Anda di halaman 1dari 46

DK2 PEMICU 2

Kelompok 1
FASILITATOR :
dr. Francisca Diana Alexandra, M.Sc
Anggota
1. Sartika Noor Rachmi FAA 117 002
2. Stephen Nathaniel FAA 117 003
3. Patricia RachelinFAA 117 004
4. Mitha Amenora FAA 117 005
5. Lira Septari FAA 117 006
6. Venny Elizabeth FAA 117 007
7. Virena Audelia Rambang FAA 117 008
8. Meyustina Noviantika Sitohang FAA 117 041
9. Dhea Permata FAA 117 055
10.Lelia Pebriani FAA 116 032
Mata Saya Merah dan Berair
Seorang laki-laki berusia 45 tahun diantar
temannya ke IGD RS dengan keluhan kedua mata
merah dan berair. Satu hari yang lalu kedua mata
pasien terkena gas pada saat mengisi balon. Pasien
diketahui bekerja sebagai penjual balon keliling.
Pasien mengeluh kedua mata merah disertai air
mata yang berlebihan. Selain itu, pasien mengeluh
mata mengeluarkan kotoran yang berlebihan,
terasa nyeri, silau dan terasa mengganjal.
KATA SULIT
• Nyeri
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan,
baik aktual maupun potensial.

• Air mata berlebih (epippora)


Adalah peningkatan air mata yang berlebihan
dan meluap karena gangguan drainase air mata
melalui duktus nasolakrimalis.
KATA KUNCI
• Identitas pasien : laki-laki
Usia : 45 tahun
Pekerjaan : penjual balon keliling

• Keluhan utama : mata merah dan berair


Lokasi : okuli dextra sinistra
Onset : 1 hari yang lalu

• Keluhan penyerta : kotoran yang berlebihan, terasa nyeri, silau dan


mengganjal
• Ket. Tambahan : 1 hari yang lalu mata pasien terkena gas pada saat
mengisi balon
IDENTIFIKASI MASALAH
Seorang laki-laki 45 tahun dengan keluhan
utama mata merah dan berair (ODS) onset 1
hari lalu akibat terkena gas pada saat mengisi
balon disertai keluhan penyerta mata
mengeluarkan kotoran berlebih, nyeri, silau
dan mengganjal, diketahui pasien bekerja
sebagai penjual balon keliling.
DATA TAMBAHAN
• Keadan umum : tampak sakit sedang
• GCS : compos mentis
• TTV
TD : 120/80
Nadi : 80
Nafas : 20
Suhu : 3

Inspeksi :
Palpebra : edem kiri/kanan
Aparatus lakrimaris : kiri kana +
Silia : sekret posoitif mukopurulen kiri/kanan
Konjungtiva: hiperemis kiri/kanan
Bola mata : normal

Mekanisme muskular : normal kesegala arah kiri/kanan


• Kornea : edema kiri/kanan
• Bilik mata depan: normal
• Iris : hitam ,Kripta : positif kiri/kanan
• Pupil : bulat sentral, lensa jernih

• Palpasi
• Tensi okuler : Tn kiri/kanan
• Nyeri tekan : negatif kiri/kanan
• Masa tumor: -/-
• Grandula periokuler : tidak ada pembesaran
• Tonometri : tidak terbaca
• Visus : OD= 0,1 OS=0,2
• Penyinaran obliq :
• Konjungtiva : hiperemis, injeksi konjungtiva +/+, injeksi perikornea +/+
• Kornea : OD=edema +, tes florusen –
OS= edema +, abrasi +, res florusen +, daerah sental dan parasental
• BMD normal +/+
• iris hitam, Kripta +/+
• Pupul bulat sentral Reflek cahaya +/+
• Lensa jernih kiri kanan

• Pemeriksaan slidlamp :
• SLOD : palpebra edema, konjungtiva hiperemis +, injeksi konjungtiva +, injeksi
perikornea +, edem kornea +, tes florusen -, BMD normal, iris hitam, kripta +, pupil
bulat sentral, refleks cahaya +,
• OS : abrasi +, tes florusen + daerah sentral dan parasentral, arah jam 7 sampai 8, :
palpebra edema, konjungtiva hiperemis +, injeksi konjungtiva +, injeksi perikornea +,
edem kornea +, tes florusen -, BMD normal, iris hitam, kripta +, pupil bulat sentral,
refleks cahaya +
ANALISIS MASALAH
Laki-laki 45 tahun

KU: Keluhan penyerta : mata Ket. Tambahan: 1 hari


mata merah dan mengeluarkan kotoran yang lalu terkena gas
berair berlebih, terasa nyeri, silau saat mengisi balon
dan mengganjal

Tata laksana awal pasien


(irigasi sikloplegia antibiotik
serta EDTA)

DD :
• trauma kimia basa pada mata DX: trauma kimia pada
• trauma kimia asam pada mata mata ODS
HIPOTESIS
Laki-laki 45 tahun dengan keluhan kedua mata
merah dan berair karena gas balon diduga
mengalami trauma kimia mata (ODS).
PERTANYAAN TERJARING
1. Interpretasi data tambahan
2. Tabel diagnosis banding : definisi, etiologi, tanda & gejala, penegakan diagnosis
3. Tata laksana awal pasien
4. Trauma okuli akibat kimia :
- definisi
- etiologi
- epidemiologi
- patofisiologi
- patogenesis
- tanda dan gejala
- penegakan diagnosis
- tatalaksana
- faktor resiko
- komplikasi
- pencegahan
- prognosis
DATA TAMBAHAN
• Keadan umum : tampak sakit sedang
• GCS : compos mentis
• TTV Inspeksi :
TD : 120/80 mmHg Palpebra : edem +/+
Aparatus lakrimaris : +/+
Nadi : 80 x/menit
Silia : sekret positif
Nafas : 20x/menit mukopurulen +/+
Suhu : 36,8 Konjungtiva: hiperemis +/+
Bola mata : normal
Mekanisme muskular : normal
ke segala arah kiri/kanan
Palpasi :
Kornea : edema +/+
Bilik mata depan: normal
Iris : hitam, Kripta : +/+
Pupil : bulat sentral, lensa jernih

Palpasi :
1. Tensi okuler : Tn kiri/kanan
2. Nyeri tekan : -/-
3. Masa tumor: -/-
4. Grandula periokuler : tidak ada pembesaran
5. Tonometri : tidak terbaca
6. Visus : OD= 0,1 OS=0,2
7. Penyinaran obliq
8. Konjungtiva : hiperemis, injeksi konjungtiva +/+,
injeksi perikornea +/+
Kornea : OD=edema +, tes florusen –
OS= edema +, abrasi +, tes florusen + daerah sentral dan parasental
BMD normal kiri/kanan
iris hitam, Kripta +/+
Pupil bulat sentral Reflek cahaya +/+
Lensa jernih kiri kanan

Pemeriksaan slidlamp :
• SLOD : palpebra edema, konjungtiva hiperemis +, injeksi
konjungtiva +, injeksi perikornea +, edem kornea +, tes
florusen -, BMD normal, iris hitam, kripta +, pupil bulat sentral,
refleks cahaya +.

