Anda di halaman 1dari 43

Konsep Asuhan Keperawatan Anak

Berkebutuhan khusus (Autisme)


KELOMPOK 8 :
 Felisya Iin Tamaka
 Gisa F. Giyanto
 Jelita Pangemanan
 Yuniva Ponomban
Pembahasan

02 Konsep Askep
Konsep Autisme 01 Pengkajian - Evaluasi
Defini - Penatalaksanaan
Konsep Dasar
01 Gangguan Autis

Definisi
Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif, atau
kualitatif pada komunikasi verbal dan non verbal, aktivitas
imajinatif dan interaksi sosial timbal balik berupa kegagalan
mengembangkan hubungan antar pribadi (umur 30
bulan),hambatan dalam pembicaraan, perkembangan bahasa,
fenomena ritualistik dan konvulsif serta penarikan diri dan
kehilangan kontak dengan realitas.
Diagnosis
Autisme pada anak dapat disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor
(Atmaja Rinakri 2017 ), dan beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut:

Genetik PreNatal, Natal, Post Neuro Anatomi


Natal

Keracunan Logam
Lingkungan
Berat
E. Masalah dibidang perilaku
1. Terkadang berperilaku berlebihan atau tampak
sebaliknya.
2. Melakukan sesuatu yang berulang- ulang.
3. Kurang menyukai perubahan-perubahan
disekitarnya.
4. Dapat terdiam dengan pandangan yang kosong.
D. Masalah dibidang pola bermain.
1. Tidak bermain seperti teman- teman sebayanya.
2. Tidak memainkan mainannya dengan baik.
3. Sangat lekat dengan benda- benda tertentu. F. Masalah dibidang emosi
4. Senang sekali melihat suatu benda yang berputar. 1. Terkadang sering marah, menangis dan tertawa tanpa
5. Kurang memiliki kreativitas dan imajinasi. alasan.
2. Terkadang mampu agresif dan mampu untuk merusak
benda disekitar.
3. Dapat marah besar dan tak dapat terkendali.
4. Dapat menyakiti diri sendiri.
5. Kurang memiliki rasa empati.
Manifestasi
Klinis Anak yang mengalami autisme
setidaknya memilik 6 karakter
Sebagai berikut :
(Atmaja Rinakri 2017)
B. Masalah dibidang interaksi sosial.
A. Masalah di Bidang Komunikasi 1) Suka tempat yang sepi atau menyendiri
1) Kata yang digunakan terkadang tidak sesuai arti 2) Menghindari kontak mata secara langsung
2) Mengoceh tanpa arti secara berulang- ulang 3) Kurang suka bermain dengan teman sebaya
3) Berbicara tidak menggunakan alat bantu 4) Menolak untuk bermain bersama teman- teman sebaya.
4) Senang meniru kata- kata atau lagu tanpa mengerti artinya.
5) Senang menarik- narik tangan orang lain untuk melakukan C. Masalah dibidang sensoris
apa yang dia inginkan.
1) Kurang merasakan sentuhan
6) Sebagai anak autisme tidak berbicara atau sedikit berbicara.
2) Kurang merasakan rasa sakit.
7) Perkembangan bahasanya lambat atau sama sekali tidak
3) Kurang senang dengan suara yang begitu keras sehingga langsung
ada, tampak seperti tuli atau sulit berbicara.
saja menutup telinganya.
4) Senang sekali untuk mengoral benda- benda disekitarnya.
Penatalaksanaan
Penanganan yang diberikan, disesuaikan dengan gejala
yang diperhatikan pada anak tersebut, anak penyandang
autisme bermental retardasi membutuhkan pengawasan
Dalam menghadapi orang tua dari anak
dan bantuan untuk menjalani rutinitas sehari- hari,
penyandang autisme, kita mesti berhati- hati
strategi penanganan biasanya menekankan pada
untuk tidak mendorong pengharapan yang
menghilangkan perilaku yang berbahaya, melukai diri
berlebihan, yang penting menghargai setiap
sendiri maupun orang lain. Mendorong keterampilan
kemajuan anak, betapapun perlahan- lahannya
bantu diri (misalnya membersihkan diri setelah buang
serta menikmati hidup bersama anak yang
air), kepatuhan pada peraturan atau permintaan
memiliki keunikan. dan penanganan anak
sederhana, mengkomunikasikan/ mengutarakan
autism dapat dilakukan melalui terapi,
kebutuhan. (Atmaja Rinakri 2017)
macam- macam terapi autisme antara lain :
Jenis terapi Penjelasan
Terapi perilaku Menggunakan stimulus dan respons yang dikondisikan untuk mengelola atau mengubah
perilaku. Perkuat perilaku yang di inginkan, ganti perilaku yang tidak tepat, konsistensi
sangat penting.
Terapi bermain Dirancang untuk mengubah status emosi anak, untuk mengeluarkan perasaan sedih, takut,
permusuhan atau marah.

Terapi Kognitif Mengajarkan anak untuk mengubah reaksi sehingga pola pikir negatif secara otomatis diganti
dengan pola piker lain.
Terapi keluarga Mengeksplorasi masalah emosi anak dan efeknya pada anggota keluarga.

Terapi kelompok Dapat dilakukan disekolah, rumah sakit, fasilitas terapi atau pusat lingkungan. Perasaan di
ungkapkan da partisipan mendapat harapan, merasa menjadi bagian dari sesuatu dan
memperoleh manfaat dari role modeling. Manfaatkan hubungan teman sebaya karena
merupakan fokus
perkembangan pada kelompok pra remaja dan remaja.
Terapi lingkungan/ suasana Tatanan terstruktur khusus yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan adaptif dan
sosial anak. Lingkungan yang aman dan mendukung untuk anak yang berisiko mencederai
diri sendiri atau anak yang sangat sakit atau sangat agresif.

Terapi individual Anak dan terapis bekerja bersama untuk menyelesaikan konflik, emosi, atau masalah
perilaku. Kepercayaan sangat penting. Struktur berdasarkan pada tingkat perkembangan anak
( mis, dapat menggunakan terapi bermain untuk anak yang lebih muda).
02
Konsep Askep
1. Identitas
Dalam pengkajian identitas meliputi identitas anak yang terdiri dari nama, umur,

Pengkajian jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, suku/bangsa, tanggal kunjungan, tanggal
pengkajian, kemudian identitas orang tua/ penanggung jawab yang meliputi nama
ayah dan ibu, umur, pendidikan, pekerjaan, agama, suku/ bangsa, alamat.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Prenatal care
Riwayat kesehatan ibu berhubungan erat dengan terpenuhi atau tidaknya gizi ibu
hamil sebelum terjadinya kehamilan maupun sedang hamil, hal ini dikarenakan
akan mempengaruhi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi lahir mati dan
menyebabkan cacat bawaan, juga menghambat pertumbuhan otak janin, anemia
pada bayi baru lahir, BBLR mudah terkena infeksi.
Natal
Bayi baru lahir harus bisa melewati masalah transisi dari suhu sistem yang teratur
yang sebagian besar tergantung pada organ- organ ibunya, masa prenatal yaitu
masa antara 28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkan,
merupakan masa awal dalam proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh
kembang otak, trauma kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan
dapat meninggalkan cacat yang permanen pada anak.
Post Natal
Anak dengan kondisi sehat dan sejahtera memiliki tingkat percepatan tumbuh
kembang sangat mudah, sebaliknya apabila anak memiliki status kesehatan kurang
maka akan mengalami perlambatan tumbuh kembang sebagai contoh, anak yang
berada pada puncak tahapan suatu perkembangan namun pada saat yang sama
pula terjangkit suatu penyakit kronis, proses pertumbuhan dan perkembangannya
akan terhambat karena berkurangnya kemampuan anak untuk berkembang.
3. Riwayat Imunisasi
4. Riwayat Tumbuh Kembang
a. Perkembangan motorik
Pada anak dengan gangguan perkembangan pervasive autisme terlihat adanya perilaku
yang berlebihan melompat- lompat, berputar- putar, memukul- mukul pintu atau meja,
dan mengulang- ulang suatu gerakan tertentu. Dan perilaku kekurangan adalah duduk
bengong dengan tatapan yang kosong, melakukan permainan yang sama/ monoton dan
kurang variatif secara berulang- ulang, sering duduk diam terpukau oleh suatu hal
misalnya, bayangan dan benda berputar.
b. Perkembangan Sensorik
Pada anak autis kurang merasakan sentuhan, kurang merasakan sakit, kurang senang
dengan suara yang begitu keras sehingga langsung saja menutup telinga, dan senang
mengoral benda- benda disekitarnya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa
Mengalami gangguan baik verbal maupun non verbal yaitu adanya keterlambatan
bicara, berbicara dengan bahasa yang susah dimengerti oleh orang lain, tidak mampu
menangkap pembicaraan orang lain.
d. Sosialisasi dan kemandirian
Anak mengalami gangguan dalam bidang interaksi sosial yaitu menghindari atau
menolak kontak mata, tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain, lebih
asyik bermain sendiri. tidak merasakan empati. Anak membutuhkan bantuan dalam
memenuhi aktivitas dan latihan.
5. Riwayat Nutrisi
Pemberian ASI (pertama kali disusui, cara pemberian (Setiap kali menangis, terjadwal), lama
pemberian). Pemberian susu formula (alasan pemberian dan jumlah pemberian, cara pemberian
(sendok, Dot)). Pemberian makanan tambahan ( pertama kali diberikan pada usia berapa bulan, jenis
makanan tambahan ( bubur susu, pisang,)). Pola perubahan Nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat
sekarang.
6. Aktivitas Sehari- hari
a) Nutrisi
Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya seperti : protein,
lemak, karbohidrat dan mineral serta vitamin.
b) Eliminasi (BAK/BAB)
Anak umur 1,5- 2 tahun berhenti mengompol pada siang hari, usia 2,5- 3 tahun berhenti mengompol,
namun bila umur 3- 4 tahun masih mengompol, dicari penyebabnya. Toilet training (latihan defekasi
perlu dimulai, supaya evakuasi sisa makanan dilakukan secara teratur, sehingga mempermudah
kelancaran pemberian makanan).
c) Istirahat dan tidur
Anak yang sudah mulai besar akan berkurang waktu istirahatnya, karena kegiatan fisiknya mulai
meningkat, seperti bermain. Namun kebutuhan tidur anak sebaiknya tetap dipenuhi antara 2 hingga 3
jam tidur siang dan 7 hingga 8 jam pada saat malam hari.
d) Personal hygiene
Personal hygiene menyangkut cara anak membersihkan diri, upaya ini dapat dilakukan anak dengan
mandi 2x sehari, keramas 3x seminggu, potong kuku 1x seminggu, membersihkan mulut dan menyikat
gigi.
e) Aktivitas
Anak dengan gangguan perkembangan pervasive autisme terlihat adanya perilaku hiperaktivitas
seperti tidak bisa diam, jalan mondar mandir tanpa tujuan yang jelas.
7. Pemeriksaan Fisik (Badi’ah Atik, & Eko Suryani 2017)
a. Pemeriksaan khusus anak autis
• Tidak ada kontak mata pada anak
• Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh dan disentuh)
• Terdapat ekolalia
• Tidak ada ekspresi nonverbal
• Sulit fokus pada objek semula bila anak berpaling ke objek lain
• Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna benda tersebut.
• Peka terhadap bau.
b. Pemeriksaan Head to toe
Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian
kepala dan berakhir pada anggota gerak.
Diagnosa Keperawatan (yang akan muncul)

● Gangguan komunikasi verbal berhubungan


dengan Hambatan Psikologis ditandai dengan
tidak mampu berbicara, sulit memahami ● Gangguan peresepsi sensori b.d hipoksia
komunikasi (D.0119) serebral.d.d distorsi sensori, menyendiri,
● Resiko cedera berhubungan dengan perubahan melamun (D.0085)
fungsi kognitif (D.0136) ● Perilaku kekerasan b.d ketidakmampuan
● Gangguan interaksi social berhubungan dengan mengendalikan dorongan marah d.d
Hambatan perkembangan ditandai dengan melukai diri sendiri dan orang lain,
kurang responsive pd oranglain, kontak mata perilaku agresif (D.0132)
kurang, tidak kooperatif dlm bermain dan
berteman dengan sebaya. (D.0118)
Tujuan(KH) & Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 :
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan Hambatan Psikologis ditandai dengan tidak mampu berbicara, sulit memahami komunikasi (D.0119)
Setelah dilakukan intervensi keperawtan selama 1x24 jam diharapkan Komunikasi Verbal Meningkat (L.13118) dengan, Kriteria Hasil :
1. Kemampuan berbicara 5 meningkat
2. Kontak mata 5 meningkat
3. Pemahaman komunikasi 5 membaik
Intervensi Keperawatan
Promosi Komunikasi : Defisit Bicara (I.13492)
Observasi :
- Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara (mis. Memori, pendengaran dn Bahasa)
- Monitor frustasi, marah, depresi atau hal lain yang mengganggu bicara
- Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
Terapeutik :
- Gunakan metode komunikasi alternative
- Sesuaikan gaya komunikasi dengan klien
- Modifikasi lingkungan
- Berikan dukungan psikologis
- Gunakan juru bicara, jika perlu
Edukasi :
- Anjurkan bicara perlahan
Kolaborasi :
- Rujuk ke ahli patologi atau terapis
Diagnosa 2 :
1. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan fungsi kognitif (D.0136)

Setelah dilakukan intervensi keperawtan selama 1x24 jam diharapkan Tingkat Cedera Menurun (L.14136) dengan, Kriteria Hasil :
1. Kejadian cedera 5 menurun

Intervensi Keperawatan
Pencegahan Cidera (I.14537)
Observasi :
- Idetifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera
- Identifikasi obat yang dapat menyebabkan cedera
- Identifikasi kesesuaian alas kaki
Terapeutik :
- Sediakan cahaya yang memadai
- Gunakan lampu tidur selama jam tidur
- Gunakan pengaman tidur sesuai kebijakan
- Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik
- Tingkatkan frekuensi observasi dan pengawasan klien, sesuai kebutuhan
Edukasi :
- Jelaskan alas an intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga
Diagnosa 3 :
1. Gangguan interaksi social berhubungan dengan Hambatan perkembangan ditandai dengan kurang responsive pd oranglain, kontak mata kurang, tidak
kooperatif dlm bermaiin dan berteman dengan sebaya. (D.0118)
Setelah dilakukan intervensi keperawtan selama 1x24 jam diharapkan Interaksi Sosial meningkat (L.13115) dengan, Kriteria Hasil :
1. Perasaan nyaman dengan situasi social 5 meningkat
2. Kontak mata 5 meningkat
3. Kooperatif dalam bermain dengan sebaya 5 meningkat
4. Kooperatif dengan teman sebaya 5 meningkat

Intervensi Keperawatan
Modifikasi Perilaku Keterampilan Sosial (I.13484)
Observasi :
- Identifikasi focus pelatihan keterampilan sosial
Terapeutik :
- Motivasi untuk berlatih
- Beri umpan balik positif
- Libatkan keluarga selama latihan, jika perlu
Edukasi :
- Jelaskan tujuan melatih keterampilan social
- Anjurkan mengungkapkan perasaan akibat masalah yang dialami
- Anjurkan mengevaluasi pencapaian setiap interaksi
- Latih keterampilan social secara bertahap
Diagnosa 4 :
1. Gangguan peresepsi sensori b.d hipoksia serebral.d.d distorsi sensori, menyendiri, melamun (D.0085)

Setelah dilakukan intervensi keperawtan selama 1x24 jam diharapkan Persepsi Sensori Membaik (L.09083) dengan, Kriteria Hasil :
1. Verbalisasi mendengar bisikan 5 menurun
2. Menarik diri 5 menurun
3. Melamun 5 menurun
4. Mondar-mandir 5 menurun
5. Konsentrasi 5 membaik
Intervensi Keperawatan
Manajemen Halusinasi (I.09288)
Observasi :
- Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi
- Monitor isi halusinasi 
Terapeutik :
- Pertahankan lingkungan yang aman
- Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi
- Hindari perdebatan tentang validasi halusinasi
Edukasi :
- Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
- Anjurkan bicara pada orng yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan balik
- Anjurkan melakukan distraksi
- Ajarkan klien dan keluarga cara mengontrol halusinasi
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas, jika perlu
 
Diagnosa 5 :
1. Perilaku kekerasan b.d ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah d.d melukai diri sendiri dan orang lain, perilaku
agresif (D.0132)

Setelah dilakukan intervensi keperawtan selama 1x24 jam diharapkan Kontrol Diri Meningkat (L.09076) dengan, Kriteria Hasil :
1. Prilaku menyerang 5 menurun
2. Perilaku melukai diri sendiri/orang lain 5 menurun
3. Perilaku agresif 5 menurun
4. Perilaku merusak lingkungan sekitar 5 menurun
5. Suara keras 5 menurun

Intervensi Keperawatan
Manajemen Keselamatan Lingkungan (I.14513)
Observasi :
- Monitor perubahan status keselamatan lingkungan
- Identifikasi kebutuhan keselamatan
Terapeutik :
- Hilangkan bahaya keselamatan lingkungan
- Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan resiko
- Sediakan alat bantu lingkungan
- Gunakan perangkat pelindung
 
D. Implementasi keperawatan
Pelaksanaan keperawatan/ implementasi harus sesuai dengan reancana yang telah ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan ini
disesuaikan dengan masalah yang terjadi. implementasi merupakan tahap pelaksanaan dari tindakan keperawatan yang telah disusun
dalam tahap perencanaan tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk membentuk individu, menentukan kebutuhan yang tidak
mampu ditentukan sendiri serta memberikan pengaruh/ membantu untuk mengatasi persamaan yang dihadapi.

E. Evaluasi
Evaluasi mencakup semua tahap proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian, tahap menegakkan, tahap diagnosa
keperawatan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap mengevaluasi itu sendiri. pelaksanaan evaluasi disusun menggunakan
SOAP secara operasional, yaitu :
S : Hal- hal yang dikemukakan oleh klien secara subjektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
O : Hal- hal yang ditemukan oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
A : Analisa dari hasil yang dicapai dengan mengacu pada tujuan kriteria
hasil yang terkait dengan diagnosa keperawatan.
P : Perencanaan yang didasari dari hasil analisis. Tahapan evaluasi dapat
dilakukan secara formatif dan somatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses Asuhan Keperawatan,
sedangkan evaluasi somatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah pelaksanaan rencana tindakan.
Thanks
Do you have any
questions?

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.
Alternative Resources
Alternative Resources
Resources
Photo
● Smiling young woman medic
● Cheerful ethnic medic with papers
● Smiling handsome medic with arms crossed

Vector
● Character showing emotions
● Character showing emotions
● Autism day background in flat style
● Medicine elements background in flat style
● Toys on shelves

Icon
● Manufacturing Icon Pack
● Human Body Icon Pack
Instructions for use
In order to use this template, you must credit Slidesgo by keeping the Thanks slide.

You are allowed to:


- Modify this template.
- Use it for both personal and commercial projects.

You are not allowed to:


- Sublicense, sell or rent any of Slidesgo Content (or a modified version of Slidesgo Content).
- Distribute Slidesgo Content unless it has been expressly authorized by Slidesgo.
- Include Slidesgo Content in an online or offline database or file.
- Offer Slidesgo templates (or modified versions of Slidesgo templates) for download.
- Acquire the copyright of Slidesgo Content.

For more information about editing slides, please read our FAQs or visit Slidesgo School:
https://slidesgo.com/faqs and https://slidesgo.com/slidesgo-school
Fonts & colors used
This presentation has been made using the following fonts:

Poppins
(https://fonts.google.com/specimen/Poppins)

#f0576b #3d85c6 #f8de32 #4e4e4e


Use our editable graphic resources...
You can easily resize these resources without losing quality. To change the color, just ungroup the resource
and click on the object you want to change. Then, click on the paint bucket and select the color you want.
Group the resource again when you’re done.
JANUARY FEBRUARY MARCH APRIL MAY JUNE

PHASE 1

Task 1

Task 2

PHASE 2

Task 1

Task 2

JANUARY FEBRUARY MARCH APRIL

PHASE
1

Task 1

Task 2
Medical Infographics
...and our sets of editable icons
You can resize these icons without losing quality.
You can change the stroke and fill color; just select the icon and click on the paint bucket/pen.
In Google Slides, you can also use Flaticon’s extension, allowing you to customize and add even more icons.
Educational Icons Medical Icons
Business Icons Teamwork Icons
Help & Support Icons Avatar Icons
Creative Process Icons Performing Arts Icons
Nature Icons
SEO & Marketing Icons

Anda mungkin juga menyukai