Anda di halaman 1dari 14

SOP

CLOSED SUCTION
Kelompok 7
PENGERTIAN CLOSED SUCTION

 Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan untuk


mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses
pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret pada
klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.  ( Ignativicius,
1999 ). Sebagian pasien mempunyai permasalahan di pernafasan yang
memerlukan bantuan ventilator mekanik dan pemasangan ETT (Endo
Trakeal Tube), dimana pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube) masuk
sampai percabangan bronkus pada saluran nafas.
 Closed suction adalah kanul dengan sistem tertutup yang selalu
terhubung dengan sirkuit ventilator dan penggunaannya tidak perlu
membuka konektor sehingga aliran udara yang masuk tidak terinterupsi.
MACAM-MACAM SELANG
SUCTION

1. Closed Suction System (CSS)


Close Suction merupakan kanul dengan sistem tertutup yang selalu
terhubung dengan sirkuit ventilator dan penggunaanya tidak perlu
membuka konektor sehingga aliran udara yang masuk tidak terinterupsi
2. Open Suction System (OSS)
Closed Suction System (CSS) lebih efektif dari Open Suction System
(OSS) karena tidak memerlukan dua tenaga, tidak menggunakan glove
steril dan tidak sering menganti kateter suction.
INDIKASI

Dalam melakukan suction kepada pasien harus di pastikan bahwa pasien tersebut
memang diindikasikan untuk dilakukan tindakan suction. Indikasi pasien harus
dilakukan tindakan suction adalah :
1. Pasien yang pita suaranya tidak dapat tertutup karena kelemahan otot epiglotis.
2. Pasien yang koma dengan produksi sputum meningkat.
3. Pasien yang tidak bisa batuk karena kelumpuhan dari otot pernafasan.
4. Bayi atau anak dibawah umur 2 tahun dengan produksi sputum meningkat.
5. Pasien yang sekretnya sangat banyak dan kental, dimana dia sendiri sulit untuk 
mengeluarkannya.
Penggunaan closed suction system digunakan pada pasien yang terpasang
endotracheal atau ventilator, terutama dalam pencegahan hipoxemia dan infeksi
nosokomial VAP ( Ozcan, 2006).
KONTRAINDIKASI

1. Hipoksia.
2. Trauma jaringan.
3. Meningkatkan resiko infeksi.
4. Stimulasi vagal (menurunkan heart rate) dan bronkospasme.
 
PERSIAPAN ALAT

1. Regulator vakum set


2. Kateter penghiap steril sesuai ukuran
3. Air steril/ normal salin
4. Hanscoon steril
5. Pelumas larut dalam air
6. Selimut/ handuk
7. Masker wajah
8. Tong spatel k/p
PERSIAPAN PASIEN

1. Penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan


2. Atur posisi klien :
3. Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke satu sisi (oral suction) dan posisi
fowler dengan leher ekstensi (nasal suction)
4. Klien tidak sadar : baringkan klien dengan posisi lateral menghadap pelaksana
tindakan (oral/nasal suction)
 
LANGKAH PROSEDUR

1. Cuci tangan sebelum tindakan.


2. Pilih tipe tekanan penghisap yang tepat untuk pasien. Misalnya tekanan 110-150 mmHg untuk
dewasa, 95-110 mmHg untuk anak-anak, dan 50-95 untuk bayi.
3. Sebelum dilakukan tindakan suction :
a .Memutar tombol oksigen menjadi 100%.
b. Menggunakan air viva dengan memompa 4-5 kali dengan konsentrasi oksigen C.
Melepaskan hubungan ventilator dengan EET.
4 Menghidupkan mesin penghisap.
5. Menyambung selang suction dengan kateter steril kemudian perlahan-lahan dimasukkan ke dalam
selang
pernafasan melalui ETT.
6. Membuka lubang pada pangkal kateter penghisap pada saat kateter dimasukkan ke ETT.
7. Menarik kateter penghisap kira-kira 2 cm pada saat ada rangsangan batuk untuk mencegah trauma
pada carina.
8. Menutup lubang melipat pangkal, kateter penghisap, kemudian suction kateter ditarik dengan
gerakan memutar.
9. Mengobservasi hemodinamik pasien.
10. Memberikan oksigen setelah satu kali penghisapan dengn cara baging.
LANGKAH PROSEDUR
SELANJUTNYA

11. Bila melakukan suction lagi, beri kesempatan pasien bernafas 3-7 kali.
12. Masukkan aquades sebanyak 3-5 cc untuk mengencerkan sekret.
13. Melakukan baging.
14.Mengempiskan cuff pada penghisapan sekresi terkahir saat kateter
berada dalam ETT, sehingga sekret yang lengket disekitar cuff dapat
terhisap.
15 Mengisi kembali cuff dengan udara menggunkan cuff inflator setelah
ventilator dipasang kembali.
16. Membilas kateter penghisap sampai bersih.
17. Mengobservasi dan mencatat.
a. Tensi, nadi dan pernapasan
b. Hipoksia
c. Tanda perdarahan, warna, bau, dan konsentrasi.
d. Disritmia.
HAL-HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN

 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur oral suctioning adalah :


1. Posisikan klien dengan kepala lebih rendah.
2. Setiap periode suctioning tidak boleh lebih dari 10 detik. Jeda antara
periode suctioning sekitar 1-3 menit.
3. Bila suction telah dilakukan namun masih terdapat sekret maka prosedur
dapat di ulangi 1-4 kali sesuai yang dibutuhkan
BERIKUT INI GAMBAR –GAMBAR
TERKAIT CLOSED SUCTION
SEKIAN DAN TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai