Anda di halaman 1dari 132

DARAH

 Volume darah adalah 8% dari berat badan,


55%nya adalah plasma
 Volume darah rata2 dewasa; 4,5-5L
 Temperatur: 380C ,pH 7,35-7,45
 Terdiri dari :
- sel darah merah (eritrosit)
- sel darah putih (leukosit)
- trombosit
- plasma
FUNGSI DARAH

- Fungsi nutrien
zat gizi dan nutrisi yang diabsorbsi oleh
saluran pencernaan akan di bawa l

-Fungsi pernafasan
transportasi O2 dan CO2

- Fungsi ekskresi
sisa metabolisme akan dibawa oleh darah
menuju organ ekskretorius seperti ginjal,
kulit, hati dll
FUNGSI DARAH
 Fungsi transportasi hormon dan enzim
Hormon yang sekresikan dari kelenjar endokrin
akan dilepas langsung ke dalam darah
 Pengaturan keseimbangan air
kandungan air di dalam darah dapat saling
bertukar secara bebas dengan cairan
interstitial. Untuk membatu pengaturan
kandungan air tubuh
FUNGSI DARAH
 Fungsi pengaturan keseimbangan asam – basa
Protein plasma dan hemoglobin bertindak
sebagai buffer dan membantu kesimbangan
asam – basa
 Pengaturan suhu tubuh
Karena sifatnya yang sangat spesifik terhadap
panas, maka darah darah mempertahankan
termoregulasi di dalam tubuh
 Fungsi penyimpanan
Air dan sejumlah substansi penting
seperti protein, glukosa, natrium dan
kalium penting untuk tubuh. Dan pada
keadaan starvasi, kehilangan cairan ,
kehilangan elektrolit, dll,substansi ini
akan diambil dari darah.
 Fungsi pertahanan
Components of Blood
is the liquid portion of the blood and
PLASMA consists primarily of water (92%) and
plasma proteins (7%)
Proteins - albumin, globulins, and
fibrinogen

•- solid component of the blood


FORMED consisting of erythrocytes, leukocytes,
ELEMENTS and platelets

 BLOOD =
55% plasma + 45% formed elements
PLASMA DARAH
  jernih berwarna kekuningan
 92 % air

 8 % zat padat , protein : albumin, globulin,


fibrinogen, protrombin

bahan organik : lipid, garam, nutrien, waste


product
FUNGSI UMUM PROTEIN PLASMA
 Protein plasma bertanggung jawab tekanan osmotik
didalam darah  menghambat pengeluaran
berlebihan plasma ke dalam cairan interstisium
(mempertahankan volume plasma,
 Pada tingkat kapiler sebagian besar substansi
dipertukarkan anatara darah dan jaringan.
 Namun oleh karena ukuran protein plasma yang
besar, protein plasma tetap berada di dalam kapiler
darah.
 Tekanan maksimal diberikan oleh albumin ok
konsentrasinya lebih banyak, diikuti globulin dan
fibrinogen
 Nilai tekanan osmotik yang ditimbulkan oleh protein
plasma adalah : 25mmHg
 Berperan dalam menyangga pH darah
khusus nya albumin
 Menentukan kekentalan (viskositas darah).
Protein plasma memberikan kekentalan
pada darah yang penting untuk
mempertahankan tekanan darah. Albumin
menghasilkan viskositas maksimal
 Berperan dalam proses pembekuan darah
 Protein plasma dalam keadaan
kelaparan digunakan sebagai bahan
bakar metabolik.
 Peranan dalam mengatur laju endap
darah (LED)
Globulin dan fibrinogen bertanggung
jawab terhadap LED
 Peranan pengaturan stabilitas suspensi sel darah
merah
Selama dalam sirkulasi, sel-sel darah merah tetap
tersuspensi secara merata di dalam darah. Protein
plasma yang berperan adalah globulin dan
fibrinogen
 Peranan dalam produksi zat Trefon
zat trefon diperlukan untuk nutrisi sel jaringan di
media kultur. Diproduksi oelh leukosit dari protein
plasma
PROTEIN PLASMA

 Albumin
- Berat molekul : 69.000
- Nilai normal albumin serum; 4,7g/dL
-protein plasma yang paling banyak
sangat berperan dalam menentukan tekanan
osmotik
- mengikat bilirubin, garam empedu, penisilin
untuk ditransportasikan
Protein Plasma

 Globulin
- Berat molekul : 156.000
- Nilai normal globulin serum: 2,3g/dL
- terdiri dari globulin alfa (α), globulin beta (β),
globulin gamma (γ)
- globulin α,β spesifik mengikat hormon tyroid,
kolestrol, besi dan sangat berperan dalam proses
pembekuan darah
- globulin γ merupakan imunoglobulin yang sangat
penting bagi mekanisme pertahanan tubuh
Plasma Protein

 Fibrinogen
 Berat molekul : 400.000
- Berperan dalam pembekuan darah
- Nilai normal fibrinogen serum: 200-
400mg/L
- Disintesa di liver
ERITROSIT
Hb & Ht
ERITROSIT

Fungsi utama eritrosit:

 Transport Hemoglobin(Hb)  Hb akan


berikatan dengan O2 untuk
didistribusikan ke jaringan
 Hb berikatan dengan CO2 untuk dibawa
dari jaringan ke paru-paru dan
dikeluarkan dari dalam tubuh
 Eritrosit mengandung carbonic anhidrase
yaitu enzym yang mengkatalisir reaksi bolak
balik

H2CO3  H+ + HCO3-
H2CO3  H+ + HCO3-

 Dengan seringnya terjadi reaksi ini maka


CO2 akan semakin cepat dikeluarkan dari
tubuh, dan ph darah tetap stabil
 Eritrosit juga mengandung glycolytic enzym
yang menghasilkan bahan bakar untuk
mekanisme transport aktif

 Eritrosit merupakan buffer asam basa yang


baik karena mengandung molekul Hb yang
sebagian besar pembentuknya adalah
protein
MORFOLOGI ERITROSIT

 Sel darah merah berbentuk lempeng bikonkaf


(seperti cakram)
 Tidak mempunyai inti, mitokondria dan
retikulum endoplasma
 Diameter 7,8 μm
 Ketebalan di bagian yang paling tebal 2,5 μm
dan pada bagian tengah +/- 1 μm
 Bentuknya bisa berubah ubah ketika berjalan
melalui pembuluh darah kapiler
3
 Sel darah merah merupakan suatu kantong
yang dapat berubah menjadi berbagai
bentuk.
 mempunyai membran yang sangat kuat
sehingga dapat menampung banyak material
tanpa menyebabkan peregangan yang
sangat kuat dan akan menyebabkan sel
pecah

 Masa hidup 120 hr dalam sirkulasi darah dan


dihancurkan dlm hati dan limpa
 Jumlah sel darah merah
- pria 5.200.000/mm3 (+/- 300.000)
- wanita 4.700.000/mm3 (+/- 300.000)

Pada orang yang hidup di dataran tinggi


jumlah sel darah merahnya akan
meningkat
TAHAPAN DIFERENSIASI
SEL SEL DARAH
 Proses ini diinduksi oleh multiple protein yang
disebut hemopoetic growth factor:

- Interleukin 3 (IL -3) yang dihasilkan oleh T-


limfosit  tidak spesifik menginduksi proses
pembentukan dan diferensiasi dari eritrosit
- Eritropoetin  spesifik untuk eritrosit
PERANAN ERITROPOETIN
 90% Eritropoetin diproduksi oleh ginjal (tidak
diketahui dengan pasti dibagian mana ginjal
tepatnya kemungkinan di epitel tubulus
renalis) sisanya dibentuk dalam hati
 Merupakan glykoprotein
 Fungsi utama eritropoetin adalah,
merangsang produksi sel darah merah dan
pembentukannya sebagai respons terhadap
hipoksia
 Pengaruh utama dari eritropoetin adalah,
merangsang produksi proeritroblast dari sel
sel stem hemopoetik dalam sumsum tulang
kemudian menyebabkan sel-sel ini dengan
cepat melalui berbagai tahap eritroblastik
ketimbang pada keadaan normal
 Setiap keadaan yang menyebabkan hipoksia
 merangsang ginjal  sekresi eritropoetin

 Keadaan hipoksia pada bagian tubuh yang lain


juga akan merangsang sekresi eritropoetin,hal
ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar
terdapat beberapa sensor non ginjal yang
mengirimkan sinyal tambahan pada ginjal
untuk memproduksi eritropoetin
Red blood cells
Regulation of Erythropoiesis
 pada orang yang hidup di lingkungan dengan
kadar O2 yang rendah meskipun jumlah sel
darah merahnya normal eritropoetin tetap
dirangsang untuk disekresikan karena ginjal
menangkap sinyal hipoksia jaringan oleh
karena itu orang yang hidup di pegunungan
jumlah eritrositnya lebih banyak dari nilai
normal
PEMATANGAN SEL DARAH MERAH
DAN KEBUTUHAN AKAN VIT B12 DAN
AS.FOLAT
 Proses pematangan dan jumlah eritrosit yang
dihasilkan sangat bergantung pada status gizi
seseorang
 pada proses terakhir pematangan vit B12 dan
as.folat sangat dibutuhkan untuk
pembentukan thymidine tryphosphate yang
merupakan bahan penting pembentuk DNA
 Kekurangan kedua zat ini akan menyebabkan
terbentuk DNA yang abnormal

 Dan kegagalan pematangan nukleus atau


bagian sel lain  terbentuk sel darah merah
yang ukurannya lebih besar, membran yang
tipis, rapuh, irreguler dan berbentuk oval
(makrosit)
 Sel makrosit ini karena membrannya rapuh
maka masa hidupnya juga singkat hanya1/2
atau 1/3 dari eritrosit normal

 Kekurangan vit B12 dan as.folat  kegagalan


proses pematangan
 Kekurangan vit B12 biasanya disebabkan
kurangnya asupan makanan yang
mengandung zat tersebut dan malabsorbsi di
sal. Pencernaan
 Malabsorbsi biasa disebabkan oleh atrofi
mukosa lambung sehingga parietal sel tidak
dapat mensekresikan intrinsic factor yang
seharusnya berikatan dengan vit B12 dalam
makanan sehingga dapat diserap dengan
baik di ileum and kemudian masuk ke dalam
aliran darah
 Vit B12 disimpan didalam hati,dan akan
dilepaskan sesuai kebutuhan untuk
memproduksi sel darah

 Kebutuhan minimum vit B12 yang diperlukan


untuk produksi sel darah merah adalah 1-3
μm/hr sedangkan yang disimpan di hati dan
jaringan lain pada orang normal adalah +/-
1000x dari jumlah ini

 Sehingga dibutuhkan 3-4 th masa


kekurangan vitB12 untuk dapat menimbulkan
anemia pernisiosa
HEMATOKRIT

 Adalah perbandingan antara volume darah


dengan volume sel darah merah didalam
darah
 Contoh: Ht 25% adalah 25 ml sel darah
merah dalam 100 ml darah
Alat sentrifuge
 Nilai normal Ht tergantung pada umur dan
pada saat dewasa nilainya juga dipengaruhi
oleh jenis kelamin
 Newborns: 55-68%
 One (1) week of age: 47-65%
 One (1) month of age: 37-49%
 Three (3) months of age: 30-36%
 One (1) year of age: 29-41%
 Ten (10) years of age: 36-40%
 Adult males: 42-54%
 Adult women: 38-46%
 Nilai Ht yang rendah disebabkan oleh
berbagai jenis anemia

 Nilai Ht yang tinggi biasanya terjadi


pada orang yang tinggal di daerah
pegunungan, dehidrasi,
penyalahgunaan obat yang
mengandung eritropoetin, dan berbagai
penyakit
HAEMOGLOBIN (Hb)
 Proses pembentukan Hb dimulai dari
terbentuknya Succinyl CoA dalam siklus Kreb
 Succinyl CoA kemudian akan berikatan
dengan glycine untuk membentuk molekul
pyrrole
 Kemudian 4 molekul pyrrole akan saling
berikatan dan membentuk protoporphyrin IX
yang nantinya akan bergabung dengan atom
besi untuk membentuk molekul heme
Jumlah Hb normal : pria 13-16 g/dl, wanita 12-14 g/dl

Catatan :Bila pembentukan Hb kurang, konsentrasi Hb dalam sel akan turun dan
vol eritrosit juga akan turun karena tidak adanya Hb yang mengisi sel darh merah
 Molekul heme bergabung dengan rantai
polypeptida (globin yang disintesa ribosom)
untuk membentuk sub unit Hb
 4 sub unit Hb akan saling berikatan untuk
membentuk molekul Hb
 1 molekul heme dapat berikatan dengan 1
molekul O2 karena dalam Hb ada 4 molekul
heme maka 1 molekul HB dapat mengikat 4
O2
 Ada beberapa variasi dalam sub unit Hb
 subunit alfa ( α ) = 141 as.amino
 subunit beta ( β ) = 146 as.amino
 Subunit gamma ( γ ) = 146 as.amino

 Pada orang dewasa : 2 subunit dan


2 subunit β
 Pada janin : 2 subunit α dan
2 subunit γ
MASA HIDUP DAN
PENGHANCURAN ERITROSIT
 Eritrosit akan bersirkulasi selama 120 hari
sebelum dihancurkan
 Eritrosit walaupun tidak mempunyai nukleus,
mitochondria atau retikulum endoplasma tapi
masih bisa bertahan hidup karena
mempunyai enzim citoplasma
 Enzim citoplasma memiliki kemampuan:

1. memetabolisme glukosa dan membentuk


adenosine triphosphate (ATP)
2. memelihara kelenturan membran eritrosit
3. menjaga agar atom besi yang ada dalam Hb tidak
berubah bentuk dari Ferrous  Ferric
4. mencegah agar protein yang ada dalam eritrosit
tidak teroksidasi
5. menghasilkan bahan bakar untuk mekanisme
transport aktif dan mempertahankan konsentrasi
ion di dalam RBCs
 Semakin lama membrannya semakin rapuh
 akan pecah ketika melewati kapiler kapiler
kecil
 Kebanyakan eritrosit hancur di dalam limpa
karena sebelum masuk ke dalam limpa
eritrosit harus melewati trabeculae trabeculae
yang diameternya kecil +/- 3 mikrometer
LEUKOSIT
LEUKOSIT
 Dikenal sebagai sel darah putih
 Merupakan unit aktif dari sistem
pertahanan tubuh
 Sebagian dibentuk di sumsum tulang
(granulosit, monosit, dan sedikit limfosit)
dan sebagian lagi dibentuk di
lymphogenous tissue terutama lymph
gland
 Fungsi
 Menyediakan pertahanan yang cepat dan
kuat terhadap bahan infeksius
 Melindungi tubuh dari sel kanker
 Sel darah putih yang sudah dibentuk baik di
sumsum tulang maupun di lymphogenous
tissue kemudian akan disimpan sampai saat
yang dibutuhkan sel darah putih baru
dikeluarkan ke sistem sirkulasi
 Sel darah putih ditransportasikan ke area
dimana terjadi infeksi dan inflamasi
•Granular leucocyte (granulosit)
(+)granul pada citoplasmanya 
polymorfonuclear

•Semua granulosit mengandung


substansi aktif, yang berperan
dalam reaksi peradangan dan alergi
Leukosit

• Agranular leucocyte (agranulosit)


(-) granul pada citoplasmanya 
mononuclear
Morfologi
 Mempunyai inti
 Jumlah Normal: 4.000 – 11.000
 Nilai normal ini dapat berubah oleh berbagai
faktor, seperti execice, stress/tekanan dan
penyakit
< 4.000 = Leukopenia
> 11.000 = Lekositosis

Leukopoesis dipengaruhi oleh banyaknya


jumlah bakteri yang masuk ke dalam
tubuh
White Blood Cells
Leukocyte

Agranulocyte Granulocyte

Monocyte Basophil
Lymphocyte Eosinophil Neutrophil
GRANULOCYTES/ POLYMORFONUCLEAR

1. Neutrophils

• 40 - 75% dari jumlah total


leukosit untuk mempertahankan
jumlah normalnya maka
diperlukan pembentukan 100
miliar sel neutrofil/hari
• diameternya 10 - 14um Cytoplasm
Erythrocyte
• Intinya memiliki banyak lobus
Multi - lobed
dan memiliki lisosom yang besar nucleus
• Granul pada citoplasmanya tidak
jelas
 Neutrofil melewati pori pori kapiler dengan cara
diapedesis bergerak dengan gerakan ameboid
kemudian masuk ke jaringan tubuh
 Bersifat kemotaksis sesuai dengan konsentrasi
chemotactic substance
 chemotactic substances dapat berasal dari:
1. Toxin yang dihasilkan oleh bakteri dan virus
2. Produk degeneratif dari jaringan yang mengalami
inflamasi itu sendiri
3. Beberapa produk hasil dari reaksi complement
complex yang diaktivasikan di jaringan yang
mengalami inflamasi
4. Beberapa produk hasil mekanisme clotting
 Masa hidup neutrofil 6 jam di dalam
darah
 Invasi bakteri akan merangsang
pelepasan neutrofil dalam jumlah besar
 Merupakan fagosit aktif
 Pada saat neutrofil masuk ke jaringan
berfagositosis.
 Proses fagositosis : neutrofil melekatkan
dirinya pada partikel  membentuk
pseudopodia mengelilingi partikel
pseudopodia akan bersatu membentuk
ruang berisi partikel  ruang tersebut akan
berinvaginasi ke dalam citoplasma dan
membentuk phagosome(free floating
phagocytic vesicle) di dalam citoplasma 
pelepasan digestive enzymes dan
bactericidal agents ke dalam vesicle partikel
difagosit
Phagocytosis

neutrophil Foreign cell


being engulfed
 Neutrofil juga mempunyai Oxidizing agents
yang bersifat bactericidal yang dihasilkan
oleh membran phagosome atau dari
peroxisome

 Neutrofil merupakan pertahanan utama


dalam melawan infeksi/peradangan bakteri
dan hanya sedikit berpartisipasi dalam proses
peradangan yang lain
 Satu neutrofil biasanya dapat memfagosit 3-
20 bakteri sebelum menjadi tidak aktif
 Neutrofil yang mati akan berbentuk
pus/nanah
 Membran neutrofil mengandung protein G-
globulin yang berfungsi untuk mengikat
dan mengangkut vit.D dalam plasma
 Neutofil dapat melepaskan berbagai zat aktif:

- Enzim mieloperoksidase yang berfungsi


untuk mengkatalisir perubahan Cl, Br menjadi
asam terkait
- Thromboxan yang berfungsi sebagai
vasokonstriktor dan zat agregator trombosit
- Leukotrin yang berfungsi untuk
meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
dan menarik neutrofil lain ke tempat peradangan
- Prostaglandin yang menimbulkan efek
antiperadangan sedang
 Kadar neutrofil yang meningkat dapat
dijumpai pada keadaan :
- Infeksi bakteri
- Infark jantung
- Myeloproliferatif disorders
- Eklampsia
- Gagal ginjal
- Obat kontrasepsi oral
 Kadar neutrofil yang menurun dapat
dijumpai pada keadaan :
- Infeksi virus
- Demam tifoid
- Anemia Aplastik
- Pemakaian obat sitostatikadan
karbimazole
GRANULOCYTES/POLYMORFONUCLEAR

2. Eosinophils
Bi - lobed
Cytoplasmic
nucleus
granules
- 1 - 6% dari jumlah total leukosit
- diameternya 10 - 14um
- Intinya memiliki 2 lobus (bilobus)
- Memiliki banyak granul dan ukuran
granulnya besar
- Pada pewarnaan eosin memberi
warna merah terang
- Merupakan fagosit yang lemah
- Eosinofil dapat melepaskan
histamin untuk menginhibisi proses
inflamasi
 Dapat melewati pori pori pembuluh darah
kapiler dengan cara diapedesis kemudian
masuk ke jaringan tubuh

 Eosinofil biasa diproduksi dalam jumlah besar


pada saat terjadi infeksi parasit, setelah
diproduksi eosinofil kemudian bermigrasi ke
jaringan yang diinfeksi
 Eosinofil memfagositosis parasit dengan
cara:
1. Melekatkan dirinya pada permukaan parasit
2. Melepaskan enzim hidrolitik dari granulnya
yang sudah dimodifikasi oleh lysosom
3. Kemungkinan juga melepaskan oksigen dalam
bentuk yang sangat reaktif dan mematikan bagi
parasit tersebut
4. Melepaskan molekul polipeptida yang
sangat bersifat larvacidal (major basic
protein) dari granulnya
 Eosinofil memiliki kecenderungan untuk
berkumpul di jaringan tempat alergi terjadi
seperti pada jaringan peribronchial paru pada
orang yang menderita asma bronchial dan di
kulit setelah terjadi reaksi alergi,Hal ini
disebabkan mast cell dan basofil berpartisipasi
dalam reaksi alergi dan mereka melepaskan
eosinophil chemotactic factor yang
menyebabkan bermigrasi ke jaringan yang
mengalami alergi-inflamasi
 Eosinofil sering terdapat di saluran
gastrointestinal, saluran kemih, dan saluran
pernafasan
 Eosinofil dapat mendetoksifikasi beberapa
substansi yang menginduksi proses inflamasi
yang dilepaskan oleh mast cells dan basofil

