Anda di halaman 1dari 14

PMK No.

28
2014
Peserta dalam program
Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
• Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran atau
yang iurannya dibayar pemerintah.
• Fakir miskin dan orang
tidak mampu

PBI

• Pekerja Penerima Upah


dan anggota keluarganya

Non • Pekerja Bukan Penerima


Upah dan anggota
keluarganya

-PBI
• Serta bukan Pekerja dan
anggota keluarganya
• Jaminan Kesehatan didaftarkan oleh
Pemerintah sebagai peserta kepada
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).
Penerima • Bayi yang lahir dari peserta
Bantuan Penerima Bantuan Iuran (PBI)
dicatat dan dilaporkan oleh fasilitas
Iuran kesehatan kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
(PBI) Kesehatan (BPJS Kesehatan).
Mekanisme penetapan selanjutnya
akan diatur oleh Kementerian
Sosial.
Perubahan data Penerima Bantuan
Iuran (PBI)
• Penghapusan data Penerima Bantuan Iuran (PBI)
a. Peserta meninggal dunia atau
b. Peserta tersebut sudah memiliki kemampuan membayar
iuran.
• Penambahan data penerima bantuan iuran (PBI)
a. Karena pekerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK)
dan belum bekerja setelah lebih dari 6 bulan
b. Korban bencana
c. Anggota keluarga dari pekerja yang meninggal dunia
d. Anak yang dilahirkan oleh orang tua yang terdaftar sebagai
penerima bantuan iuran (PBI) jaminan kesehatan
Non-PBI
• Pemberi Kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja yang
bersangkutan dapat mendaftarkan diri sebagai peserta
kepada BPJS Kesehatan.

• Pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja wajib


mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai peserta kepada
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS
Kesehatan)
• Bayi baru lahir dari :
a. peserta pekerja penerima upah untuk anak keempat dan
seterusnya
b. peserta pekerja bukan penerima upah
c. peserta bukan pekerja
Harus didaftarkan selambat-lambatnya 3 x 24 jam hari kerja sejak yang
bersangkutan dirawat atau sebelum pasien pulang (bila pasien
dirawat kurang dari 3 hari). Jika sampai waktu yang telah ditentukan
pasien tidak dapat menunjukkan nomor identitas peserta JKN maka
pasien dinyatakan sebagai pasien umum.
Alur Pencetakan SEP

Peserta datang ke Rumah Sakit dengan


Peserta menerima Surat Eligibilitas
menunjukkan nomor identitas peserta JKN
Peserta (SEP) untuk mendapatkan
dan surat rujukan, kecuali kasus
pelayanan
emergency, tanpa surat rujukan

Pasien mendapat surat keterangan dari


dokter spesialis/subspesialis
1. Surat keterangan dari dokter untuk
Peserta dapat memperoleh pelayanan kunjungan berikutnya
rawat jalan dan atau rawat inap sesuai
2. Surat rujuk balik
dengan indikasi medis
3. Tidak mendapat surat keterangan dari
DPJP.
Pelayanan Kegawatdaruratan (Emergency)

Wajib memberikan penanganan awal pada pasien peserta JKN.

Tidak memungut biaya kepada peserta

Fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan harus segera
merujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan setelah
keadaan daruratnya teratasi dan pasien dalam kondisi dapat dipindahkan
• Pelayanan Kesehatan di • Pelayanan darah
FKRTL FKRTL • Pelayanan
kedokteran
• Administrasi pelayanan forensik klinik
• Pemeriksaan,
pengobatan dan
• Pelayanan jenazah
konsultasi spesialistik (pemulasaran
oleh dokter spesialis jenazah) pada
dan subspesialis pasien yang
• Tindakan medis meninggal di
spesialistik, baik bedah fasilitas kesehatan
maupun nonbedah (tidak termasuk
sesuai dengan indikasi peti jenazah)
medis
• Pelayanan obat dan
• Perawatan inap
bahan medis habis non-intensif
pakai • Perawatan inap di
• Pelayanan penunjang ruang intensif
diagnostik lanjutan • Akupunktur medis
sesuai dengan indikasi
medis
• Rehabilitasi medis
• Pelayanan kesehatan tanpa • Pengobatan alernatif
Yang Tidak prosedur yang sesuai
dengan peraturan yang
atau tradisional
• Pengobatan dan
Dijamin berlaku
• Pelayanan kesehatan di tindakan medis yang
dikategorikan
JKN Faskes yang tidak bekerja
sama dengan BPJS. Kecuali
Emergency
sebagai percobaan
(eksperimen)
• Penyakit akibat kerja atau
cedera akibat kecelakaan • Alat kontrasepsi,
kerja kosmetik, makanan
• Kecelakaan lalu lintas bayi, dan susu
• Pelayanan kesehatan untuk • Pelayanan kesehatan
tujuan estetik akibat bencana pada
• Pelayanan untuk mengatasi
infertilitas
masa tanggap
• Pelayanan meratakan gigi
darurat, kejadian
(ortodonsi) luar biasa/wabah
• Cedera akibat disengaja • preventable adverse
atau hobi yang berbahaya events
• Pada penyakit-penyakit kronis
– Diabetes mellitus
– Hipertensi
– Jantung
Program – Asma
Rujuk Balik – Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)
– Epilepsy
(PRB) – Skizofren
– Stroke
– Sindroma lupus eritematosus
Wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam
keadaan stabil, disertai dengan surat keterangan
rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub spesialis.
ALAT KESEHATAN

• Kacamata
– 2 (dua) tahun sekali
– Indikasi medis minimal: - Sferis 0,5D • Korset tulang belakang
- Silindris 0,25D – 5 (lima) tahun sekali atas indikasi
medis
• Alat bantu dengar
– 5 (lima) tahun sekali atas indikasi medis • Collar neck
– 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis
• Protesa alat gerak
– 5 (lima) tahun sekali atas indikasi medis
a. Kaki palsu • Kruk
b. Tangan palsu – 5 (Lima) tahun sekali atas indikasi
medis
• Protesa gigi
– 2 (dua) tahun sekali atas indikasi medis
untuk gigi yang sama
Peningkatan Kelas Perawatan

Dalam hal ruang rawat inap


Satu episode perawatan yang menjadi hak peserta
Peserta JKN, kecuali peserta hanya diperbolehkan untuk penuh, peserta dapat dirawat
PBI satu kali pindah kelas di kelas perawatan satu
perawatan tingkat lebih tinggi paling
lama 3 (tiga) hari

Rumah sakit harus


Harus menandatangani surat
memberikan informasi
pernyataan tertulis dan
mengenai biaya yang harus
selisih biaya menjadi
dibayarkan akibat dengan
tanggung jawab peserta
peningkatan kelas perawatan
• Pelayanan obat untuk Peserta • Direktorat Bina Obat Publik
Pelayanan JKN di FKRTL dilakukan Oleh
apoteker di instalasi farmasi
dengan alamat email:
e_katalog@kemkes.go.id atau
rumah sakit 081281753081 dan
Obat • Mengacu pada daftar obat yang
(021)5214872
• Nama sediaan dan
tercantum dalam fornas dan kekuatan obat
harga obat yang tercantum • Nama pabrik obat dan
dalam e-katalog obat nama distributor obat
• Tempat kejadian
• Menggunakan mekanisme e- (nama dan alamat
purchasing berdasarkan e- kota/kabupaten dan
katalog atau bila terdapat propinsi, depo
kendala operasional dapat farmasi/apotek/instala
dilakukan secara manual si farmasi rumah sakit
pemesan obat)
• Dalam hal jenis obat tidak • Tanggal pemesanan
tersedia di dalam formularium obat
nasional dan harganya tidak • Hasil konfirmasi
terdapat dalam e-katalog, maka dengan distributor
pengadaannya dapat setempat
menggunakan mekanisme • Hal-hal lain yang
pengadaan yang lain sesuai terkait
dengan peraturan perundang-
undangan

Anda mungkin juga menyukai