Kelompok 3
iview Fisiologi Sistem Imunologi
Rubor Kalor
Turgor Dolor
DEMAM
Demam adalah peningkatan titik patokan (set-point)
suhu di hipotalamus. Dengan meningkatkan titik
patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal
untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespon
dengan menggigil dan meningkatkan metabolisme
basal.
Demam timbul sebagai respon terhadap
pembentukan interleukin-1 yang di sebut dengan
pirogen endogen. interleukin-1 dibebaskan oleh
neutrofil aktif, mikrofag dan sel-sel mengalami cedera.
interleukin-1 tampaknya menyebabkan panas dengan
menghasilkan prostaglandin, yang merangsang
hipotalamus.
LEUKOSITOSIS PERADANGAN KRONIK
Peradangan kronik adalah suatu
Leukositosis adalah
reaksi peradangan yang berlangsung
peningkatan sel darah putih lebih dari 2 minggu. Peradangan
(leukosit) dalam sirkulasi. kronik dapat timbul setelah
Penigkatan neutrofil peradangan akut misalnya infeksi
merupakan penyebab utama yang tidak sembuh atau luka yang
kurang baik penyembuhannya,
Leukositosis yang menyertai peradangan kronik juga dapat terjadi
suatu infeksi atau tanpa di dahului oleh peradangan
peradangan. Pada infeksi akut, misalnya apabila tubuh
yang berkepanjangan, jumlah menjumpai mikro-organisme yang
tidak dapat di butuh di mana
sel-sel imatur (sel miloid)
kemudian mikro-organisme tersebut
meningkat, karena neutrofil di bungkus oleh suatu dinding agar
yang matang bergranulosit terisolasi. Contoh-contoh mikro-
lain habis terpakai. organisme yang dapat menyebabkan
peradangan kronik adalah golongan
mikrobakteri yang merupakan
penyebab tuberkulosis dan lepra.
REAKSI HIPERSENSITIVITAS DEFISIENSI IMUN DAN
Reaksi hipersensitivitas adalah PERDANGAN
respon perdangan dan imun Imunodefisiensi dapat terjadi
yang abnormal. Terdapat empat akibat gangguan fungsi
jenis reaksi hipersensitivitas. sebagian atau semua sel
1. REAKSI darah putih. Protein
HIPERSENSITIVITAS Tipe I komplemen dan koagulasi
2. REAKSI juga dapat mengalami
HIPERSENSITIVITAS Tipe defisiensi.
II
3. REAKSI
HIPERSENSITIVITAS Tipe
III
4. REAKSI
HIPERSENSITIVITAS Tipe
IV
Pengkajian Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan
Infeksi dan Imunisasi
Alergi
Kelainan Autoimun
Penyakit Neoplasma
Sakit Kronik dan Pembedahan
Obat-Obatan dan Tranfusi Darah
Pemeriksaan Fisik
nutrisi pasien, tingkat stres dan kemampuan untuk mengatasi masalah juga harus
dinilai bersama dengan usianya dan setiap keterbatasan fungsional (keadaan
mudah lelah serta ketahanan tubuh).
Evaluasi Laboratorium dan Diagnostik
Pengkajian
Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan
pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala sekarang
dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah
lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia
dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta
citra diri pasien.
Kulit
Kardiovaskuler
Sistem Muskuloskeletal
Sistem integument
Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
Sistem vaskuler
Sistem Renal
Sistem saraf
Masalah Keperawatan
Nyeri
Keletihan
Gangguan integritas kulit
Kerusakan mobilitas fisik
Gangguan citra tubuh
Jelaskan patofisiologik nyeri
dan membantu pasien untuk
Intervensi menyadari bahwa rasa nyeri
Nyeri berhubungan dengan inflamasi dan
sering membawanya kepada
kerusakan jaringan. metode terapi yang belum
Tujuan : perbaikan dalam tingkat terbukti manfaatnya.
kennyamanan
Bantu dalam mengenali nyeri
Intervensi :
Laksanakan sejumlah tindakan yang kehidupan seseorang yang
memberikan kenyamanan (kompres membawa pasien untuk
panas /dingin; masase, perubahan posisi,
memakai metode terapi yang
istirahat; kasur busa, bantal penyangga,
bidai; teknik relaksasi, aktivitas yang belum terbukti manfaatnya.
mengalihkan perhatian) Lakukan penilaian terhadap
Berikan preparat antiinflamasi, analgesik
seperti yang dianjurkan. perubahan subjektif pada
Sesuaikan jadwal pengobatan untuk rasa nyeri.
memenuhi kebutuhan pasien terhadap
penatalaksanaan nyeri.
Dorong pasien untuk mengutarakan
perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat
kronik penyakitnya.
Keletihan berhubungan dengan peningkatan aktivitas penyakit, rasa
nyeri, depresi.
Tujuan : mengikutsertakan tindakan sebagai bagian dari aktivitas hidup sehari-
hari yang diperlukan untuk mengubah.
Intervensi :
Beri penjelasan tentang keletihan :
hubungan antara aktivitas penyakit dan keletihan
menjelaskan tindakan untuk memberikan kenyamanan sementara
melaksanakannya
mengembangkan dan mempertahankan tindakan rutin unutk tidur (mandi air
hangat dan teknik relaksasi yang memudahkan tidur)
menjelaskan pentingnya istirahat untuk mengurangi stres sistemik, artikuler
dan emosional
menjelaskan cara mengggunakan teknik-teknik untuk menghemat tenaga
kenali faktor-faktor fisik dan emosional yang menyebabkan kelelahan.
Fasilitasi pengembangan jadwal aktivitas/istirahat yang tepat.
Dorong kepatuhan pasien terhadap program terapinya.
Rujuk dan dorong program kondisioning.
Dorong nutrisi adekuat termasuk sumber zat besi dari makanan dan suplemen.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kelemahan otot, rasa nyeri pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan
fisik.
Tujuan : mendapatkan dan mempertahankan mobilitas fungsional yang
optimal.
Intervensi :
Dorong verbalisasi yang berkenaan dengan keterbatasan dalam mobilitas.
Kaji kebutuhan akan konsultasi terapi okupasi/fisioterapi :
Menekankan kisaran gherak pada sendi yang sakit
Meningkatkan pemakaian alat Bantu
Menjelaskan pemakaian alas kaki yang aman.
Menggunakan postur/pengaturan posisi tubuh yang tepat.
Bantu pasien mengenali rintangan dalam lingkungannya.
Dorong kemandirian dalam mobilitas dan membantu jika diperlukan.
Memberikan waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas
Memberikan kesempatan istirahat sesudah melakukan aktivitas.
Menguatkan kembali prinsip perlindungan sendi
Gangguan citra tubuh berhubungqan dengan perubahan dan ketergantungan fisaik serta
psikologis yang diakibatkan penyakit kronik.
Tujuan : mencapai rekonsiliasi antara konsep diri dan erubahan fisik serta psikologik yang
ditimbulkan penyakit.
Intervensi :
Bantu pasien untuk mengenali unsur-unsur pengendalian gejala penyakit dan
penanganannya.
Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan rasa takut
Membantu menilai situasi sekarang dan menganli masahnya.
Membantu menganli mekanisme koping pada masa lalu.
Membantu mengenali mekanisme koping yang efektif.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, penumpukan
kompleks imun.
Tujuan : pemeliharaan integritas kulit.
Intervensi :
Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi
Hilangkan kelembaban dari kulit
Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya sedera termal akibat penggunaan kompres
hangat yang terlalu panas.
Nasehati pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya.
Kolaborasi pemberian NSAID dan kortikosteroid.
terimakasih