Anda di halaman 1dari 29

Case Report Session 22 September 2020

DEMENSIA

Presentan:
M. Kevin Z 1510070100010

Preseptor:
dr. Asrizal Asril Sp.S, M.Biomed

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN NEUROLOGI RSUD M. NATSIR SOLOK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH 1
2020
Pendahuluan
LATAR BELAKANG

Menurut World Health Menurut WHO, penduduk


organization (WHO), lansia dibagi atas; usia
demensia adalah sindroma pertengahan (middle age) :
klinis yang meliputi 45-69 tahun, usia lanjut
hilangnya fungsi intelektual (elderly) : 60-74 tahun, tua
dan memori yang (old) : 75-90 tahun, dan
sedemikian berat sehingga usia sangat tua (very old) :
menyebabkan disfungsi > 90 tahun.
hidup sehari-hari.
DUNIA (2017)
Alzheimer’s Disease Internasional
(ADI): 50 juta orang di seluruh
dunia hidup dengan demensia.
INDONESIA
RISKESDAS 2013 menyatakan
penderita penyakit demensia di
Indonesia pada tahun 2013
SUMATRA BARAT mencapai 1 juta orang.
Data prevalensi jumlah lansia yang menderita demensia
di Sumatra Barat belum ada. Namun, penelitian tentang
penurunan fungsi kognitif telah dilakukan oleh Milfa Sari
M, di Kelurahan Jati, Kota Padang pada tahun 2013
didapatkan hasil bahwa 17,6 % lansia mengalami
penurunan fungsi kognitif.
Tinjauan Pustaka

DEFINISI DEMENSIA

Demensia adalah suatu sindrom akibat


penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat
kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi
luhur kortikal yang multiple, termasuk didalamnya:
daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap,
berhitung, kemampuan belajar, berbahasa dan
daya nilai serta fungsi sosial.
Etiologi

• Degenerative Demensia:
1. Alzheimer disease
2. Demensia Vascular
• Faktor genetic
• Infeksi virus
• Imunologic
• Trauma
• Kelainan metabolisme atau endrokrin
• Efek samping obat, seperti obat penenang dan obat pereda nyeri.
• Keracunan akibat paparan logam berat, pestisida, dan konsumsi alkohol.
KLASIFIKASI
•Menurut Kerusakan Struktur Otak
1. Tipe Alzheimer
Penyakit Alzheimer dibagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya :

Stadium I (amnesia)
•Berlangsung 2-4 tahun
•Amnesia menonjol
•Perubahan emosi ringan
•Memori jangka panjang baik
•Keluarga biasanya tidak terganggu

Stadium II (Bingung)
•Berlangsung 2 – 10 tahun
•Episode psikotik
•Agresif
•Salah mengenali keluarga
Stadium III (Akhir)
•Setelah 6 - 12 tahun
•Memori dan intelektual lebih terganggu
•Membisu dan gangguan berjalan
•Inkontinensia urin

2. Demensia Vascular
•Tanda-tanda neurologis fokal seperti :
•Peningkatan reflek tendon dalam
•Kelainan gaya berjalan
•Kelemahan anggota gerak
Menurut Umur:
1. Demensia Senilis ( usia >65tahun)
2. Demensia Prasenilis (usia <65tahun)

Menurut Perjalanan Penyakit :


1. Reversibel (mengalami perbaikan)
2. Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit.B
Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb)

Menurut Sifat Klinis:


1. Demensia proprius
2. Pseudo-demensia
PATOFISIOLOGI
KRITERIA DIAGNOSIS

1 Gambaran dasar gangguan


fungsi kognitif multipel

2 Hendaya/ gangguan memori / daya ingat & paling sedikit 1 (satu) dari
berikut ini :
 Aphasia, apraxia, agnosia, atau
 Gangguan dalam fungsi eksekutif (kemampuan untuk berpikir
abstrak dan merencanakan, memulai, mengurutkan, memonitor,
dan menghentikan perilaku yang kompleks).
3 Defisit kognitif harus cukup berat sehingga menyebabkan
hendaya dalam fungsi pekerjaan dan sosial.

4 Dan harus menunjukkan penurunan dari taraf fungsi sebelumnya.


Pemeriksaan penunjang
Derajat keparahan demensia:
• Mini mental state Examination (MMSE)
Pemeriksaan labor:
• Tes Darah rutin (Hb,Ht,Leukosit,Trombosit,Laju endap darah)
• Tes biokimia meliputi elektrolit,glukosa,fungsi renal dan hepar.
• Tes Fungsi tiroid
Neuroimaging:
• CT scan dan MRI
Demensia Alzheimer

Biasanya ada faktor resiko : riwayat keluarga,


alzheimer umur > 50 thn, penyakit down`s
syndrome ,Parkinson
50-70% dari semua demensia
Progresif, sangat chronis
Kriteria diagnosa “probable Alzheimer”:
1. Ditemukan demensia secara klinis (test mini mental)
2. Defisit 2 atau lebih bidang kognitif (memori, bahasa, atensi, orientasi,
fungsi eksekutif, visuospatial)
3. Perburukan memori/kognitif progresif
4. Tak ada gangguan kesadaran
5. Tak ada penyakit otak dan gangguan sistemik
(khas: perburukan intelektual dan tingkah laku, mengganggu
pekerjaannya dan lingkungan)
Tujuan pengobatan

Mempertahankan kualitas hidup


Memperlambat progresivitas
Mengobati penyakit penyerta
Membantu keluarga, memberi informasi cara-cara
penanganan yang manfaat
Terapi farmakologi

 Golongan acetylcholin estrase inhibitor :


 Donepizil hcl 1x5-10mg
 Rivastigmin 1x4,6mg -9,5mg
 Golongan esterogen me aktivitas cholonergik
 Antioksidan
 Nootropik agent
 Golongan NSAID
Terapi non farmakologik

1. Mempertahankan fungsi
 Peningkatan kemandirian: strategi komunikasi,
pelatihan keterampilan perencanaan kegiatan,
olahraga dan program rehabilitasi.
 Mempertahankan fungsi kognitif: stimulasi
kognisi, pelatihan kognisi, rehabilitasi kognisi,
dan terapi orientasi realitas.
2. Manajemen perubahan perilaku
 Pendekatan manajemen perilaku
 Terapi music
 Aktivitas fisik/program mobilisasi
 Terapi pijat dan sentuhan
 Aromaterapi
 Terapi cahaya
3. Mengurangi masalah kecemasan dan depresi
Terapi non farmakologik bertujuan

 Menentukan program aktivitas harian


 Modifikasi perilaku
 Informasi pelatihan kepada keluarga
Demensia Vaskuler
 Disebabkan penyakit pembuluh darah serebral (ump :
stroke)
 Ditemukan infark multipel di otak
 15-25% dari semua demensia
 onsetpada usia yang lebih muda dan lebih mendadak
dibanding Alzheimer
Gejala klinis
 Biasanya menyusul penyakit stroke, muncul demensia, perjalanan penyakit
bisa mendatar atau membaik, kemudian memburuk lagi, berfluktuasi
“step wise”
 Konfusi mengembara
 Kepribadian masih terpelihara sampai std lanjut
 Terdapat gejala lesi di otak: hemisparese gangguan esktrapiramidal,
disathria, dll
 Defisit memori kurang menonjol tapi kognisi lamban
 Disfungsi visuospasial
Diagnosis

1. Tentukan dulu apa ada demensia


2. Tentukan gangguan fungsi kognitif, memori, emosional
3. Perjalanan penyakit “gradual” atau “stepwise”
4. Periksa gejala stroke : kelainan neurogi fokal
5. Cari faktor risiko stroke, hipertensi, DM, cholesterol , merokok, dll
Pengobatan
Demensia vaskuler adalah akibat stroke sehingga penting di pikirkan
pencegahan : “secondary stroke attack”.
Obat-obat
 Galatamin 2 x 4 mg - 2 x 8 mg
 Rivastigmin 2 x 3 mg - 2 x 6 mg
 Donepezil 1 x 5 mg - 1 x 10 mg
 Pentoxifilin 3 x 400 mg
 Piracetam 3 x 800 mg – 1200 mg
 Ginkogiloba 2 x 40 mg – 60 mg
Pencegahan

Sesuai dengan pencegahan serangan stroke ulang


 Obati hipertensi, DM
 Kendalikan hiperlipidemia
 Hentikan rokok, alkohol
 Diet yang sesuai
 Gaya hidup sehat dengan olah raga, rendah garam, kurangi stress
 Penderita dengan resiko tinggi, berikan obat anti agregasi trombosit.
Edukasi
 Penjelasan mengenai diagnosis demensia, kemungkinan etiologi, dan kondisi
lain yang berkaitan dengan diagnosa
 Penjelasan mengenai perjalanan penyakit dan kemungkinan komplikasi yang
akan terjadi di masa mendatang
 Penjelasan mengenai sarana Kesehatan yang dapat dipakai den peran
keluarga dalam mempertahankan kemampuan fungsional pasien
 Penjelasan mengenai pendekatan perilaku keluarga dalam rangka mencegah
dan menghadapi gejala-gejala non kognisi yang mungkin terjadi
 Penjelasan mengenai obat-obatan yang dapat dipakai untuk mempertahankan
kognisi, fungsional dan memperbaiki perilaku serta efek samping
pengobatannya
 Penjelasan mengenai masalah peratawatan dirumah sakit, pendekatan
pengobatan dan tatalaksana diakhir hidup pasien demensia fase terminal.
Prognosis

Ad Vitam : dubia ad bonam


Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
-TERIMA KASIH-

Anda mungkin juga menyukai