• OS : abrasi +, tes florusen + daerah sentral dan parasentral arah


jam 7 sampai 8, palpebra edema, konjungtiva hiperemis +,
injeksi konjungtiva +, injeksi perikornea +, edem kornea +, tes
fluoresin -, BMD normal, iris hitam, kripta +, pupil bulat sentral,
refleks cahaya +
Tatalaksana Emergensi Irigasi Mata
• Explain the procedure to the patient, Wash hands with
soap and water. Put on gloves and an apron.
• If possible, check the pH of the patient’s tears in both
eyes by gently pulling down the lower eyelid and
inserting a folded end of a universal indicator strip into
the space between the eyelid and eyeball (Fig 3). After
about 30 seconds, remove the pH paper, compare the
colour against the universal indicator chart and record
the results for each eye.
• After checking for allergies, administer local
anaesthetic eye drops to the eye, to help relieve
distress and discomfort during the procedure.
• Position the patient in a sitting or lying
• If using an undine unit for irrigation, fill it with the
chosen irrigation solution.
• If using an intravenous infusion set, hang the bag of
irrigation fluid on an infusion stand and attach and
prime the infusion set. The flow of irrigation fluid
though the infusion set can be regulated with the
tubing clamp (Fig 4).
• Ask the patient to turn their head towards the affected
side and place a kidney dish next to their cheek (Fig 5).
• Pour a small amount of irrigation fluid from the undine or
infusion set across the patient’s cheek.
• Tell the patient that irrigation is going to start. Irrigate
from the inner canthus to the outer canthus. Irrigating in
this direction will aid the drainage of fluid and reduce the
risk of contamination of the patient’s other eye (Fig 6).
The spout of the undine or tip of the infusion set should
be at least 3-4cm away from the eye to protect the eye
from being damaged by the force of the irrigation fluid.
• Continue irrigation for 30 minutes, asking the patient to
look in all directions to ensure the whole eye surface has
been irrigated.
• Stop the irrigation after 30 minutes, use a low-lint swab to
dry the eyelids and make the patient comfortable.
• After 5 minutes, retest the pH of the tears. If the pH of the
eye is outside the normal range, irrigation should be
recommenced and continue until a normal pH of 7.0-7.4 Gwenhure, T. 2020. Procedure for
is achieved When the procedure is completed, remove eye irrigation to treat ocular
the towel or cape from the patient’s shoulders and chemical injury. Nursing Times,
dispose of equipment according to local policy. 116(2), 46-48.
DIAGNOSIS BANDING
• TRAUMA KIMIA MATA
Definisi : Trauma kimia pada mata merupakan
trauma yang mengenai bola mata akibat
terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat
asam atau basa yang dapat merusak struktur
bola mata tersebut.
Etiologi : zat bersifat asam dan basa.
Diagnosis :
• Anamnesis :
- Epifore
- Blefarospasme
- Nyeri berat
- Penurunan Penglihatan
Asam : terjadi segera akibat nekrosis superfisial
kornea
Basa : beberapa hari setelah kejadian
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan mata
• Keadaan umum • Menilai tajam penglihatan :proyeksi
– 1/3 hingga ½ kejadian trauma mata cahaya
bersamaan dengan trauma lain • Lakukan palpasi untuk mencari
• Pemeriksaan sistemik defek pada tepi tulang orbita
– TTV • Pemeriksaan permukaan kornea :
benda asing, luka, abrasi
– Jantung, paru serta ekstremitas
• Inspeksi konjungtiva :
• Pemeriksaan neurologis
perdarahan/tidak
• COA : kedalaman, kejernihan,
perdarahan
• Pupil : ukuran, bentuk, reaksi
terhadap cahaya
• Oftalmoskop : menilai lensa, korpus
vitreus, diskus optikus dan retina
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan pH bola mata secara berkala
dengan kertas lakmus.
– Irigasi pada mata dilakukan sampai pH mata
normal
• Pemeriksaan slit lamp (anterior mata)→ lokasi
luka
• Oftalmoskop direk/indirek →
• Pemeriksaan tonometri →tekanan intraokular
• ABRASI KORNEA
Definisi : Abrasi kornea merupakan trauma
tumpul pada kornea yang mengenai lapisan
epitel sehingga menyebabkan rasa nyeri hebat
pada mata.
Etiologi : trauma langsung, benda asing, lensa
kontak dan erosi berulang.
Diagnosis :
- Anamnesis : keluhan nyeri pada mata, mata berair, mata
merah, sensitif terhadap cahaya, dan terutama terdapat
riwayat trauma pada mata. Onset keluhan terjadi secara
tiba-tiba. Pasien juga dapat mengalami blefarospasme,
sensasi benda asing, dan tajam penglihatan menurun.
- Pemeriksaan fisik : Pada pemeriksaan fisik inspeksi mata
dapat ditemukan adanya eritema konjungtival,
pembengkakan kelopak mata, mata berair, dan
blefarospasme. Defek kornea juga sering dapat dilihat
dengan kaca pembesar tanpa harus menggunakan
fluorescein. Apabila nyeri mata sangat berat, biasanya
pasien akan diberikan anestetik topikal agar
pemeriksaan dapat dilakukan secara lengkap.
• Pemeriksaan dengan pewarnaan fluoresein
dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis
abrasi kornea. Dapat terlihat permukaan
kornea warna hijau dengan sinar biru
menandakan adanya kerusakan epitel kornea,
misalnya pada abrasi kornea. Defek kornea
akan terlihat berwarna hijau akibat pada
setiap defek kornea, bagian tersebut akan
bersifat basa dan memberikan warna hijau
pada pemeriksaan slit lamp.
• ABLASIO RETINA
Definisi : lepasnya lapisan syaraf penglihatan
dalam bola mata dari lapisan di bawahnya atau
lapisan retina pigmen epitelium (RPE) dengan
akumulasinya cairan subretina.
Etiologi : Ada sejumlah faktor penyebab ablasio
retina. Di antaranya luka pada mata,
peradangan, komplikasi setelah operasi mata,
katarak, rabun jauh akut, dan glaukoma.
Penegakkan diagnosis
• Anamnesa: penurunan tajam pengllihatan,
floaters, fotopsia, riwayat trauma pada mata,
riwayat pembedahan pada mata, riwayat
penyakit pada mata, riwayat keluarga.
• Pemeriksaan fisik dan oftalmologis:
pemeriksaan visus mata, pemeriksaan lapang
pandang, pemeriksaan funduskopi,
pemeriksaan pupil dan tanda-tanda trauma,
pemeriksaan tekanan bola mata, pemeriksaan
imaging
DEFINISI
• Trauma kimia pada mata merupakan salah satu
keadaan kedaruratan oftalmologi karena dapat
menyebabkan cedera pada mata, baik ringan,
berat bahkan sampai kehilangan penglihatan.

