Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN
KEHILANGAN

PRODI S1 KEPERAWTAN
FIKES UMLA
suatu keadaan individu

berpisah

ada

tidak ada
RENTANG RESPON

PENGINGKARAN MARAH TAWAR-MENAWAR DEPRESI MENERIMA

TAHAPAN KEHILANGAN ( KLUBER ROOS, 1969 )

Denial
Anger
Bargaining
Depressions
Acceptance
RESPON KEHILANGAN

Adaptif
Menangis, menjerit, menyangkal, menyalahkan
diri sendiri, menawar, bertanya-tanya.
Membuat rencana untuk yang akan datang.
Berani terbuka tentang kehilangan.

Mal adaptif
Diam / tidak menangis
Menyalahkan diri berkepanjangan.
Rendah diri.
Mengasingkan diri.
Tak berminat hidup.
PROSES KEHILANGAN

MENERIMA

FASE-FASE

KEHILANGAN
FAKTOR YANG
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MEMPENGARUHI
REAKSI KEHILANGAN
REAKSI KEHILANGAN

Kepribadian individu.
Pengalaman lalu dengan kehilangan.
Nilai dari benda/manusia yang
hilang.
Umur.
Budaya.
Jenis kelamin.
Kepercayaan/agama yang dianut.
Status sosial ekonomi.
DENIAL / PENGINGKARAN

 Tidak percaya, shock, diam terpaku, gelisah,


bingung, mengingkari kenyataan, mengisolasi
diri thd kenyataan, berperilaku spt tak terjadi
apa-apa, pura-pura senang.
 Reaksi fisik: letih, lemah, mual, diare, ggg
pernafasan, nadi meningkat, menangis,
gelisah, tidak tahu harus berbuat apa.
MANIFESTASI

– “Tidak, tidak mungkin terjadi padaku.”


– “Diagnosa dokter itu salah”
– Fisik = otot-oot lemas, tremor, menarik napas dalam, panas/dingin &
kulit lembab, berkeringat banyak, anoreksia, merasa tak nyaman
– Denial = pertahanan sementara/defense mechanism terhadap rasa
cemas.
– Klien perlu waktu beradaptasi.
– Klien secara bertahap akan meninggalkan penyangkalannya &
menggunakan pertahanan yang tidak radikal.
– Secara intelektual seseorang dapat menerima hal-hal yang berkaitan
dengan kematian, tapi tak demikian dengan emosional.
ANGER / MARAH

• Emosional tak terkontrol;


• “Mengapa aku ?”
• “Apa yang telah saya perbuat sehingga tuhan
menghukum saya !”
• Kemarahan terjadi pada Sang Pencipta, diproyeksikan
thd orang/lingkungan
• Kadang klien menjadi sangat rewel, mengeritik;
• “Peraturan RS terlalu keras/kaku.”
• “Perawat tidak becus!”
• Tahap marah sangat sulit dihadapi klien & sangat
sulit diatasi dari sisi pandang keluarga dan staf RS.
• Perlu diingat = adalah wajar bila klien marah untuk
mengutarakan perasaan yang akan mengurangi
tekanan emosi dan menurunkan stress.
MARAH / ANGER
PERILAKU AGRESIF
BICARA KASAR
MENOLAK PENGOBATAN
MENUDUH ORANG LAIN TIDAK PECUS
RESPON FISIK
Muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal

KEHILANGAN

TIMBULNYA KESADARAN
BARGAINING // TAWAR-MENAWAR
BARGAINING TAWAR-MENAWAR

• Klien mencoba menawar, menunda realitas dg merasa bersalah pada


masa hidupnya, kemarahan mereda.
• Ada beberapa permintaan : kesembuhan total, perpanjangan waktu
hidup, terhindar dari rasa kesakitan secara fisik, bertobat.
• Klien berupaya membuat perjanjian pd Tuhan. Hampir semua tawar-
menawar dibuat dg Tuhan & biasanya dirahasiakan/ diungkapkan
sec tersirat / diungkapkan diruang kerja pribadi pendeta.
• “Bila Tuhan memutuskan untuk mengambil saya dari dunia ini dan
tidak menanggapi permintaan yg diajukan dgn marah, Ia mungkin
akan lebih berkenan bila kuajukan permintaan itu dg cara yg lebih
baik.”
• “Bila saya sembuh, saya akan…….”
• Klien mulai dapat memecahkan masalah dgn berdo’a, menyesali
perbuatannya, menangis mencari pendapat orang lain.
BARGAINING / TAWAR MENAWAR

Klien sadar akan penyakitnya yang sebenarnya tidak dapat ditunda


lagi.
Klien tidak banyak bicara ; sedih :kehilangan kegembiraan,
aktivitas/pekerjaan, tujuan hidup ; merasa sepi, putus asa.
Focus pikiran ditujukan pada orang-orang yang dicintai
“Apa yang terjadi pada anak-anak, bila saya tidak ada.”
“Dapatkah keluarga saya mengatasi permasalahannya tanpa
kehadiran saya?”
Depresi; tahap menuju orientasi realitas, tahap yg penting &
bermanfaat agar klien dapat meninggal dalam tahap penerimaan dan
damai.
Hanya klien yang dapat mengatasi kesedihan dan kegelisahannya

)
BARGAINING / TAWAR MENAWAR

Klien sadar akan penyakitnya yang sebenarnya tidak


dapat ditunda lagi.
Klien tidak banyak bicara ; sedih :kehilangan
kegembiraan, aktivitas/pekerjaan, tujuan hidup ;
merasa sepi, putus asa.
Focus pikiran ditujukan pada orang-orang yang
dicintai
“Apa yang terjadi pada anak-anak, bila saya tidak
ada.”
“Dapatkah keluarga saya mengatasi permasalahannya
tanpa kehadiran saya?”
Depresi; tahap menuju orientasi realitas, tahap yg
penting & bermanfaat agar klien dapat meninggal dalam
tahap penerimaan dan damai.
Hanya klien yang dapat mengatasi kesedihan dan
kegelisahannya
TAWAR MENAWAR / BARGAINING

MEMOHON KEPADA TUHAN


RESPON ------ KATA-KATA
KALAU SAJA KEJADIAN DITUNDA ………… SAYA AKAN
…………..
DEPRESSION / DEPRESI

E-3: ECLECTISIM
Klien sadar akan penyakitnya yang sebenarnya tidak dapat ditunda lagi.
Klien tidak banyak bicara ; sedih :kehilangan kegembiraan, aktivitas/pekerjaan, tujuan hidup ; merasa sepi, putus asa.
Focus pikiran ditujukan pada orang-orang yang dicintai
“Apa yang terjadi pada anak-anak, bila saya tidak ada.”
“Dapatkah keluarga saya mengatasi permasalahannya tanpa kehadiran saya?”
Depresi; tahap menuju orientasi realitas, tahap yg penting & bermanfaat agar klien dapat meninggal dalam tahap penerimaan dan damai.
Hanya klien yang dapat mengatasi kesedihan dan kegelisahannya
ACCEPTANCE / MENERIMA

Menerima keadaan, tenang, damai, lebih


memperhatikan keadaan sekitar.
Tidak banyak bicara, minat bersosialisasi
turun, sering membatasi pengunjung dan
lebih menyukai kunjungan singkat.
Berharap dibiarkan sendiri/tenang atau
setidak-tidaknya tidak mau dipusingkan oleh
berita-berita dan masalah dunia luar.
Komunikasi lebih banyak non verbal, ingin
ditemani oelh keluarga/perawat, kadang-
kadang ingin menyampaikan pesan terakhir.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Fiksasi berduka pada fase pengingkaran b d


kematian kekasih.
Risiko terjadinya proses berkabung yg tidak
terselesaikan b.d kematian ibu (terjadi pada
anak).
Respon berduka berkepanjangan b.d kematian
orang yang disayangi.
INTERVENSI [ dx 1 ]
Dorong klien untuk mengungkapkan pengingkaran
Dengarkan dengan penuh minat
Jelaskan pada klien bahwa perasaannya wajar
Bantu klien untuk memakai koping yang lain
(menangis)
Ikut sertakan orang yang berarti
Tunjukkan kesadaran klien secara bertahap ttg
kenyataan kehilangan
Beri dukungan atas usaha klien untuk mencoba
menerima kenyataan
Bantu untuk ungkapkan rasa marah
PENGKAJIAN
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor genetik individu --- riwayat depresi
kesehatan fisik : fisik --- mental --- pola hidup

teratur mampu mengatasi


stress
Kesehatan mental : gg jiwa ---riwayat depresi [ tidak berdaya,
pesimis, masa depan suram ]
Pengalaman masa lalu : kanak-kanak, dewasa ----
mengatasi masalah
Struktur kepribadian: konsep diri [ - ], perasaan rendah diri
tidak PD, tdk oby thd masalah
FAKTOR PREDISPOSISI
STRESOS YG NYATA + IMAGINASI

BIO – PSIKO – SOSIAL

KEHILANGAN

SEXUALITAS
HARGA DIRI
POSISI / JABATAN
MILIK PRIBADI
Perilaku
Menangis / tdk menangis
Marah-marah
Putus asa
Usaha bunuh diri
Berganti tempat ---- cari informasi
MEKANISME KOPING
DENIAL : Penyangkalan
REGRESI: menghidari stress menampilkan perilaku
pada masa anak-anak
INTELEKTUALISASI : alasan / logika yg berlebihan
utk menekan perasaan tdk menyenangkan
DISOSIASI : kehilangan kemampuan mengingat
peristiwa yg terjadi pd dirinya.
SUPRESI : menekan perasaan/pengalaman yg
menyakitkan diingkari.
PROYEKSI : keinginan yg tdk dpt ditoleransi ,
mencurahkan emosi pada orla.karena kesalahan yg
dilakukan sendiri.
Dll.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 GGG. PENYESUAIAN
Potesial proses berduka yan tdk terselesaikan

 STRESS PASCA TAUMA


• Fiksasi berduka pada fase depresi
• Respon berduka s/d ancaman kehilangan fungsi tubuh
• Respon berduka berkepanjangan s/d kehilangan yg
dicintai
• Potensial tjd respon berduka berkpjg s/d proses
berduka yang tidak tuntas dimasa lalu.
PERENCANAAN
 TUM : Individu berperan aktif mll proses
berduka sec. tuntas
 TUK : Pasien mampu
Mengungkapkan perasaan berduka
Memberi makna kehilangan
Membagi rasa dg orla.
Menerima kenyataa kehilangan dg perasaan
damai
Membina hub. Baru yg bermakna dg obyek baru
TINDAKAN KEPERAWATAN
 PRINSIP :
Tingkatkan BHSP
Identifikasi kemungkinan yg menghambat
proses berduka
Beri dukungn terhadap respon kehilangan
Tingkatkan rasa kebersamaan ant anggota
kelg.
Tentukan kondisi px sesuai dg fase-fase
Fase Denial :
memberikan kesempatan pada Px untuk mengungkapkan perasaa
menunjukkan sikap menerima iklas & mendorong px utk berbagi ras
ra
Memberi jawaban yg jujur thp pertanyaan Px

Fase Marah :
Mengijikan dan mendorong Px mengungkapkan rasa
marahnya secara verbal tanpa melawan dengan
kemarahan
– FASE TAWAR MENAWAR
Membantu px mengidentifikasi rasa bersalah
dan perasaan takut .

– FASE DEPRESI
 Mengidentifikasi tingkat depresi dan resiko
merusak / mencederai
 Membantu Px mengurangi rasa bersalah
Fase penerimaan

Membantu pasien
untuk menerima
kehilangan yg tdk dpt
dielakkan
Janganlah goyah terhadap kritik “
dikritik itu seperti minum obat. Obat memang pahit, tdk menambah sakit, tetapi
akan menyembuhkan penyakit” (F. Reformasi, 2000)
Thanks…..
See you later

Anda mungkin juga menyukai