Anda di halaman 1dari 41

PERNIKAHAN DALAM

ISLAM ( munakahat )
Disusun oleh :
 Al Abrar Elza 6703204037
 Davina Angelica 6703202061
 Ita Purnama Aprillia Nurjannah 6703202066
 Muhamad Rifdi Aditya 6703204042
 Muhammad Maulana Hidayatullah 6703202058
 Rifqy Mahendra Adiwinata 6703204016
 Teguh Dian Lolonta Bangun 6703202051
 Zhafira Najla 6703202035
POKOK BAHASAN
MAKNA NIKAH
TUJUAN PERNIKAHAN
HUKUM PERNIKAHAN
KRITERIA MEMILIH JODOH
PACARAN
RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN
MAHRAM
PERNIKAHAN SAMAWA
RUSAKNYA PERNIKAHAN
MAKNA PERNIKAHAN
Menurut Undang-Undang Perkawinan No.
1 tahun 1974 pasal 1:

“Perkawinan ialah ikatan lahir bathin


antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha esa.”
Menurut Hukum Islam
Perkawinan menurut hukum Islam adalah “Akad
yang sangat kuat atau mitsaqan ghaliiza untuk
mentaati perintah Allah dan melaksanakannya
merupakan ibadah.
Firman Allah:

Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali,


padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur)
dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka
(isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu
perjanjian yang kuat. (QS. An Nisa:21)
Maksud Penikahan Sebagai “Miittsaqan
Ghaliiza” (Ikatan Yang Agung)
Ikatan perjanjian pernikahan yang agung
antara lelaki dan perempuan yang sudah
dihalalkan Allah, didalamnya ada hak dan
kewajiban sebagai suami istri,
TUJUAN PERNIKAHAN
Mendapatkan ketenangan dan ridha Allah
Mengikuti sunnah Rasulullah
Mewujudkan keluarga yang sakinah,
mawadah wa rahmah
Mendapatkan keturunan
Menyambung silaturahim
Memperbaiki kualitas hidup
Mendapatkan Ketenangan dan Ridha
Allah
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya
ialah Dia menciptakan untukmu isteri-
isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu
rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir.” [QS. Ar. Ruum (30):21].
Mengikuti Sunnah ( ajaran ) Rasululullah

"Nikah itu adalah sunahku, barang  siapa 


tidak  senang  dengan  sunahku, bukanlah
golonganku". (HR. Bukhori dan Muslim)
HUKUM PERNIKAHAN
ADA 5 HUKUM:
◦ WAJIB
◦ SUNNAH
◦ MUBAH
◦ MAKRUH
◦ HARAM
WAJIB
Apabila seorang yang sudah mampu
secara finansial dan juga sangat beresiko
jatuh ke dalam perzinaan, karena zina
merupakan dosa besar.
Imam Al-Qurtubi berkata bahwa para
ulama tidak berbeda pendapat tentang
wajibnya seorang untuk menikah bila dia
adalah orang yang mampu dan takut
tertimpa resiko zina.
SUNNAH
Apabila orang yang sudah mampu namun masih
tidak merasa takut jatuh kepada zina, disebabkan
karena memang usianya yang masih muda atau
pun lingkungannya yang cukup baik dan
kondusif.
Orang yang punya kondisi seperti ini hanyalah
disunnahkan untuk menikah, namun tidak sampai
wajib.
Bila dia menikah, tentu dia akan mendapatkan
keutamaan yang lebih dibandingkan dengan tidak
menikah
Dari Abi Umamah bahwa Rasulullah
SAW bersabda,”Menikahlah, karena aku
bangga berlomba dengan umat lain dalam
jumlah umat. Dan janganlah kalian
menjadi seperti para rahib nasrani. (HR.
Al-Baihaqi 7/78)
Ibnu Abbasberkata ,“Orang yang tidak
mau menikah tidak sempurna ibadahnya.
HARAM, Jika:
Bertujuan untuk menguasai harta atau
menyakiti calon pasangannya
Tidak lengkap syarat sahnya dan
rukunnya, seperti tidak ada wali dan saksi
Tidak mampu memberi nafkah
MAKRUH
Jika lelaki tidak sanggup menafkahi, lahir
bathin, Belum mampu dan belum cukup
usianya.
MUBAH
Orang yang berada pada posisi tengah-
tengah antara hal-hal yang mendorong
keharusannya untuk menikah dengan hal-
hal yang mencegahnya untuk menikah.
Tidak dianjurkan untuk segera menikah
namun juga tidak ada larangan atau
anjuran untuk mengakhirkannya
KRITERIA MEMILIH JODOH
“Wanita biasanya dinikahi karena empat
hal: karena hartanya, karena
kedudukannya, karena parasnya dan
karena agamanya. Maka hendaklah kamu
pilih wanita yang bagus agamanya
(keislamannya). Kalau tidak demikian,
niscaya kamu akan merugi.” (HR.
Bukhari-Muslim)
KRITERIA JODOH
HARTA
KETURUNAN
WAJAH
AGAMANYA, { pilihlah jodoh atas dasar
agama yg utama, kau akan beruntung }
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
juga bersabda,
“Jika datang kepada kalian seorang
lelaki yang kalian ridhai agama dan
akhlaknya, maka nikahkanlah ia. Jika
tidak, maka akan terjadi fitnah di muka
bumi dan kerusakan yang besar.” HR.
Tirmidzi.
JODOH
Rahasia Allah
Setiap manusia sudah ada jodohnya, namun
tidak mutlak satu banding satu.
Jika didunia tidak ditemukan, sangat mungkin di
akherat, jangan berburuk sangka kepada Allah.
Berusaha maksimal dan berdoa serta
memperbaiki diri
Jangan terlalu berlebihan selektif dalam
menentukan kriteria ideal jodoh, karena faktor
agama yang paling utama.
TAHAPAN PERNIKAHAN
TA’ARUF ( mengenal calon pasangan,
dengan syarat sudah siap baik jasmani, rohani
maupun finansial, bukan untuk berpacaran )
◦ Bisa melalui keluarga atau sahabat
◦ Bisa melalui orang yang dipercaya ( guru )
KONSULTASI, kepada orang yang sudah
berpengalaman dalam hidup
ISTIKHARAH, shalat memohon ditetapkan
pilihan hati dan jodoh kita.
MACAM-MACAM PERNIKAHAN
 Nikah Resmi : nikah yang tercatat pada Kantor Urusan
Agama (KUA). Setelah akad nikah dilanjutkan dengan
walimah kemudian keduanya berumah tangga. Hukumnya
halal
 Nikah mut’ah (nikah kontrak), ialah menikah dengan batas
waktu tertentu misalnya untuk selama 3 bulan, 3 tahun,
tujuannya hanya memperturutkan hawa nafsu, biasa
dilakukan oleh golongan Syiah. Hukumnya haram.
 Nikah Sirri : Syarat dan rukunnya dipenuhi tetapi
pelaksanaan akad nikahnya di bawah tangan, tidak
dibukukan oleh KUA atau catatan sipil serta tidak
dipublikasikan secara luas. Dampak negatifnya lebih besar,
dan lebih baik dihindari.
ETIKA TA’ARUF
Tidak boleh berkhalwat ( berdua-dua an ),
harus ditemani keluarga atau teman.
Tidak bersentuhan
Menahan pandangan mata
Tidak membuat suara mendayu-dayu
sehingga mengundang perhatian
Terus terang tentang niat menikah dna
kondisi pribadi masing-masing.
SYARAT PERNIKAHAN
Terbagi 2, yaitu syarat sah dan syarat
kesempurnaan:
SYARAT SAH ADA 2:
◦ Seagama
◦ Saling ridha
SYARAT KESEMPURNAAN ADA 2:
◦ Baligh
◦ Kufu ( Setara )
Syarat Nikah

Syarat
Syarat Sah
Kesempurnaan

Seagama Baligh

Kufu ( setara dalam


Saling ridha harta, pendidikan,
keturunan )
RUKUN PERNIKAHAN
1. Pengantin : Pengantin pria boleh diwakili. Pengantin wanita
boleh tidak hadir di tempat akad
2. Wali : Ayah, kakak, kakek atau pamannya. Bisa juga wali hakim
(dari negara) atau wali muhakam dari masyarakat jika wali
hakim tidak ada.
3. Saksi : dua orang laki-laki
4. Mahar : Besaran mahar merupakan hasil kesepakatan antara
calon mempelai pria dan calon mempelai wanita.
5. Ijab Qabul : Fungsinya agar kedua belah pihak sepakat
menerima akad pernikahan ini dengan segala akibatnya. Redaksi
ijab qabul sangat fleksibel, bisa panjang bisa pula singkat, yang
penting essensinya.
Syarat-Syarat Saksi
Islam
Baligh (dewasa)
Berakal
Merdeka (bukan hamba sahaya)
Laki-laki
‘Adil (bukan orang yang fasik)
Urutan Wali Nikah

1. Ayah
2. Kakek (ayah dari ayah)
3. Saudara laki-laki kandung
4. Saudara laki-laki seayah
5. Anak dari saudara laki-laki kandung
(keponakan)
6. Anak dari saudara laki-laki seayah (keponakan)
7. Paman (saudara ayah)
8. Anak dari paman (sepupu)
Pengertian Rukun
Suatu yang harus ditepati sebelum
mengerjakan sesuatu. Kalau syarat
sesuatu tersebut tidak sempurna, maka
pekerjaan itu tidak sah.
Contoh: Shalat tidak sah jika salah satu
gerakannya ditingalkan dengan sengaja;
meninggalkan rukuk atau sujud.
MAHRAM
Mahram adalah: Wanita yang haram
dinikahi oleh seorang laki-laki karena
sebab-sebab tertentu.
Mahram terbagi dua:
◦ Mahram Muabbad: Tidak boleh dinikahi
selamanya
◦ Muaqqat: Tidak boleh dinikahi sementara
waktu saja karena ada penghalangnya, jika
penghalang tersebut hilang maka hukumnya
menjadi boleh
Mahram Muabbad ( selamanya )
• (7 org)Ibu, anak perempuan, saudara perempuan,bibi
dari jalur ayah, bibi dari jalur ibu, anak perempuan
Nasab dari saudara laki-laki atau saudara perempuan kita.