• Trauma kimia pada mata merupakan salah satu


keadaan kedaruratan oftalmologi karena dapat
menyebabkan cedera pada mata, baik ringan,
berat bahkan sampai kehilangan penglihatan.
sumber: Lubis RR. 2014. "Trauma Kimia". Fakultas Kedokteran. Departemen Ilmu Kesehatan
Mata.Universitas Sumatera Utara.
KLASIFIKASI
1. Trauma Kimia Asam
Merupakan trauma pada mata yang diakibatkan
oleh bahan kimia yang memiliki pH <7

2. Trauma Kimia Basa


Merupakan trauma pada mata yang diakibatkan
oleh bahan kimia yang memiliki pH >7

sumber: Lubis RR. 2014. "Trauma Kimia". Fakultas Kedokteran. Departemen Ilmu Kesehatan
Mata.Universitas Sumatera Utara.
ETIOLOGI
Berdasarkan penyebabnya, dibagi menjadi 2:
1.     bahan asam: asam sulfat, air accu, asam
sulfur, asam klorida, zat pemutih, asam asetat
2.     bahan basa :amonia, freon, natrium
hidroksida, kapur gamping, lem, kaustik soda,
sabun, shampoo, tiner, semen.
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi trauma okuli di Amerika Serikat sebesar, 2,4 juta
pertahun dan sedikitnya setengah juta di antaranya menyebab- kan
kebutaan.

• Di dunia, kira-kira terdapat 1,6 juta orang yang mengalami


kebutaan, 2,3 juta mengalami penurunan fungsi penglihatan
bilateral, dan 19 juta mengalam penurunan fungsi penglihatan
unilateral akibat trauma okuli.

• Berdasarkan jenis kelamin, beberapa penelitian yang menggunakan


data dasar rumah sakit maupun data populasi, menunjukkan
bahwa laki- laki mempunyai prevalensi lebih tinggi.
PATOFISIOLOGI
• Bahan kimia asam yang mengenai jaringan akan
mengadakan denaturasi dan presipitasi dengan
jaringan protein disekitarnya, karena adanya daya
buffer dari jaringan terhadap bahan asam serta
adanya presipitasi protein maka kerusakannya
cenderung terlokalisir. Bahan asam yang mengenai
kornea juga mengadakan presipitasi sehingga terjadi
koagulasi, kadang-kadang seluruh epitel kornea
terkelupas. Bahan asam tidak menyebabkan
hilangnya bahan proteoglikan di kornea.
• Sedangkan apabila mata terkena bahan kimia basa maka bahan basa
tersebut akan bergabung dengan asam lemak dalam sel membran
sehinggaSedangkan apabila mata terkena bahan kimia basa maka
bahan basa tersebut akan bergabung dengan asam lemak dalam sel
membran sehingga terjadi proses saponifikasi/penyabunan yang
mengakibatkan kerusakan sel, diikuti koagulasi dan pelunakan
jaringan, yang mempercepat terjadinya penetrasi kedalam stroma
kornea sehingga secara cepat merusak jaringan kolagen dan
proteoglikan. Pada bahan basa kuat penetrasinya sampai ke BMD
hingga terjadi inflamasi serta dapat menyebabkan kerusakan
jaringan di konjungtiva, sklera berupa iskemia, koagulasi dan
nekrosis, karena perlunakan jaringan penetrasi bisa sampai ke
koroid dan retina.
• Berat ringannya kerusakan tergantung pada :
1.     jenis, jumlah, tingkat kepekaan, dan pH
bahan kimia yang mengenai
2.     luas area yang terkena
3.     dalamnya penetrasi
4.     lamanya kontak
PATOGENESIS
TANDA DAN GEJALA
• Gejala klinis utama yang muncul pada trauma kimia yaitu 
epifora (mata berair), blefarospasme (kelopak mata terus
berkedip/berkedut), dan nyeri berat. 
• Trauma akibat bahan yang bersifat asam biasanya dapat segera
terjadi penurunan penglihatan akibat nekrosis superfisial kornea.
• Trauma yang bersifat asam  tampilan ground glass akibat
koagulasi protein epitel kornea yang mengakibatkan kekeruhan
pada kornea.
• Sedangkan pada trauma basa, kehilangan penglihatan sering
bermanifestasi beberapa hari sesudah
kejadian. Namun sebenarnya kerusakan yang terjadi pada trauma 
basa lebih berat dibanding trauma asam  nekrosis jaringan.
TANDA DAN GEJALA
• Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat
yang sangat gawat pada mata. Basa akan menembus dengan
cepat ke kornea, bilik mata depan dan sampai pada jaringan
retina.
• Gejala klinis yang ditimbulkan akibat trauma basa 
simblefaron (perlengketan konjungtiva palpebral ke
konjungtiva bulbar), kekeruhan kornea, edema dan
neovaskularisasi kornea, katarak, disertai dengan terjadi
ptisis bulbi.
TRAUMA ASAM PADA MATA

Menunjukkan koagulasi protein yang


berlaku pada mata akibat trauma asam,
danmenimbulkan kekeruhan pada kornea
TRAUMA BASA PADA MATA
Menurut klasifikasi Thoft, trauma
basa dapat dibedakan dalam :
a. Derajat 1: kornea jernih dan
tidak ada iskemik limbus
(prognosis sangat baik) 
b. Derajat 2: kornea berkabut
dengan gambaran iris yang
masih terlihat dan terdapat
kurangdari 1/3 iskemik limbus
(prognosis baik)
c. Derajat 3: epitel kornea hilang
total, stroma berkabut dengan
gambaran iris tidak jelasdan
sudah terdapat ½ iskemik
limbus (prognosis kurang)
d. Derajat 4: kornea opak dan
sudah terdapat iskemik lebih
dari ½ limbus (prognosis
sangat buruk)
TATA LAKSANA
Tatalaksana secara Umum
• Emergensi
1. Irigasi
2. Double eversi pada kelopak mata
3. Debridemen
• Medikamentosa
1. Steroid
2. Sikloplegik
3. Asam Askorbat
4. Beta Bloker dan Antibiotik
• Pembedahan
TATA LAKSANA
Tatalaksana berdasarkan jenis bahan kimia
Luka bahan kimia harus dibilas secepatnya dengan air yang
tersedia seperti dengan air keran, larutan garam fisiologik
dan asam berat.
1. Trauma Asam
Irigasi secepatnya dan selama mungkin → Lar. Natrium
Bikarbonat 3%
2. Trauma Basa
Irigasi secepatnya → Garam fisiologik → Lar. Asam Borat,
Asam Asetat 0,5% atau buffer Asam asetat pH 4,5% untuk
netralisir → Siklopegia, EDTA, antibiotika topikal.
FAKTOR RESIKO
• Pekerja yang bekerja di laboratorium, industri,
pekerjaan yang memakai bahan kimia,serta
pekerjaan pertanian.
• Jenis kelamin  laki-laki.
KOMPLIKASI
• Simblefaron
• Kornea keruh, edema, neovaskuler
• Sindroma mata kering
• Katarak Traumatik
• Glaukoma sudut tertutup
• Entropion dan Phitisis Bulbi
PENCEGAHAN
PROGNOSIS
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai