Anda di halaman 1dari 5

HIPERTENSI

( DARAH TINGGI )
Tanda Dan Gejala Hipertensi Atau Darah Tinggi

Sebagian penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara


tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi, padahal sesungguhnya tidak. Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan
kelelahan. Hal tersebut bisa saja terjadi, baik pada penderita hipertensi maupun
pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Adapun jika hipertensinya berkatagori berat atau menahun dan tidak diobati,
maka bisa timbul gejala sebagai berikut. Diantaranya sakit kepala, kelelahan, mual,
muntah, sesak napas, dan gelisah.
Selain itu, gejala lainnya adalah pandangan mata menjadi kabur yang
terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Terkadang
penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif,
yang memerlukan penanganan segera.
Apa Saja Penyebab Hipertensi
Penyakit darah tinggi disebabkan oleh faktor berikut:
Pertama, adanya perubahan pada organ jantung dan pembuluh darah yang
menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Kedua, penyakit ginjal, diabetes dan tumor.
Ketiga, feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan
hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Keempat, kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu, seperti sering atau
terus menerus menggunakan pil KB.
Kelima, kegemukan (obesitas) dan gaya hidup yang tidak aktif (malas
berolahraga).
Keenam, minum alkohol, merokok dan stres. Stres cenderung menyebabkan
kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu. Jika stres telah
berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Ketujuh, faktor genetik atau keturunan.
Bagaimana Menangani Dan Mencegah
Hipertensi
Untuk mendiagnosa hipertensi, tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5
menit. Jika hasilnya menunjukkan angka 140/90 mmHg, maka dapat diartikan sebagai hipertensi.
Namun, diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran. Hasil pengukuran
tersebut nantinya bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetapi juga digunakan untuk
menggolongkan beratnya hipertensi.
Setelah diagnosis ditegakkan, selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama
pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal. Misalnya melalui pemeriksaan elektrokardiografi (EKG),
ekokardiografi (pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan keadaan jantung),
rontgen atau USG maupun radioisotop ginjal.
Adapun untuk mencegah terjadinya panyakit darah tinggi, ada sejumlah cara yang mesti ditempuh.
Pertama, bagi Anda yang usianya melewati 30 tahun, sebaiknya memeriksakan tekanan darah setiap
tahun.
Kedua, sebaiknya tidak merokok atau minum alkohol.
Ketiga, mengurangi berat badan apabila berlebihan,
Keempat, lakukan gerak badan atau olahraga, seperti aerobik secara rutin.
Kelima, tidak ada salahnya juga jika Anda mempelajari cara-cara mengendalikan stres, supaya tidak
mudah terserang hipertensi.
Keenam, memperhatikan pola makan sehari-hari. Pola makan yang menjurus ke sajian siap santap yang
mengandung lemak, protein, dan garam tinggi, tapi rendah serat pangan, membawa konsekuensi
terhadap berkembangnya penyakit hipertensi.
Bagaimana Pendapat Dokter Tentang Hipertensi

dr Santoso Karokaro, MPH, SpJP (K), dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dan
FKUI, mengatakan, gaya hidup modern yang saat ini berkembang menjadi faktor utama
penyebab hipertensi. Misalnya pola makan yang tidak seimbang. Selain itu, kegemukan
(obesitas), asupan garam yang tinggi dan asupan alkohol adalah penyebab hipertensi yang
banyak ditemukan dan tahun ke tahun.

Anda mungkin juga menyukai