Anda di halaman 1dari 50

DOA AWAL KULIAH

‫ْــــــــــــــــــم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬


ِ ‫بِس‬
‫ِع ْل ًم ا‬ ‫َو ِز ْدنِ ْي‬ ‫َم ا يَ ْنفَ ُعنِ ْي‬ ‫َو َعلِّ ْمنِ ْي‬ ‫بِ َم ا َعلَّ ْمتَنِ ْي‬ ‫ا ْنفَ ْعنِ ْي‬ ‫اَللَّهُ َّم‬
Bismillahirrahmanirrahim. Allahumma fa’ni bima’allamtani, wa ‘allimni
maa yanfa’unii, wa zidni ‘ilmaa

“Ya Allah, berikanlah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau


ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku dan
tambahkanlah ilmu kepadaku”. (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Pajak
penghasilan
pasal 21/26
Pasal 21 UU 36 Thn
2008 Tentang PPh
Peraturan Dirjen Pajak
No. PER-16/ PJ/ 2016
PPh Pasal 21

• Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,


tunjangan dan pembayaran lain
• Dengan nama dan dalam bentuk apapun
• Sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan
kegiatan
• Yang dilakukan orang pribadi subjek pajak dalam
negeri
• Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 UU No. 36
Thn 2008 Tentang Pajak Penghasilan (PPh)
PPh Pasal 26

• Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,


tunjangan dan pembayaran lain
• Dengan nama dan dalam bentuk apapun
• Sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan
kegiatan
• Yang dilakukan orang pripadi subjek pajak luar negeri
• Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 UU 36 Thn
2008 Tentang PPh
Pengertian PPh Pasal 21/26
Pajak Penghasilan
Sehubungan Dengan

• Pekerjaan atau jabatan


• Jasa dan Kegiatan
Yang Dilakukan Subjek Pajak Orang
Pribadi

Atas Penghasilan Berupa :


 Gaji
 Upah
 Honorarium
 Tunjangan, dan
 Pembayaran lain dengan nama/bentuk apapun

Subjek Pajak DN Subjek Pajak LN

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26


Pemotong PPh Pasal 21/26
> Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan yang
membayarkan imbalan sehubungan dengan pekerjaan/ jasa
yang dilakukan pegawai dan bukan pegawai
> Bendahara atau pemegang kas pemerintah yang
membayarkan imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa dan kegiatan
> dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga
Kerja yang membayar uang pensiun dan tunjangan/ jaminan
hari tua
> Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas serta badan yang membayar
honorarium/pembayaran/imbalan :
- sehubungan dengan jasa/kegiatan yang dilakukan SP OP
DN, termasuk tenaga ahli
- sehubungan dengan kegiatan/jasa yang dilakukan oleh
SP OP LN
Tidak Termasuk Pemberi Kerja
Sebagai Pemotong PPh Pasal 21/26
> Kantor perwakilan negara asing
> Organisasi-organisasi internasional yang
ditetapkan Menteri Keuangan
> Pemberi kerja orang pribadi yang tidak
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang semata-mata memperkerjakan
orang pribadi untuk melakukan pekerjaan
rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam
rangka melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas
Pasal 21/26
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

> Pegawai
> Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, THT, JHT,
termasuk ahli warisnya
> Bukan pegawai :
- Tenaga ahli
- Seniman/pekerja seni, pembawa acara
- Olahragawan
- Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan moderator
- Pengarang, peneliti, penerjemah
- Pemberi jasa dalam segala bidang
- Agen iklan
- Pengawas dan pengelola proyek
- Pembawa pesanan/yang menemukan langganan/perantara
- Petugas penjaja barang dagangan
- Petugas dinas luar asuransi
- Distributor MLM, Direct Selling
> Peserta kegiatan
- Peserta perlombaan
- Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, kunjungan kerja
- Peserta/anggota kepanitiaan
- Peserta pendidikan, pelatihan dan magang
- Peserta kegiatan lainnya
Tidak Termasuk Penerima Penghasilan Yang
Dipotong PPh Pasal 21/26
> Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau
pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang
yang diperbantukan kepada mereka yg bekerja
pada dan bertempat tinggal bersama mereka
dengan syarat :
- Bukan WNI
- Di Indonesia tidak ada penghasilan lain
- Ada perlakuan timbal balik
> Pejabat perwakilan organisasi internasional yang
telah ditetapkan Menkeu, dengan syarat :
- Bukan WNI
- Tidak menjalankan usaha/kegiatan/ pekerjaan
lain utk memperoleh penghasilan di Indonesia
Penghasilan Yang Dipotong PPh
Pasal 21/26
> Penghasilan Pegawai Tetap baik teratur
maupun tidak teratur
> Penghasilan Penerima Pensiun secara
teratur
> Penghasilan sehubungan dengan
pemutusan hubungan kerja dan
sehubungan pensiun yang diterima
sekaligus
> Penghasilan pegawai tidak tetap atau
tenaga kerja lepas
> Imbalan kepada bukan pegawai
> Imbalan kepada peserta kegiatan
Tidak Dipotong PPh Pasal 21
> Pembayaran asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa,
dwiguna dan bea siswa
> Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah
> Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah
disahkan Menkeu, iuran THT/JHT, yang dibayar
pemberi kerja
> Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari badan /
lembaga yang dibentuk / disahkan pemerintah
sepanjang tidak ada hubungan usaha, pekerjaan,
kepemilikan atau penguasaan
> Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) huruf l UU PPh
(beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
(246/PMK.03/2008))
BESARNYA
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
Pasal 7 ayat (1), (2) dan (3)

Rp 54.000.000 UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG


PRIBADI

Rp 4.500.000 TAMBAHAN UNTUK WAJIB


PAJAK KAWIN

TAMBAHAN UNTUK SETIAP ANGGOTA


KELUARGA SEDARAH SEMENDA DALAM
Rp 4.500.000
GARIS KETURUNAN LURUS SERTA ANAK
ANGKAT YG MENJADI TANGGUNGAN
SEPENUHNYA MAKSIMAL 3 ORANG

PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN


PADA AWAL TAHUN KALENDER
ATAU
AWAL BAGIAN TAHUN KALENDER
BESARNYA
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
Per Bulan

Rp 4.500.000 UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG


PRIBADI

Rp 450.000 TAMBAHAN UNTUK WAJIB


PAJAK KAWIN

TAMBAHAN UNTUK SETIAP


ANGGOTA KELUARGA
SEDARAH SEMENDA DALAM GARIS
Rp 450.000
KETURUNAN LURUS SERTA ANAK
ANGKAT YG MENJADI TANGGUNGAN
SEPENUHNYA MAKSIMAL 3 ORANG

PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN


PADA AWAL TAHUN KALENDER
ATAU
AWAL BAGIAN TAHUN KALENDER
BESARNYA
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

1. Wajib Pajak Tidak Kawin (TK)


Uraian Status PTKP
Wajib Pajak TK0 54.000.000,-
Tanggungan 1 TK1 58.500.000,-
Tanggungan 2 TK2 63.000.000,-
Tanggungan 3 TK3 67.500.000,-
BESARNYA
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

2. Wajib Pajak Kawin


Uraian Status PTKP
Wajib Kawin K0 58.500.000,-
Tanggungan 1 K1 63.000.000,-
Tanggungan 2 K2 67.500.000,-
Tanggungan 3 K3 72.000.000,-
BESARNYA
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

3. Wajib Pajak Kawin, penghasilan istri dan suami


digabung
Uraian Status PTKP
Wajib Kawin K/I/0 112.500.000,-
Tanggungan 1 K/I/1 117.000.000,-
Tanggungan 2 K/I/2 121.500.000,-
Tanggungan 3 K/I/3 126.000.000,-
Ilustrasi : Penghasilan Tidak Tetap
Jarwo dengan status belum menikah pada bulan Januari
20xx bekerja sebagai buruh harian PT Gubel. la bekerja
selama 27 hari dan menerima upah harian sebesar
Rp200.000,00. Hitung PPh 21!
Upah sehari Rp 200.000,00
Dikurangi batas upah harian tidak dilakukan
Rp 450.000,00(-)
pemotongan PPh
Penghasilan Kena Pajak sehari Rp 0,00
PPh Pasal 21 dipotong atas Upah sehari Rp 0,00
Ilustrasi : Penghasilan Tidak Tetap
Sampai dengan hari ke-22, karena jumlah komulatif upah
yang diterima belum melebihi Rp 4.500.000,00 maka tidak
ada PPh Pasal 21 yang dipotong. Pada hari ke-23 jumlah
kumulatif upah yang diterima melebihi Rp 4.500.000,00,
maka PPh Pasal 21 terutang dihitung berdasarkan upah
setelah dikurangi PTKP yang sebenarnya.
Upah s.d hari ke-23 (Rp 200.000,00 x 23) Rp 4.600.000,00
PTKP sebenarnya 23 x (Rp 54.000.000,00/ 360) Rp 3.450.000,00(-)
Penghasilan Kena Pajak s.d hari ke-23 Rp 1.150.000,00
PPh Pasal 21 terutang s.d hari ke-23 (5% x Rp
Rp      57.500,00
1.150.000,00)
PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d hari ke-22 Rp              0,00
PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-
Rp      57.500,00
23
Sehingga pada hari ke-23, upah bersih yang diterima Jarwo
sebesar: Rp 200.000,00 – Rp 57.500,00= Rp 142.500,00
Ilustrasi : Penghasilan Tidak Tetap
Jarwo bekerja selama 24 hari, maka penghitungan PPh
Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-24 adalah
sebagai berikut :
Pada hari kerja ke-24 dan hari-hari berikutnya hingga hari
ke 27, jumlah PPh Pasal 21 yang dipotong adalah:
Upah sehari Rp 200.000,00
PTKP sehari
- untuk WP sendiri (Rp 54.000.000,00: 360) Rp 150.000,00(-)
Penghasilan Kena Pajak Rp   50.000,00
PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp 50.000,00 =Rp 2.500,00
Sehingga pada hari ke-24 dan hari-hari berikutnya sampai hari ke
27, Jarwo menerima upah bersih sebesar: Rp200.000,00 – Rp
2.500,00 = Rp 17.500,00
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
Badan Pemerintah.

Subjek pajak dalam negeri.

Penyelenggara kegiatan.

Bentuk Usaha Tetap.

Perwakilan perusahaan luar negeri.


Terima kasih

49
DOA AKHIR KULIAH
ُ ‫ستَ ْغفِ ُر َك َوأَتُ ْو‬
َ‫ب إِلَ ْيك‬ ْ َ‫ش َه ُد أَنْ الَ إِلهَ إِالَّ أَ ْنتَ أ‬ ْ َ‫س ْب َحانَكَ اللَّ ُه َّم َوبِ َح ْم ِدكَ أ‬
ُ
َ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم‬
‫ين‬
Subhaanakallohumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha iilaa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaik. Alhamdulillaahirabbil’alamiin.

“Maha Suci Engkau ya Allah, segala pujian untuk-Mu, aku bersaksi bahwa
tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Ya Allah,
ampunilah dosaku dan terimalah taubatku. Segala puji bagi Allah yang
menguasai seru sekalian alam.” (HR. Tirmidzi, Shahih)

Anda mungkin juga menyukai