Anda di halaman 1dari 27

PENDAHULUAN

Erisipelas merupakan suatu infeksi akut yang biasanya disebabkan oleh streptococcus, yang ditandai
dengan eritema berwarna merah cerah yang berbatas tegas dan disertai gejala konstitusi.

Di Amerika Utara, sekitar 7-10%


pasien dari jumlah keseluruhan yang Peningkatan jumlah angka kejadian
dirawat adalah kasus erisipelas. Di Relevan erisipelas dari tahun 2012-2014.
Indonesia, Erisipelas menempati
urutan kedua penyakit terbanyak pada (Rositawati dan Sawitri (2016))
IKKK RSCM selama tahun 2001.

Penatalaksanaan erisipelas yang tidak tepat dapat menimbulkan beberapa komplikasi.


KASUS

Seorang pria berusia 46 tahun dirujuk oleh dokter spesialis kulit-kelamin dari tempat praktek ke
RSUD Dr. M. Haulussy Ambon pada tanggal 8 maret 2019, dengan keluhan utama bercak
kemerahan yang cerah disertai nyeri pada tungkai kiri dan bengkak pada punggung kaki kiri.
AUTOANAMNESIS

Keluhan sudah dirasakan 1 minggu sebelum pasien dirujuk. Pasien mengaku awalnya bercak warna merah
cerah berukuran kecil disertai rasa gatal, yang kemudian digaruk, namun makin hari makin membesar daerah
bercak merah cerah tersebut, kemudian gatalnya menghilang dan muncul nyeri. Bekas garukan menimbulkan
luka pada tungkai kiri bawah. Pasien juga mengeluhkan bengkak pada punggung kaki kiri. Riwayat demam
(-).
• Riwayat penyakit dahulu : keluhan yang sama belum pernah dirasakan sebelumnya.
• Riwayat pengobatan : pengobatan dengan mupirocin oint 2% dan ceftriakson 1 gr/12 jam dari dokter yang
merujuk
• Riwayat keluarga : tidak ada anggota keluarga dengan keluhan serupa.
PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERALIS
• Keadaan umum : kesadaran compos mentis, tampak sakit sedang, gizi cukup, (TD: 120/90 mmhg, N: 81 x/mnt, RR:22 x/mnt,
S:36,7 ̊C)
• Kepala : bentuk normosephal, konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-)
• Mulut : sianosis (-)
• Leher dan aksila : tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
• Thoraks : Jantung = dalam batas normal
Paru = bronkovesikuler (+/+)
• Abdomen : tidak terdapat pembesaran hepar atau lien, nyeri tekan (-)
• Ekstremitas : akral hangat, edema (+) pada dorsal pedis sinistra
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS DERMATOLOGIS
• Lokasi : regio cruris dan dorsal pedis sinistra
• Efloresensi : macula eritema sirkumskripta yang cerah, ulkus, bula hemoragik
• Ukuran : plakat (eritema), nummular (bula hemoragik)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Darah rutin : leukositosis (15x103/mm3)


• GDS : 141 gr/dl
RESUME

Seorang laki-laki berusia 46 tahun dirujuk dokter spesialis kulit-kelamin dari tempat praktek ke RSUD dr. M. Haulussy
dengan keluhan utama bercak kemerahan disertai nyeri pada tungkai kiri dan bengkak pada punggung kaki kiri. Keluhan
sudah dirasakan kira-kira satu minggu sebelum pasien dirujuk. Bercak kemerahan awalnya berukuran kecil yang disertai
rasa gatal dan kemudian digaruk, makin hari bercak tersebut makin membesar, kemudian gatalnya menghilang dan
pasien merasakan nyeri. Bekas garukan menimbulkan luka pada tungkai kiri bawah. Pasien juga mengeluhkan bengkak
pada punggung kaki kiri. Riwayat demam tidak ada. Pasien baru pernah mengalaminya dan tidak ada anggota keluarga
yang mengalami hal serupa. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya macula eritema sirkumskripta yang cerah
berukuran plakat, bula hemoragik berukuran numular dan ulkus pada regio cruris sinistra serta adanya oedema pada
regio dorsal pedis sinistra. Sebelum dirujuk, pasien diberi terapi mupirocin oint 2% dan ceftriakson 1 gr/12 jam oleh
dokter yang merujuk. Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan leukosistosis, namun tidak ada peningkatan kadar
glukosa darah.
DIAGNOSIS

• DIAGNOSIS BANDING : SELULITIS


• DIAGNOSIS : ERISIPELAS
PENATALAKSANAAN

1. Rawat inap
2. Pemasangan venflon
3. Terapi yang diberikan
- Posisikan kaki lebih tinggi dari letak jantung
- Ceftriakson 1 gr/12 jam (didahului dengan skin test (-))
- Mupirocin oint 2% (digosok pada daerah lesi)
PROGNOSIS

