Anda di halaman 1dari 30

SEMINAL KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


TN.B.P USIA 28 TAHUN DENGAN
CKD ON HD DI RUANGAN
HEMODIALISA DAHLIA RSUP
DR.R.D KANDOW MANADO
KELOMPOK II 
Sulawesi Utara masing-masing 0,4 %.
Berdasarkan suervei data pada tahun 2018 yang
dilakukan peneliti, (Gresti M, 2018).
di ruangan hemodialisa RSUP Prof, DR. R.
D. Kandou Manado data pasien dengan
penyakit gagal ginjal kronik yang
sementara menjalani hemodialisa selama 3
bulan terakhir yaitu sebanyak 510 pasien
dan pasien gagal ginjal kronik dengan
comorbid hipertensi
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan Asuhan Keperawatan pada
klien dengan CKD ON HD.
Tujuan Khusus:
Mahasiswa mampu memahami konsep teori tentang CKD ON HD.
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan teoritis dengan CKD
ON HD : Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Intervensi, Implementasi,
dan Evaluasi.
• 
Apa Siih itu CKD ?
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu proses
patofisiologis dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan
penurunan fungsi ginjal yang irreversibel dan progresif dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan
uremia (Black & Hawk dalam Dwy Retno Sulystianingsih,
2018) dalam (Ayu,A.A, 2019).
Etiologi ? (Ayu,A.A, 2019)
a) Infeksi
b) Penyakit peradangan
c) Penyakit vaskuler hipertensif
d) Gangguan jaringan penyambung
e) Gangguan kongenital dan herediter
f) DM, gout, hiperparatiroidisme, amiloidosis.
g) Nefropati toksik
h) Saluran Kemih bagian atas
i) Saluran Kemih bagian bawah
Manifestasi Klinis?

a) Kelainan hemopoesis,
b) Kelainan Saluran cerna
c) Kelainan mata
d) Kardiovaskuler
e) Kelainan kulit
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
(1) pemeriksaan penurunan fungsi ginjal
(2) Ureum kreatinin
(3) Asam urat serum.
Identifikasi etiologi gagal ginjal
(4) Analisis urin rutin
(5) Mikrobiologi urin
(6) Kimia darah
(7) Elektrolit

a)
(8)
Identifikasi perjalanan penyakit Nilai normal :
Imunodiagnosis
Diagnostik
(1)Etiologi CKD dan terminal
a. Foto polos abdomen.
b. USG.
c. Nefrotogram.
d. Pielografi retrograde.
e. Pielografi antegrade.
f. Mictuating Cysto Urography (MCU).
Diagnosis pemburuk fungsi ginjal
USG. (Ayu,A.A, 2019)
PATOFISIOLOGI

Gagal ginjal kronik disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gangguan metabolic (DM), infeksi (Pielonefritis),
Obstruksi Traktus Urinarius, Gangguan Imunologis, Hipertensi, Gangguan tubulus primer (nefrotoksin) dan
Gangguan kongenital yang menyebabkan GFR menurun. Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagai nefron
(termasuk glomerulus dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).

Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun
dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, akan
semakin berat.
a) Gangguan Klirens Ginjal
b) Retensi Cairan dan Ureum
c) Asidosis
d) Anemia
e) Ketidakseimbangan Kalsium dan Fosfat
f) Penyakit Tulang Uremik
Komplikasi
Hiperkalemia
Perikarditis
Hipertensi
Anemia
Asidosis metabolic
Osteodistropi ginjal
Sepsis
Neuropati perifer
Hiperuremia dalam (Ayu,A.A, 2019)
PENATALAKSANAAN
a. Terapi Konservatif
b. Asidosis metabolic
Jika terjadi harus segera dikoreksi, sebab dapat meningkatkan serum K+ (hiperkalemia ) :
(1) Suplemen alkali dengan pemberian kalsium karbonat 5 mg/hari.
c. Anemia
(1) Anemia Normokrom normositer
(2) Anemia hemolysis
(3) Anemia Defisiensi Besi (Ayu,A.A, 2019)
HEMODIALISA ?
Hemodialisa berasal dari kata hemo yang berarti darah, dan dialysis yang berarti
pemisahan atau filtrasi. Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh
akumulasi sampah buangan. (Ayu,A.A, 2019).
TUJUAN
(Muttaqin & Sari, 2011). dalam (Ayu,A.A, 2019). Menurut Nurdin (2009) dalam
(Ayu,A.A, 2019).

a) Membuang kelebihan air.


b) Mempertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh
c) Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
d) Memperbaiki status kesehatan penderita.
Prinsip Hemodialisa

Menurut Muttaqin & Sari (2011) dalam (Ayu,A.A, 2019)


1. Proses difusi adalah proses berpindahnya zat karena adanya perbedaan kadar di dalam darah,
makin banyak yang berpindah ke dialisat.
2. Osmosis Proses osmosis adalah proses berpindahnya air karena tenaga kimiawi yaitu perbedaan
osmolalitas dan dialisat.
3. Ultrafiltrasi Proses Ultrafiltrasi adalah proses berpindahnya zat dan air karena perbedaan
hidrostatik di dalam darah dan dialisat.
Dosis dan Kecukupan Dosis Hemodialisa ?

Dosis hemodialisa yang diberikan pada umumnya sebanyak 2 kali


seminggu dengan setiap hemodialisa selama 5 jam atau sebanyak 3
kali seminggu dengan setiap hemodialisa selama 4 jam.
Terapi Hemodialisa ?
Heparin
1. Routine continuous infusion (heparin rutin)
2. Repeated bolus
3. Tight heparin (heparin minimal)
Heparin-free dialysis (Saline).
Regional Citrate
Diet Pasien Hemodialisa ?

1. Asupan protein
2. Asupan kalium
3. Jumlah kalori
4. Jumlah asupan cairan
5. Asupan natrium
6. Diet Rendah Kalium (Potassium) Dan Natrium
(Sodium)
Komplikasi Tindakan Hemodialisa

1. Kram otot
2. Hipotensi
3. Aritmia
4. Sindrom ketidakseimbangan dialisa
5. Perdarahan
6. Infeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses vaskuler.
Diagnosa Keperawatan
1. Hypervolemia berhubungan dengan kelebihan volume cairan yang di tandai
dengan adanya penambahan beratbadan dan edema ekstremitas (SDKI, 2017)
2. Deficit Nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolism
(SDKI, 2017)
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko yang berhubungan dengan pemilihan
gaya hidup yang tidak sesuai ditandai dengan intake output tidak simbang
(SDKI, 2017).
4. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran terhadap kegagalan ditandai
dengan wajah tampak tegang (SDKI, 2017)
5. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek tindakan invasi ditandai dengan proses
HD (SDKI, 2017).
6. Resiko cedera ditandai dengan ketidakamanan transportasi (SDKI, 2017).
Jurnal yang terkait :

Efektifitas Relaksasi Benson Dan Slow


Stroke Back Massage Terhadap Penurunan
Kecemasan Pada Pasien Hemodialisa
Pembahasan
Kasus yang di dapatkan di rungan RSUP Prof. Dr. R.D Kandow Manado
Di ruangan Hemodialia dahlia yaitu, Tn.B.P usia 28 tahun dengan usia
28 Tahun tanggal pengkajian 21 Mei 2021 yang berjenis kelamin laki-
laki memiliki status pendidikan terakhir SMA dan saat ini sudah tidak
berkerja lagi dan terdiagnosa medis yaitu, CKD ON HD. Pada pukul
08.00 WITA Tn. B.P mendapatkan jadwal HD mengeluh adanya
penambahan Berat Badan lama keluhan atau berat badan dari tanggal 18
Mei 2021 selepas HD pasien beraktifitas dan mengatur pola makan yang
kurang baik sehingga mengalami penambahan BB hingga pada hari ini.
Faktor memperberat yakni adanya penumpukan lebih cairan dalam tubuh Tn.B.P sudah ±4 tahun
mengikuti Hemodialisa yang rutin sesuai jadwal yang diberikan. Hasil berat badan, intake dan
outuput yakni
• BB: 51 Kg di tanggal 18 Mei 2021
• Dan sekarang tanggal 21 Mei 2021 BB : 52,5 KG
• IMT : 21,2 Berat Sedang
• Intake : sehari 1-2x makan dengan porsi kurang lebih ½ sendok Nasi kadang habis kadang tidak
• Intake : Minum ± 600cc sehari
• BAK : ± 5-6x dengan jumlah 1000 cc
• Terdapat sedikit edema di ekstremitas bawah
• IWL : (15 x BB)
: (15 x 52,5)
: 32,4 cc/jam
: 32,4 x 24 = 787cc
 
Pasien adalah kepala rumah tangga sekaligus ayah dari satu anak, keadaan umum
pasien cukup dengan TTV :TD : 139/79 mmHg, N: 89x/M, R: 22x/M, SB: 36,2
derajat C dan SPO2 : 99%. Tn.B.P terpasang CIMINO ekstremitas atas kiri
dengan terapi yang diberikan yakni UFV: 105, UFTL : 4.30, UFG : 2000, Heparin
4000.
Tn.B.P merasa cemas dengan proses HD, kecemasan yang akan mengalami
kegagalan.
Dari pengkajian yang didapat sehingga diangkatnya :
Pertama, Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan volume cairan tujuan
tindakan diberikan selama ±4 jam agar terjadinya balance cairan dalam tubuh,
intervensi yakni: Memeriksa adanya tanda edema terdapat edema kedua kaki,
Mengajarkan cara membatasi asupan cairan dan tampaknya pasien
mendengarkan dengan baik dan masih terdapat makanan dan minuman di sekitar
pasien. Dan, setelah diberikannya tindakan terjadi penurunan BB : 49,5 dan
pasien merasa rileks tidak ada rasa pusing setelah Hemodialisa.
Kedua, Ansietas yang berhubungna dengan kekhawatiran mengalami
kegagalan, sehingga kami memberikan intervensi kepeawatan yakni,
Memberikan informasi teknik relaksasi yang akan diberikan dan tujuan, manfaat
yakni, Teknik relaksasi Benson dan Slow Stroke Back Massage saat diberikannya
teknik tersebut menerapkan BHSP dengan baik agar mempermudah dan
memperlancar selama prosedur dilakukan, Meminta pasien melakukan sendiri
agar bisa dilakukan dimana saja dan tidak hanya di RS.
Ketiga, Resiko infeksi yang dibuktikan dengan adanya efek prosedur invasive,
sehingga direncanakan tindakan yang diberikan yakni: Memonitor tanda dan
gejala infeksi pada hasil pasien terpasang CIMINO proses HD berlangsung,
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien 6 langkah mencuci
tangan yang baik dan benar, menjelaskan infeksi tanda dan gejala dan mengajar
mengajarkan caar cuci tangan yang baik dan benar semua tindakan untuk
mencega infeksi nasokomial dan menambah wawasan pasien.
Setelah diberikannya seluruh intervensi pada Tn.B.P hasil evaluasi di
dapat yakni, Tn.B.P mengalami penurunan BB dan wajah tampak rileks
pun tingkat sterilisasi Nampak seringmemakai handsanitizer. 
Berdasarkan Pengkajian dan masalah keperawatan diterapkannya jurnal
penelitian yang terkait dengan masalah keperawatan pada TN.B.P
yakni:
Efektifitas Relaksasi Benson Dan Slow Stroke Back Massage Terhadap
Penurunan Kecemasan Pada Pasien Hemodialisa
Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian yang kami lakukan di RSUP Prof. Dr.D.R Kandow
Manado Ruangan Hemodialisa Dahlia dengan diagnose CKD ON HD pada tangal
21 Mei 2021 pukul 08.00 dengan waktu kurang lebih 30 menit maka kami dapatkan
masalah keperawatan :
1. Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan volume cairan yang ditandai
dengan adanya penambahan BB dan terdapat Edema eksterimtas bawah
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran akan kegagalan yang ditandai
dengan adanya ketegangan wajah sebelum dan saat proses Hemodialisa
3. Resiko infeksi yang dibuktikan dengan efek tindakan invasi
4. Hasil akhir setelah diberikannya tindakan keperawatan yakni, Tn.BP tamoah
ada penurunan BB dan wajah tampak rileks sesuai dengan yang diharpakan.
Saran
• Bagi Perawat
• Diharapkan mampun melanjutkan dan menerapkan lagi intervensi-intervensi yang ada agar semua
pasien yang mengikuti HD pada hari hari yang ada mengalami evaluasi yang sama dengan
diharpakan.
• Bagi Pasien
• Diharapkan pasien mampu juga mempertahannya apa yang sudah diberikan tidak hanya di RS
untuk meningkatkan derajat kesehatan diri sendiri.
• Bagi Mahasiawa Selanjutnya
• Diharpakan mampu juga melanjutkan intervensi yang ada dan memperbanyak literature yang baru
untuk mengembangkan kembali ilmu-ilmu keperawatan yang holistic.
DAFTAR PUSTAKA
• Ayu. A . A, 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Chronic Kidney Disease (Ckd)
Dengan Kelebihan Volume Cairan Di Ruang Mawar Ii Rsud Dr. Soekardjo Kota
Tasikmalaya. Stikes Bhakti Kencana Bandung. Diundu Pada Tanggal 6 Juli 2021.
• Gresty. N.M Masi, 2018. Perbandingan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik
Dengan Comorbid Faktor Diabetes Melitus Dan Hipertensi Di Ruangan Hemodialisa
Rsup. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Diundu Pada Tanggal 6 Juli 2021
• Maryana, 2019. “Buku Anatomi Fisiologis”. Penerbit Pustaka Baru
• Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Januari 2017. “Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia”. Cetakan Ke-II. Jakarta Selatan
• Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Januari 2019. “Standar Luaran Keperawatan
Indonesia”. Cetakan Ke-II. Jakarta Selatan
• Tim Pokja SDKI DPP PPNI, September, 2018. “Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia”. Cetakan Ke-II. Jakarta Selatan.
TERIMA KASIH DARI KELOMPOK KAMI

SEMOGA PEMBAHASAN BERSAHABAT

 SALAM SEHAT 
UCAPAN TERIMA KASIH
DOSEN PEMBIMBING
TERHORMAT BAPAK I
MADE
RANTIASA,S.KEP,M.KES

Anda mungkin juga menyukai