Anda di halaman 1dari 27

Desentralisasi Siaran

Sistem Siaran TV Berjaringan

SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA


Dr. Andre Ikhsano M.Si

1
Apa itu frekuensi-ranah publik?
Apa yg dikatakan sebagai ‘Sistem
Penyiaran terdesentralisasi’/berjaringan?
Mengapa Sistem tersebut dianggap lebih
bermanfaat bg Indonesia?
Bagaimana UU Penyiaran mengaturnya?
Mengapa Sulit Dilaksanakan?

2
Desentralisasi/jaringan
Media penyairan menggunakan frekuensi –
frekuensi adalahnya di udara menggunakan
gelombang elektromagnetik. Jadi milik
masy. Pemerintah hanya sebagai distributor,
regulator.
Frekuensi adalah milik publik (ranah publik,
public domain) untuk itu penggunaannya
seharusnya bermanfaat bagi publik.

08/03/21
3
Keterbatasan frekuensi TV
karena jumlahnya sedikit maka perlu
pengaturan, haruas ada yg
mengatur-Pemerintah. Di Amerika
ada FCC, di Inggri ada ITC.
Radio: 1500 stasiun radio namun
tidak sentral, radio sudah berjaringan

4 08/03/21
Sistem Siaran Terdesentralisasi dicirikan oleh
berlangsungnya penyiaran yg tdk
sepenuhnya ditentukan oleh Pusat dan,
sebaliknya, difasilitasi oleh jaringan lembaga
penyiaran lokal sehingga memberi peluang bg
setiap daerah utk memperoleh manfaat dr
penggunaan frekuensi siaran di daerah tersebut.
Ex: Frekuensi yg ada di Jawa barat harusnya bisa
dimanfaatkan demi kepentingan jawa barat. Jd tdk benar
jika semua kanal/frekuensi yg ada di indonesia, mulai dr
sabang sampai merauke dimanfaatkan oleh Jakarta.

5 08/03/21
Penyiaran Sentralistis:
Warisan Orde Baru

Semasa Soeharto, sistem pertelevisian yg


dibangun bersifat sentralistik dan hanya
berorientasi pd kepentingan penguasa Pusat
dan pengusaha yg memiliki kedekatan
dengan Pusat Kekuasaan

Dalam UU Penyiaran 1997: ketetapan bahwa


stasiun televisi hanya dpt didirikan di Jakarta

Sistem peradioan sdh desentralistik tapi


dikendalikan secara ketat.
08/03/21
6
Kejahatan Sistem Sentralistik

 11 Stasiun TV komersial bersiaran dr Jkt ke


seluruh Indonesia. Akibatnya Terjadi
penjajahan Jakarta kepada daerah luar
Jakarta
 Bagi media, berita daerah yg menarik (berita
negatif) jika: tawuran besar, skandal seks,
dugaan korupsi dan info2 sensasional lainnya.
Kalo berita2 positif cenderung tdk menarik
media nasional, krn hanya menarik bagi
daerah tsb.

08/03/21
7
 Kenapa orang Aceh harus menonton tawuran anak
SMA di blok M? Knp kejadian tawuran antar suku di
Aceh tidak di tonton oleh masy indonesia secara
nasional?
 Knp penjambret di Tanah Abang hrs di tonton org
Menado? Sedangkan kasus yg lebih besar (kebakaran
pasar) di Menado tdk diliput?
 Kenapa orang Medan hrs menonton berita kemacetan
di JKT akibat pembangunan MRT?
 Kenapa org Bali hrs menonton iklan pemilukada Calon
gubernur Banten?
 kenapa narasumber2,/Dosen UI terkesan lebih pintar
dari pada di UGM?
 Kenapa kalau mau jadi artis harus ke jakarta?

8 08/03/21
 Masyarakat Padang tentu lebih tertarik
mengenai perilaku gubernur mrk drpada
gubernur DKI, mrk lebih tertarik mengenai
berita pembangunan daerahnya.
 Bagi orang Ambon, kalimantan, papua,
sulawesi tdk penting membahas kemacetan
jakarta, jalur motor, MRT, LRT, monorail,
 Bagi orang padang, ambon, menado, papua,
kalimantan nilai urgensinya kecil mengenai
pembahasan “ganjil genap”, “MRT, LRT…”,
jalan layang non tol,…

9 08/03/21
 Indonesia-penuh dgn keragaman budaya. Ada 370
kelompok etnik dan 60 bahasa induk. Orang
Sulawesi tdk terlalu menyukai acara ketoprak,
ludruk, Org aceh tdk perlu mengikuti dialek/bahasa
jkt “elu gue”.
 Bagi orang Flores, Tdk penting iklan/info sale
SOGO Sale di Plaza Indonesia, Metro Big sale di
PIM, nelayan di Kupang tdk perlu menyaksikan
Iklan mobil Mercedes keluaran terbaru yang
harganya selangit, para ibu-ibu Rumah tangga
daerah Gunung kidul tdk perlu menyaksikan alat
masak “Happycall”, berbagai macam alat olahraga
utk menguruskan badan yg harganya mahal (krn
sudah kurus2), dll.
10 08/03/21
Dari perspektif Agama, sentralisasi dianggap
kurang sensitif.
karena nasional, maka adzan berkumandang ke
semua penjuru indonesia? Ke papua, menado, bali..
Acara lebaran ke semua penjuru, acara waisak ke
semua penjuru. Acara2 berbau islam, kristiani, katolik,
dll terpaksa harus menyeluruh.
Kenapa acara2 berbau seks/pornografi harus di tonton
masy aceh? Bagi orang Aceh, kurang cocok jika byk
tayangan yg berpakaian minim: rok mini, tank top, dll
Ada tudingan siaran TV nasional (sentralistik)
mengingkari keberagaman agama.

11 08/03/21
Dari perspektif Waktu: Indonesia punya WIB,
WITA, WIT:
Adzan hanya fokus pada WIB.
Acara2 seperti menjelang berbuka, atau
setelah berbuka puasa tidak pas.. Ketika di
WIB (Jakarta) sudah berbuka, maka acara2
mengenai makanan marak sedangkan di
bagian lain belum berbuka.
Acara tertentu, misalnya ILC di WIB sampai
jam 11an, sedangkan di daerah lain (makasar)
sampai jam 12an.

12 08/03/21
Jadi…
 Isi siaran sepenuhnya ditentukan oleh
Jakarta, mengikuti kepentingan politik,
agama, budaya, ekonomi Jakarta-Jadi masy.
luar jakarta senuhnya hanya sebagaipenonton.
 Masyarakat luar jakarta sama sekali tdk
berdaulat atas frekuensi siaran
 Seluruh keuntungan ekonomi terserap ke
Jakarta
 Masyarakat luar jakarta hanya memiliki sedikit
kendali atas isi siaran yg datang dari jakarta.
 Masyarakat tdk dpt memanfaatkan segenap
keuntungan yg bisa diperoleh dari kehadiran
stasiun televisi
13 08/03/21
Perubahan Revolusioner
UU Penyiaran 2002

 Sistem penyiaran, baik televisi maupun


radio, harus didesentralisasikan.
 Tdk dikenal lagi adanya stasiun televisi
nasional, yg ada jaringan siaran televisi
nasional melalui stasiun-stasiun televisi
lokal.

08/03/21
14
Perizinan
Tdk ada lagi perizinan siaran nasional
Di setiap daerah, setiap lembaga penyiaran
harus memperoleh Izin Penyelenggaran
Penyiaran (IPP) yang berlaku hanya
untuk daerah tersebut: permohonan izin
ke KPID, Rapat Dengar Pendapat, Forum
Rapat Bersama di Jakarta.

08/03/21
15
Desentralisasi Siaran

 Di setiap daerah harus berdiri stasiun-


stasiun televisi dan radio yg berdiri
independen atau menjadi afiliasi jaringan.
 Masyarakat setiap daerah bisa
mengendalikan penggunaan frekuensi
siaran di daerahnya masing2, termasuk
mengontrol isi siaran yg disajikan stasiun2
penyiaran.

08/03/21
16
Manfaat Sistem
Penyiaran Berjaringan

1. Ekonomi: usaha pertelevisian, lapangan


pekerjaan, pertumbuhan rumah produksi
lokal, pertumbuhan periklanan lokal yang
pada gilirannya mendorong pertumbuhan
ekonomi lokal, lembaga pendidikan,
hardware
2. Politik: televisi dan radio di daerah sbg
’public spehere’ di mana masyarakat
melakukan komunikasi politik
3. Budaya: pertumbuhan budaya lokal yg
beragam
08/03/21
17
17
Stasiun Anggota Jaringan

1. Stasiun TV dapat menunjuk TV Induk Jaringan di


satu propinsi sebagai homebasenya
2. Di setiap daerah propinsi berdiri TV Anggota
jaringan
3.TV Anggota jaringan mendapatkan pemasukan:
- Fee yg dibayarkan induk jaringan, atau
presentase iklan yg diperoleh induk jaringan
- Iklan lokal
- dll
4.Anggota jaringan bisa saja dimiliki oleh stasiun
induk jaringan atau stasiun lokal yg menjd afiliasi.
Dgn syarat tdk boleh dgn management yg sama.
18 08/03/21
5. TV Anggota jaringan berperan sebagai
badan usaha tersendiri.
6. Stasiun TV anggota jaringan tetap bisa
menayangkan isi siaran dari induk jaringan
dengan presentasi sbb:
Lokal (Anggota Jaingan)= minimal
20%
Induk Jaringan = max 80%
ex: Bali TV sebagai anggota jaringan dari RCTI
(Induk Jaringan), dalam sehari Bali TV mengudara 10
Jam (maka 2 jam nya wajib di isi konten lokal)
19 08/03/21
Peran Pemerintah
 Pemerintah mengeluarkan rangkaian
ketetapan yg mengakomodasi kebutuhan
industri penyiaran:
 Prosedur ‘penyesuaian izin’ yg mengabaikan
tahap2 perolehan izin dlm UU
 Menyatakan menunda pemberlakukan
ketetapan penyiaran berjaringan dari 2012 ke
2017
 Setelah menunda, diharapkan pemerintah
berprena menjalankan amanah konstitusi
dengan memberlakukan secara pasti dan tegas.

08/03/21
20
Penyesuaian Izin

Lembaga Penyiaran Swasta yg telah memiliki


izin siaran nasional utk televisi dari
Departemen Penerangan sebelum
ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini diakui
keberadaannya dan harus melaporkan secara
tertulis tentang keberadaannya kpd Menteri
utk menyesuaikan izinnya menjadi izin
penyelenggaraan penyiaran sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002
tentang Penyiaran.

08/03/21
21
4 Inti regulasi TV Berjaringan
PP No. 50/2005:
Jaringan Lembaga Penyiaran Televisi
(ps. 36)

1. Memiliki Induk yg bertindak sebagai koordinator


(Homebase)berlokasi di ibukota provinsi
Jadi tdk hrs di JTK, SCTV bisa di surabaya, ANTV
bisa di Palembang, dll.
2. Jangkauan wilayah siaran maksimal paling
banyak 75% dr jumlah provinsi di Indonesia,
kecuali yg telah mengoperasikan stasiun relai di
lebih dari 75% provinsi di Indonesia (menjd boleh
mencapai 90%)
Dari 33 propinsi bisa membuat anggota
jaringan di 28 propinsi
08/03/21
22
3. Maksimal 80% terletak di daerah
ekonomi maju yg lokasinya dpt dipilih
sendiri
dari 28 propinsi TV induk Jaringan dapat
memilih sendiri lokasi propinsinya
berdasarkan kepentingannya sebanyak 80%
4. Minimal 20% berada di daerah ekonomi
kurang maju dan lokasinya ditetapkan oleh
Menteri
Namun harus ada 20% berada pada
daerah/propinsi yg kurang maju agar terjadi
pemerataan

23 08/03/21
5. Sistem kepemilikan di TV berjaringan
NO TV PEMILIK
1 TV Pertama 100% dimiliki oleh 1 orang
2 TV ke dua Maksimal 49% dimiliki
oleh orang yang sama dgn
TV pertama, sisanya org
daerah
3 TV ke tiga Mkasimal 25% dimiliki
oleh orang yg memiliki
TV1 dan TV 2
4 TV ke empat Maksimal 5% dimiliki oleh
pemilik TV1, 2 dan 3.
24 08/03/21
Bayangkan……

1. Bila di setiap propinsi ada 11 TV X 34


propinsi: maka ada 3000 lebih stasiun TV
2. Dgn 300 lebih TV, maka akan membuka
lapangan pekerjaan, mendorong iklan lokal,
mendorong production house lokal,
mendorong perekonomian daerah,
lembaga pendidikan, dll.
3. Stasiun TV melayani kebutuhan penonton di
setiap daerah: hiburan, politik, ekonomi,
budaya, pendidikan.
25 08/03/21
Bagaimana negara lain?

 Sistem sentralistik-negara otoriter


 Contoh di negara AS, Kanada, India,
Cina, Korea Selatan sudah menerapkan
sistem berjaringan.
 AS: 4 jaringan TV besar: NBC, ABC, CBS
dan Fox. Ditiap negara bagian terdapat
4 perusahaan TV berbeda, atau afiliasi
dengan 4 TV besar tersebut.

26 08/03/21
Penolakan oleh Industri
Televisi Nasional
 Sejak dikeluarkannya UU Penyiaran 2002,
stasiun2 televisi nasional di jakarta secara
konsisten ‘memboikot’ gagasan sistem
penyiaran berjaringan
 Judicial Review atas UU Penyiaran berujung
pada keputusan Mahkamah Konstitusi yg
menetapkan Pemerintah sebagai satu2nya
lembaga yg berwenang mengeluarkan
peraturan pelaksanaan penyiaran.
 Ada upaya merevisi UU penyiaran 2002
08/03/21
27
27

Anda mungkin juga menyukai