Saraf Pengertian NYERI : perasaan sensoris & emosional yg tidak menyenangkan yg berhubungan dg adanya / potensi rusaknya jaringan, keadaan yg menggambarkan kerusakan jaringan tsb. DEMAM: pengaturan panas pd tingkat suhu yg lebih tinggi gejala penyerta infeksi (reaksi tangkis bagi tubuh terhadap infeksi) Suhu > 37°C limfosit & makrofag lebih aktif suhu > 40 - 41°C menjadi kritis & fatal (tidak terkendalikan oleh tubuh). Reseptor suhu & pusat termoregulasi terletak di hipotalamus. Pengertian ANALGETIKA : zat-zat yg mengurangi/menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dg anestetik umum).
ANTIPIRETIKA : Zat yg menurunkan suhu tubuh sampai nilai ambang normal (37°C). Sadar atau tidak kita sering menggunakan analgetika
Tujuan penatalaksanaan nyeri hebat tidak hanya
meredakan nyeri tapi juga meningkatkan kualitas pasien sehingga dapat hidup normal
Golongan obat Analgetika :
1.Analgetika Narkotika 2.Analgetika Perifer 3.Analgetika Antipiretika Analgetika Narkotika memiliki daya menghalangi nyeri yang kuat sekali dengan tingkat kerja yangterletak di Sistem Saraf Pusat Umumnya mengurangi kesadaran (sifat meredakan danmenidurkan) dan menimbulkan perasaan nyaman (euforia) Dapat mengakibatkan toleransidan kebiasaan (habituasi) serta ketergantungan psikis dan fisik (ketagihan adiksi) dengangejala-gejala abstinensia bila pengobatan dihentikan. Jenis: 1. Alkaloid Candu alami dan semi sintetis 2. Pengganti-Pengganti morfin :Petidin, metadon dan fenantren Analgetika Perifer (Non Narkotik) tidak mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, tidak menurunkan kesadaran atau mengakibatkan ketagihan. Semua analgetika perifer juga memiliki kerja antipiretik. Mekanisme kerja : pada pusat pengatur kalor di hipotalamus, vasodilatasi perifer (di kulit) dengan bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluarnya banyak keringat Analgetika Perifer Jenis : 1.Salisilat dan turunannya : salisilat, Na-salisilat, asetosal, salisilamida, dan benirilat 2.Turunan P Amino Fenol : fenasetin dan parasetamol 3.Turunan pirozolon : antipirin,aminofenazon, dipiron, fenilbutazon 4.Turunan antranilat: glafenin, asam mefenamat, dan asam nifluminat. Efek-efek samping : gangguan-gangguan lambung-usus, kerusakan darah, merusakan hati, dan ginjal dan juga reaksi-reaksi alergi kulit. Terjadi pada penggunaan lama atau pada dosis besar Analgetika Antipiretik analgetik-antipiretik dalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh Mediator nyeri : a. Histamin b. Serotonin c. Plasmokinin : bradikinin d. Prostaglandin Penatalaksanaan Nyeri Menurut derajatnya •Nyeri ringan / nyeri disertai demam → obat analgetika perifer (parasetamol, asetosal, mefenaminat, propifenazon, aminofenazon).
•Nyeri sedang → analgetik perifer + opiat lemah (kodein) atau
ditambah kofein. • nyeri sedang + bengkak / akibat trauma (jatuh, tabrakan) → analgetik, antipiretik, antiinflamasi (NSAIDs & aminofenazon).
•Nyeri hebat → morfin atau analgetik opiat lainnya. (lihat tangga
analgetika menurut WHO). Penyebeb Nyeri Ditimbulkan oleh berbagai rangsang mekanis, kimia, dan fisis yang melampaui suatu nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri). Rasa nyeri tersebut terjadi akibat terlepasnya mediator- mediator nyeri dari jaringan yang rusak yang kemudian merangsang reseptor nyeri di ujung saraf perifer ataupun ditempat lain. Dari tempat-tempat ini selanjutnya rangsang nyeri diteruskan ke pusat nyeri di korteksserebri oleh saraf sensoris melalui sumsum tulang belakang dan thalamus. Kemudian rangsang diolah di pusat nyeri di hipotalamus. Disamping itu Hipotalamus mrmpunyai peran sebagai Termostat (mengatur suhu) tubuh. Mekanisme Kerja Mekanisme Kerja analgetik : menghambat biosintesis prostaglandin (PG) perifer secara lemah yg berperan sbg mediator nyeri. menghambat biosintesis enzim siklooksigenase menjadi endoperoksida, shg menurunkan atau bahkan menghambat sintesis prostaglandin (PG), tromboxan A2 (TX-A2), tetapi tidak menurunkan leukotrien Mekanisme Kerja antipiretik : menghambat biosintesis PG ( yg dibentuk sbg reaksi terhadap zat pirogen dari infeksi bakteri) di dalam hipotalamus (sbg pusat pengatur suhu & termoregulasi), menyebabkan vasodilatasi perifer di kulit dg bertambahnya pengeluaran kalor & keluar keringat yg banyak.
Demam yg menyertai infeksi peradangan akibat 2 hal yaitu:
1). Pembentukan PG di dalam SSP sbg respon terhadap pirogen. 2). Efek interleukin-1 (IL-1) di hipotalamus; IL-1 dihasilkan makrofag untuk aktivasi limfosit & dilepaskan selama peradangan.