Anda di halaman 1dari 36

MATERI KULIAH

Materi
Pendahuluan
Skrining Fitokimia
Kromatografi
Pemurnian & Uji Kemurnian
Karakterisasi & Identifikasi Isolat
U TS
Alkaloid
Flavonoid
Terpenoid
Review
UAS
KONTRAK BELAJAR
Kehadir an minimal 80 % dari jumlah pertemuan
Keterlambatan :
Penilaian:
 UTS : 35 %
 UAS : 35 %
 Tugas : 10 %
 Kehadiran : 10 %
 Aktivitas : 10 %
Nilai : T (Tunda) : salah satu komponen nilai tidak ada
K (Kosong) : nilainya kosong, mis: absensi kosong, tidak
ujian (tidak punya nilai)
Pendahuluan
Fitokimia = Phytochemistry (phyto = tanaman)
Menguraikan aspek kimia dalam tanaman
 Menguraikan kehidupan tanaman secara kimia

Aspek biokimia

Ilmu kimia
tanaman =
biokimia
tanaman
Kajian Fitokimia
Uraian ttg isolasi dan konstitusi senyawa kimia
dalam tanaman
Perbandingan struktur senyawa kimia tanaman
Perbandingan komposisi senyawa kimia dari
bermacam-macam tanaman atau penelitian untuk
pengembangan senyawa kimia dalam tanaman
Biosintesis, perubahan serta metabolisme
senyawa
dalam tumbuhan
Penyebaran alamiah dan fungsi biologisnya
JALUR BIOSINTESIS
METABOLIT

SEKUNDER
Co/ Kajian Biosintesis
Flavonoid
FITOKIMIA vs KIMIA BAHAN ALAM
Persamaan
Perbedaan
 = Ekstraksi  FITOKIMIA
Simplisia
 = Isolasi  Senyawa kimia yang
berhubungan dengan obat
Ekstrak
 KBA
 Struktur senyawa kimia,
Fraksi tanpa memperhatikan ada
Dipantau atau tidak ada efek obat
dengan
Kromatografi
Isolat
FITOKIMIA vs KIMIA
BAHAN ALAM...
Hasil Fraksinasi Skrining Fitokimia
 Merupakan golongan  Negatif Palsu
senyawa dgn sifat yang mirip,  Harusnya ada, tapi reaksinya
misal: alkaloid meragukan

 Positif Palsu
 Harusnya tidak ada, tapi
reaksinya (+)
Ruang Lingkup Penelitian Obat
Bahan Alam
  Fitokimia
Farmakognosi
Ekstrak

Tanaman

Teknologi Senyawa Senyawa


PA Murni Tidak Murni

Eksipien
Simplisia
Produk
Jamu/OT Jadi
OHT
Fitofarmaka
Kosmetika, makanan
PLANT SPECTRUM
Ket:
ADAPTOGENIC PLANTS

POISONOUS PLANTS
NARCOTIC PLANTS
HERBAL REMEDIES

PHYTOMEDICINE
1 : No secondary effect
FOOD STAPPLES

2 : No secondary effect
on normal dosages
3 : Marginal effect
4 : Small Effect
5 : Strong secondary
effect
6 : Strong toxicity,
may
be mortal

1 2 3 4 5 6
The Food, Nutraceutical & Drug
Market
Global Food Market Global Drug Market
US $ 2000 billion/1997 US $ 300 billion/1997
Consumer Demand