 Juga dapat memfagosit kompleks antigen-


antibodimencegah penyebaran dari proses
inflamasi lokal

 Eosinofil dapat melepaskan sitokin dan


kemokin yang dapat menyebabkan reaksi
peradangan
 Kadar Eosinofil yang meningkat dapat
dijumpai pada keadaan :
- Reaksi alergi
- Infeksi parasit
- poliarteritis
- eritema multiform
- meloproliferatif disorders
- Dermatitis herpetiform
- leukemia
- Bahan kimiawi seperti Nikel
 Kadar Eosinofil yang MENURUN dapat
dijumpai pada keadaan :
- Infeksi bakteri akut
- pemberian glikokortikoid
- pemakaian ACTH
GRANULOCYTES/POLYMORFONUCLEAR
3. Basophils
Cytoplasmic Bi - lobed
granules
nucleus

•Jumlahnya < 1% dari jumlah


total leukosit
•diameternya 10 - 16um
• Intinya memiliki dua lobus
(bilobus) dengan bentuk
menyerupai huruf U dan S
• Granul sitoplasmanya
berukuran besar dan berwarna
biru pada pewarnaan basofil
• granulnya terdiri dari bahan
bahan yang dapat
menyebabkan reaksi inflamasi
seperti, histamine
 Basofil dalam sirkulasi darah sama
dengan mast cells pada jaringan yang
besar yang berlokasi diluar pembuluh
darah kapiler dalam tubuh
 Keduanya melepaskan heparin ke
dalam darah sehingga mencegah darah
untuk berkoagulasi
 Keduanya (lebih banyak mast cells)
juga melepaskan histamin, dan
serotonin serta bradikinin dalam jumlah
sedikit
 Basofil dan mast cells memiliki peranan
penting pada beberapa tipe reaksi
alergi,karena immunoglobulin-E (Ig-E),
memiliki kecenderungan untuk melekat pada
basofil dan mast cells.

 Kemudian ketika antigen spesifik untuk


antibodi Ig-E bereaksi  Kompleks antigen
antibodi basofil atau mast cells ruptur 
pelepasan histamin, bradikinin, serotonin,
heparin, enzim lisosom dan slow reacting
anafilaxis substance
 Kadar Basofil yang meningkat dapat
dijumpai pada keadaan :
- leukemia mielositik kronik
- polisitemia rubra vera
- myelofibrosis
- hipotiroid
- kolitis ulceratif
 Kadar Basofil yang MENURUN dapat
dijumpai pada keadaan :
- Pengobatan steroid
- penyinaran sinar X
- pemakaian obat bisulfan?
- tirotoksikosis
- urtikatia
AGRANULOCYTES

1. Lymphocytes
Large
• 20 - 30% of leukocytes Small
• 6 - 9um diameter (small)
• 9 - 15um diameter (large - 3%)
• Round, densely stained nuclei
• Pale non-granular cytoplasm
Rounded
• Small lymphocytes have nuclei
relatively little cytoplasm
- attack pathogens & regulate
immune responses
• Large lymphocytes make
antibodies
LIMFOSIT
 Limfosit dibentuk di sumsum tulang dari jalur
lymphocytic (lymphoblast)
 Limfosit terdiri atas limfost B dan T
 Limfosit B matang di sumsum tulang,
sedangkan progenitor sel T bermigrasi ke
thymus dan matang di sana
 Di organ lymphoid (sumsum tulang dan
thymus) limfosit akan mengalami seleksi
negatif. Limfosit yang mengenal self antigen
akan dimusnahkan secara apoptosis
LIMFOSIT
 Limfosit yang tidak dimusnahkan masuk ke
aliran darah menuju organ lymphoid perifer
(sekunder) untuk selanjutnya berproliferasi
 Masing-masing akan berproliferasi
dipengaruhi oleh IL-12
 Bila limfosit bertemu dengan antigen dialiran
darahakan dibawa ke organ limfoid
berdiam diri berdiferensiasi sel efektor
dan sel memori  memperbanyak diri
LIMFOSIT
 Sel efektor kemudian kembali berpatroli untuk
mencari antigen yang lain.
 Limfosit mengenali bakteri/virus yang telah
dipresentasikan oleh MHC (mayor
histocompatibility complex)
 Limfosit dengan co-reseptornya CD4+ (Th,Ti)
dan CD8+ (Tc) akan berikatan dengan MHC
tersebut
 Limfosit yang telah mengikat antigen tersebut
akan membawanya ke macrofag untuk
difagositosis
Perjalanan Limfosit

Organ limfoid Aliran lymph

Aliran darah
LIMFOSIT
 limfosit B → sel plasma → menghasilkan
antibodi yang beredar dalam pembuluh darah
 limfosit T tidak menghasilkan antibodi, sel sel
ini secara langsung menghancurkan sel sel
sasaran spesifik, proses ini dikenal sebagai
respons imun seluler
Sel yang menjadi sasaran limfosit T ini
mencakup sel tubuh yang telah dimasuki oleh
virus dan sel kanker
AGRANULOCYTES/MONONUCLEAR

2. Monocytes
• 2 - 10% dari jumlah total leukosit
• diameternya 14 - 24um
• memiliki nukleus yang besar dan
bentuknya sering menekuk
• memiliki banyak stoplasma berwana
biru keabuabuan dengan granul yang
halus
• vakuola sitoplasmanya terlihat jelas
• motilitas tinggi
• dapat berdiferiansi menjadi makrofag
MONOSIT
 Fungsi = phagositosis
 Diapedesis
 Ameboid motion
 Kerja phagositosisnya lebih kuat daripada
neutrofil
 Bisa memfagosit bakteri dan sel-sel yang
ukurannya besar dan dalam jumlah yang
banyak
 Setelah melakukan fungsinya sebagai
phagosit sel, makrofag masih dapat hidup dan
berfungsi sampai beberapa bulan ke depan
 (+) oxidizing agents
MONOSIT
 Masa hidup monosit lebih pendek, 10 – 20
jam saat transit di dalam darah
 Monosit mengembara masuk ke jaringan
 Di dalam jaringan monosit akan berubah
bentuk menjadi lebih besar → makrofag
jaringan dan dalam bentuk ini dapat hidup
berbulan-bulan kecuali bila dia ikut hancur
ketika melakukan fungsinya sebagai
phagosit sel
 Ketika terstimulasi → makrofag jaringan
melepaskan diri dari perlekatannya →
makrofag bebas

 Monosit + makrofag bebas + makrofag


jaringan + sel endotel khusus di dalam
sumsum tulang+ limpa dan limfe nodes

Sistem Retikuloendothelial ( RES )


Peran Neutrofil-Macrofag dalam Proses
Inflamasi
 Ketika terjadi inflamasi atau infeksi jaringan,
maka makrofag jaringan akan lepas dari
perlekatannya  makrofag bebas
 Makrofag bebas ini menjadi pertahanan awal
terhadap bakteri pada 1 jam pertama proses
infeksi
 Jaringan yang rusak mengeluarkan chemotactic
substance  Neutrofil menuju ke daerah
inlamasi/infeksi tersebut
a. Neutrofil lengket di permukaan endothel
kapiler (margination)
b. Neutrofil diapedesis masuk ke jaringan
Jaringan yang rusak akan dipenuhi oleh
neutrofil  Neutrofilia
Beberapa faktor yang diaktifkan oleh makrofag
jaringan meningkatkan pembentukan granulosit
dan monosit oleh sumsum tulang, faktor2 tsb
adalah
1) TNF
• Me WBC
2) IL-1 (interleukin-1) demam
• Membantu
3) GM-CSF
menghilangkan
4) G-CSF penyebab
5) M-CSF inflamasi
 Kadar Monosit yang meningkat dapat
dijumpai pada keadaan :

- Infeksi seperti: TB, endokarditis bakteri


sub akut, demam bercak rocky
mountain, malaria
- Leukemia
- sindroma myeloproliferatif
- anemia hemolitik
- neutropenia idiopatik kronik
- penyakit granulomatosa
- infeksi virus
 Kadar Monosit yang Menurun dapat
dijumpai pada keadaan :

- Infeksi akut dengan stress


- anemia aplastik
- leukemia myelogenosa akut
- pemberian obat myelotoksik dan
imunosupresif
TROMBOSIT

HEMOSTASIS
Trombosit
 Fragmen sel (pecahan sel ), bukan sel utuh
 Fungsi = Pembekuan darah
 Diameter : 1 – 4 μm
 (-) nucleus, (+) mitochodria, (+) sisa reticulum endoplasma,
(+) sisa badan golgi, (+) cytosolic enzym, (+) granul
 Dibentuk di sumsum tulang → megakaryocytes
 1 Megakaryosit → 1000 trombosit
 Jumlah normal : 150.000 – 350.000/mm3
 Bila < 150.103 = trombositopenia
>350.103 = trombositosis
Trombosit
Trombosit (+) karakteristik fungsional:

1. Molekul aktin dan myosin seperti molekul kontraktil


protein pada otot dan thrombosthenin →
menyebabkan trombosit berkontraksi

2. Sisa dari retikulum endoplasma dan badan golgi →


mensintesa berbagai macam enzym dan dapat
menyimpan ion Ca2+ dalam jumlah yang banyak

3. Mitokondria dan enzym sitosol → membentuk ATP


dan ADP
4. Sistem enzym → mensintesa prostaglandin
(hormon lokal yang dapat menyebabkan reaksi dari
jaringan dan pembuluh darah lokal)

5. Fibrin Stabilizing Faktor ( faktor XIII ) →


fibrinogen menjadi fibrin

6. Growth Factor → tumbuh dan berkembang


endothel pembuluh darah, otot polos pembuluh
darah dan fibroblast sehingga mempercepat
pertumbuhan sel memperbaiki dinding pembuluh
darah yang rusak.
Trombopoiesis
Morfologi Trombosit
 Trombosit berumur 8 – 12 hari
 Dikeluarkan dari sirkulasi darah dengan cara
difagositosis oleh makrofag jaringan, khususnya di
limpa dan hati

 Trombopoietin disekresikan oleh hati :


- Meningkatkan jumlah megakaryocyte di
sumsum tulang
- Merangsang setiap megakaryocyte
membentuk lebih banyak trombosit
Trombosit

 Tidak seluruh trombosit beredar di dalam darah


 1/3 trombosit mengisi ruang-ruang di dalam
limpa
 Bila dibutuhkan, cadangan ini akan dilepaskan
ke dalam sirkulasi darah oleh perangsangan
simpatis, menyebabkan limpa berkontraksi
( mis : perdarahan )
HEMOSTASIS

 Is arrest of bleeding from a broken blood


vessel that is stopping of haemorrhage
Vascular Spasm

Platelet Plug Formation

Blood Coagulation

(+)Dissolusion
Vascular Spasm
(Kontraksi Pembuluh darah)
 Pembuluh darah yang terpotong akan segera berkontraksi
 Kontraksi merupakan hasil dari:
1. Spasme myogenik lokal
2. Adanya autacoid factors baik dari jaringan yang koyak
maupun dari trombosit
3. Rangsang dari syaraf simpatis
 Kontraksi ini akan memperlambat aliran darah keluar
melalui defek, sehingga darah yang keluar menjadi sedikit
 Akibat kontraksi tersebut juga menyebabkan kedua
permukaan endothel saling menekan, endothel menjadi
sticky dan saling berlekatan
Pembentukan Agregasi Trombosit (Plug )
 Normal → trombosit tidak melekat pada permukaan
endothel pembuluh darah
 Pembuluh darah rusak → trombosit diaktifkan oleh
collagen ( fibrous protein yang terdapat di jaringan ikat )
 Trombosit akan berubah karakteristik, bentuknya menjadi
bergelombang dan irreguler
 Kontraktil protein pada trombosit menyebabkan tombosit
berkontraksi → granul-granul trombosit yang berisi
bahan akitf lepas → trombosit menjadi sticky dan
kemudian melekat pada kolagen juga melekat pada
protein Von willebrand → membentuk platelet plug (plak
trombosit)
 Trombosit melekat → melepaskan ADP dan
thromboxan A2
 ADP menyebabkan permukaan trombosit
disekitar yang masih beredar di dalam darah
juga menjadi aktif dan menjadi sticky dan
kemudian melekat ke lapisan pertama agregasi
trombosit tadi
 Thromboxan A2 menyebabkan pembuluh darah
menjadi vasokonstriksi
 Reaksi yang sama terjadi berulang-ulang →
agregasi plak terbentuk berlapis-lapis dan
semakin kokoh menutupi sisi pembuluh darah
yang rusak
 Pembentukan plak hanya terjadi pada sisi
yang rusak dari pembuluh darah dan tidak
meluas ke sisi pembuluh darah yang masih
normal (intact)
 ADP dan bahan kimia lainnya yang
dilepaskan oleh trombosit akan merangsang
lepasnya prostacyclin dan nitric oxide dari
endothelium yang normal yang akan
menghambat perlekatan trombosit
- Formation of Platelet Plug -
Agregasi trombosit
1. Actin – myosin complex di dalam agregasi
trombosit berkontraksi untuk memperkuat
dan memadatkan loose plug
2. Plak trombosit melepaskan serotonin,
epinefrin, thromboxan A2 (vasoconstrictors)
3. Plak trombosit melepaskan substansi
kimiawi yang dapat memacu proses
pembekuan darah selanjutnya
Pembekuan darah ( Blood Coagulation)
 Blood coagulation atau clotting adalah
perubahan darah dari cair menjadi solid gel.
 Terbentuk pada bagian atas plak trombosit
 Fungsi : Memperkuat dan menyokong plak
 Dalam plasma (+) procoagulan dan anticoagulan
 Dalam keadaan normal anticoagulan dominan
dalam pembuluh darah sehingga darah tidak
membeku pada saat bersirkulasi
 Bila pembuluh darah rusak, procoagulan dari
jaringan yang rusak tersebut akan diaktifkan→clot
Pembekuan darah (Blood
Coagulation)
 Bekuan mulai terbentuk dalam 15 sampai
20 detik bila trauma pembuluh sangat
hebat, dan dalam 1 sampai 2 menit bila
traumanya kecil.
 Proses pembekuan darah dipengaruhi oleh
A. Zat-zat aktivator yang berasal dari pembuluh
darah yang rusak
B. trombosit
C. Protein darah yang kontak dengan pembuluh
darah
Mekanisme umum Blood Coagulation
1) Sebagai respon dari rusaknya pembuluh
darah, terjadi cascade reaksi kimia
dalam darah yang melibatkan faktor-
faktor pembekuan darah→ protrombin
activator
2) Protrombin activator mengkatalisir
konversi protrombin → trombin
3) Trombin bertindak sebagai enzym yang
mengkatalisir fibrinogen → fibrin
 Sekali satu faktor pembekuan darah
aktif, maka dia akan mengaktifkan
faktor-faktor pembekuan darah yang
lain.
 Rangkaian reaksi hingga terbentuknya
thrombin untuk mengkatalisis konversi
fibrinogen → fibrin disebut COTTING
CASCADE
Konversi Protrombin - Trombin
I. Protrombin aktivator dibentuk sebagai akibat
rusaknya pembuluh darah
II. Kehadiran Ca2+memudahkan protrombin
aktivator mengkonversi protrombin – trombin
III. Trombin menyebabkan polimerisasi dari molekul
fibrinogen menjadi serabut fibrin dalam 10 -15
detik

Trombosit juga turut berperan pada konversi


protrombin  trombin
Sebelum protrombin berkonversi menjadi
trombin, ia melekat kepada protrombin reseptor
yang ada pada trombosit yang melekat pada
jaringan yang rusak
 Protrombin disintesa di hati secara terus
menerus
 Untuk pembentukan protrombin
dibutuhkan vit K
 Jumlah normal = 15 mg/dl
 Kelainan pada hati dan kekurangan vit
K akan menyebabkan sintesa
protrombin terganggu
Konversi Fibrinogen-Fibrin
 Fibrinogen disentesa di hati
 Fibrinogen dapat menembus permeabilitas
kapiler darah ke cairan interstitial.
 Dalam keadaan normal bisa ditemukan
fibrinogen di cairan interstitial dalam jumlah
sedikit
 Fibrinogen dalam jumlah sedikit dalam cairan
interstitial tidak akan menyebabkan koagulasi
 Bila terjadi peningkatan permeabilitas kapiler
darah, akan semakin banyak fibrinogen
berpindah ke cairan interstitial sehingga bisa
terjadi proses koagulasi di cairan tersebut
 Konversi fibrinogen menjadi fibrin monomer dikalisir
oleh trombin
 Fibrin-fibrin monomer akan saling berikatan untuk
membentuk serat fibrin yang panjang yang akan
menjadi dasar dari blood clot
 Trombin menyebabkan polimerisasi dari molekul
fibrinogen menjadi serat fibrin dalam 10 -15 detik
 Fibrin polimer yang terbentuk masih dalam bentuk
ikatan yang lemah dan mudah rusak(loose fibrin)
karena fibrin monomer berikatan dgn ikatan hidrogen
non kovalen dan serat fibrin nya tidak berkatan silang
 Loose fibrin akan diperkuat oleh Fibrin Stabilizing
Factor (faktor XIII) yang terdapat di globulin plasma
 Fibrin stabilizing factor ini akan
membentuk ikatan kovalen antara fibrin
monomer dan ikatan silang antara serat
fibrin sehingga menjadi kokoh
CLOT RETRACTION
 Beberapa menit setelah blood clot terbentuk,clot akan
mulai berkontraksi dan mengeluarkan cairan yang
terdapat didalamnya cairan ini disebut serum
 Trombosit mengaktifkan thrombostenin, actin-myosin
sehingga trombosit berkontraksi lebih kuat menekan
fibrin meshwork sehingga menjadi lebih kecil dan lebih
padat
 Kontraksi ini dipercepat oleh trombin dan ion Ca2+ yang
dilepaskan oleh mitochondria, reticulum endoplasma dan
badan golgi
 fibrin meshwork yang memadat dan mengecil ini akan
menyebabkan terjadinya CLOT RETRACTION
 Begitu clot retraksi terjadi ujung-ujung pembuluh darah
yang rusak akan tertarik saling mendekat
Dissolution
 Sekali bekuan darah terbentuk, maka akan
terjadi
– Bekuan darah akan dipenuhi oleh fibroblasts,
yang akan membentuk jaringan ikat di
sepanjang bekuan tersebut
– Penghancuran bekuan darah (lysis of clot)
→Menjadi larut (dissolve)
– Penghancuran bekuan darah (lysis of clot)
dikatalisir oleh plasmin (enzym proteolitic),
berasal dari plasminogen (protein plasma) yang
diaktifkan
 Plasmin mencerna benang-benang dan protein-
protein koagulan
 Pada saat terbentuknya clot, plasminogen
terperangkap bersama plasma protein yang lain,
tetapi plasmin belum terbentuk
 Setelah beberapa hari kemudian, jaringan yang
rusak dan endothel pembuluh darah secara
perlahan-lahan melepaskan tissue plasminogen
activator (t-PA) yang membantu konversi
plasminogen – plasmin
 Clot yang dipecah adalah clot yang tidak
dibutuhkan
EXTRINSIC
PATHWAY
INTRINSIC
PATHWAY
COMMON PATHWAY
COMMON
PATHWAY
 Ada beberapa faktor penting yang
mencegah terjadinya clotting pada
pembuluh darah yang normal

Faktor Endotel
1. Kehalusan dari permukaan sel endotel
yang mencegah kontak pengaktifan dari
sistem clotting
2. Lapisan glycocalix pada endotel yang
menolak/mengusir faktor faktor
pembekuan sehingga mencegah
tejadinya clotting
3. Suatu ikatan protein dengan membran
endotel, trombomodulin dengan trombin
ikatan ini tidak hanya memperlambat
proses pembekuan dengan cara
memindahkan trombin, tapi ikatan ini juga
mengaktifkan plasma protein yaitu protein
C yang bertindak sebagai antikoagulan
dengan cara menginaktifkan faktor V dan
VII
Aksi anti trombin oleh fibrin dan antitrombin III:
1. Setelah serat fibrin dibentuk dalam proses
clotting maka saat itu juga trombin yang
dibentuk oleh protrombin akan diserap oleh
serat fibrin tersebut sehingga mencegah
penyebaran trombin ke dalam darah
2. Antitrombin III akan menghentikan trombin
yang tidak diserap oleh serat fibrin dalam
aksinya mengkonversikan fibrinogen
menjadi fibrin
Heparin
- Merupakan antikoagulan yang kuat yang
terdapat dalam darah
- Diproduksi oleh berbagai jenis sel dalam
tubuh tetapi yang paling banyak
menghasilkannya adalah mast cell basophilic
yang berada di connective tissue perikapiler
- Heparin terus diproduksi oleh sel ini dan
kemudian di difusikan ke dalam sistem
sirkulasi

Anda mungkin juga menyukai