Anda di halaman 1dari 80

WS PMKP

MONITORING DAN EVALUASI


CLINICAL PATHWAY

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes


Komisi Akreditasi Rumah Sakit

1
PPK - CP
.....evaluasi
proses
pelaksanaan
panduan praktik
klinik, alur
klinis.....

PMKP 5.1
TKRS 11.2

2
Standar PMKP 5.1

Dilakukan evaluasi proses pelaksanaan panduan praktik


klinik, alur klinis (clinical pathway) dan/atau protokol klinis
dan atau prosedur dan atau standing order di prioritas
pengukuran mutu pelayanan klinis
3
Elemen penilaian PMKP 5.1 Telusur Skor
R 10 T
1. RS menetapkan evaluasi Regulasi tentang evaluasi panduan
- L
pelayanan kedokteran dengan praktik klinis, alur klinis atau 0 -
T
panduan praktik klinis, alur protokol
T
klinis atau protokol. (R)

2. Hasil evaluasi dapat D Bukti hasil capaian kepatuhan DPJP 10 T


menunjukkan adanya perbaikan 5 L
variasi dalam lima fokus area  Komite PMKP 0 T
pada pemberian pelayanan. W • Komite medis S
(D,W) T
T
4
Elemen penilaian PMKP 5.1 Telusur Skor
3. Rumah sakit telah melaksanakan D Bukti hasil audit klinis dan atau 10 T
audit klinis dan atau audit medis audit medis 5 L
pada panduan praktik klinis 0 T
/alur klinis prioritas di tingkat W • Komite PMKP S
rumah sakit (D,W) • Komite medis T
T

5
Standar TKRS 11.2
• Setiap Kelompok Staf Medis (KSM) memilih dan
menetapkan panduan praktik klinik yang dapat dilengkapi
dengan alur klinis (clinical pathway) dan/atau protokol
klinis dan atau prosedur dan atau standing order sebagai
panduan dari asuhan klinik yang akan dilakukan evaluasi.

6
Elemen penilaian TKRS 11.2 Telusur Skor

1. Ada regulasi yang mengatur bahwa setiap R Regulasi tentang proses pemilihan, 10 TL
Kelompok Staf Medis (KSM) setiap tahun memilih penyusunan dan evaluasi - -
5 (lima) panduan praktik klinis, alur atau protokol pelaksanaan PPK 0 TT
klinis prioritas untuk dievaluasi sesuai kriteria
yang ada di maksud dan tujuan point a) sampai
dengan g) dan point 1) dan 2). (R)

2. Ada bukti bahwa setiap tahun, panduan praktik D Bukti rapat/proses tentang 10 TL
klinis, alur klinis atau protokol dipilih sesuai pemilihan PPK, alur klinis dan 5 TS
regulasi. (D,W) atau protokol 0 TT
W • Kepala bidang/divisi medis
• Komite medis
• Kepala unit pelayanan
7
Elemen penilaian TKRS 11.2 Telusur Skor

3. Ada bukti bahwa panduan praktik D Bukti pelaksanaan asuhan sesuai PPK di 10 TL
klinis, alur klinis dan atau protokol rekam medis (lihat PAP 1) 5 TS
tersebut telah dilaksanakan sesuai 0 TT
regulasi. (D,W) W PPA terkait
D
4. Ada bukti bahwa Komite Medik telah 1) Bukti pelaksanaan tentang monitoring 10 TL
melakukan monitoring dan evaluasi kepatuhan DPJP terhadap PPK (audit 5 TS
penerapan panduan praktik klinik, medis atau indikator mutu) 0 TT
alur dan atau protokol klinis sehingga 2) Bukti tentang kepatuhan DPJP
berhasil menekan terjadinya terhadap PPK
keberagaman proses dan hasil. (D,W) • Komite medik
• Komite PMKP
W

8
Standar pelayanan kedokteran
(PMK 1438 th 2010)

Nasional  Pedoman Nasional Praktik Kedokteran

Rumah Sakit SPO pelayanan kedokteran

SPO pelayanan kedokteran disusun dalam bentuk Panduan praktik klinis yg dpt dilengkapi alur
klinis (clinical pathway), algoritma, protokol, prosedur, standing order,
9
PPK CP LAINNYA
Stroke Non Hemorragic Tata laksana Stroke Non -
Hemorragic

Gagal Ginjal Kronik - Protokol HD


Kejang demam - • Prosedur Pungsi
lumbal
• Standing order
diazepam rektal

10
PENINGKATAN MUTU RS
Indikator mutu prioritas RS (IAK-IAM & ISKP) 5 PPK-CP Prioritas pelayanan yg ditingkatkan mutunya

INDIKAT
Indikator mutu unit 5 PPK – CP di setiap KSM (Kelompok Staf Medis)

OR PPK-CP
MUTU

11
5 PPK-CP di setiap
KSM
(TKRS 11.2)

12
REGULASI

5 PPK-CP pada Prioritas


Regulasi :
pelayanan yg ditingkatkan
1. Pemilihan PPK-CP yg akan di
mutunya
monitoring
2. Penyusunan PPK-CP
3. Monitoring dan evaluasi PPK- 5 PPK – CP di setiap KSM
CP (Kelompok Staf Medis)

13
Sasaran RS adalah

 Standarisasi proses asuhan klinik

 Mengurangi risiko dalam proses asuhan,teristimewa yang berkaitan


dengan keputusan tentang asuhan yang kritikal
 Memberikan asuhan klinik tepat waktu, efektif, menggunakan sumber
daya yang tersedia dengan efisien
 Memberikan asuhan bermutu tinggi secara konsisten menggunakan
“evidence based practices”
14
PEMILIHAN DAPAT BERDASARKAN :

a. penyakit atau kondisi yang paling sering atau banyak terjadi;


b. penyakit atau kondisi yang memiliki risiko tinggi
c. penyakit atau kondisi yang memerlukan biaya tinggi
d. penyakit atau kondisi yang terdapat variasi/keragaman dalam
pengelolaannya

15
PEMILIHAN, PENYUSUNAN & PELAKSANAAN MEMENUHI KRITERIA

a) Sesuai dengan populasi pasien yang ada dan misi RS

b) Disesuaikan dengan teknologi, obat, lain sumber daya di RS atau norma profesional yg
berlaku secara Nas.

c) Dilakukan asesmen terhadap bukti ilmiahnya dan disahkan oleh pihak berwewenang

d) Disetujui resmi atau di gunakan oleh RS

e) Dilaksanakan dan di ukur terhadap efektivitasnya

f) Dijalankan oleh staf yang terlatih menerapkan pedoman atau pathways

g) Secara berkala diperbaharui berdasar bukti dan evaluasi dari proses dan hasil proses

16
5 PPK-CP Prioritas pelayanan yg ditingkatkan mutunya
5 PPK-CP pada Prioritas
pelayanan yg ditingkatkan
mutunya

Memilih dan Indikator area klinik


Direktur RS dan menetapkan
para pemimpin di pelayanan yg
RS ditingkatkan
Indikator area manajemen
mutunya

Indikator sasaran keselamatan


pasien
17
Format PANDUAN PRAKTIK KLINIS

1. Pengertian 11. Tingkat Evidens*


2. Anamnesis 12. Tingkat Rekomendasi*
3. Pemeriksaan Fisik 13. Penelaah Kritis*
4. Prosedur Diagnostik 14. Indikator
5. Diagnosis Kerja 15. Kepustakaan
6. Diagnosis Banding
7. Pemeriksaan Penunjang Catatan :
* Bila memungkinkan dan sesuai
8. Tata Laksana
kemampuan rumah sakit dan
9. Edukasi (Hospital Health diputuskan oleh Direktur RS
Promotion) atas rekomendasi Komite Medis
10. Prognosis dan atau Komisi HTA
18
(PERSI : PEDOMAN PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIK KLINIS DAN CLINICAL PATHWAY DALAM
ASUHAN TERINTEGRASI SESUAI STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT 2012, November 2015)
PPK Prioritas

• Jumlah setiap tahun tidak berubah, tetap 5


PPK
• Jenis dapat berubah, megikuti prioritas
mutu yang akan diperbaiki di RS

19
Format Panduan Asuhan Keperawatan (PAK)

1. Pengertian
2. Asesmen Keperawatan
3. Diagnosis Keperawatan
4. Kriteria Evaluasi/Nursing Outcome
5. Intervensi
6. Informasi & Edukasi/Discharge Planning
7. Evaluasi
8. Evidence based nursing practice*
9. Penelaah Kritis
10.Kepustakaan
20
(PERSI : PEDOMAN PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIK KLINIS DAN CLINICAL PATHWAY DALAM
ASUHAN TERINTEGRASI SESUAI STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT 2012, November 2015)
Format Panduan Asuhan Gizi (PAG)

1. Pengertian 4. Intervensi
2. Asesmen a. Perencanaan
a. Asesmen Antropometri b. Implementasi
b. Asesmen Biokimia c. Edukasi
c. Asesmen Klinis d. Konseling Gizi
d. Asesmen Riwayat e. Koordinasi dengan
Makan Tenaga Kesehatan lain
e. Asesmen Riwayat 5. Monitoring dan Evaluasi
Personal 6. Re Asesmen*
3. Diagnosis 7. Indikator/Outcome
8. Kepustakaan

21
(PERSI : PEDOMAN PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIK KLINIS DAN CLINICAL PATHWAY DALAM
ASUHAN TERINTEGRASI SESUAI STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT 2012, November 2015)
Format Panduan Asuhan Farmasian (PAF)
1. Pengertian d. Pemantauan terapi obat
2. Asesmen Kefarmasian : Problem medik e. Monitoring efek samping obat
dikaitkan dengan farmakoterapi f. Rekomendasi alternatif terapi jika ada
3. Identifikasi Drug Related Problem : interaksi obat
a. Ada indikasi tidak ada terapi obat 5. Monitoring & Evaluasi:
b. Tidak ada indikasi ada terapi obat a. Efek terapi obat
c. Pemilihan obat tidak tepat b. Adverse DrugRection ( ADR)
d. Dosis obat subterapeutik 6. Edukasi & Informasi:
e. Overdosis a. Kepatuhan minum obat
f. Kegagalan terapi obat b. Efek samping obat
g. Interaksi obat c. Cara menggunakan obat yang benar
h. Efek samping obat d. Cara menyimpan obat yang benar
4. Intervensi Farmasi: 7. Penelaah Kritis : Apoteker Klinis
a. Rekomendasi pemilihan obat 8. Indikator
b. Rekomendasi cara pemberian obat 9. Kepustakaan
c. Rekomendasi dosis obat 22
(PERSI : PEDOMAN PENYUSUNAN PANDUAN PRAKTIK KLINIS DAN CLINICAL PATHWAY DALAM
ASUHAN TERINTEGRASI SESUAI STANDAR AKREDITASI RUMAH SAKIT 2012, November 2015)
Evaluasi kepatuhan PPK

Setiap KSM 5 PPK 10 PPK 15 PPK

TAHUN TAHUN TAHUN


1 2 3

23
EVALUASI PPK-CP PRIORITAS PENGUKURAN MUTU RS

Proses penyusunan PPK -


Prioritas PPK & CP (5)
CP

Implementasi PPK - CP

Monitoring Implementasi Audit/ 24


Me Mel
mili aksa
h& nak
men an
yusu prak
n tik
KS
PPK kedo
M -CP kter
yg an
aka sesu
n di ai
eval PPK
uasi -CP

Ko Men Mela
yusu ksan
mit n akan
e regu moni
torin
Me lasi g dan
mon evalu
dis
itori asi
& ng kepat
uhan
Bid &
DPJP
ang eval terha
uasi dap
Me PPK PPK-
dis -CP CP 25
Monitoring kepatuhan DPJP terhadap PPK-CP

