Anda di halaman 1dari 29

TEKNOLOGI PENGOLAHAN

BAHAN PAKAN
KONSENTRAT

TEPUNG IKAN
PeNDAHULUAN
• Tepung ikan adalah produk berkadar air rendah yang diperoleh
dari penggilingan ikan, baik ikan segar maupun limbah ikan.

• Tepung ikan mengandung protein, mineral dan vitamin B. Protein


ikan terdiri dari asam amino yang tidak terdapat pada tumbuhan.

• Tepung ikan merupakan elemen terpenting dari makanan ternak


yang dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan daging. Tepung
ikan juga disebut sebagai unidentified growth factor (UGF) yang
sulit digantikan oleh bahan lain, khususnya untuk pakan ternak

08/06/2009 IPTEK Pengolahan Bahan Pakan 2


NILAI GIZI
o Air 6-100 %
o Lemak 5-12 %
o Protein 60-75 %
o Abu 10-20 %

• Selain itu karena dibuat dari kepala dan duri ikan


maka tepung ikan juga mengandung :
Ca fosfat ,  Seng ,  Yodium ,   Besi ,  Timah , Mangan ,
Kobalt ,  Vitamin B 2 dan B 3

08/06/2009 IPTEK Pengolahan Bahan Pakan 3


Bahan Baku Tepung Ikan

a. Limbah ikan dari industri pengalengan ikan


b. Ikan kurus: ikan-ikan kecil misalnya teri ( Solepherus
sp )
c. Ikan gemuk: ikan petek ( Leioguanathus sp )

08/06/2009 IPTEK Pengolahan Bahan Pakan 4


PERALATAN

1) Penggiling ikan. Alat ini digunakan untuk menggiling


ikan basah dan bubur kering ikan.

2) Alat pengering. Alat ini digunakan untuk


mengeringkan ikan sehingga kadar air mencapai 8%.

3) Alat press. Alat ini digunakan untuk mempres ikan


kering sehinga sebagian lemaknya keluar.

08/06/2009 IPTEK Pengolahan Bahan Pakan 5


CARA PEMBUATAN

1) Penggilingan Ikan Basah


a. Pengilingan Ikan Basah
Pengilingan ikan basah dilakukan terhadap ikan yang berukuran
sedang digiling dan besar. Ikan-ikan yang berukuran kecil (ter)
tidak harus, dan proses ini tidak harus dilakukan.

b. Ikan berukuran sedang dan besar, perlu dibuang jeroannya, dan


dicuci.Sedangkan untuk ikan yang berukuran kecil, pembuangan
jeroan dan pencucian tidak perlu dilakukan.

c. Ikan digiling dengan penggiling ulir sehingga diperoleh bubur


mentah ikan

08/06/2009 IPTEK Pengolahan Bahan Pakan 6


2) Pengukusan.
Bubur ikan atau ikan kecil dikukus dengan uap panas selama
1 jam sehingga bubur atau ikan kecil menjadi matang
secara sempurna. Ketika ikan dipanaskan, sebagian besar
air dan minyak akan hilang.

3) Pengeringan
Bubur matang ikan dikeringkan dengan alat pengering
sampai kadar air sekitar 8%. Hasil pengeringan disebut
cake kering ikan. Cake kering ikan mempunyai kadar lemak
tinggi (di atas 30%).

4) Pemerasan Minyak
Cake kering ikan diperas dengan alat pres sehingga
sebagian dari minyak keluar.

08/06/2009 IPTEK Pengolahan Bahan Pakan 7


5) Penggilingan Cake
Cake yang telah dipres digiling dengan mesin penggiling sehingga
diperoleh tepung ikan yang cukup halus (lolos ayakan 40-60
mesh).

6) Pengemasan
Tepung ikan dikemas di dalam karung plastik atau di dalam wadah
yang kedap uap air. Sebelum pengemasan, kadar air tepung harus
di bawah 8%. Bisa juga disimpan di dalam silo.

08/06/2009 IPTEK Pengolahan Bahan Pakan 8


PROSES PEMBUATAN BUNGKIL
PROSES PEMBUATAN BUNGKIL
1. PRESSING (Pengepresan Mekanis)
terjadi sangat kuat, sehingga suhu tinggi, terjadi pemecahan sel-
sel lemak, pencairan minyak, kerusakan protein lebih besar,
kandungan lemak tinggi (5-10%)
Ada 2 cara pengepresan :
a. Hydraulic Pressing
Biji digiling, dipanaskan, dibungkus kain,lalu ditempatkan pada tempat
pengepresan
b. Screw Pressing
Biji ditekan oleh screw yang berjalan melaluipipa dengan lubang yang
mengecil kearah pengeluaran akhir.
2. SOLVENT (Ekstraksi dengan pelarut kimia)
Hasil lebih sempurna dari pengepresan, kadar lemak dlm bungkil
2%
3. Pengepresan (mekanis) dilanjutkan dengan ekstraksi kimia.
kadar lemak 1%
Persiapan pengo-
Gudang penyimpanan lahan bungkil

Ekstraksi mekanis

Ekstraksi kimiawi

Bungkil Minyak kasar

Gudang penyimpanan Tangki penyimpanan

Gambar. Diagram Pembuatan Bungkil


UPAYA MENINGKATKAN NILAI NUTRISI
1. Perlakuan Kimiawi :
a. Formaldehid (HCHO) : melindungi protein terdapat degradasi di dalam
rumen, tetapidapat dipecah oleh keasaman dari abomasum dan
dihidrolisis oleh enzim di usus.
Aldehid dapat bereaksi dengan protein pada kondisi pH netral.
reaksi terjadi antara aldehid dengan gugus amino terminal dan gugus
amida primer dari asparagin dan glutamin, gugus E-amino lisin dan
gugus δ- guanidil dari arginin.
Untuk mencegah proteksi protein yang berlebihan penggunaan
formaldehid yang optimal 2%.
Beberapa hasil penelitian :
• De Peter et al. (1985) bahwa penurunan kelarutan protein dalam
larutan bufer selama 24 jam 3,90%, dalam air 73,50%.
• Hume (1974) proporsi protein yang dapat melewati rumen pada
bungkil kedelai 61% (formaldehid), 37% (tanpa perlakuan)
• Widyobroto et al. (1994), bungkil kedelai diberi perlakuan
formaldehid 0,60% degradasi BO 58%, tanpa perlakuan 63%
b. Tanin
mempunyai Banyak gugus OH fenolat, oleh karena itu disebut polifenol.
Mempunyai kemampuan mengendapkan protein, karena mengandung
sejumlah gugus fungsional yang membentuk senyawa komplek protein-
taninyang kuat melalui ikatan hidrogen yang dipengaruhi pH dan sulit
dipecah karena ikatan kovalen (oksidasi parsial gugus fenolik)
Tanin dikelompokkan menjadi 2 :
a. Tanin terkondensasi (flavolans)
Merupakan polimer (BM 100 - > 20000) catechin (senyawa fenol
flavoid).
Tidak dapat dihidrolisa oleh asam atau enzim.
Stabil pada pH dibawah netral (<7,0) dan memecah pada pH >8,0

OH
O
OH OH

OH

HO
Catechin
OH
O
OH OH

OH
OH
HO O
OH OH

OH

HO

Condensed Tanin

b. Tanin Terhodrolisa (Hidrolisable Tanin)


Ada 2 : gallotannin & ellagitanin
Senyawa poliester dari asam galat dan senyawa fenolik lain
derivat dari asam galat.
Stabil pada pH 3-4, mmelah pada pH >5,0
HO O
HO C OH

HO

Asam Galat
Kecernaan protein dapat ditingkatkan dengan penambahan
senyawa pengikat protein PEG (Polyethylene Glycol).
Karena adanya gugus polar pada molekulnya maka tanin larut
pada pelarut polar yaitu air dan tidak larut pada pelarut non-polar
seperti kloroform, tetapi sedikit larut pada pelarut intermedier
yaitu asetat.
Hasil penelitian :
Drieger dan Hatfeild (1972), bungkil kedelai yang diberi 10%
asam tanat dapat menurunkan degradasi secara in-vitro 90% dari
kontrol dan secara in-vivo pada domba dapat meningkatkan
sfisiensi pakan dan retensi N.
2. Perlakuan Pemanasan
Dapat menurunkan kelarutan dan degradasi.
Dapat menginaktifkan asam siklopropenoat (asam sterkulat dan malvalat)
dan gosipol.
Terjadi perubahan kimiawi karena terjadi reaksi dengan senyawa lain
atau dengan senyawa di dalam molekulnya sendiri.
Menurut Van Soest (1994) dalam proses pemanasan terjadi reaksi
Maillard, yaitu
a. Kondensasi gugus amino dengan karbonil dan dehidroredukton dari
karbohidrat
TEPUNG DAUN
Pendahuluan
• Ketergantungan bahan pakan dari LN
• Jagung, Bungkil kedelai, Tepung ikan =>
bahan utama formula pakan unggas
• Kompetisi internasional : food – feed –fuel
• Perlu strategi subsitusi dengan bahan
pakan lokal (produksi DN)
• Bahan pakan lokal :
=> jumlah, mutu, kontinyu, harga ?
Bahan pakan lokal
• Sebagai negara tropik, jumlah dan jenis vegetasi
spesifik negara tropis melimpah
• Tanaman legum pohon dan vegetasi tropikal
lainnya, menghasilkan daun-daunan yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pakan.
• Protein leaf meal / tepung daun : sebagai bahan
pakan lokal potensial
• Potensi : jumlah produksi, sebaran wilayah, nilai
nutrisi, kemudahan proses produksi dan koleksi
=> singkong, lamtoro, rami,…
Daun rami

• Nilai nutrisi tinggi : PK 18 – 25%


• Limbah pengolahan serat rami 90%
Daun lamtoro
• Nilai nutrisi tinggi : PK 18 – 22%
• Terdapat anti nutrisi (mimosin)
• Penggunaan dalam ransum + 5%
Daun Singkong
• Nilai nutrisi : PK 18 – 30%
• Penggunaan 5 – 10%
• Perlu suplementasi asam amino
Formula pakan unggas
• Sumber energi (jagung, bekatul, pollard,
minyak…) => 55 – 65%
• Sumber protein (SBM, CGM, FM,…)
=> 30 – 40%
• Mineral (BM, Calcite, NaCl,…)
• Vitamin dan Additive

Penggunaan tepung daun : 5 – 15%


Tabel 1. Komposisi kimia TDS (%)

BK PK SK LK ETN Abu Energi


Penulis

Akinfala et al. 2002 92,7 18,0 14,1 9,4 43,3 7,9 -

Hartadi et al., 1994 - 17,3 22,9 7,4 45,5 - -

Sulistyono, 2004 - 24,4 10,0 7,8 - 1800

Wyllie & Chamanga, 91,3 28,6 16,4 4,1 35,5 10,0


1979

Hutagalung, 1977 90,0 25,0 15,9 6,3 37,3 5,5 -


Tabel 2. Komposisi asam amino TDS (mg/g BK ; Wyllie & Chamanga, 1979)

Cassava top meal Cassava leaf + Cassava tip meal


Asam amino petiole meal

Cysteine 3,44 2,16 3,82

Methionine 4,89 3,08 5,08

Asparagine 31,42 16,09 29,49

Threonine 9,39 6,50 10,98

Serine 10,09 6,54 12,08

Glutamine 32,30 22,73 34,59

Proline 11,89 8,54 13,70

Glycine 11,78 8,50 13,95

Alanine 14,43 9,27 15,70

Valine 13,30 9,04 14,76

Isoleucine 11,56 7,35 11,80

Leucine 18,61 13,17 21,59

Tyrosine 9,16 5,98 10,96

Phenilalanine 12,56 8,59 14,00

Histidine 4,26 2,97 4,60

Lysine 11,83 8,11 13,14

Arginine 14,16 8,81 15,16


Tabel 3. Penggunaan TDS (daun dan tangkai daun) dalam pakan broiler

Ingredient (%) Diet 1 Diet 2 Diet 3 Diet 4

TDS (daun + tangkai 0 5 10 15


daun)
Tepung ubi singkong 5,79 3,86 1,93 0
Jagung 54,50 54,50 54,50 54,50
Bungkil biji bunga 12,00 12,00 12,00 12,00
matahari
Tepung ikan 15,00 15,00 15,00 15,00
Biji kapas 9,21 6,14 3,07 0
Tepung tulang 2,50 2,50 2,50 2,50
Garam dapur 0,50 0,50 0,50 0,50
Vitamin/mineral mix 0,30 0,30 0,30 0,30
Methionine 0,20 0,20 0,20 0,20
Protein kasar 21,46 21,43 21,39 21,36
Serat kasar 4,25 4,75 5,25 5,75
TDS (%) : 0 5 10 15
Bobot badan (g)

0 – 2 minggu 173 a 172 ab 159 b 144 a


0 – 4 minggu 470 bc 505 a 471 bc 443 c
0 – 6 minggu 939 a 941 a 944 a 849 b
0 – 8 minggu 1251 b 1360 a 1332 a 1238 b
Gain/feed

0 – 2 minggu 0,59 0,58 0,50 0,46


0 – 4 minggu 0,50 0,51 0,45 0,41
0 – 6 minggu 0,44 0,45 0,47 0,38
0 – 8 minggu 0,38 ab 0,38 a 0,37 b 0,33 c
Berat karkas (g) 789 ac 840 bc 820 ac 775 a
Upaya pengembangan
• Tepung daun, potensial sebagai bahan
pakan unggas (egg yolk coloring agent)
• Kendala : khemis, teknis, ekonomis
• Perlu penumbuhan usaha baru produksi
tepung daun dengan dukungan
pemerintah (modal, pembinaan)

Bagaimana menumbuhkan usaha baru ?


Penutup
• Penggunaan tepung daun dalam ransum
unggas 5 – 15%, dapat menggantikan
sumber protein maksimal 30%
• Perlu diimbangi dengan suplemen (asam-
asam amino)

Anda mungkin juga menyukai