MEMPENGARUHI AUTAKOID
Aksi patologis
• Jumlah autokoid bila berubah dapat menimbulkan
patologi/kerusakan jaringan
• Prostaglandin bila berlebih menimbulkan demam,
inflamasi
• Histamin bila meningkat menimbulkan alergi,
urtikaria/gatal-gatal (respon patologi)
Autakoida
• prostaglandin,
Derivat • leukotrien,
• faktor pengaktivasi platelet,
lipid • Tromboksan
Derivat • histamin
• kinin plasma (bradikinin)
peptida
AUTAKOID DERIVAT LIPID
(PROSTAGLANDIN)
Efek Autakoida derivat lipid
terhadap sistem • Penginduksi kelahiran atau abortifum (penyebab
keguguran)
reproduksi • Mekanisme : meningkatkan kontraksi uterus
fosfolipase
Asam arakhidonat
siklooksigenase lipooksigenase
•Prostaglandin •Leukotrien
Obat-obat penghambat
biosintesis autokoid derivat lipid
Analgetika-Antipiretika-
Antiinflamasi
MEKANISME NYERI-
INFLAMASI-DEMAM
Nyeri
• Bisa muncul bersama kerusakan jaringan
dan inflamasi
• Ketika ada stimulus nyeri, prostaglandin
mensensitisasi reseptor nyeri bersama
dengan mediator lain seperti bradikinin
dan histamin
• Rangsang nyeri diteruskan ke otak dan
ditafsirkan sebagai rasa nyeri oleh tubuh
NOCICEPTIVE PAIN
Noxius Pheripheral Stimuli
Pain
Heat Autonomic Response
Witdrawal Reflex
Cold
Brain
Intense
Mechanical
Nociceptor sensory neuron
Force
Heat
Neutrophil
Granulocyte
Brain
Tissue Damage
Spinal cord
=
Inflamasi
• Respon imun tubuh akibat iritasi,
kerusakan jaringan
• Untuk melokalisasi kerusakan,
menghilangkan penyebab kerusakan dan
memperbaiki jaringan yang rusak
• Manifestasi lokal: triple respons (merah-
panas, nyeri, bengkak)
Inflamasi
• Vasodilatasi dan peningkatan aliran darah
akibat histamin; pelepasan prostaglandin
→kemerahan dan panas
• Masuknya plasma darah dari pembuluh
darah ke area injury, penimbunan leukosit
(fagositosis sel rusak)→bengkak
• Leukosit yang mati melepaskan enzim
yang mengaktifkan bradikinin
→menstimulasi reseptor nyeri →nyeri
Demam
• Meningkatnya suhu tubuh di atas batas
normal
• Bukan suatu penyakit, tetapi tanda adanya
penyakit/ infeksi
• Bisa disebabkan dehidrasi, inflamasi,
infeksi, obat-obat tertentu, brain injury,
penyakit yang melibatkan hipotalamus
Pengaturan suhu
• Suhu tubuh dikontrol oleh pusat pengaturan di
hipotalamus
• Secara normal, ada keseimbangan antara
produksi panas dengan kehilangan panas untuk
memelihara temperatur konstan
• Prostaglandin merupakan pirogen (penyebab
demam), terbentuk misalnya karena toksin bakteri
• Jika diproduksi panas berlebih (demam),
diaktifkan mekanisme untuk meningkatkan
penghilangan panas (dilatasi pembuluh darah,
keringat)
FARMAKOLOGI ANALGETIKA
KLASIFIKASI
ANALGETIKA
Analgetika perifer
Perifer/non
berefek analgetik- opioid
Sentral/opioid
antipiretik-antiinflamasi
NSAID:
Non Steroid
Antiinflammation NSAID SAID narkotika
Drugs
SAID: Steroid
Antiinflammation
Drugs
MEKANISME PENGHANTARAN & TIMBULNYA SENSASI NYERI
korteks
Reaksi
Sistem Thalamus opticus Otak kecil Pertahanan
terkoordinasi
limbik
Formatio reticularis
Reaksi vegetatif
Analgetika
narkotika
Spinalis Cordata
Reaksi pertahanan
Reseptor nyeri
Analgetika
non Pembebasan mediator nyeri
narkotika
Rangsang nyeri
Efek Analgesia
• Pada neuron yang menghantarkan informasi
nyeri terdapat reseptor opioid yang terdapat
di SSP
• Jika reseptor ditempati oleh peptida opioid
endogen (endorphin, enkephalin)→rangsang
nyeri tidak diteruskan→efek analgesia
• Morphin mirip endorphin, menduduki
reseptor opioid→efek analgesia
Mekanisme kerja peptida endogen dalam
menimbulkan analgesia
korteks
Info nyeri
Thalamus opticus
inhibisi peptida
endogen
bradikinin Info nyeri
Aktivitas
Penghantaran
Reseptor •Endorfin
Spinalis cordata info nyeri
Opioid (µ,δ,κ) •Enkefalin menurun
•Dinorfin
Info nyeri
Reseptor Nyeri
Analgetik opioid
• Analgetik opioid merupakan golongan obat yang
memiliki sifat seperti opium/morfin.
• Mempunyai daya penghalang nyeri yang sangat kuat
dengan titik kerja yang terletak di sistem saraf pusat
(SSP).
• Umumnya dapat mengurangi kesadaran
dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia).
• Analgetik opioid ini merupakan pereda nyeri yang
paling kuat dan sangat efektif untuk mengatasi nyeri
yang hebat.
• Mekanisme umumnya :
Terikatnya opioid pada reseptor menghasilkan
pengurangan masuknya ion Ca2+ ke dalam sel, selain
itu mengakibatkan pula hiperpolarisasi dengan
meningkatkan masuknya ion K+ ke dalam sel. Hasil
dari berkurangnya kadar ion kalsium dalam sel adalah
terjadinya pengurangan terlepasnya dopamin,
serotonin, dan peptida penghantar nyeri, dan
mengakibatkan transmisi rangsang nyeri terhambat.
Antagonis naloxone
Analgetika perifer-antipiretik-
antiinflamasi
NSAIDs
Deposit :
• mast sel (sekitar
pembuluh darah,
saraf, limfatik)
• otak (SSP)
• darah (sel-sel basofil)
Penyebab pembebasan histamin
• Cetirizin
• Loratadin
• Desloratadin
• Fexofenadine
Antihistamin H2 dan H3
Antihistamin H2 :
cimetidin, ranitidin, famotidine
Antihistamin H3 : thioperamida
Perbedaan AH1 dan AH2
• Perbedaan tempat bekerja (perbedaan
reseptor)
• A-H2 kurang larut dalam lipid sehingga tidak
menembus barrier darah otak
• Sifat atau efek farmakologi
Antagonis Histamin AH1
• Contoh :
Chlorpheniramine
Maleate (CTM =
Chlor-Trimeton)
• Kompetitif dalam
menduduki reseptor
histamin
Antagonis Histamin AH1
• Sifat farmakologi (dengan menduduki reseptor histamin):
Terhadap pembuluh • stabilitas permeabilitas kapiler (mencegah udem
darah dan inflamasi); menghambat vasodilatasi
Terhadap reaksi
• mengurangi / menekan respon alergi dan syok
hipersesitivitas tipe anafilaktik
segera
• Terutama untuk
mengobati peptik
ulser, menekan
sekresi asam lambung
• Contoh : simetidin,
ranitidin
ALHAMDULILLAH