Anda di halaman 1dari 15

Analgetika Antipiretik

Asep Abdul Rahman


Saraf
Pengertian
NYERI :
perasaan sensoris & emosional yg tidak menyenangkan yg
berhubungan dg adanya / potensi rusaknya jaringan, keadaan
yg menggambarkan kerusakan jaringan tsb.
DEMAM:
pengaturan panas pd tingkat suhu yg lebih tinggi
gejala penyerta infeksi (reaksi tangkis bagi tubuh terhadap
infeksi)
Suhu > 37°C limfosit & makrofag lebih aktif
suhu > 40 - 41°C menjadi kritis & fatal (tidak terkendalikan
oleh tubuh).
Reseptor suhu & pusat termoregulasi terletak di hipotalamus.
Pengertian
ANALGETIKA :
zat-zat yg mengurangi/menghalau rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran (perbedaan dg anestetik umum).

ANTIPIRETIKA :
Zat yg menurunkan suhu tubuh sampai nilai ambang
normal (37°C).
Sadar atau tidak kita sering menggunakan analgetika

Tujuan penatalaksanaan nyeri hebat tidak hanya


meredakan nyeri tapi juga meningkatkan kualitas pasien
sehingga dapat hidup normal

Golongan obat Analgetika :


1.Analgetika Narkotika
2.Analgetika Perifer
3.Analgetika Antipiretika
Analgetika Narkotika
 memiliki daya menghalangi nyeri yang kuat sekali
dengan tingkat kerja yangterletak di Sistem Saraf Pusat
 Umumnya mengurangi kesadaran (sifat meredakan
danmenidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman
(euforia)
 Dapat mengakibatkan toleransidan kebiasaan (habituasi)
serta ketergantungan psikis dan fisik (ketagihan adiksi)
dengangejala-gejala abstinensia bila pengobatan
dihentikan.
Jenis:
1. Alkaloid Candu alami dan semi sintetis
2. Pengganti-Pengganti morfin :Petidin, metadon dan
fenantren
Analgetika Perifer (Non Narkotik)
 tidak mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, tidak
menurunkan kesadaran atau mengakibatkan ketagihan.
 Semua analgetika perifer juga memiliki kerja antipiretik.
 Mekanisme kerja : pada pusat pengatur kalor di
hipotalamus, vasodilatasi perifer (di kulit) dengan
bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluarnya
banyak keringat
Analgetika Perifer
Jenis :
1.Salisilat dan turunannya : salisilat, Na-salisilat, asetosal,
salisilamida, dan benirilat
2.Turunan P Amino Fenol : fenasetin dan parasetamol
3.Turunan pirozolon : antipirin,aminofenazon, dipiron,
fenilbutazon
4.Turunan antranilat: glafenin, asam mefenamat, dan asam
nifluminat.
Efek-efek samping : gangguan-gangguan lambung-usus,
kerusakan darah, merusakan hati, dan ginjal dan juga
reaksi-reaksi alergi kulit.
Terjadi pada penggunaan lama atau pada dosis besar
Analgetika Antipiretik
 analgetik-antipiretik dalah obat yang mengurangi rasa
nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh
Mediator nyeri :
a. Histamin
b. Serotonin
c. Plasmokinin : bradikinin
d. Prostaglandin
Penatalaksanaan Nyeri
Menurut derajatnya
•Nyeri ringan / nyeri disertai demam → obat analgetika perifer
(parasetamol, asetosal, mefenaminat, propifenazon,
aminofenazon).

•Nyeri sedang → analgetik perifer + opiat lemah (kodein) atau


ditambah kofein.
• nyeri sedang + bengkak / akibat trauma (jatuh, tabrakan) →
analgetik, antipiretik, antiinflamasi (NSAIDs & aminofenazon).

•Nyeri hebat → morfin atau analgetik opiat lainnya. (lihat tangga


analgetika menurut WHO).
Penyebeb Nyeri
Ditimbulkan oleh berbagai rangsang
mekanis,
kimia, dan
fisis yang melampaui suatu nilai ambang tertentu (nilai
ambang nyeri).
Rasa nyeri tersebut terjadi akibat terlepasnya mediator-
mediator nyeri dari jaringan yang rusak yang kemudian
merangsang reseptor nyeri di ujung saraf perifer ataupun
ditempat lain.
Dari tempat-tempat ini selanjutnya rangsang nyeri
diteruskan ke pusat nyeri di korteksserebri oleh saraf
sensoris melalui sumsum tulang belakang dan thalamus.
 Kemudian rangsang diolah di pusat nyeri di hipotalamus.
Disamping itu Hipotalamus mrmpunyai peran sebagai
Termostat (mengatur suhu) tubuh.
Mekanisme Kerja
Mekanisme Kerja analgetik : menghambat biosintesis
prostaglandin (PG) perifer secara lemah yg berperan sbg
mediator nyeri.
menghambat biosintesis enzim siklooksigenase menjadi
endoperoksida, shg menurunkan atau bahkan menghambat
sintesis prostaglandin (PG), tromboxan A2 (TX-A2), tetapi
tidak menurunkan leukotrien
 Mekanisme Kerja antipiretik : menghambat biosintesis
PG ( yg dibentuk sbg reaksi terhadap zat pirogen dari
infeksi bakteri) di dalam hipotalamus (sbg pusat pengatur
suhu & termoregulasi), menyebabkan vasodilatasi perifer
di kulit dg bertambahnya pengeluaran kalor & keluar
keringat yg banyak.

Demam yg menyertai infeksi peradangan akibat 2 hal yaitu:


1). Pembentukan PG di dalam SSP sbg respon terhadap
pirogen.
2). Efek interleukin-1 (IL-1) di hipotalamus; IL-1 dihasilkan
makrofag untuk aktivasi limfosit & dilepaskan selama
peradangan.

Anda mungkin juga menyukai