Pengkajian Postpartum
Pengkajian Postpartum
Pengkajian Postpartum
POSTPARTUM
Reva Rubin (1997) dalam Ari Sulistyawati (2009) membagi periode ini
menjadi 3 bagian, antara lain:
1. Taking In (Istirahat/penghargaan)
Selama waktu ini, ibu yang baru melahirkan memerlukan
perlindungan dan perawatan, fokus perhatian ibu terutama pada
dirinya sendiri.
Ibu membutuhkan tidur yang cukup, nafsu makan meningkat,
menceritakan pengalaman partusnya berulang-ulang dan bersikap
sebagai penerima, menunggu apa yang disarankan dan apa yang
diberikan
2. Fase Taking On/Taking Hold (dibantu tetapi dilatih), terjadi hari ke
3-10 post partum
Ibu mulai terbuka untuk menerima pendidikan kesehatan bagi dirinya
dan juga bagi bayinya.
1. Tanda-tanda Vital;
Periksa tanda-tanda vital tersebut setiap 15 menit selama satu jam pertama
setelah melahirkan atau sampai stabil, kemudian periksa setiap 30 menit
untuk jam-jam berikutnya.
a. Tekanan darah
Tekanan darah lebih rendah dari biasanya pada ibu postpartum perlu
dicurigai adanya perdarahan postpartum. Tekanan darah tinggi pada ibu
postpartum menunjukkan kemungkinan adanya preeklamsi.
b. Suhu
Pada hari ke 4 setelah persalinan suhu Ibu bisa naik sedikit kemungkinan
disebabkan dari aktivitas payudara. Bila kenaikan mencapai lebih dari 38
C pada hari kedua sampai hari-hari berikutnya, harus diwaspadai adanya
infeksi atau sepsis nifas
c. Nadi
Nadi normal pada Ibu nifas adalah 60-100. Denyut Nadi Ibu akan
melambat sampai sekitar 60 x/menit yakni pada waktu habis
persalinan karena ibu dalam keadaan istirahat penuh.
d. Pernapasan
RR normal yaitu 20-30 x/menit.
Pada umumnya respirasi pada ibu psotpartum lambat atau normal.
Hal ini disebabkan karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam
kondisi istirahat. Bila ada respirasi cepat post partum (> 30 x/mnt)
perlu dicurigai tanda-tanda syok.
2. Kepala dan wajah
a. Rambut (kaji kebersihan rambut)
b. Wajah (adanya edema pada wajah atau tidak)
c. Mata (konjungtiva yang anemis menunjukan adanya anemia kerena
perdarahan saat persalinan)
d. Hidung (Infeksi saluran pernapasan pada ibu postpartum dapat
meningkatkan kebutuhan energi
e. Mulut dan gigi (kaji apakah ibu mengalami stomatitis, atau gigi
yang berlubang dapat menjadi pintu masuknya mikroorganisme)
f. Leher (kaji adanya pembesaran kelenjar limfe dan pembesaran
kelenjar tiroid. Kelenjar limfe yang membesar dapat menunjukan
adanya infeksi
g. Telinga (kaji apakah ibu menderita infeksi atau ada peradangan
pada telinga)
3. Pemeriksaan thorax
a. Inspeksi payudara
Kaji ukuran dan bentuk tidak berpengaruh terhadap produksi asi,
perlu diperhatikan bila ada kelainan, seperti pembesaran masif,
gerakan yang tidak simetris pada perubahan posisi kontur atau
permukaan.
b. Palpasi payudara
Pengkajian payudara selama masa post partum meliputi inspeksi
ukuran, bentuk, warna dan kesimetrisan serta palpasi apakah ada
nyeri tekan guna menentukan status laktasi.
Payudara yang penuh dan bengkak akan menjadi lembut dan lebih
nyaman setelah menyusui.
4. Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi abdomen
Kaji adakah striae dan linea alba.
Kaji keadaan abdomen, apakah lembek atau keras.
Abdomen yang keras menunjukan kontraksi uterus bagus sehingga
perdarahan dapat diminimalkan. Abdomen yang lembek menunjukan
sebaliknya dan dapat dimasase untuk merangsang kontraksi.
b. Palpasi abdomen
Tinggi fundus uteri
Kontraksi uterus
Kontraksi lemah atau perut teraba lunak menunjukan konteraksi uterus
kurang maksimal sehingga memungkinkan terjadinya perdarahan
Posisi uterus
Posisi fundus apakah sentral atau lateral. Posisi lateral biasanya
terdorong oleh bladder yang penuh.
Diastasis rektus abdominis
Regangan pada otot rektus abdominis akibat pembesaran uterus jika
dipalpasi "regangan ini menyerupai belah memanjang dari prosessus
xiphoideus ke umbilikus sehingga dapat diukur panjang dan lebarnya.
5. Approximation
kedekatan jaringan yang dijahit (Bick, 2010).
Penilaian Penyembuhan Luka
Nilai Redness Edema Echymosis Discharge Approximat
e
0 Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tertutup