NUTRACEUTICALS OTC DRUGS


CONVENTIONAL

Professional
FOODS

Demand
FUNCTIONAL PRESCRIPTION
HEALTH FOODS
FOODS DRUGS
Skrining
Fitokimi Simplisia Skema Umum
a
M Metode
e
t Fitokimia
o
Pemantauan ekstrak Kromatografi
Ekstraksi d
Cair-Cair Ekstrak terpilih
e
eFraksinasi
k
Fraksi s
t
r
Sub fraksi
a
k
s
Sub fraksi terpilih
Metode
i Pemurnian
Pemurnian:
Pengendapa Karakterisasi &
Ekstrak
Isolat
n Sublimasi Identifikasi
Uji Kemurnian
Kristalisasi
Obat yang berasal dari alam
No. Nama Senyawa Golongan Khasiat
1 Kafein Alkaloid Stimulasi SSP
2 Morfin Alkaloid Analgesik
3 Digoksin Steroid Gagal jantung
4 Prednison Steroid Kortikosteroid
5 Penisilin β-laktam Antibiotik
6 Gentamisin Karbohidrat Antibiotik
7 Dekstran Karbohidrat Homeostasis
8 Urokinase Protein Stroke
Literatur
Farnsworth, N.R., Biological and Phytochemical
Screening of Plants, J. Pharm. Sci, 1966
Cannel, R.J.P., Natural Product Isolation, 1998
Pendahuluan
Penggunaan obat yang berasal dari bahan
alam melibatkan kandungan senyawa kimia
yang terkandung di dalamnya
 Co/digitoksin, rutin, papain, morfin, codein,
atropin,
kina, vinkristin, kafein, dll
Shg diperlukan adanya pengetahuan mgn
aktivitas
biologi tanaman dan kandungan senyawa
kimianya.
 Dalam rangka pencarian senyawa obat baru
 Dalam rangka menemukan sumber baru
 Sbg prekursor u/sintesis senyawa kimia
kompleks baru
Pendahuluan …
Pendekatan yang digunakan:

 Pendekatan secara farmakologi


(Phytopharmacologic
Approaches )
 Pendekatan identifikasi kandungan
senyawa kimia (Phytochemical Screening
Approaches )
1. Phytopharmacologic Approaches
1. Pengetahuan empiris
 Doctrine of Signatures
 Tidak ada justifikasi yang rasional
 Herbal, medical botany, ethnobotany , eksplorasi di
lapangan
2. Dokumentasi/pengetahuan mgn tanaman beracun
3. Survei aktivitas farmakologi
 Aktivitas antineoplasma
 Aktivitas antimikroba
 Aktivitas antivirus
 Aktivitas antimalaria
 dll
2.Phytochemical Screening Approaches
Penapisan Fitokimia
Merupakan tahapan awal dalam
melakukan hipotesa identifikasi
kandungan kimia yang terdapat dalam
tumbuhan.
Golongan senyawa kimia dapat ditentukan
dengan uji warna, penentuan kelarutan, harga
R f dan ciri spektrum UV
Metode umum adalah dengan pereaksi yang
spesifik karena dirasakan lebih sederhana.
PENAPISAN
FITOKIMIA
Syarat metode yang digunakan : ...
 Mudah
 Dapat dilakukan dengan cepat
 Didesain dgn peralatan sederhana
 Selektif untuk golongan senyawa yang diuji
 Memberikan informasi tambahan ttg keberadaan
senyawa dalam golongan senyawa yang diuji
Hasil reaksi positif : tidak selalu menunjukkan
keberadaan senyawa metabolit ttt dlm simplisia
karena senyawa lain yg sejenispun dpt
memberikan hsl positif palsu
PENAPISAN
FITOKIMIA . . .
Penapisan fitokimia, dilakukan thd golongan
senyawa:
Alkaloid
Saponin
Flavonoid
Antrakuinon
Tanin
Monoterpen & seskuiterpen
Steroid & triterpenoid
 1. Alkaloid
Definisi:
 Alkaloid adalah senyawa yang bekerja pd SSP,
mgd atom N-heterosiklik dan dalam tanaman
disintesa dari asam amino atau derivatnya.
Metode penapisan:
Diekstraksi dg asam, krn alkaloid pd tanaman
terdapat dlm btk garam larut air
Diekstraksi dg air kmdn ditambahkan basa lalu
diekstraksi dgn pelarut organik (yg tidak
bercampur dgn air) dan dipartisi dgn larutan
asam encer
Ekstrak yg sdh dibasakan kmdn diekstraksi dgn
pelarut organik
Pengelompokan Pereaksi Alkaloid:
Reagen yg bereaksi dgn senyawa pembentuk garam yang
tidak larut (asam silikotungstat, fosfomolibdat,
fosfotungstat)
Reagen yang bereaksi membentuk senyawa kompleks yg
mengendap dgn alkaloid (prx Wagner dan Bouchardat)
Reagen yang bereaksi membentuk produk tambahan yang
tidak larut bersama dgn atom Nitrogen pd alkaloid (prx
Mayer, Valser, Dragendorrf )
Reagen yg bereaksi membentuk garam tidak larut antara
asam organik dgn basa alkaloid (prx Hager; asam
pikrat)
Deteksi alkaloid
ekstraksi dgn asam, diikuti penambahan basa dan pelarut yg tidak bercampur dan partisi dgn asam encer

Serbuk Simplisia
+ asam, filtrasi

Filtrat
+ basa, ekstraksi dgn kloroform

Fase air Fase organik


uapkan

Residu
asam

Dragendorrf Mayer
Pereaksi alkaloid
Pereaksi Alkaloid
Pereaksi Mayer Pereaksi Hager
Pereaksi Dragendorf Pereaksi Asam fosfotungstat
(pereakasi tetes & spray)
Pereaksi Wagner Pereaksi Valger
Pereaksi Amm.reinekat Pereaksi Kloroplatinat
Pereaksi Bouchardat Pereaksi Kloraurat
Pereaksi Asam silikotungstat Pereaksi Na-tetrafenilboron
Pereaksi Sonnenschein Pereaksi Asam tanat
2. POLIFENOLAT

 Simplisia atau bahan uji lain ditempatkan pada tabung reaksi


lalu ditambahkan air secukupnya, lalu dipanaskan diatas
penangas air dan disaring.
 Filtrat ditambahkan larutan pereaksi FeCl3 dan timbulnya
warna hijau atau biru-hijau, merah ungu, biru-hitam hingga
hitam menandakan positif fenolat atau timbul endapan coklat
menandakan adanya polifenolat.
a. Flavonoid
 Simplisia atau bahan uji lain
ditempatkan pada tabung
reaksi lalu ditambahkan air
secukupnya, kemudian
dicampur dengan serbuk
Mg dan HCl 2N dan
dipanaskan diatas
penangas air dan disaring.
 Filtrat ditambahkan amil
alkohol lalu dikocok kuat-
kuat dan timbulnya warna
merah, kuning, jingga
pada lapisan amil alkohol
menandakan positif
flavonoid.
b. Tannin
Sejumlah kecil bahan
uji ditempatkan pada
tabung reaksi lalu
ditambahkan air
secukupnya, kemudian
dipanaskan diatas
penangas air lalu
disaring.
Kepada filtrat
ditambahkan larutan
gelatin 1% dan
adanya endapan
putih menandakan
positif tanin.
c. Kuinon
Sejumlah kecil
simplisia ditempatkan
pada tabung reaksi
lalu ditambahkan air
secukupnya, kemudian
dipanaskan diatas
penangas air lalu
disaring.
Filtrat ditambahkan
larutan NaOH atau
KOH 5% dan timbulnya
warna kuning hingga
merah menandakan
positif kuinon.
d. Monoterpena dan Seskuiterpena

Simplisia digerus
dg eter lalu
disaring.
Filtrat ditempatkan
dalam cawan penguap
dan dibiarkan
menguap sampai
kering.
Ditambahkan larutan
vanillin 10% dalam
H2SO4 pekat dan
timbulnya warna-warna
menandakan positif
senyawa mono dan
seskuiterpen.
e. Triterpenoid dan Steroid

 Simplisia digerus dengan


eter lalu disaring. Filtrat
ditempatkan dalam n
cawa penguap dan
dibiarkan menguap
sampai kering, lalu
ditambahkan larutan
pereaksi Liebermann -
Burchard dan terjadinya
warna merah-ungu
menandakan positif
triterpenoid, sedangkan
bila warna hijau-biru
menunjukkan positif
steroid.
f. Saponin

 Sejumlah kecil simplisia atau


bahan uji lain ditempatkan pada
tabung reaksi lalu ditambahkan
air secukupnya, kemudian
dipanaskan diatas penangas air
selama 30 menit, lalu disaring.
Filtrat dibiarkan sampai dingin,
lalu dikocok kuat-kuat selama 10
detik dengan arah vertikal dan
terjadinya busa setinggi ± 1 cm
yang bertahan selama 10 menit
menandakan positif saponin.
Dan busa tersebut masih
bertahan (tidak hilang) setelah
ditambahkan beberapa tetes
HCl.
Reaksi ?
Alhamdulillah

Anda mungkin juga menyukai