• QUO AD VITAM : BONAM


• QUO AD FUNCTIONAM : BONAM
• QUO AD SANACTIONAM : BONAM
• QUO AD KOSMETIKA : BONAM
FOLLOW UP
LANJUTAN . . .
FOLLOW UP
LANJUTAN . . .
FOLLOW UP
LANJUTAN . . .
FOLLOW UP
LANJUTAN . . .
PEMBAHASAN

Diagnosis erisipelas pada pasien ini ditegakkan berdasarkan


anamnesis, gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang laboratorium
darah rutin.
ANAMNESIS

KASUS TEORI
• Seorang laki-laki berusia 46 tahun datang dengan • Berdasarkan usia dan jenis kelamin, erisipelas lebih
keluhan bercak warna merah cerah pada tungkai kiri banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan
bawah yang sudah dialami 1 minggu sebelumnya. perempuan dengan rasio perbandingan 2:1, dengan
rata-rata usia yang paling sering mengalami
• Pasien mengaku awalnya bercak warna merah cerah
erisipelas berada dalam kisaran usia 45-65 tahun.
hanya berukuran kecil yang disertai rasa gatal
kemudian digaruk, namun makin hari makin • Hasil penelitian rositawati dan sawitri (2016) 2
membesar daerah bercak merah cerah tersebut, menunjukkan jumlah angka kejadian erisipelas
kemudian gatalnya menghilang dan muncul nyeri dengan port de entry yakni garukan lebih banyak
dibandingkan dengan port de entry lainnya.
• Predileksi yang paling sering adalah pada tungkai
bawah dengan persentasi 90% dibandingkan
dengan wajah yang hanya 10%.
PEMERIKSAAN FISIK

KASUS TEORI
• Pemeriksaan status dermatologi didapatkan • Berdasarkan kepustakaan, disebutkan bahwa
makula eritema sirkumskripta yang cerah, bentuk klinis pada erisipelas secara garis
ulkus dan bula hemoragik yang disertai besar terdiri atas makula eritema
oedema dan nyeri sirkumskripta yang cerah, bula, yang disertai
oedema dan gejala konstitusi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

KASUS TEORI
• Hasil pemeriksaan darah rutin menunjukkan • Berdasarkan kepustakaan, leukosistosis
adanya peningkatan jumlah leukosit darah merupakan salah satu gambaran klinis
(leukositosis). erisipelas.
DIAGNOSIS BANDING

ERISIPELAS SELULITIS
• Terjadi pada daerah superfisial (epidermis • Terjadi pada jaringan subkutis
dan dermis) • Bercak merah terang yang tidak berbatas
• Bercak merah cerah berbatas tegas tegas
• Pemeriksaan status dermatologi ditemukan • Pemeriksaan status dermatologi ditemukan
makula eritema cerah sirkumskripta makula eritema difus
PENATALAKSANAAN

KASUS TEORI
• Terapi nonfarmakologi yang diberikan adalah • Ceftriakson adalah golongan sefalosporin generasi
ketiga yang diindikasikan untuk infeksi kulit dan
pasien dianjurkan untuk tidur dengan posisi
jaringan lunak
kaki lebih tinggi dari letak jantung
• Berdasarkan data kerentanan bakteri terhadap antibiotik
• Terapi farmakologi diberikan antibiotik pada RS. Dr. Hasan sadikin, menunjukkan bahwa
sistemik yakni ceftriakson 1 gr/12 jam dan ceftriakson masih sangat sensitif pada 100% kasus
topical yakni mupirocin oint 2% • Terapi topikal dengan menggunakan mupirocin 2%
sebagai antibakteri untuk infeksi kulit superfisial
menunjukkan khasiat yang signifikan dalam mengobati
erisipelas
• Menurut kepustakaan, posisikan kaki lebih tinggi dari
letak jantung dapat mengurangi dan bahkan
menghilangkan oedema pada kaki
RINGKASAN

• Telah dilaporkan sebuah kasus erisipelas pada seorang laki-laki berusia 46 tahun dengan keluhan
bercak kemerahan berwarna merah cerah disertai gatal pada awalnya dan berangsur-angsur menjadi
nyeri. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
• Pemeriksaan fisik memperlihatkan adanya makula eritema sirkumsripta yang cerah berukuran plakat,
bula hemoragik berukuran nummular, ulkus, dan oedema dorsal pedis. Pada pemeriksaan darah rutin
sebagai penunjang didapatkan leukositosis.
• Terapi farmakologi sistemik diberikan ceftriakson 1 gr/12 jam, dan topikal diberikan mupirocin oint
2%. Terapi nonfarmakologi yakni posisikan kaki pasien lebih tinggi dari letak jantung untuk
menghilangkan oedema. Setelah diberikan terapi tersebut, kemudian muncul perbaikan klinis dan
pasien pulang pada hari perawatan ke-5.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai