Anda di halaman 1dari 17

Optimalisasi Konsentrasi

Demulsifier
pada Proses Demulsifikasi
Minyak Mentah dalam Slop
Oil

IBNU SYUKRON 190204016


INDRI SYAHFITRI 190204012
MOHD. SYAMSUL IKHWAN 190204026
BAB 1.PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai
01 Saat ini Indonesia menjadi
negara yang kaya akan sumber negara pengekspor minyak, namun
daya alam, hasil bumi serta barang sudah digolongkan menjadi negara
tambang yang sangat melimpah.
Jika kekayaan alam yang dimiliki
negara Indonesia tidak dikelola
02 net oil importer, artinya nilai impor
minyak lebih besar dibanding nilai
dengan baik maka hasilnya pun
juga tidak akan memuaskan. Hal ini
ekspornya. Hal tersebut disebabkan
terbukti bahwa dalam beberapa oleh semakin tuanya sumur-sumur
tahun terakhir, Indonesia sudah
menjadi negara yang masuk
03 minyak yang ada, juga belum
kategori net importir minyak, diketemukannya sumber minyak
dimana untuk tahun 2014 yang baru. Semakin tua sumur
diperkirakan kebutuhan dalam
minyak menunjukkan semakin besar
negeri setara dengan 1,4 juta barel
per hari sedangkan dari produksi
04 kandungan airnya, di mana akan
dalam negeri hanya sekitar 930
ribu barel per hari
menyebabkan terbentuknya emulsi
(http://www.esdm.go.id). air dalam minyak (water in oil
04 emulsion)
• Rumusan Masalah
1.Bagaimana proses demulsifikasi minyak mentah dalam solp
1 oil?
2.Bagaimana produksi minyak mentah lebih efektif dan
ekonomis?

• Tujuan Penelitian
2 Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan bahan kimia
berupa demulsifier (pemecah emulsi), diperkirakan akan
memecah emulsi dan menurunkan kandungan garam (Salt
Content).

• Penelitian ini memiliki manfaat dua arah, yaitu produk dan


pengembangan ilmu. Produk yang dihasilkan berupa solp oil
3 yang diperkirakan akan memcah emulsi dan menurunkan
kandungan digunakan oleh pabrik minyak sehingga bisa
digunakan masyarakat luas. Sementara itu pengembangan
ilmunya terdapat pada proses demulsifier sebagai proses
minyak baru yang menggunakan pendekatan secara teoritis
dan eksperimen, sehingga dapat menjadi sumber informasi
bagi para peneliti selanjutnya.
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA
DEMULSIFIER

Demulsifier digunakan untuk mengatasi masalah emulsi minyak


mentah pada saat produksi (Erfando et all, 2019), Demulsifier
konvensional (kimia) masih digunakan sampai sekarang di banyak industri
minyak yang formulanya mahal dan berbahaya bagi lingkungan. sebagai
bahan. Bahan-bahan tersebut lebih ramah lingkungan dan mengandung
gugus heksana dan asam oktadesenoat yang merupakan komposisi
dalam tumbuhan yang dapat memecah emulsi.

Emulsi didefinisikan sebagai suatu sistem yang


terdiri dari dua fasa cairan yang tidak saling
melarutkan, dimana salah satu fasa cairan
terdispersi dalam cairan lainnya. Cairan yang
terpecah menjadi butir-butir dinamakan fasa
terdispersi, sedangkan cairan yang mengelilingi
butiran-butiran itu disebut fasa continue atau
medium dispersi (Ardiatma & Yandri, 2019).
SLOP OIL MINYAK BUMI
Slop oil atau oil sludge Minyak bumi adalah suatu senyawa
merupakan kompleks campuran hidrokarbon yang tersusun dari unsur
yang mengandung komponen utama Karbon (83-87%), Hidrogen (11-
minyak, air dan padatan yang 14%), Oksigen (0-3,5%), dan unsur lain
dihasilkan dari residu pengolahan seperti Nitrogen (0,2-0,5%), dan Sulfur
minyak mentah, transportasi (0-6%). Minyak bumi ini terbentuk dari
minyak bumi, dan penyimpanan penguraian senyawa organik dari
minyak mentah. Karakteristik slop hewan, tumbuhan, maupun jasad renik
oil atau oil sludge bervariasi yang mati pada jutaan tahun yang lalu.
bergantung pada tipe dan jenis Proses penguraian ini berlangsung oleh
minyak yang diolah, metode proses kimiawi, fisika, maupun
pengolahan limbahnya, dan adanya penguraian oleh jasad renik melalui
pencampuran slop oil baru dengan proses yang sangat lama dan panjang.
slop oil yang tertimbun dalam Proses ini terjadi pada suhu dan
bagian bawah tangki dimana kedua tekanan yang tinggi menjadikan suatu
slop oil tersebut berasal dari jenis perubahan reaksi hidrokarbon yang
minyak mentah yang berbeda kompleks
(Purnomo, 2011)
ALUR PIKIR (STATE
OF THE ART)
STATE OF THE ART REFERENSI
Kandungan air dapat diturunkan dari (Syafrinaldi, 2017)
34% ke 0.08% menggunakan NP-9
dan ke 0.43% menggunakan SDS,
masing-masing dengan konsentrasi
700 ppm
Minyak yang dihasilkan paling banyak (Nuri, 2011)
sebesar 18 ml (11,5%) pada daya
rendah (256) dan waktu 95 menit dan
15 ml. (9,6%) pada tingkat daya 695
W, Hasil tersebut belum mencapai
34,7 % sehingga perlu kajian lebih
lanjut pemakaian oven gelombang
mikro untuk demulsifikasi santan
STATE OF THE ART REFERENSI

Demulsifier komersil gagal memecah emulsi (Erfando et all, 2019)


pada temperatur 400C dan konsentrasi 5 ml.
Pengaruh temperatur dan konsentrasi terhadap
pemisahan air secara berurut sebesar 42,5 %
dan 12%. Water quality yang baik hasil
demulsifikasi terjadi pada pengujian sampel
demulsifier lokal 2 dengan TDS 244 ppm dan pH
6,99
Hasil didapatkan produk reverse demulsifier (Ardiatma, 2019)
RD-1 dengan efektifitas yang tinggi yaitu pada
metode bottle test produk RD-1 pada dosis 30
ppm menghasilkan efektifitas sebesar 97,68%
dan pada metode mini wemco/jar test produk
RD-1 pada dosis 30 ppm menghasilkan
efektifitas sebesar 98,86%, jika dibandingkan
dengan produk incumbent, produk RD- 1 dengan
dosis yang lebih rendah sekitar 66,7% memiliki
efektifitas yang lebih tinggi dengan selisih 1,43%
BAB 3. METODE PENELITIAN
ALAT
Alat yang digunakan dalam BAHAN
penelitian ini adalah Waterbath,
Bahan yang digunakan yaitu dua
gelas ukur 25 mL untuk
macam sampel slop oil SO-01 dan
kinerja demulsifier, Sentrifuge, Tube
SO-02 yang diperoleh dari proses
Sentrifuge untuk uji %BS&W, pipet
penampungan dalam tanki yang
mikro, viskometer, piknometer,
diambil berdasarkan waktu
magnetic stirer, microwave,
penampungan slop oil, dua macam
evaporating disk, crucible, muffle
demulsifier yaitu DMSO-02 dan
furnace, evaporator, alat destilasi,
DMSO-17, toluena (Merck 92,14
peralatan gelas (labu ukur 25 mL
g/mol, Purity (GC) ≥99,9%), asam
dan 100 mL, beaker glass 250 mL,
nitrat p.a (HNO3 65%, Merck), Xylen
pipet ukur 10 mL, 2 mL dan 5 mL),
(Merck 106,17 g/mol, ≥99,0%), n-
dan instrumen yang akan digunakan
hexane (Merck 86,18 g/mol, Purity
yaitu FTIR (Shimadzu IR Prestige-
(GC) ≥99,0%), MTBE (Merck 88,15
21), GC-MS (Shimadzu Corp QP-
g/mol), Na2SO4 (Merck 142,04 g/mol,
2010 ultra) dan ICP-OES (Agilent
Assay ≥99,0% ), CS2 (76,14 g/mol,
5110 VDV).
Assay (GC) ≥99,90%), larutan
.
standard Al(NO3)3, Ca(NO3)2,
Fe(NO3)3, Si(NO3)2
.
Preparasi Demulsifier
Penentuan
Preparasi Slop Oil Kandungan
Pengambilan slop oil Asphaltene
Preparasi demulsifier mencampurkan
Dem-02 dan Dem-17 dengan pelarut dilakukan berdasarkan
organik perbandingan demulsifier dan ketinggian tanki yaitu
pelarut (1:1) masing-masing 5 gram. slop oil dari tanki Penentuan kandungan
Demulsifikasi slop oil meliputi uji
pengaruh konsentrasi demulsifier dan
bagian atas (top), asphaltene pada slop oil
pengaruh waktu pemanasan pada 1, tengah (middle), dan dilakukan berdasarkan
2, 3, 4, 5, 6 dan 24 jam. Kemudian bawah (bottom). metode ASTM D 6560-00
setelah pemanasan 24 jam dilakukan Masing-masing bagian atau IP 143/01. Sebanyak 1
karakterisasi demulsifiermeliputi
viskositas kinematik, densitas dan
kemudian dicampurkan gram slop oil yang akan
analisis gugus fungsi demulsifier hingga homogen dianalisis kandungan
menggunakan FTIR. dengan perbandingan asphaltene-nya dicampurkan
30% (v/v) top ; 30% dengan 30 mL n-heptana
(v/v) middle ; 40% (v/v) dalam labu bulat 250 mL.
bottom. Khusus slop oil Kemudian me-refluks
T-B, diambil dari pipa campuran tersebut selama 1
alir slop oil masuk jam.
pada tanki B.
Penentuan Tipe Emulsi

Tipe emulsi slop oil ditentukan


dengan menggunakan Dino Digital
Microscope AM
451 dengan perbesaran 600 kali.
Untuk menentukan diameter rata –
rata droplet fasa
terdispersi, hasil analisis mikrograf
Penentuan Kandungan Logam & diolah dengan software pengolahan
mikrograf ImageJ
Trace Hydrocarbon
Penentuan Viskositas Penentuan kandungan logam & trace 142.

Kinematik hydrocarbon dilakukan dengan analisis


X-Ray
Fluorescence (XRF). Untuk penentuan
kadar logam digunakan deret standar
Viskositas kinematik pada suhu 40
logam V, Ni, Fe,
0C ditentukan berdasarkan metode
Al, Si, Hg dan Cu. Setelah standar
ASTM D 445-
kalibrasi untuk logam-logam yang akan
06. Viskositas kinematik slop oil
dianalisis telah
pada suhu 40 0C diukur dengan
siap.
menggunakan viscocity
bath dan kapiler cannon R nomor
4, 5, dan 8 untuk sampel non
transparan. Pada penentuan
viskositas kinematik slop oil, waktu
alir sampel pada pipa kapiler
ditentukan.
Formulasi Demulsifier Demulsifikasi Slop Oil
Pada penelitian ini dibuat tiga jenis Demulsifikasi dilakukan dengan
demulsifier, yaitu demulsifier metode bottle test. Optimasi kondisi
singlecomponent, dual-component demulsifikasi dilakukan dengan
dan multi-component. memvariasikan konsentrasi
Screening Demulsifier demulsifier, waktu interaksi, dan Ph.
Screening Demulsifier adalah metode .
yang digunakan untuk menguji
performa tiap demulsifier yang
diformulasi untuk memisahkan air dari Pengaruh Konsentrasi Demulsifier
minyak dalam emulsi slop oil.
Uji pengaruh konsentrasi demulsifier
Pengujian dilakukan dengan mengisi
dilakukan dengan metode bottle test. Uji
10 botol petrolite masing – masing
dengan 50 mL salah satu sampel slop pengaruh konsentrasi demulsifier dilakukan
pada slop oil T-B, T-E dan TG
oil sebagai pembanding
menggunakan
demulsifier yang paling baik pemisahanya
berdasarkan hasil screening demulsifier
yaitu DM A kadar 100%.
Pengaruh Waktu Interaksi
Uji pengaruh waktu interaksi atau
settling time dilakukan seiring Pengaruh pH
dengan dilakukanya uji pengaruh
Uji pengaruh perubahan pH free
konsentrasi dengan metode bottle
test. Namun dalam uji pengaruh water terhadap efektivitas
waktu interaksi, % pemisahan pemisahan air dari minyak Analisis Turbiscan
airnya diamati setiap 10 menit mentah dalam emulsi slop oil Analisis kestabilan fasa dengan
selama 60 menit setelah settling dilakukan dengan metode bottle turbiscan dilakukan untuk
dimulai (6 kali pengamatan). test menggunakan slop oil T-E mengetahui tingkat
Besarnya % pemisahan airnya sebagai sampling reference dan kestabilan emulsi slop oil
juga ditentukan berdasarkan demulsifier yang memberikan
persamaan. sebelum demulsifikasi dan fasa
pemisahan optimal yaitu DM A minyak hasil demulsifikasi.
kadar 1%. Selanjutnya ke dalam Analisis turbiscan dilakukan
botol petrolite tersebut berdasarkan metode ASTM D
ditambahkan demulsifier DM A 7061 yang dimodifikasi.
dengan kadar 1%. Kemudian
mengocok campuran tersebut
dengan tangan selama 3 menit.
Analisis Tegangan Antarmuka
Analisis tegangan antarmuka dilakukan dengan
metode pengukuran ketinggian permukaan air
pada pipa kapiler yang dicelupkan pada fasa
minyak-air. Analisis tegangan antarmuka air-
minyak dilakukan setelah proses demulsifikasi
untuk melihat perubahan gradien tegangan
antarmuka air-minyak.

Analisis % BS&W

Analisis % BS&W dilakukan dengan uji top cut.


Analisis % BS&W dengan uji top cut
dilakukan dengan cara mengambil bagian atas
minyak dari hasil bottle test pada jarak ± 1 cm
dari batas atas permukaan fasa minyak dengan
pipet secara hati – hati (agar fasa air
dibawahnya tidak terbawa).
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan
bahwa penambahan konsentrasi demulsifier berpengaruh pada KESIMPULAN
banyaknya persentase pemisahan air. Semakin banyak konsentrasi
demulsifier yang ditambahkan semakin banyak pemisahan air yang
dihasilkan, sampai pada titik optimal 16.000 ppm. Konsentrasi
demulsifier berpengaruh pada hasil karakterisasi slop oil SO-01 dan
SO-02 sebelum demulsifikasi viskositas 79,0861 dan 408,4904 cSt,
densitas 0,9842 dan 0,9806 g/mL, persentase BS&W 90 dan 80%,
ash content 0,9376 dan 0,9619% dan setelah demulsifikasi
viskositas 10,2124 dan 37,0041, densitas 0,9052 dan 0,91 g/mL,
persentase BS&W 30%, oil content 0,8350 dan 1,0505%, water
content 19,2%, ash content 1,8869 dan 1,8822%.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai