Anda di halaman 1dari 28

NS.Agus Saputra,M.

Kep

BAGAIMANA PROSES PENANGANAN


JENAZAH COVID 19 DARI SUDUT
PANDANG PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI ?

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


(PPI) Yayasan Cinta Kasih Sejati (YCKS)
Tanggal 19 dan 21 Agustus 2021
Pencegahan lebih utama dari Pengobatan
PENDAHULUAN
Healthcare Pencegahan Jenazah
dan
Associated COVID
Pengendalian
Infections Infeksi (PPI) 19

 Kewaspadaan Isolasi
 CAUTI
 CLABSI dan Terjadi  Kewaspadaan Standar Tidak dapat
 Kewaspadaan Transmisi
PLABSI
 VAP
RS  Diklat menularkan
 SSI  Surveilans
 TB Terajadi di luar RS  Pencegahan Infeksi pada
 DIARE (masyarakat) pemakaian peralatan dan Sumbe
 COVID atau di RS Tindakan operasi r
 19 masker
Memakai  PPRA
Infeksi
 Memakai pelindung mata
 Membersihkan tangan Protokol Memutus mata Kewaspadaan
 Menjaga jarak
 Menghindari kerumunan
kesehata rantai infeksi Standar
 Menghindari usap2 wajah n
Kalau begitu, perlukah pakai Hazmat
Jawabnya:
pada petugas pemakaman ? tidak !!!
Mengapa
mereka pakai
Hazmat ?

Jawabnya:
ketakutan !!!

Mengapa mereka
ketakutan ?
No fear
Nopanic
No stress
No
worry
Mengapa mereka
tidak paham
PELATIHAN PPI !!!
rantai
Petugas Pemakaman Pakai
Coveral Kelelaha
l n
Pintu
masuk
Tidak perlu SARSCoV2
Mulut
Hidun
g
APD : Sarung tangan tebalMata
dan masker , pelindung
mata

Jauh dari pemakaman tapi


tidak jaga jarak

No Pro-kes
x
Tertular dari sesame petugas/pelayat
Pencegahan lebih utama dari Pengobatan
LATAR BELAKANG
Proses
Tidak ada bukti seseorang terinfeksi dari
Jenazah Covid paparan jenazah yang meninggal karena Penanganan
jenazah Covid 19
19 corona virus (WHO 2020)
dari sudut
Tidak bicara pandang PPI
Tidak
batuk Martabat tubuh jenazah harus
Sumber
Tidak bersin dihormati sesuai dengan tradisi
Infeksi budaya dan agamanya (WHO 2020)
Kewaspadaa
n Standar
Petugas menerapkan
Kewaspadaan Keluarga / Kerabat dekat boleh Individu
Standar diizinkan untuk menyelesaikan terkonfirmasi atau
ritual pemakaman dengan bergejala tidak
Kebersihan tangan tindakan perlindungan yang tepat boleh melayat
APD yang tepat dan benar
Jaga jarak
Protokol
x
Bolehkah jenazah CoViD 19
dimakamkan di Tempat Dari sudut pandang
Pemakaman Uumum PPI
(TPU)?

Dari WHO
Bole 2020
h PPI Kemenkes

Jenazah tidak menularkan


Tanah merupakan reservoir mikroorganisme
CORONA VIRUS DISEASES (COVID
19) Coronavirus disease 2019 (COVID-19)
adalah Penyakit menular disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome CoronaVirus 2 Wajib dipahami
(SARS-CoV-2) Pintu keluar dan masuk SARS CoV
2  Mulut Masker
.
 Hidung Pelindun
 Mata g mata
Gangguan sistem pernapasan

Pneumonia

Gagal napas

Jenazah Tidak menularkan (WHO 2020)


Covid Tidak ada bukti Menularkan SARS CoV2 saat batuk, bersin,
Lingkungan Kamar
Jenazah
Kamar Jenazah

 Kamar mayat harus tetap bersih dan berventilasi


benar
setiap saat
 Pencahayaan harus memadai
 Tempat tubuh jenazah berada , harus
dibersihkan dengan sabun dan air, atau deterjen,
Personil harus menggunakan APD yang sesuai disinfeksi dibersihkan lagi dengan air
dengan Paparan dan dinamika transmisi  Instrumen harus terbuat dari bahan yang dapat
mudah didesinfeksi dan dipelihara
 Instrumen yang digunakan selama otopsi harus
dibersihkan dan didesinfeksi segera setelah
otopsi
 Barang-barang dan limbah klinis harus ditangani
dan dibuang dengan benar dan tepat (Kantong
kuning)
KRITERIA JENAZAH COVID
19
Jenazah suspek dari dalam rumah
sakit sebelum keluar hasil swab

Jenazah pasien dari dalam rumah sakit yang


Jenazah Covid telah ditetapkan sebagai kasus
19 probable/konfirmasi COVID-19.

Jenazah dari luar rumah sakit, dengan riwayat


yang memenuhi kriteria probable/konfirmasi
COVID-19, termasuk pasien DOA (Death on Arrival)
rujukan dari rumah sakit lain.
PROSES PENANGANAN JENAZAH COVID 19 DI RUMAH

• Lakukan Kebersihan tangan sebelum kontak dan setelah


kontak jenazah
• Gunakan APD sesuai paparan dan dinamika transmisi Covid 19 :
Masker bedah, pelindung mata / goggle, face shiled, topi, gaun,
sarung tangan, sepatu sampai mata kaki
• Peralatan perawatan pasien: Lepaskan semua peralatan perawatan
pasien dengan cara seksama, kemudian tutup semua membrane
mukosa tubuh yang mengeluarkan darah, cairan dan kulit yang tidak
utuh akibat tindakan medis, hingga darah dan cairan tidak keluar
lagi dengan kapas atau tampon. Jika ada asesoris jenazah lepaskan
dan dekontaminasi dengan air sabun berikan kepada keluarga
PROSES PENANGANAN JENAZAH COVID 19 DI RUMAH

• Minimalkan memanipulasi gerakan dan penanganan tubuh.


• Tidak perlu mendisinfeksi tubuh sebelum ditransfer ke area kamar mayat
• Kantong mayat tidak diperlukan
• Jenazah tidak perlu dimasukkan dalam kantong plastic, bungkus tubuh
jenazah dengan kain dan pindahkan sesegera mungkin ke kamar
mayat (WHO Sep 2020)
• Jenazah segera dipindahkan ke brankat jenazah dan segera ditransfer
ke Ruang pemandian jenazah, Pastikan tidak ada rembesan darah dan
cairan tubuh saat mengangkat, dan petugas menggunakan APD masker,
pelindung mata , face shiled, topi, gaun, sarung tangan, sepatu sampai
mata kaki
Pastikan bahwa tidak ada rembesan darah, cairan tubuh dari
lobang membrane mukosa tubuh
Tidak menggunakan kantong mayat, kecuali jika direkomendasikan
oleh standar praktik kamar mayat

 bila terjadi kebocoran cairan yang berlebihan


 untuk prosedur pasca-otopsi
 untuk memfasilitasi transportasi dan penyimpanan
 jenazah di luar area kamar mayat dan -untuk menangani
jenazah dalam jumlah besar, Jika diindikasikan, gunakan kantong
padat, anti bocor, tidak dapat terurai secara hayati, atau kantong
ganda untuk badan jika kantong yang tersedia tipis dan mungkin
bocor ketika kantong tubuh jenazah diangkat
PROSES PENANGANAN JENAZAH COVID 19 DI RUMAH

• Penanganan Limbah: semua limbah padat


peralatan perawatan pasien dimasukan dalam
kantong kuning plastic, dan limbah benda tajam
dimasukkan dalam sharp box. Limbah cair dibuang
ke spulhok/toilet
• Permukaan Lingkungan ruang Isolasi, bersihkan
dengan detergen –air- disinfectan klorin 0.5 %
kemudian air bersih
• Linen bekas pakai masukkan dalam kantong
Jenazah dimasukkan ke plastik kuning
dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik pembungkus.
Kantong jenazah harus tertutup sempurna (PPIRevisi ke 5 Kemenkes)
PROSES PEMULASARAAN JENAZAH COVID 19 DALAM MEMANDIKAN
JENAZAH
• Lakukan Kebersihan tangan sebelum kontak dan setelah kontak
jenazah
• Gunakan APD sesuai paparan dan dinamika transmisi Covid 19
: Masker, pelindung mata , face shiled, topi, gaun, sarung
tangan, sepatu sampai mata kaki
• Tindakan pemandian jenazah hanya dilakukan setelah tindakan desinfeksi,
menggunakan klorin 0.5 %. saat melakukan perawatan jenazah:
memandikan
/mencucui tubuh, merapikan rambut, memotong kuku, mencukur.
• Petugas pemandi jenazah dibatasi hanya sebanyak dua orang. Jika Keluarga
yang hendak membantu memandikan jenazah hendaknya juga dibatasi
serta menggunakan APD sebagaimana petugas pemandi jenazah
• Jenazah dimandikan sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.
PROSES PEMULASARAAN JENAZAH COVID 19 DI KAMAR JENAZAH

 Untuk kegiatan pemandian jenazah pada tempat yang


disediakan oleh pemerintah daerah di luar fasilitas
pelayanan kesehatan, maka air limbah ditampung pada
bak khusus dan lakukan disinfeksi dengan
membubuhkan larutan disinfektan, selanjutnya air
limbah dapat diresapkan ke tanah atau dibuang ke
badan air, secara teknis dapat berkoordinasi dengan
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota.
PROSES PEMULASARAAN JENAZAH COVID 19
• Setelah jenazah dimandikan dan dikafankan/diberi pakaian,
• Pembalseman tidak dianjurkan
• Bila diperlukan peti jenazah, maka dilakukan cara berikut: jenazah
dimasukkan ke dalam peti jenazah dan ditutup rapat; pinggiran peti
disegel dengan sealant/silikon; dan dipaku/disekrup sebanyak 4-6 titik
dengan jarak masing-masing 20 cm. Peti jenazah yang terbuat dari
kayu harus kuat, rapat, dan ketebalan peti minimal 3 cm.
• Sebelum peti ditutup Jika keluarga/kerabat ingin melihat untuk terakhir
kali boleh diijinkan dengan syarat tidak boleh menyentuh atau
mencium, seandainya ingin hanya menyentuh harus pakai sarung
tangan dan Kebersihan tangan
• Keluarga dengan usia > 60 tahun atau dengan
adanya immune rendah , tidak boleh berinteraksi dengan
jenazah
Jenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik dan diikat rapat (revisi ke 5 PPI
LAYANAN ROHANI KEDUKAAN
• Setiap individu diharapkan dapat melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianutnya.
• Persemayaman jenazah dalam waktu lama sangat tidak dianjurkan untuk mencegah
penularan penyakit maupun penyebaran penyakit antar pelayat.
• Jenazah yang disemayamkan di ruang duka, harus telah dilakukan tindakan disinfeksi dan
dimasukkan
ke dalam peti jenazah serta tidak dibuka kembali.
• Untuk menghindari kerumunan yang berpotensi sulitnya melakukan physical distancing,
disarankan agar keluarga yang hendak melayat tidak lebih dari 30 orang. Pertimbangan untuk
hal ini adalah mencegah penyebaran antar pelayat.
• Jenazah hendaknya disegerakan untuk dikubur atau dikremasi sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya dalam waktu tidak lebih dari 24 jam.
• Setelah diberangkatkan dari rumah duka, jenazah hendaknya langsung menuju lokasi penguburan/
krematorium untuk dimakamkan atau dikremasi. Sangat tidak dianjurkan untuk disemayamkan lagi
di rumah atau tempat ibadah lainnya.
PROSES PEMAKAMAN JENAZAH

• Pemakaman jenazah dilakukan segera mungkin


dengan melibatkan pihak RS dan dinas pertamanan.
• Penguburan dapat dilakukan di pemakaman umum
• Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang
kubur dibolehkan pada kondisi darurat
• Pemakaman dapat dihadiri oleh keluarga dekat,
jika immunitas menurun atau konfirmasi CoViD 19
tidak melayat
• Pelayat melakukan kebersihan tangan setelah
menyentuh Permukaan Lingkungan
PROSES PEMAKAMAN JENAZAH

• Petugas pemakaman harus menggunakan APD standar terdiri dari masker


bedah
dan sarung tangan tebal
• Pelayat menggunakan APD, masker, pelindung mata, face shiled
• Lingkungan jaga jarak minimal 1-2 m
• Penanganan Limbah .APD yang telah digunakan merupakan limbah medis
yang harus dilakukan pengelolaan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Melakukan Kebersihan tangan mencuci dengan Sabun di air mengalir bagi
Semua petugas dan Pelayat
• Menjaga jarak minimal 1m
PEMAKAMAN OLEH KELUARGA
Pemakaman oleh anggota keluarga atau kematian di rumah dalam konteks di
mana layanan kamar mayat tidak standar atau tidak tersedia dengan andal, atau
di mana biasanya orang sakit meninggal di rumah, keluarga dan dukun adat
dapat diperlengkapi dan dididik untuk mengubur orang di bawah pengawasan.

 Orang yang mempersiapkan tubuh tidak boleh mencium


almarhum. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
tubuh harus benar-benar mencuci tangan dengan sabun dan air
setelah selesai;
 Terapkan prinsip kepekaan budaya dan pastikan bahwa
anggota keluarga mengurangi paparan mereka sebanyak
mungkin.
 Anak-anak, orang tua (>60 tahun),dan siapa pun dengan penyakit
yang mendasarinya (seperti penyakit pernapasan, penyakit jantung,
diabetes, atau sistem kekebalan yang dikompromikan) tidak boleh
terlibat dalam mempersiapkan tubuh.
PEMAKAMAN OLEH KELUARGA

 Setiap orang (misalnya anggota keluarga, pemuka agama)


mempersiapkan almarhum (misalnya mencuci, membersihkan atau
berpakaian tubuh, merapikan rambut, memotong kuku atau
bercukur) harus memakai sarung tangan setiap kontak dengan tubuh
jenazah.
 Untuk aktivitas apa pun yang mungkin menimbulkan percikan cairan
tubuh, mata dan pelindung mulut (pelindung wajah atau kacamata
dan masker medis) harus dipakai. Pakaian yang dikenakan untuk
siapkan tubuh harus segera diangkat dan dicuci setelah prosedur,
atau celemek atau gaun harus dipakai
 Minimal jumlah orang yang harus terlibat dalam persiapan.
 Orang lain mungkin mengamati tanpa menyentuh tubuh pada jarak
minimal 1m
 Pro-Kes
PEMAKAMAN OLEH KELUARGA

 Keluarga dan kerabat boleh melihat jenazah


setelah
disiapkan untuk penguburan, sesuai dengan adat.
 Anak-anak, orang dewasa > 60 tahun, dan orang
yang mengalami imunosupresi sebaiknya tidak boleh.
 Pelayat memperhatikan
 tidak boleh menyentuh atau mencium tubuh
 harus mencuci tangan dengan sabun dan air
setelah melihat,
 jarak fisik harus diterapkan secara ketat (setidaknya
1m di antara orang-orang),
 masker tidak pernah dilepas


PENANGANAN BARANG-BARANG MILIK
JENAZAH
 Barang-barang milik orang yang meninggal tidak perlu dibakar atau dibuang.
Namun, harus ditangani dengan sarung tangan dan dibersihkan dengan
deterjen diikuti dengan desinfeksi dengan larutan setidaknya 70% etanol atau
0,1% (1000 ppm) pemutih, dan
 Pakaian dan kain lain milik almarhum harus dicuci dengan mesin dengan
air hangat. air pada 60−90°C (140−194°F) dan deterjen cucian.
 Jika mesin cuci tidak memungkinkan, linen dapat direndam dalam air panas
dan sabun dalam drum besar menggunakan tongkat untuk mengaduk dan
berhati- hati untuk menghindari percikan. Drum kemudian harus dikosongkan,
dan linen direndam dalam klorin 0,05% selama kurang lebih 30 menit.
 Akhirnya, cucian harus dibilas dengan air bersih dan linen dibiarkan
kering sepenuhnya di bawah sinar matahari
Pencegahan lebih utama dari Pengobatan

15 M CARA MENCEGAH COVID


19

M16. Vaccinasi
KESIMPULAN

• Proses penanganan jenazah covid 19 harus didakukan


sebagai,mana mestinya, meghargai martabat, dan keyakinannya
• Proses Penanganan jenazah dari sudut pandang PPI dengan
menerapkan
Kewaspadaan standar
• Petugas Penanganan jenazah dan petugas pemakaman
menggunakan APD sesuai paparan dan dinamika transmisi
• Keluarga dan teman/kerabat boleh melihat jenazah dengan
menerapkan protokol Kesehatan
• Petugas jenazah dan petugas Pemakaman harus mengikuti pelatihan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
TERIMA KASIH ATAS
PERHATIANNYA
SALAM SEHAT
SELALU
Reference
sKementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2017 Tentang Pedoman PPI. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases (COVID-19) KeWorld Health Organization
(WHO).2020.
Rational use of personal protective equipment kemskes RI Juli 2020
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4834/2021
World Health Organization. (2020). Infection prevention and control during health care when COVID-19 is suspected:
interim guidance, 25 January 2020. https://www.who.int/publications-detail/infectionprevention-and-control-during-
health-care-whennovel-coronavirus-(ncov)-infection-is-suspected20200125. (accessed March 22, 2020).
World Health Organization. (2009).Natural ventilation for infection control in health care settings. World Health
Organization. https://apps.who.int/iris/handle/10665/44167 (accessed March 22, 2020).
Infection prevention and control for the safe management of a dead body in the context of COVID-19. Interim guidance
4 September 2020
World Health Organization. (2007). Standard precautions in healthcare. https://www.who.in
t/publications-detail/standardprecautions-in-health-care (accessed March 22, 2020).
WHO Infection Prevention and Control for the safe management of a dead body in the context
of COVID-19 Interim guidance 24 March 2020
Infection prevention and control during health care when coronavirus disease (COVID-19) is
suspected or

Anda mungkin juga menyukai