Anda di halaman 1dari 21

Analgetik-antipiretik, antiiflamasi

nonsteroid
( AINS )
Tahoma Siregar
AINS
• Analgetik antipiretik antiiflamasi nonsteroid (AINS)
disebut juga analgetika yang bekerja perifer dengan
spektrum kerja farmakologi (efek terapi dan efek
samping) mirip walaupun struktur kimia antara AINS
berbeda.
Kerja obat AINS meliputi:
– Analgetika (cth as mefenamat, antalgin, asetosal)
– Antiplatet (cth, asetosal)
– Antipiretika (Cth : Parasetamol, asetosal, ibuprofen)
– Efek urikosurika (Fenilbutazon, Indometasin)
– Antiinflamasi (Cth asetosal, fenilbitazon, piroksikam)
AINS
Klisifikasi kimiawi AINS seperti di bawah ini
• turunan asam salisilat
– asam asetil salisilat benorilat
– salisilamid disfusi (fluor fenila asam salilat)
– salasetamid
• Turunan anilin
– Fenasetin
– parasetamol
• turunan asam antranilat
– asam mefenamat (metenamat)
– asam nufenamat (flufennamat)
– asam niflumat
• turunan pirazamol (fenazon)
– aminofenazon = amidodiprin
– metamizol = nor amidoprin metansulfonat = novaminsulfon/novalgin, antalgin
– Propifenazon
– fenilbutazon/butazolidin
– oksifenbutazon/tanderil
– Sulfinpirazon
– azapropazon/prolixin
AINS
• asam hetero aril asetat / heteroalkilpropionat
– aril asetat
• Ketoprofen sulindak / imbaral
• indoprofen / flosin tolmetin / tolectin
• diklotenak / voltaren lonaolak / argunil,irrtren
– asam propionat
• ibuprofen / brufen flexbiprofen
• fenoprofen ketroprofen
• naproksen/nakexen pirprofen/rengasil
• indoprofen/flotin karprofen/imadly
– asam tiaprofenat / surgam
• turunan oksikam
– piroksikam / felden
– isoksilam / pacyl
AINS
• Obat-obat antiradang, analgesik dan antipiretik
merupakan suatu kelompok senyawa yang
heterogen, sering tidak berkaitan secara kimiawi
(kebanyakan asam organik), namun mempunyai
kerja terapeutik dan efek samping sama.
• Penjelasaan mengapa kelompok obat AINS yang
heterogen ini dapat memiliki kesamaan efek terapi
dan efek samping, hal ini berdasarkan atas
penghambatan biosintetis prostagladin.
AINS
• Prototipenya adalah aspirin, sehingga senyawa-
senyawa ini sering disebut obat mirip aspirin atau
obat antiradang nonsteroid atau NSAID (non
steroidal antiinflamatory drugs),
AINS
• Penghambatan siklooksigenase (Cox) dianggap
sebagai mekanisme utama NSAID. Cox merupakan
enzim yang bertanggungjawab atas biosintesis
prostaglandin dan autakoid tertentu yang berkaitan
Mekanisme kerja NSAID
• NSAID pada konsentrasi rendah menghambat
pembentukan prostaglandin secara enzimatik.
• Prostaglandin ikut andil dalam patogenesis radang dan
demam.
• Prostaglandin dilepaskan pada semua sel yang rusak,
prostaglandin timbul pada eksudat radang, dan NSAID
menghambat biosintesis prostaglandin dalam semua
sel.
• NSAID umumnya tidak menghambat eikosanoid seperti
leukotrin, yang juga berperan dalam peradangan.
Peradangan

• Proses peradangan disebabkan oleh berbagai


stimulus (misalnya zat-zat penginfeksi, iskemia,
interaksi antigen-antibodi, cedera/fisika lain). Setiap
jenis stimulus memicu respons khas. Respons
disertai tanda-tanda klinis eritema, edema,
hiperalgesia (peka nyeri) dan nyeri.
Peradangan

• Respons peradangan, tiga fase ;


