KELOMPOK 1
2. ANNISA MUZRIAH
3. ANNISYA HIRDAYANTI
4. APRIANTI PURNAMASARI
5. ARFAH
8. DIANA NOVITA
9. DITA ARDIANA
1. Tengkorak
Tengkorak adalah tulang rangka dari kepala. Tengkorak berfungsi untuk melindungi
organ penting di kepala.
2. Meningens
Meningens adalah lapisan atau membrane tipis yang berfungsi melindungi dari
benturan atau goncangan pada otak dan sumsum tulang belakang
3. Otak
Otak merupakan organ tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
kendali dari semua alat tubuh, bagian dari saraf sentral yang terletak di dalam
rongga tengkorak yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak terdiri dari
otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak brain stem)
Pengertian Cedera Kepala
Menurut beberapa para ahli berpendapat bahwa:
1. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau deselerasi terhadap kepala
yang menyebabkan kerusakan kepala atau otak (Borley & Grace, 2006).
2. Cidera kepala adalah kerusakan neurologis yang terjadi akibat adanya trauma pada jaringan otak
yang terjadi secara langsung maupun efek sekunder dari trauma yang terjadi (pierce, 1995).
3. Menurut Brain Injury Association of America, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala,
bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan
fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran dan dapat menimbulkan
kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik (Langlois, Rutland-Brown, Thomas, 2006).
Jadi kesimpulannya cidera kepala adalah trauma yang mengenai otak yang terjadi secara langsung atau
tidak langsung atau efek sekunder yang menyebabkan atau berpengaruh berubahnya fungsi
neurologis, kesadaran, kognitif, perilaku, dan emosi.
Etiologi
Menurut Krisanty, dkk (2014) penyebab cedera kepala dibagi menjadi:
1. Trauma Tumpul
Kekuatan benturan akan menyebabkan kerusakan yang menyebar. Berat ringannya cedera
yang terjadi tergantung pada proses akselerasi-deselerasi, kekuatan benturan dan
kekuatan rotasi internal.
2. Trauma tajam
Disebabkan oleh pisau atau peluru atau fragmen tulang pada fraktur tulang tengkorak.
Kerusakan tergantung pada kecepatan gerak (velocity) benda tajam tersebut menancap ke
kepala atau otak.
3. Coup dan Countercoup
Pada cedera coup kerusakan terjadi segera pada daerah benturan sedangkan pada cedera
countercoup kerusakan terjadi pada sisi yang berlawanan dengan cedera coup.
Klasifikasi
Penilaian derajat beratnya cedera kepala dapat dilakukan dengan menggunakan
Glasgow Coma Scale (GCS) yaitu suatu skala untuk menilai secara kuantitatif tingkat
kesadaran seseorang dan kelainan neurologis yang terjadi. Cedera kepala
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok berdasarkan nilai GCS yaitu:
– Cedera kepala ringan (CKR) dengan GCS >13, tidak terdapat kelainan berdasarkan
Ct Scan otak, tidak memerlukan tindakan operasi, lama dirawat di rumah sakit <48
jam.
– Cedera kepala sedang (CKS) dengan GCS 9-13, ditemukan kelainan pada CT scan
otak, memerlukan tindakan operasi untuk lesi intracranial, dirawat di rumah sakit
setidaknya 48 jam.
– Cedera kepala berat (CKB)bila dalam waktu >48 jam setelah trauma, skor GCS <9.
Mekanisme Cedera Kepala
Mekanisme cedera mengacu pada cara terjadinya peristiwa yang menimbulkan
trauma, hal yang menyebabkan trauma dan informasi tentang tipe serta jumlah
energy yang diubah pada saat kejadian tersebut. Mekanisme yang berkontribusi
terhadap cedera kepala:
1. Akselerasi : kepala yang diam (tak begerak) ditabrak oleh benda yang bergerak
2. Desekerasi : kepala membentur benda yang tak bergerak.
3. Deformitas : benturan kepada kepala (tidak menyebabkan fraktur tulang
tengkorak) menyebabkan pecahnya pembuluh darah vena erdapat dipermukaan
kortikal sampai ke dura meter sehingga perdarahan subdural.
Manifestasi Klinis