Indikator mutu Audit medis/klinis

26
27
FORM EVALUASI PPK
DIARE AKUT

28
EVALUASI PPK
PPK DIARE AKUT PADA ANAK
8 8

5 5

0
DIAGNOSIS PENUNJANG ORAL INFUS ANTIBIOTIK MIKRONUTRIEN

29
FORM EVALUASI PPK
HIPERTENSI

30
EVALUASI PPK
PPK HIPERTENSI

8 8 8

3 3

0
DIAGNOSIS GRADE 1 GRADE 2 PENUNJANG TERAPI EDUKASI

31
DISTRIBUSI KEPATUHAN

DISTRIBUSI KEPATUHAN PPK HIPERTENSI BERDASAR DOKTER

50%

25%

dr. Agus dr. Ana

32
Kepatuhan PPK
KEPATUHAN PELAKSANAAN PPK
93%

75% 77%
67%

HIPERTENSI DIARE AKUT APPENDISITIS STROKE INFARK

33
EVALUASI PASCA IMPLEMENTASI CP

 Indikator Proses :
Kepatuhan implementasi CP oleh PPA / Profesional Pemberi Asuhan.
a. Asesmen Awal
b. Pemeriksaan Penunjang, Tindakan Diagnostik
c. Obat
d. Nutrisi
e. Konsultasi
f. Tindakan Terapeutik
g. Asesmen pulang kritis
34
Evaluasi Pasca Implementasi CP

 Indikator Outcome :
a. Keluhan (bebas keluhan)
b. Pemeriksaan Klinis (“luka kering”)
c. Lama Dirawat (sesuai PPK)
 Varians
a. Variasi Sistem : penempatan kasus rawat intensif pd rawat biasa
b. Variasi Asuhan/Klinis : preferensi DPJP
c. Variasi Pasien : kondisi memburuk

35
Indikator mutu Buat profil indikator

36
PROFIL INDIKATOR

a) judul indikator, h) frekuensi pengumpulan data,


b) definisi operasional, i) frekuensi analisa data
c) tujuan, dimensi mutu, j) metodologi analisa data,
d) dasar pemikiran/alasan pemilihan
k) sumber data
indikator,
l) penanggung jawab pengumpul
e) numerator, denominator, formula
data,
pengukuran,
m) publikasi data.
f) metodologi pengumpulan data,
g) cakupan datanya (total atau sampel)

37
JUDUL INDIKATOR,

DEFINISI OPERASIONAL,

TUJUAN

DIMENSI MUTU,  Efisiensi


 Efektifitas
 Aksesibilitas
 Keselamatan
 Fokus kepada pasien
 Kesinambungan

DASAR PEMIKIRAN/ALASAN PEMILIHAN


INDIKATOR.

NUMERATOR

38
DENOMINATOR,

FORMULA PENGUKURAN.

METODOLOGI PENGUMPULAN DATA.  Retrospective


 Sensus Harian

CAKUPAN DATANYA (TOTAL ATAU SAMPEL)

39
FREKUENSI PENGUMPULAN  Harian
DATA,  Mingguan
 Bulanan
 Lainnya .................

FREKUENSI ANALISA DATA  Mingguan


 Bulanan
 Triwulan
 Semester

NILAI AMBANG/STANDAR Diperlukan untuk analisis dng membandingkan standar


& utk mengetahui capaian indikator

40
METODOLOGI ANALISA DATA, Statistik : Run Chart, Control Chart, Pareto, Bar
Diagram
Interpretasi data :
Trend, bandingkan dng RS lain, dng standar, dng praktik
terbaik

SUMBER DATA/AREA Utk mengetahui lokasi data


MONITORING

PJ PENGUMPUL DATA

PUBLIKASI DATA/desiminasi data Internal :


Eksternal

41
INDIKATOR MUTU NASIONAL (KEMKES)

42
PENGUKURAN MUTU NASIONAL

1 4
Kepatuhan Penundaan Operasi
Identifikasi Pasien; Elektif;
Kepatuhan jam visite
2 5 dokter

Emergency Respon
Waktu Tunggu Waktu Lapor Hasil
3 Time (EMT); 6
Rawat Jalan; Tes Kritis
Laboratorium;
43
PENGUKURAN MUTU NASIONAL

7 10
Kepatuhan Penggunaan
Formularium Nasional Kepatuhan terhadap
(FORNAS); --> hanya utk RS Clinical Pathway;
provider BPJS
Kepuasan Pasien dan
8 11 Keluarga;

Kepatuhan Upaya Kecepatan Respon


9 Kepatuhan
Pencegahan Cuci
RisikoTangan;
Cedera 12 Terhadap Komplain
Akibat Pasien Jatuh

44
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
(Indikator mutu nasional)
Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Dasar pemikiran - Permenkes 1438/2010 tentang standar pelayanan kedokteran
- Standar Akreditasi Rumah Sakit
Dimensi Mutu 1. Efisiensi
2. Efektifitas
3.  Aksesibilitas
4.  Keselamatan
5. Fokus kepada pasien

6. Kesinambungan
Tujuan Terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis di rumah sakit sehingga
dapat memberikan jaminan kepada pasien untuk memperoleh pelayanan klinis
berdasarkan pada nilai ilmiah sesuai kebutuhan medis/klinis pasien.

45
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
(Indikator mutu nasional)
Definisi Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah kepatuhan para staf medis/ DPJP dalam
Operasional menggunakan clinical pathway untuk memberikan asuhan klinis pasien secara
terstandarisasi dan terintegrasi sehingga dapat meminimalkan adanya variasi proses
asuhan klinis.
Setiap RS menetapkan 5 clinical pathway untuk penyakit atau kondisi yang memenuhi
satu atau lebih kriteria yang berlaku di RS tersebut berdasarkan:
a.Penyakit atau kondisi yang paling sering atau banyak terjadi (High Volume)
b.Penyakit atau kondisi yang memiliki risiko tinggi (High Risk)
c.Penyakit atau kondisi yang memerlukan biaya tinggi (High Cost)
d.Penyakit atau kondisi yang terdapat variasi/keragaman dalam pengelolaannya.
Setiap CP mampu menunjukan komponen standar LOS, obat dan penunjang.
Disebut patuh apabila mengikuti ketiga proses asuhan yang telah distandarisasi dalam
CP.

46
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
(Indikator mutu nasional)

Jenis Indikator
Struktur Proses Outcome Proses & Outcome
 

Numerator Jumlah kasus yang penanganannya patuh dengan kriteria 5 clinical pathways
(pembilang)
Denominator Jumlah total kasus yang masuk dalam kriteria 5 clinical pathways yang
(penyebut) ditetapkan.
Target Pencapaian 80%

47
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
(Indikator mutu nasional)
Kriteria:  
Semua pasien yg menderita penyakit yg ditetapkan dalam CP
- Inklusi

- Eksklusi Pasien yang pulang atas permintaan sendiri selama


perawatan.
Pasien yang meninggal.

Formula N/ D x 100%
Sumber data Format clinical pathways yang telah terisi
Frekuensi pengumpulan data 1 Bulan
48
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
(Indikator mutu nasional)
Periode analisis 3 Bulan

Cara Pengumpulan Pengumpulan data secara retrospektif


Data  

Sampel total populasi (tidak menggunakan sampel)

Rencana Analisis - Diagram garis digunakan untuk menampilkan data dari waktu ke waktu.
Data - Diagram batang digunakan untuk menampilkan data pembanding masing-
masing Clinical Pathway

49
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
(Indikator mutu nasional)

Instrumen Formulir Kepatuhan CP


Pengambilan Data
 

Penanggung Jawab Bidang Pelayanan/ Direktur Pelayanan

50
- Obat
- Pem Variasi
PPK-CP
Penunjang berkurang
- LOS

51
CONTOH AUDIT KLINIS

52
53
1. IDENTIIKASI MASALAH ATAU
ISSUE/ PENETAPAN TOPIK

Misalnya Topik : Stroke Non Hemoragic

54
2. MENETAPKAN STANDAR &
KRITERIA

55
3. OBSERVASI PRAKTIK/PENGUMPULAN DATA

• Topik audit : Stroke Non Hemoragic


• Pengambilan data --> total populasi atau sampling

Misalnya :
Data stroke non hemoragic bulan Januari – Maret 2018 adalah
30 pasien

57
RM KRITERIA ADHERENCE PENJELASAN
1 2 3 4

RM 1 + + + + 100 %

RM 2 + + + - Alergi obat

RM 3

Dst

RM 30

58
4. MEMBANDINGKAN DENGAN STANDAR
• Dari 30 kasus Stroke setelah dianalisis maka ada 20 kasus yang sudah sesuai.

• 10 kasus yang tidak sesuai dilakukan dilakukan peer review

• Hasil peer review 2 kasus tidak sesuai karena ada variasi  misalnya : alergi obat,  kriteria esklusi

• Kesimpulan :

- Dari 28 kasus sroke ada 8 kasus yang tidak patuh

- Kepatuhan : 20/28 X 100 % = 71 %  Merah

- Target :

• < 80% MERAH

• 81-95% BIRU

• >95% HIJAU
59
5. IMPLEMENTASI
PERUBAHAN/PERBAIKAN

60
Action Plan

Recommendation Action Possible barriers to Responsible Timescale


required implementation person

         

         

         

         

61
RE-AUDIT
Topik Result Result of Trend
previous audit

Number Percentage Rating    

Stroke non hemoragic          


130/150 87% Biru 71 % 

62
Tetapkan
topik

1 Tetapkan apa
Ulangi 6 2
yang
audit seharusnya
dilakukan

Audit cycle

Identifikasi Amati apa


dan terapkan 5 3 yang selama
perubahan 4 ini dilakukan

Bandingkan
dengan
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam
standar Upaya Patient Safety, 2009) 63
Pengertian Audit Klinik

Suatu proses peningkatan mutu yang dilakukan


untuk memperbaiki outcome dan pelayanan
kesehatan kepada pasien melalui telaah sistematik
terhadap pelayanan yang ada dibandingkan dengan
kriteria standar untuk selanjutnya dilakukan
perubahan
(A quality improvement process that seeks to improve patient care and outcomes
through systematic review of care against explicit criteria and implementation of
change)
(National Institute for Clinical Excellence)
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam
Upaya Patient Safety, 2009) 64
Apa tujuan Audit Klinik?

Mengidentifikasi “GAP” antara


yang “seharusnya” vs. yang
“sesungguhnya” dilakukan

Melakukan perbaikan atas dasar


bukti yang secara ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan

65
Seharus-
nya Sesungguh-
dilakukan nya
dilakukan
Audit
klinik GAP

Audit Klinik sendiri dapat berupa audit multi disiplin


dan lintas batas, yang meliputi audit medik dan
keperawatan termasuk audit penunjang medis. (Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam
Upaya Patient Safety, 2009) 66
Memilih Topik

High risk

High Cost

High volume

Problem prone (Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam


67
Upaya Patient Safety, 2009)
Bagaimana memilih Topik untuk Audit
Klinik

S ●
Apakah topik cukup Specific

M ●
● Apakah kriteria yang ditetapkan Measurable?

Apakah tujuan yang ingin dicapai dalam audit klinik


A

Achievable

R ●
● Apakah metode dan proses audit klinik Realistic

T ●
● Apakah audit klinik dapat dilaksanakan Timely

(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam


Upaya Patient Safety, 2009) 68
Contoh: Pemberian insulin pada pasien DM

69
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
1. Menetapkan Criteria
Apakah pemberian obat disertai instruksi yang jelas tentang dosis &
frekuensi?

Apakah mengetahui bagaimana menggunakan obat?

Apakah pasien taat menggunakan obat?

Apakah pasien mengalami efek samping?

Apakah pasien mengetahui kadar gula darah terakhir?

Apakah pasien merokok?

Apakah pada label dicantumkan dosis obat?


70
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
2. Menetapkan Standar
Apakah pemberian obat
disertai instruksi yang jelas
tentang dosis & frekuensi? Standar 90% YA

Apakah mengetahui
bagaimana
menggunakan obat?
Standar 100% YA

Apakah pasien taat


menggunakan obat? Standar 85% YA

Apakah pasien
mengalami efek
samping?
Standar 15% YA

71
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
Apakah pasien
mengetahui kadar
gula darah terakhir?
Standar 100% YA

Apakah pasien
merokok?

Standar 0% YA
Apakah pada label
dicantumkan dosis ●
obat?
Standar 100% YA
72
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
3. Mengembangkan instrumen Audit
YA TIDAK TOTAL % TOTAL
YA
Apakah instruksi tentang dosis &
frekuensi jelas?
Apakah pasien tahu cara
menggunakan obat
Apakah pasien taat menggunakan
obat?
Apakah pasien mengalami efek
samping
Apakah pasien mengetahui kadar
glukosa terakhir?
Apakah pasien merokok?

Apakah dosis dicantumkan pada


label
73
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
4. Lakukan Pengumpulan data
YA TIDAK TOTAL % TOTAL
YA
Apakah instruksi tentang dosis & 36 12 48 75%
frekuensi jelas?
Apakah pasien tahu cara 44 4 48 91%
menggunakan obat
Apakah pasien taat menggunakan 42 6 48 87%
obat?
Apakah pasien mengalami efek 7 41 48 14%
samping
Apakah pasien mengetahui kadar 26 22 48 54%
glukosa terakhir?
Apakah pasien merokok? 13 35 48 27%
Apakah dosis dicantumkan pada 0 48 48 0%
label
74
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
5. Melakukan Analisis data

75
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
6. Presentasi Data
Contoh: Proporsi penderita DM yang merokok

76
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
Menyusun Kesimpulan Audit
TOTAL % TOTAL YA

Apakah instruksi tentang dosis & 90 75% FAIL


frekuensi jelas?
Apakah pasien tahu cara menggunakan 100 91% FAIL
obat
Apakah pasien taat menggunakan obat? 85 87% FAIL

Apakah pasien mengalami efek samping 15 14% PASS

Apakah pasien mengetahui kadar glukosa 100 54% FAIL


terakhir?
Apakah pasien merokok? 0 27% FAIL
Apakah dosis dicantumkan pada label 100 0% FAIL
77
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
Formulasikan action plan

Dapat menerima hasil Audit?

Memahami & mengerti area yang berpotensi untuk terjadi outcome


buruk?

Sepakat area apa saja yang perlu diperbaiki?

Sepakat untuk melakukan upaya perbaikan?

Sepakat untuk menetapkan langkah-langah dalam upaya perbaikan

Sependapat untuk melakukan audit ulang setelah upaya perbaikan


dilakukan
78
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
Formulasikan action plan

Dapat menerima hasil Audit?

Memahami & mengerti area yang berpotensi untuk terjadi


outcome buruk?

Sepakat area apa saja yang perlu diperbaiki?

Sepakat untuk melakukan upaya perbaikan?

Sepakat untuk menetapkan langkah-langah dalam upaya


perbaikan
Sependapat untuk melakukan audit ulang setelah upaya
perbaikan dilakukan
79
(Iwan Dwiprahasto, Peran Audit Klinik dalam Upaya Patient Safety, 2009)
Pelaksanaan Evaluasi Implementasi PPK-CP

1. Koordinasi Komite Mutu-Keselamatan


Pasien, Komite Medis, Bidang pelayanan,
lainnya
2. Tentukan Indikator yang akan diaudit :
indikator proses, outcome, varians
3. Evaluasi : kepatuhan PPA, kendala, hambatan
4. Tentukan waktu pelaksanaan audit, misalnya
minimal 3 bulan sekali.
5. Penerapan siklus PDCA

80
dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
81

Anda mungkin juga menyukai