1. Fase singkat akut, ditandai vasodilatasi lokal dan
peningkatan permeabilitas vaskuler.
2. Fase sub akut lambat, ditandai infiltrasi sel
leukosit dan sel fagosit
3. Fase proliferatif kronik, ditandai terjadi
kerusakan jaringan dan fibrosis
Artritis reumatoid
• Merupakan penyakit autoimun yang dikendalikan
terutama oleh sel T teraktivasi yang meningkatkan
sitokin dari sel T seperti IL-1 dan TNF.
• Antibodi yang dihasilkan adalah IgG
• Obat antiradang yang tersedia, hanya
adrenokortikosteroid yang mengganggu sintesis /
kerja Il-1 atau TNF
Nyeri
• NSAID biasanya digolongkan sebagai analgesik
ringan, tetapi tidak seluruhnya penggolongan ini
benar. Penilaian jenis dan intensitas nyeri juga
penting dalam efikasi analgesik.
• Nyeri pasca operasi, NSAID lebih unggul dari opioid.
• Bradikinin dan sitokinin (seperti TNFα, IL-1 dan IL-8)
berperan dalam nyeri radang, juga neuropeptida
seperti zat P. GgE2 dan PGF2α juga penyebab nyeri.
Demam
• Pengaturan suhu (pembentukan dan hilangnya
panas) di hipotalamus, set point sehingga suhu
tubuh dipertahankan. Obat NSAID tidak
mempengaruhi suhu tubuh jika suhu naik oleh
karena olahraga atau lingkungan.
• Demam dapat disebabkan oleh infeksi atau slah
satu akibat kerusakan jaringan, peradangan,
penolakan pencangkokan, tumor ganas atau
penyakit lain.
PATOFISIOLOGIS
DEMAM
• Demam merupakaan gejala yang menyertai banyak
penyakit seperti infeksi, tumor, virus dan lain-lain.
Bahan seperti bakteri. Virus (pirogen eksogen)
dapat menyebabkan demam. Proses pembentukan
demam mula-mula (pirogen eksogen) merangsang
fagosit yang kemudian melalui peningkatan sintesis
prostagladin mengatur nilai ambang suhu tubuh di
hipotalamus ke suhu lebih tinggi, lihat gambar 1.
PATOFISIOLOGIS
DEMAM
• Peningkatan suhu tubuh ke keadaan yang lebih
tinggi (demam) dari keadaan normal 37˚C
menyebabkan vasokontriksi pembuluh kulit,
gemetar, dan tubuh terasa dingin. Rasa ingin
bersifat subjektif. Penurunaan demam (kembali ke
suhu normal) suhu pusat sebaiknya dirasakan
terlalu tinggi / panas (sifat subjektif) dan terjadi
vasoliditasi pembuluh darah di kulit dan banyak
keringat.
gambar 1 produksi demam
Phagocytic
Leucocytes Pirogen eksogen

Activated Leucocytes
Derepression DNA
Transcription
Translation
New protein synthesis

Endogenous pyrogen

Thermoregulatory Center
Incrused temperature set-point

FEVER
Penghambatan biosintesis prostaglandin oleh NSAID
Asam lemak Asam teresterifikasi
berbagai rangsangan
Dalam lipid sel Asam arakidonat
Esensial kimiawi dan mekanis
Dalam makanan mis, fosfolipid pada
Pengaktifan
membran sel
Fosfolipase A2/ asilhidroksilase Deksametason
Lipooksigenase

X Siklooksigenase 2 /
NSAID(asipirin,
Siklooksigenase 1
HPETE Indometasin)
x
Substrat palsu
Mis, as 5,8, 11 14 PGG2
eikosatetrinoat

PGH2
Prostasiklin sintase Tromboksan sintase

PGI2 PGDH
PGE2 PGF2α PGD2
PgF1α
PATOFISIOLOGIS
INFLAMASI
• Inflamasi adalah suatu respon biologis terhadap
serangkaian reaksi kimia. Fungsi inflamasi adalah
untuk melindungi tubuh dari infeksi dan kerusakan
jaringan.
Inflamasi
• penyebab inflamasi / radang : bahan kimia. Fisika ,
mikroorganisme atau parasit.
• Gejala klinis inflamasi berupa pemerahaan (rubor),
panas meningkat ( calor ), pembengkakan ( tumor ),
panas meningkat ( calor ), nyeri ( dolor ) dan ganguan
fungsi ( fungtio laesa ).
• Mekanisme terjadinya inflamasi disebabkan oleh
adanya ganguaan atau luka sel menyebabkan
terjadinya pelepasaan mediator-mediator inflamasi
seperti : histamin, serotin, bradikinin, enzim lisosom,
prostagladin dan lekotrin, lihat gambar 2 .
Gambar 2 : mekanisme terjadinya inflamasi
Noksius/Bahan perusak

Kerusakan sel
•Emigrasi
•Pelepasan sel
Pelepasan
Bahan mediator

Ganguan Perangsangan
Sirkulasi lokal Eksudai Resptor nyeri

Pembengkakan
Pembengkakan Calor Nyeri Kehingan fungsi
Inflamasi
Tugas Mandiri
• Pelajari masing-masing sifat obat
– Asetosal
– Parasetamol
– Asam Mefenamat
– dll

Anda mungkin juga menyukai