
boleh makan dan tidak bisa makan peroral.
 pemberian terapi cairan dilakukan melalui jalur
vena, baik vena perifer maupun vena sentral
melalui kanulasi tertutup atau terbuka dengan seksi
vena.
CAIRAN MASUK
 Minum per oral maupun enteral
 Makan
 Cairan infus
CAIRAN KELUAR
 Feses 100 ml/hari
 Urine
Neonatus : 10-90 ml/kgbb/hari
Bayi : 80 -90 ml/kgbb/hari
Anak : 50 ml/kgbb/hari
Remaja : 40 ml/kgbb/hari
Dewasa : 30 ml/kgbb/hari
 Muntah
 BAB
 Drain
IWL (INSENSIBLE WATER LOSS)
 Nafas dan keringat
 Standar kehilangan IWL
Neonatus : 30 ml/kgbb/hari
Bayi : 50-60 ml/kgbb/hari
1-3 th : (30 ml-umur) x bb/hari
Remaja : 20 ml/kgbb/hari
Dewasa : 15 ml/kgbb/hari
Pasien bedrest 15 ml/kgbb/hari
 Rumus IWL pada anak-anak
(30-usia) x kg BB/ 24 jam

 Rumus IWL pada orang dewasa


15 x kg BB/24 jam

 Kenaikan suhu 1 derajat = kenaikan 10%


IWL
BALANCE CAIRAN
 Mengitung balance cairan

BC = Cairan masuk – cairan keluar – IWL


KEBUTUHAN CAIRAN KLIEN LUKA
BAKAR (PRINSIP PARKLAND)

Rumus Baxter
 KEBUTUHAN CAIRAN dlm 24 jam : 4 ml x kg
BB x % LLB
 50% untuk 8 jam pertama
 50% untuk 16 jam selanjutnya
 Rumus transfusi PRC (untuk koreksi Hb)
(Hb target – Hb sekarang) x BB sekarang
x3
Untuk kenaikan 1 gr% Hb : 4 ml/kgBB
 Rumus transfusi WB
(Hb target – Hb sekarang) x BB sekarang
x3
 Rumus transfusi TC
(Hb target – Hb sekarang) x BB sekarang
x 0,5
RUMUS TETESAN CAIRAN INFUS
(kebutuhan cairan x faktor tetes)
Jumlah tetesan/menit =
(jumlah jam x 60 menit)

Faktor tetes:
Makro : 20
Mikro : 60
Blood set : 15
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai