Anda di halaman 1dari 16

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KASUS RHEMATHOID ATHRITIS


Kelompok 4
Reumatoid artritis adalah penyakit peradangan
sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya
dengan manifestasi pada sendi perifer dengan pola
simetris.Konstitusi gejala, termasuk kelelahan,
malaise, dan kekakuan sendi di pagi hari titik pada
rheumatoid arthritis sering melibatkan organ ekstra
artikuler seperti kulit, jantung, paru-paru, dan
mata. Reumatoid artritis menyebabkan kerusakan
sendi dan demikian sering menyebabkan
morbiditis dan kematian yang cukup besar
Etiologi
1. Genetik
Penyebab reumathoid arthritis 2. Lingkungan
tidak diketahui.Faktor genetik 3. Hormonal
diyakini memainkan peran 4. Imunologi
dalam perkembangannya,
kemungkinan kombinasi
dengan faktor lingkungan.
Diperkirakan bahwa agen
infeksius, seperti mikoplasma,
virus epstein barr, atau virus
selain dapat memainkan peran
dalam memulai respons imun
abnormal yang tampak di
reumatoid artitis
Tanda dan gejala

1. Gejala-gejala konstutional, misalnya lelah anoreksia, berat badan


menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian
hebatnya.
2. Poliartritis simetris terutama pada sendi prfer, termasuk sendi-
sendi ditangan namun biasanya melibatkan sendi-sendi
interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang
3. Pentingnya membedakan nyeri yang disebapkan perubahan
mekanis dengan dengan nyeri yang disebapkan iflamasi.
4. Kekakuan sendi dipagi hari lebih dari 1 jam, dapat bersifat
generalist tetapi terutama menyerang sendi-sendi, kekakuan ini
berbeda denagn kekakuan sendi pada osteoarthritis, yang biasanya
hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari 1
jam.
Lanjutttt…

5. Arteritis erosive merupakan cirri khas penyakit ini pada gambaran radiologic
peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi ditepi tulang
6. Deformitas, kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan
penyakit pergeseran ulnar atau deviasi jari, sublukasi sendi metakarpofalangeal, leher
angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada
laki-laki terdapat protusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari
sublukasi metatarsal
7. Nodula-nodula reumatroid, lokasi paling sering dan deformitas ini adalah bursa
olekranon (sendi siku) atau disepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walapun
demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya.
8. Minifestasi ekstra artikular, Reumatoid Artritis juga dapat menyerang organ-organ
lain di luar sendi. Jantung (prikarditis), paru-paru (pleuritis), mata dan pembuluh darah
dapat rusak.
Dipercaya bahwa pajanan terhadap antigen yang
Patofisiologi
tidak teridentifikasi misalnya virus menyebabkan
respon imun menyimpang pada pejamu yang
rentan secara genetik.Sebagai akibatnya, antibodi
normal (imunoglobulin) menjadi auto antibodi dan
menyerang jaringan pejamu.Antibodi yang
berubah ini, biasanya terdapat pada orang yang
mengalami reumatoid atritis, disebut faktor
reumatoid.Antibodi yang dihasilkan sendiri
berikatan dengan antigen target mereka dalam
darah dan membran sinovial, membentuk
kompleks imun.Komplemen di aktivasi oleh
kompleks imun, memicu respon inflamasi pada
jaringan sinovial.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah untuk mendeteksi:


1. Anemia, defisiensi sel darah merah
2. Faktor reumatoid artritis, yaitu antibodi yang sering ditemukan dalam
darah individu yang mengalami reumatoid artritis
3. Evaluasi laju endap darah (LED), yaitu indikator proses inflamasi dalam
tubuh dan juga keparahan penyakit.
4. C-reactive protein (CRP) merupakan pemeriksaan tambahan yang
digunakan untuk mengkaji inflamasi dalam tubuh. Pada beberapa kasus,
LED tidak akan mengalami elevasi, tetapi CRP akan naik atau sebaliknya.
5. Sinar-X digunakan untuk mendeteksi kerusakan sendi dan melihat apakah
penyakit berkembang
Penatalaksanaan

•Farmakologi

1. NSAID (obat antiinflamasi nonsteroid) dan analgesik ringan


digunakan untuk meredakan proses inflamasi dan mengelola
manifestasi penyakit.
2. Metode kedua menggunakan kortikosteroid oral dosis rendah
untuk meredakan nyeri dan inflamasi.
3. Kelompok obat berbeda diklasifikasikan sebagai obat
antireumatik permodifikasi penyakit (Disease Modifying
Antirheumatic Drugs, DMARD) digunakan pada metode
ketiga untuk mengatasi reumatoid artritis.
Lanjuttt.

•Non Farmakologi
1. Cukup istirahat pada sendi yang mengalami artritis
reumatoid.
2. Mengurangi berat badan jika gemuk dan obesitas
3. Fisioterapi (dilakukan beberapa pergerakan sendi
secara sistematis)
4. Kompres dingin atau panas
5. Nutrisi, beberapa lemak biasa dengan asam lemak
omega 3 yang ditemukan pada minyak ikan tertentu
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan. Untuk itu, diperlukan kecermatan dan ketelitian
dalam menangani masalah klien sehingga dapat memberi arah
terhadap tindakan keperawatan
1. Anamnesis
a. Riwayat penyakit sekarang
b. riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Riwayat psikososial
2. Pemeriksaan fisik
Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut atau kronis yang berhubungan dengan agen fisik-


penumpukan cairan atau proses peradangan, kerusakan sendi
2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gerakan,
gangguan muskuloskeletal: kekakuan sendi, yeri penurunan ketahanan
3. Ketidak efektifan performa peran yang berhubungan dengan kelebihan
depresi, kurang sumber tidak mencukupi nya sistem dukungan nyeri
4. Defisit perawatan diri (mandi, berpakaian, makan, eliminasi) yang
berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal: kelemahan, keletihan
nyeri, ketidaknyamanan, penghambat lingkungan
5. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan
Intervensi keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan & kriteria hasil Intervennsi

Nyeri akut atau kronis yang Hasil yang dicapai (NOC) : Intervensi (NIC)
berhubungan dengan agen Kontrol nyari : Manajemen nyeri :
fisik-penumpukan cairan atau 1. Melaporkan nyeri mereda 1. Selidiki laporan nyari,
proses peradangan, kerusakan atau terkendali dengan mencatat lokasi
sendi 2. Mengikuti region dan intensitas
farmakologi siang di resep menggunakan skala 0-10
kan atau kalau isyarat serupa.
3. Memasukkan keterampilan 2. Anjurkan klien mengambil
relaksasi dan aktivitas posisi yang nyaman
pengalihan ke dalam sementara di tempat tidur
program kendali atau duduk di kursi.
3. Tempatkan dan pantau
pemakaian bantal
4. Anjurkan bahwa klien man
disiram atau mandi pancur
air hangat pada saat
bangun dan atau saat mau
tidur. Beri kompres hangat
lembab ke sendi yang sakit
beberapa kali sehari
Implementasi keperawatan

Pada proses keperawatan implementasi adalah fase ketika


perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan.
Berdasarkan termonologi NIC, implementasi terdiri atas
melakukan dan mendokumentasikan tindakan keperawatan
khusus yang di perlukan untuk melaksanakan intervensi
(atau program keperawatan).Perawat melaksanakan atau
mendelegasikan tindakan keperawatan untk intervensi yang
di susun dalam tahap perencanaan dan kemudian mengahiri
tahap implementasi dengan mencatat tindakan keperawatan
dan respon klien terhadap tindakan tersebut.
Evaluasi

Langkah evaluasi dari proses keperawatan


mengukur respon klien terhadap tindakan
keperawatan dan kemajuan klien dalam proses
pencapaian tujuan. Data di kumpulkan dengan
dasar berkelanjutan untuk mengukur perubahan
dalam fungsi dalam kehidupan sehari-hari, dan
dalam ketersediaan atau pnggunaan sumber
eksternal

Anda mungkin juga menyukai