PENDAHULUAN
sebutan “ringed eruption” oleh Dr. Colcett Fox. Hal ini dikarenakan pada anak
perempuannya ditemukan lesi bulat dengan tepi berbatas tegas dan bagian tengah
yang berwana merah. Entitas penyakit tersebut nantinya akan disebut “granuloma
GA merupakan salah satu penyakit kulit dan jaringan subkutan yang dapat
mempengaruhi semua usia dan RAS. Penyakit ini ditandai oleh adanya plak
annular granulomatosa, nodul atau papul yang berisi fokus perubahan kolagen
dengan GA. Sebagian besar kasus GA terjadi sebelum usia 30 tahun, namun
jarang pada infant.3,4 Pada beberapa studi dikatakan bahwa GA secara umum
terjadi pada semua kelompok umur, namun paling sering pada anak dan dewasa
(Perempuan : laki-laki) adalah 2:1.3 Hal ini menunjukkan bahwa GA lebih banyak
terjadi pada perempuan. Walaupun demikian, GA tetap dapat terjadi pada semua
jenis kelamin.
diabetes mellitus, penyakit tiroid, malignansi, infeksi HIV dan EBV serta
hepatitis B.3 Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai etiologi dan
patogenesis GA penting dipahami untuk dapat mendiagnosis serta manajemen
klinis yang sesuai. Tujuan pembuatan referat ini adalah untuk dijadikan bahan
informatif bagi pembaca mengenai granuloma annulare (GA), dari definisi hingga
prognosisnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi GA
jaringan subkutan. Gangguan ini dapat terjadi pada semua RAS dan kelompok
usia tetapi pengaruhnya pada perempuan dua kali lebih besar dibandingkan
mempengaruhi area penyembuhan herpes zoster, dan mungkin terbatas pada area
jenis klinis selama perjalanan penyakit mereka, kecuali dalam bentuk subkutan, di
2.2. Etiopatogenesis GA
studi telah dilaporkan bahwa GA kaitannya dengan tes tuberkulin; trauma; infeksi
virus seperti HIV, EBV, herpes zozter; dan terapi PUVA. Namun, GA juga dapat
yang khas. sebagian besar ahli percaya bahwa reaksi ini dimediasi secara
terjadi. Purpura secara klinis jarang terjadi, namun kemerahan akibat ekstravasasi
sel darah merah ditemukan pada specimen biopsy dari 1-3 pasien. Imunoglobulin,
kompleks imun sirkulasi, atau dapat juga dikarenakan mediator sitotoksik yang
disekresikan sel-sel imun. Hal ini didukung dengan penemuan kompleks imun
sirkulasi pada pasien GA. Namun demikian, bukti yang menunjukkan adanya
inflamasi. Sebagian besar limfosit dalam infiltrat adalah dalam bentuk teraktivasi
masih menjadi topik perdebatan. Hal ini diduga adanya infiltrasi limfosit ke arah
kulit. Alirezaei dan Farshchian (2017)9 dapat menunjukkan adanya hubungan
antara kedua kondisi tersebut, namun tidak dapat menjelaskan hubungan kedua
antigen terjadi pada pasien diabetes mellitus.8 Faktor tersebut merupakan faktor
yang menginduksi terjadinya adhesi platelet dengan sel endotel yang dibentuk
oleh sel endotel tersebut. Peningkatan jumlah faktor tersebut terjadi hanya pada
vaskulitis pembuluh darah besar dan bukan pada pembuluh darah kecil. 10 Hal ini
menjadi alasan terjadinya granuloma annulare tipe generalisata dan bukan tipe
Secara klinis, GA dapat dibagi menjadi beberapa tipe berbeda yang diawali
2.3.1. GA lokalisata
Tipe ini merupakan tipe yang paling umum terjadi pada anak-anak dan
dewasa muda. Gambaran makroskopis lesi GA terdiri dari cincin kecil yang halus,
papul sirkumskrip berwana merah atau lebih pucat dibandingkan kulit normal di
lengan bawah, dan daerah kaki. Terkadang lesi juga ditemukan pada kelopak mata
dan telinga.2,8,10
Gambar 2.1. Lesi pada GA lokalisata4
2.3.2. GA generalisata
total, dan terjadi paling sering pada orang dewasa. 2 Gambaran lesi berupa papul
kecil, walaupun makula dan nodul kadang terlihat. Lesi dapat berwarna merah,
keunguan atau kuning.8,10 Pruritus juga dapat menyertai keluhan ini.2 Lesi GA
2.3.3. GA subkutan
GA subkutan merupakan salah satu tipe GA yang jarang terjadi. 2 GA tipe ini
pada anak.2,8,10
Lesi pada GA subkutan biasanya muncul dengan nodul atau massa, yang
dapat berkembang dengan cepat. Lesi tersebut dapat bersifat mudah digerakan
pretibial, tangan serta lengan bawah. Kulit kepala yang paling sering terkena
2.3.4. GA perforasi
infant dan pada HIV.2 Pada GA tipe ini, papul lokalisata maupun generalisata
diagnosis yang dapat dibuat pada banyak kasus.8,10 Konfigurasi annular sering
didiagnosis dengan tinea korporis. Hal ini dapat dibedakan dengan pemeriksaan
kerokan dan biopsi jaringan yang menunjukkan tidak ada jamur atau kurangnya
liken planus tipe annular, eritema annulare centrifugum, lyme disease, dan sifilis
tiga pola khas pada GA, yakni: necrobiotic palisading granuloma yang paling
khas dari GA, dan pola intertisial serta granuloma tipe sarcoidal atau tuberculoid.2
Borellia sp. yang ditularkan melalui gigitan kutu Ixodes scapularis. Gejala aawal
penyakit ini ialah ruam yang menyebar dari lokasi gigitan kutu yang jika tidak
penyakit ini dapat dilakukan tes ELISA dengan pendekatan dua tingkat. Awal
untuk antibody lyme, kedua dilanjutkan dengan ELISA yang spesifik terhadap
antibodi.13
pallidum (T. pallidum), bersifat kronis, sejak awal merupakan infeksi sistemik,
dengan manifestasi klinis yang jelas namun terdapat masa laten yang sepenuhnya
asimptomatik. Pada sifilis tersier, lesi kulit berasal dari subkutan (tuberous
Lesi kulit diawali dengan nodul subkutan kecil dank eras yang tumbuh
tuberkulid dengan reaksi inflamasi, sel epiteloid, sel plasma, sel limfosit, sel datia
kesamaan dengan penyakit lainnya. Hal ini penting dilakukan biopsi jaringan kulit
untuk mengonfirmasi diagnosis GA.5 Pola klinis GA yang paling khas pada
intertisial.2
superfisial dan tengah yang dipisahkan oleh jaringan normal. Pola ini ditandai
dengan fokus nekrobiosis yang dikelilingi histiosit dan limfosit, dimana histiosit
penelitian, kasus GA pada infeksi HIV didominasi oleh sel T CD8+. Pada lesi
juga ditemukan adanya perubahan kolagen, dimana hal ini ditandai dengan
hilangnya serat elastis dan ditemukannya mucin dalam fokus perubahan kolagen
jaringan kulit yang berperan dalam mendegradasi semua komponen protein dari
matriks ekstraselluler.15
Pada pola kedua GA yakni pola intertisial, lesi seluruhnya berada pada
intertisial atau bagian lesi palisade terlihat berdekatan dengan intertisial yang
terbentuk dengan baik. Infiltrat histiosit dan sel mononuclear lainnya pada kulit
yang tidak merata dengan neutrofil berada di antara serat kolagen. Distribusi yang
tidak merata pada kulit tersebut dapat ditunjukkan dengan baik melalui scanning
manigfication.5
2.6. Pengobatan
dilakukan. Walaupun pada kondisi lain hal ini dapat sembuh secara spontan.
Tidak ada bukti yang menunjukan intervensi pada beberapa bentuk GA dan hanya
efektif. Cryotherapy dan injeksi steroid intralesi dapat di lakukan untuk lesi
baik. Salah satu penelitian retrospektif dari 33 pasien, menunjukkan bahwa 50%
dapat sembuh dan 31% sembuh dengan perbaikan sedang. Terapi sistemik seperti
secara luas dapat menunjukkan manfaat yang reliabel. Hal ini dikarenakan
penyakit lainnya.2
Agen pengobatan lain yang efektif terhadap GA lokalisata yakni imiquimod,
2.7. Prognosis
Pada 50% kasus GA telah dilaporkan dapat sembuh spontan dalam 2 tahun.
Namun, pada 40% kasus dapat bersifat rekuren walaupun lesinya sudah
dinyatakan sembuh. Pada salah satu penelitian, disebutkan bahwa tidak ada
perbedaan prognosis pada GA dengan lesi lokal maupun generalis. 2 Hal ini
PENUTUP
adanya histiosit dan infiltrat limfosit ke jaringan kulit yang disertai perubahan
serat kolagen. Secara klinis, GA dibagi berdasarkan distribusi yakni lokalisata dan
generalisata serta tipe lesi kulit yakni subkutan dan perforasi. Diagnosis
2. Bourke J. Granulomatous disorder of the skin, In: Griffits CE, Barker J, Bleiker
disorder, In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff
5.