Anda di halaman 1dari 69

Sistem Manajemen

Dalam Pengelolaan
Lingkungan Perusahaan
MI02-03

Hernadewita
TIO - STMI
Kementerian Perindustrian RI
Ragam Dimensi
Pembangunan
Berkelanjutan
Memenuhi kebutuhan saat Pencapaian secara simultan
ini tanpa mengabaikan tiga unsur penting, yaitu:
peluang generasi yang  Kesejahteraan Ekonomi

akan datang untuk  Kualitas Lingkungan


memperoleh kebutuhannya  Kesetaraan Ekuitas
sendiri.

Kualitas hidup yang lebih baik


untuk setiap orang serta
generasi yang akan datang
Perubahan paradigma strategi untuk
melaksanakan pembangunan
berkelanjutan:
Pendekatan Tradisional Sustainable Approach
Sistem pemikiran yang terkotak- Sistem pemikiran fokus pada
kotak terfokus pada bagian ketergantungan bagian dan
tertentu saja secara parsial mengoptimasikan seluruh sistem
Dampak lingkungan/sosial Dampak lingkungan/sosial dianalisis
dilakukan ahli setelah keputusan sebelum pembuat keputusan
strategis dilakukan merencanakan strategi pembangunan

Forecasting: dimana kita saat ini – Backcasting: seperti apakah dunia yang
bagaimana kita dapat berkelanjutan itu dalam 30 tahun yad,
meningkatkan 5% dan bagaimana cara kita mencapainya?

Posisi perusahaan hanya satu- Stakeholder terlibat dalam memahami


satunya tujuan berbagai pandangan untuk mendapatkan
solusi yang terbaik solution
Perusahaan menyusun konsep
bagaimana mereka mengelola
lingkungan:
Pembangunan
Berkelanjutan

Pengelolaan
Dampak

Pentaatan
Lingkungan

“End-of-pipe” Pencegahan pencemaran; Integrasi Strategis


Sistem manajemen

Batasan dampak Desain ulang untuk Merubah kegiatan dan


kegiatan saat ini menghilangkan dampak merencanakan sistem
kegiatan industri
Trend Global
Tantangan pembangunan berkelanjutan berasal dari
pertemuan dua kecenderungan utama

Penurunan Ketersediaan SDA


dan Ekosistem

Penurunan
Batas Ketahanan
Aktivitas

Dampak = Populasi x Pemakaian x


Teknologi
Mengapa Pengelolaan Lingkungan?
Produk/Jasa

PRODUSEN KONSUMEN

Uang/Imbalan

Sumberdaya Alam penghasil Energi:


-Renewable; energi air, matahari, hutan, Pencemaran Lingkungan :
biomassa, angin, laut dan gelombang -Pencemaran Udara
-Non-renewable; batu bara, minyak dan gas -Pencemaran Air
bumi, bahan bakar sintetis, energi nuklir maupun -Pencemaran Tanah
energi geothermal. Masalah Kependudukan
SDA penghasil Bahan Baku:
-Mineral, Gas Bumi, Perairan, Tanah, Hutan dan
lain-lain
SDA Lingkungan Hidup:
-Udara, ruang, perairan, tanah, dan sebagainya
Permasalahan Lingkungan Global
1. Kerusakan dan menipisnya sumberdaya
lingkungan global
 Kerusakan atmosfir
 Kerusakan lapisan ozon
 Kerusakan dan menipisnya sumberdaya hutan
 Menipisnya keanekaragaman hayati
 Pencemaran dan menipisnya sumber daya
kelautan
2. Konsumsi yang berlebihan
3. Kemiskinan dan penurunan kualitas hidup
Dampak Lingkungan
Pengelolaan SDA:
 Pengurangan SDA dan Energi
 Pencemaran Lingkungan

 Perubahan Iklim

 Perubahan Tata Guna Lahan

 Kehilangan Keanekaragaman Hayati

8 SML – TMI
2012
Pengurangan SDA dan
Energi
 Sumber energi yang non-renewable
 Sumber energi yang renewable
SUMBER CO CO2 N2O CH4
ENERGI

         
Batubara 1.97 19.72 0,002
  2.61 x 10-14
       
Minyak Bumi 15.96 79.79 0,012 0.065
       
Gas Alam 0.15 14.95 3 x 10-15 0.002
       
Biomassa 5.28 29.63 14.8 0.008
   
Ekivalen CO2 70.08 144.09 0.102 1.50

9
SML – TMI
2012
Pencemaran Lingkungan
 Polusi Udara;
Smog, Hujan Asam, Debu dan Partikulat
 Polusi Air;
Air permukaan dan Air tanah
 Polusi Limbah B3;
Limbah korosif, reaktif, toksik atau yang mudah
terbakar/meledak
 Polusi Radioaktif;
Mineral, air/tanah

10 SML – TMI
2012
Perubahan Iklim
 Skala global dan lokal
 Dipengaruhi oleh;
 peningkatan konsentrasi CO2 di udara
(efek rumah kaca),
 polusi partikulat/debu,
 kecepatan penggundulan hutan,
 pencemaran panas (industri maupun
transportasi)
11 SML – TMI
2012
Peta suhu bumi 1995-2004
Penyebab
Gas-gas Rumah Kaca
 Berdasarkan Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB) mengenai Perubahan Iklim
(United Nations Framework Convention on
Climate Change – UNFCCC), ada 6 jenis gas
yang menyebabkan efek rumah kaca yaitu :
 Karbondioksida (CO2)
 Dinitro Oksida (N2O)
 Metana (CH4)
 Sulfurheksaflorida (SF6)
 Perflorokarbon (PFCs)
 Hidroflorokarbon (HFCs)
Gas-gas Rumah Kaca
Sumber CO2
Tabel 5. Peringkat negara pencemar
emisi karbon di dunia
Negara Peringkat Kontribusi (%)

 Amerika Serikat  1 19.8


Uni Sovyet (lama) 2 12.8
Brasil 3 11.2
Cina 4 7.1
India 5 4.2
Jepang 6 4.1
Jerman Barat (lama) 7 3.0
Inggris 8 2.9
Indonesia 9 2.6
Perancis 10 2.3

18 SML – TMI
2012
Perubahan Tata Guna
Lahan
 Proses Produksi di rural dan Konsumsi Energi di
daerah urban

 Aktivitas penggunaan energi dapat dikonversi dalam


luasan area yang diperlukan untuk produksi (misal :
hidroelektrik/Kedungombo?)

 Tanah yang digunakan untuk industri nuklir akan


terkontaminasi berabad-abad

19 SML – TMI
2012
Kehilangan
Keanekaragaman Hayati
 Akibat aktivitas manusia
 Dampaknya:
 Hilangnya sumber-sumber genetik
 Hilangnya sumber pangan potensial dan
pengendali penyakit
 Stabilitas ekosistem berkurang
 Hilangnya daya tahan ekosistem

20 SML – TMI
2012
Permasalahan LH di Indonesia
1. Persediaan air dan sanitasi
2. Pengelolaan limbah padat
3. Emisi kendaraan di daerah urban
4. Polusi industri, terutama di pulau – pulau yang
menjadi lokasi industri
5. Pengelolaan daerah pertambangan dan area
konsesi hutan di berbagai pulau
6. Proteksi daerah aliran sungai (DAS)
7. Proteksi keanekaragaman hayati dan
keberlanjutan dari ekosistem global
PERUNDANG-UNDANGAN
LINGKUNGAN HIDUP
Yang pertama muncul di Indonesia:
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NO. 4 TAHUN 1982 (UULH)
Tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
Sekarang disempurnakan dan diganti dengan:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NO. 23 TAHUN 1997 (UUPLH)
TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NO. 32 TAHUN 2009 (UUPPLH)
TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
Pada Pasal 15
Ayat (1):
Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang
kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki
analisis mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL).

Ayat (2):
Ketentuan tentang rencana usaha dan/atau kegiatan
yang menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap Lingkungan Hidup, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), serta tata cara penyusunan dan penilaian
AMDAL, ditetapkan dengan peraturan pemerintah (PP).
MENGAPA DIBUAT UUPLH?
1. KARENA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA
SEBAGAI KARUNIA DAN RAHMAT TUHAN
YANG MAHA ESA KEPADA RAKYAT DAN
BANGSA MERUPAKAN RUANG ATAU TEMPAT
TINGGAL BAGI KEHIDUPAN KITA

2. DALAM RANGKA MENDAYAGUNAKAN


SUMBER DAYA ALAM UNTUK MEMAJU-KAN
KESEJAHTERAAN MANUSIA, PERLU
DILAKUKAN DENGAN PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN BERWAWASAN
LINGKUNGAN, DENGAN MEMPERHITUNGKAN
KEBUTUHAN GENERASI MASA KINI DAN
GENERASI MASA DEPAN.
3. PERLU DILAKUKAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP UNTUK MELESTARIKAN
DAN MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN
LINGKUNGAN HIDUP YANG SERASI, SELARAS
DAN SEIMBANG.

4. PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP YANG BERWAWASAN
LINGKUNGAN HARUS DIDASARKAN PADA
NORMA HUKUM DENGAN MEMPERHATIKAN
TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT DAN
PERKEMBANGAN LING-KUNGAN GLOBAL
SERTA HUKUM INTERNASIONAL.
PP YANG PERTAMA KALI BERLAKU:
PP 29 TAHUN 1986
KARENA ADA HAMBATAN
SEJAK 23 OKTOBER 1993 DICABUT
DIGANTI DENGAN PP NOMOR 51 TAHUN 1993

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA /


PP NO. 51 TAHUN 1993 TENTANG AMDAL
DICABUT DAN DISESUAIKAN LAGI DGN UUPLH 1997

YANG TERBARU
PERATURAN PEMERINTAHAN NO. 27 THN 1999
TENTANG AMDAL
BERLAKU MULAI NOPEMBER 2000
ISO 14001
International Organization for Standardization 14001
Tentang ISO
 Standar internasional yang berisi
syarat-syarat untuk mengadakan,
mengimplementasikan serta
mengoperasikan Sistem
Manajemen Lingkungan (SML)
 Seri ISO 14001 : 2004 ditujukan
untuk memperjelas edisi th. 1996
dan lebih kompatible dengan ISO
9001
Tentang ISO
 IEC (1906)
 ISA (1926)
 International Organization for
Standardization (23 Februari 1947),
berpusat di Jenewa
 Saat ini sudah dihasilkan > 9300 standar
dan 170.700 halaman teknis
SEJARAH PERKEMBANGAN ISO
14000

 “Conference on Human
and Environment” oleh
PBB pada tahun 1972
 UNEP dan WCED 1987
“Our Common future”
 UNCED, 1989 KTT Bumi
Rio de Janeiro, 1992
 BCSD
 SAGE, 1991
 Komisi Teknis TC-207
 ISO Seri 14000
Alasan Perlunya Standar
 Adanya Technical Barriers to Trade
 Mencegah Non-TBT
 Liberalisasi perdagangan dunia
 Saling ketergantungan antar sektor
 Sistem komunikasi seluruh dunia
 Perlunya penyeragaman standar
teknologi
Kriteria Standar Sistem Manajemen

 Generic – aplikabel untuk semua jenis


organisasi/perusahaan
 Sistem Manajemen – mengacu
kepada apa yang dilakukan suatu organisasi
untuk mengelola proses atau aktivitasnya untuk
memenuhi tujuan yang telah ditetapkan sendiri,
yaitu; - mentaati peraturan, sesuai dengan
ketetapan lingkungan
 Model Acuan – untuk diikuti dalam
penyusunan maupun pelaksanaan
SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

Sistem Manajemen Lingkungan menurut


ISO 14001:2004 adalah bagian dari
sistem manajemen organisasi yang
digunakan untuk mengembangkan dan
mengimplementasi kebijakan lingkungan
dan mengelola aspek-aspek lingkungan-
nya.
SML ISO 14000 berarti…
Apa yang dilakukan suatu organisasi atau
perusahaan untuk meminimalkan dampak
negatif terhadap lingkungan yang disebabkan
oleh aktivitasnya

 Jadi concerns proses bukan produk/hasil !


Penerapan ISO di Indonesia

• ISO 14001 = SNI 19-14001


• Sertifikasi organisasi yang telah
melakukan SML
• Data 2005 (Database Nasional
Sertifikasi ISO 14001) adalah
berjumlah: ± 384 perusahaan
mendapatkan sertifikasi ISO 14001
ISO 14000 SERIES
 ISO seri 14001-14009 : SML (EMS)
 ISO seri 14010-14019 : Audit Lingkungan
 ISO seri 14020-14029 : Environmental Labelling
(Ecolabel)
 ISO seri 14030-14039 : Environmental
Performance Evaluation (EPE)
 ISO seri 14040-14049 : Life Cycle Assessment (LCA)
 ISO seri 14050 : Term and Definition
ISO 14000 SERIES

 ISO seri 14001-14009 tentang


Environmental Management System
(EMS) atau Sistem Manajemen
Lingkungan (SML).
ISO 14001 tentang SML ini adalah seri
yang paling banyak dikenal karena
sertifikasi ISO 14000 sebenarnya adalah
sertifikasi untuk ISO 14001 ini.
ISO seri 14001-14009
ISO 14000 SERIES
 ISO seri 14010-14019 tentang Environmental
Auditing (Audit Lingkungan)
ISO seri ini merupakan suatu alat (tools) dalam
penerapan sistem manajemen lingkungan, jadi
tidak memerlukan sertifikasi.
 ISO seri 14020-14029 tentang Environmental
Labelling (Ekolabel).
ISO seri ini juga dimaksudkan untuk sertifikasi,
tetapi yang disertifikasi adalah produknya
sedangkan EMS yang disertifikasi adalah
sistemya.
ISO seri 14010-14019
ISO seri 14020-14029
ISO 14000 SERIES
 ISO seri 14030-14039 tentang Environmental
Performance Evaluation (EPE) atau Evaluasi
Kinerja Lingkungan.
Diukur dengan mengkuantifikasi dampak
kegiatan terhadap lingkungan.
 ISO seri 14040-14049 tentang Life Cycle
Assessment (LCA) atau Analisis Daur Hidup
Produk
Standar ini tidak dimaksudkan untuk sertifikasi,
dimana setiap produk mempunyai siklus hidup
ISO seri 14030-14039
ISO seri 14040-14049
ISO 14000 SERIES

 ISO 14050 tentang Term and Definition


Dalam dokumen ini terdapat definisi-
definisi yang digunakan dalam ISO seri
14000.
ISO seri 14050
STRUKTUR ISO SERI 14000
14011
ELEMEN DALAM SML

 Kebijakan Lingkungan
 Perencanaan
 Implementasi dan Operasi
 Pemeriksaan
 Pengkajian Manajemen
Perbandingan ISO 14001:1996 dan 2004
ELEMEN-ELEMEN SML
4.1. Persyaratan Umum
4.2. Kebijakan Lingkungan
4.3. Perencanaan
4.3.1 Aspek-Aspek Lingkungan
4.3.2 Perundangan dan Peraturan
Lingkungan
4.3.3 Tujuan, Sasaran dan Program
ELEMEN-ELEMEN SML
4.4. Penerapan dan Operasi
4.4.1 Sumber Daya, Peran, Tanggung
Jawab dan Wewenang
4.4.2 Kompetensi, Pelatihan, dan Kepedulian
4.4.3 Komunikasi
4.4.4 Dokumentasi
4.4.5 Pengendalian Dokumen
4.4.6 Pengendalian Operasional
4.4.7 Persiapan Tanggapan dan Tindakan
Darurat
ELEMEN-ELEMEN SML
4.5 Pemeriksaan
4.5.1 Pemantauan dan Pengukuran
4.5.2 Evaluasi Ketaatan
4.5.3 Ketidaksesuaian, Tindakan
Perbaikan dan Tindakan Pencegahan
4.5.4 Pengendalian Rekaman
4.5.5 Audit Internal

4.6 Pengkajian Manajemen


Keuntungan SML

 Mengurangi penggunaan bahan


baku/SD;
 Mengurangi konsumsi energi;
 Meningkatkan efisiensi proses;
 Mengurangi timbulan limbah dan
biaya penanganannya, dan
 Memanfaatkan sumberdaya yang
dapat didaur-ulang.
Kerugian SML

Prosedur terdokumentasi dan tertulis sangat


rinci sehingga keberhasilan sangat tergantung
dari kesadaran karyawan
EMAS
Eco-Management and Audit Scheme
TENTANG EMAS
• Program 3 (tiga) tahunan
• Alat bantu manajemen untuk meningkatkan
kinerja lingkungan suatu organisasi dan
menyelaraskan tujuan organisasi dengan
peraturan yang berlaku.
• Meningkatkan kinerja lingkungan sebesar
33%.
• Hingga tahun 2003: 82 organisasi EMAS
versus 2.917 organisasi ISO 14001 yang
mencatat (di UK)
LANGKAH-LANGKAH EMAS
SYARAT-SYARAT EMAS
Mematuhi peraturan lingkungan
Membuat analisis lingkungan sekitar
Mengaplikasikan program dan sistem
manajemen lingkungan
Membuat audit lingkungan
Menetapkan tujuan dan sasaran
Mengkomunikasikan pernyataan lingkungan
dengan organisasi terkait (diakui)
SYARAT AKREDITASI
EMAS
 Menetapkan Kebijakan Lingkungan
 Melakukan Review Lingkungan
 Menyusun Program Lingkungan
 Membuat Sistem Manajemen
 Melakukan Siklus Audit
 Membuat Pernyataan Publik Tahunan
 Mengaudit Secara Eksternal
ISO 14001
EMAS
 EMAS diharuskan melakukan analisis lingkungan untuk
kriteria tertentu
 Mewajibkan audit, review dan pernyataan publik
(Environmental Statement)
 EMAS untuk kegiatan industri, ISO untuk semua aktivitas
organisasi
 Lebih menekankan pada EVABAT (Economically Viable
Application of Best Available Technology)
 EMAS mensyaratkan adanya verifikasi eksternal sistem
manajemen dan auditnya, sedangkan ISO 14001 tidak
 Komunikasi dengan Otoritas, Publik maupun Kontraktor
 EMAS masih terbatas di Eropa, ISO diaplikasi internasional
PROPER
Program For Pollution Control, Evaluation & Rating
EMAS versi INDONESIA !
PROPER
 Tujuan: Peningkatan pentaatan &
kinerja perusahaan dalam
pengelolaan lingk. hidup secara
kontinu lewat implikasi instrumen
insentif & disinsentif reputasi
dengan mekanisme penyebaran
informasi (disclosure) kepada
publik dan stakeholders
 Pihak terkait & peran :
 BAPEDAL: rating &
disclosure
 Masyarakat: social pressure
 Pasar: reputation
PROPER
LATAR BELAKANG 1980-1990an : PENGENDALIAN POLUSI
DI INDONESIA TIDAK MEMADAI

“PROPER” DICETUSKAN U/
MEMPERBAIKI KONDISI
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
LANDASAN PROPER

KATA KUNCI:

1. PENGAWASAN PENTAATAN DLM


UU NO. 23/1997 PASAL 22 (1)
PENGELOLAAN LINGK.HIDUP
2. HAK ATAS INFORMASI LINGK.
UU NO. 23/1997 PASAL 5 (2)
HIDUP

3. HAK MASY. U/ BERPERAN DLM UU NO. 23/1997 PASAL 5 (3)


PENGELOLAAN LINGK. HIDUP UU NO.23/1997 PASAL 7 (1)

4. KEWAJIBAN PERUSH. U/
UU NO. 23/1997 PASAL 5 (2)
MEMBERIKAN INFORMASI
HASIL EVALUASI PROPER:
 EMAS  KELOLA LINGK > PERSYARATAN & ZERO
EMISI
 HIJAU  KELOLA LINGK. REPUTASI INSENTIF DAN
PERSYARATAN
 BIRU  KELOLA LINGK. SESUAI PERSYARATAN
 MERAH  KELOLA LINGK TAPI BELUM SESUAI
PERSYARATAN
 HITAM  BELUM MELAKUKAN KELOLA LINGK. YANG
SIGNIFIKAN
HASIL TSB DILAPORKAN KEPADA PUBLIK
PROPER
ISO 14001
Perusahaan dengan sertifikasi ISO dan label PROPER (data 2005,
database Nasional sertifikasi ISO 14001)

Peringkat Proper Jumlah yang ber-sertifikasi


2004-2005 ISO 14001

Emas (nihil) -
Hijau (total 23) 13
Biru (total 221) 30
Merah (total 150) 7
Hitam (total 71) 1

Anda mungkin juga menyukai