• (4 org ) Ibu, ibu mertua, anak perempuan dari istri


Perkawina ( anak tiri ), menantu
n

• Wanita yang menyusui dan ibunya, anak


perempuannya, saudara perempuannya dan suaminya
Persusuan
Firman Allah
 Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu
yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-
saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang
perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan
sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang
dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi
jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu
ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan
diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan
menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang
bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS.
An Nisa: 23)
Mahram Muaqqat ( sementara )
Ipar,jika istri atau suami meninggal maka
boleh menikahi ipar
Bibi dari jalur istri, jika istri meninggal
maka boleh menikahi bibi dari istri
Wanita yang musyrik hingga beriman
Wanita yang ditalaq tiga hingga ia
menikah denga laki-laki lain.
Skema Mahram
PERNIKAHAN SAMAWA
Sakinah berarti ketenangan batin dan
ketenangan pikiran.
Mawaddah(berpikiran positif) adalah
kecintaan terhadap seseorang yang
disertai dengan kosongnya jiwa dari
prasangka buruk.
Warrahmah(kasih sayang) berarti
keprihatinan hati melihat
ketidakberdayaan seseorang.
Rusaknya Pernikahan
1. Talaq ( dari pihak laki-laki )
2. Gugat Cerai ( dari pihak wanita )
ْ R‫ ِا‬artinya
◦ Secara bahasa: berasal dari kata‫طاَل ٌق‬
melepaskan.
◦ Secara istilah: adalah putusnya hubungan
perkawinan antara suami dan istri dalam waktu
tertentu atau selamanya karena ucapan atau
perbuatan kedua belah pihak.
◦ Talaq biasanya diucapkan suami kepada istrinya
dengan lafadz,” Saya ceraikan kamu,” atau ucapan
semisal,” Pulanglah kerumah orang tuamu.
Jenis –Jenis Talaq
Talaq Raj’i adalah talaq yang boleh rujuk ( kembali
kepada suami ) kondisi ini terjadi pada talak 1 dan 2,
artinya: suami boleh kembali kepada istrinya selama
masa iddah tanpa harus melakukan akad nikah baru,
namun setelah masa iddah selesai harus diadakan
akad baru
Talaq Ba’in, adalah talaq dimana suami tidak boleh
rujuk kepada istrinya sebelum istrinya menikah
dengan laki-laki lain, lalu laki-laki tersebut
menceraikannya, baru boleh kembali menikah dengan
suami terdahulunya. Talaq ba’in terjadi pada talaq 3.
TALAQ

Raj’i Ba’in

Talaq tidak boleh


Talaq boleh
rujuk selama
rujuk kembali
masa iddah
Talaq Bain terbagi 2
Talaq ba’in sughra ( kecil ): adalah
perceraian yg disebabkan oleh gugatan
cerai oleh istri, sehingga:
Sughra ◦ Suami tidak boleh rujuk pada istri selama
( kecil ) masa iddah
◦ Suami boleh rujuk setelah masa iddah
namun dengan akad nikah baru.

Ba’in
Talaq ba’in kubra ( besar ): adalah
talaq dimana suami tidak boleh rujuk
kepada istrinya sebelum istrinya
Kubra menikah dengan laki-laki lain, lalu
( besar ) laki-laki tersebut menceraikannya, baru
boleh kembali menikah dengan suami
terdahulunya. Talaq ba’in terjadi pada
talaq 3
Masa Iddah
Masa iddah adalah masa menunggu seorang
wanita setelah dicerai oleh suaminya
Rincian masa iddah:
◦ Perempuan dicerai dalam kondisi tidak hamil ) masa
iddahnya adalah tiga kali suci ( Al Baqarah: 228 )
◦ Perempuan yg suaminya wafat masa iddahnya 4
bulan 10 hari ( QS Al Baqarah:234)
◦ Perempuan yg diceraikan dlm kondisi hamil masa
iddahnya hingga melahirkan ( QS At Talaq:4)
◦ Perempuan yg masih blm baligh atau yg menopause
masa iddahnya adalah 3 bulan.
Hikmah Masa Iddah bagi wanita
Untuk memastikan bahwa rahim wanita yang
dicerai tidak ada janin didalamnya, sehingga
tidak tercampur nasab jika ia menikah dengan
lelaki lain sedang didalam rahimnya terdapat
janin yang sedang berkembang.
Memberi kesempatan kepada suami dan istri
yang bercerai untuk rujuk ( kembali ) karena
masa iddah cukup untuk berfikir jernih dalam
menyelesaikan persoalan keduanya.

Anda mungkin juga menyukai