Anda di halaman 1dari 17

Transformasi

Kebijakan Ekonomi
di Era Industri 4.0

Hermita Ayu Risnani, Amd.Keb

Lembu, 21 Agustus 2021


Revolusi Industri 4.0 Sebagai Tantangan Baru bagi Industri
• Selain tantangan ekonomi, saat ini juga terdapat tantangan Industri 4.0 yang menuntut transformasi ekonomi secara
komprehensif.
• Sebagai langkah pertama penting memanfaatkan dan mengoptimalkan momentum Revolusi Industri 4.0 untuk menarik
industri yang masih menggunakan teknologi 1.0, 2.0, dan 3.0 agar lebih efisien dan produktif
Masih Terdapat Industri di Indonesia yang berada pada fase R.I 1,2,3
Revolusi Revolusi Revolusi Revolusi
Industri 1.0 Industri 2.0 Industri 3.0 Industri 4.0

Contoh: Contoh:
Contoh: Contoh: Otomatisasi
Mesin Mekanik: Produksi Massal: Komputerisasi Fintech (crowdfunding, P2P
• Industri Textil (Alat tenun) Industri Mamin (Mie Instan) Industri Elektronik Lending)
• Pertanian (Mesin Bajak) Percetakan (Koran) Otomotif Consumer Digital (GO-JEK)

• Industri Indonesia mayoritas masih menggunakan teknologi revolusi industri 1.0 – 3.0. Industri 4.0 harus
dimanfaatkan sebagai lokomotif menarik industri 1.0 – 3.0 dalam mencapai pertumbuhan yang lebih
optimal.
• Dengan demikian, Indonesia perlahan-lahan akan ‘naik kelas,’ meninggalkan industri 1.0 – 3.0, dan seutuhnya
masuk ke revolusi industri 4.0
• Dengan pengoptimalan ini, dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja, sebesar 30-50% dari penambahan
tenaga kerja di tahun 2030* 2
Transformasi Ekonomi Kunci Dari Kemajuan Bidang Ekonomi
Strategi kebijakan pembangunan pada masa Presiden Jokowi, transformasi struktural ekonomi diarahkan
pada supply side yang sejalan demand side. Jika supply side dan demand side seimbang maka kemajuan
ekonomi akan terwujud dalam transformasi ekonomi.
Supply Side Demand side

Reforma Agraria Menjaga Daya Beli

Pembangunan
Infrastruktur
Meningkatkan
Investasi
Peningkatan SDM

Meningkatkan
Meningkatkan
Bantuan Sosial Ekspor
Ekspor

Dilaksanakan Melalui
Pengembangan Transformasi Kebijakan Ekonomi
3
Transformasi Kebijakan di Era Revolusi Industri 4.0
Transformasi kebijakan ekonomi difokuskan untuk merubah Ekonomi berbasis Sumber Daya Alam ke Ekonomi
Berbasis Nilai Tambah berbasis industri manufaktur dan jasa.
Ekonomi Berbasis SDA (primer) Ekonomi Berbasis Nilai Tambah
Diperlukan transformasi untuk meningkatkan daya
saing, merespon pergeseran struktur ekonomi ke jasa,
perkembangan teknologi, dan tantangan lainnya

Industri Manufaktur Jasa


• Kontribusi terhadap PDB menurun Sektor jasa memiliki pertumbuhan
Isu dari 26% (2001) menjadi 22% (2016).
dan kontribusi terhadap PDB
• Akan terus turun bila tidak dilakukan terbesar namun memiliki defisit
neraca yang meningkat
intervesi
- 58% Tenaga Kerja berpendidikan
-Pengawasan teknologi yang rendah rendah
Penyebab - Labor market yang belum efisien - Investasi masih rendah

Perlu dilakukan Revitalisasi Industri Manufaktur Penguatan Sektor Jasa

A. Pembangunan Infrastruktur F. Pengembangan


Tantangan/ Peluang SDM
(Faktor yang Mempengaruhi) B. Insentif Fiskal
- Globalisasi (seperti; integrasi KEBIJAKAN Mitigasi Penyiapan Ekosistem
C. Kebijakan Perdagangan Otomatisasi Future Work Inovasi
ekonomi ke pasar global) dan Skills
- Perkembangan teknologi, Melalui:
khususnya digital D. Perbaikan Iklim Usaha - Vokasi
- - Insentif Pajak Bagi Industri untuk
Bonus Demografi
E. Bantuan Sosial Pengembangan Vokasi 4
Status Kemajuan 223 Proyek + 3 Program PSN Per Desember 2018

32 proyek sudah selesai


32 proyek dan 1 Program Ketenagalistrikan dalam
14%
24% tahap konstruksi dan mulai beroperasi

48 proyek dalam tahap konstruksi dan akan


14% beroperasi di 2019
Kemajuan
Kemajuan PSNPSN
per
per
Desember 20181
3% PSN 52 proyek dalam tahap konstruksi dan akan beroperasi
Desember 20181 setelah 2019
6 proyek dalam tahap transaksi
23% 22%
53 proyek dan 1 Program Industri Pesawat
dalam tahap penyiapan

9% 3%4% 3.009 MW sudah beroperasi

20.416 MW dalam tahap konstruksi


27%
KemajuanProgram
Kemajuan Program
Ketenagalistrikan perper
35 9.507 MW sudah selesai PPA namun belum
Ketenagalistrikan financial close
Januari 2019
Januari 20192
2
GW 1.383 MW dalam tahap pengadaan
58%
954 MW dalam tahap perencanaan

1
Tidak termasuk Program Pemerataan Ekonomi yang telah berjalan
dan akan dilaporkan secara terpisah
2
Sumber: Laporan PLN (31 Januari 2019)
Sumber: KPPIP 5
Infrastruktur: Kawasan Industri Yang Terintegrasi di Indonesia

Kuala Tanjung Landak Ketapang Tanah Kuning Jorong Morowali Buli, Halmahera Timur Bintuni

Tanjung Buton Tanggamus Wilmar Serang Kendal Gresik Batulicin Bantaeng Konawe

6
Target Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus

17
Pengembangan KEK
Hingga Tahun 2017

12 KEK
(8 KEK Industri dan 4 KEK
Pariwisata)

TARGET TAHUN 2018 - 2019

5 KEK

7
Capaian Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
Pada 2018 telah diresmikan beroperasinya 2 (dua) KEK, yaitu KEK Galang
Batang pada 8 Desember 2018, dan KEK Arun Lhokseumawe pada 14
Desember 2018.
Sehingga, pada akhir 2018 telah ada 6 (enam) KEK yang telah beroperasi
Saat ini telah masuk komitmen Investasi sebesar Rp 104 triliun dan
menciptakan tenaga kerja hingga 10.700 orang

CAPAIAN KEK TELAH BEROPERASI 2018


KEK BEROPERASI
Sei Mangkei 27 Januari 2015
Tanjung Lesung 23 Februari 2015
Palu 27 September 2017
Mandalika 20 Oktober 2017
Galang Batang 8 Desember 2018
Arun Lhokseumawe 14 Desember 2018

TARGET KEK SIAP BEROPERASI 2019


KEK RENCANA PERESMIAN
Bitung Februari 2019
Morotai Februari 2019
MBTK Februari 2019
Tanjung Kelayang Maret 2019
Sorong Maret 2019
Tanjung Api-Api April 2019

8
Pengembangan 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) - 10 ‘Bali Baru’

Danau Toba Tanjung Kelayang Kepulauan Seribu Wakatobi Morotai

Tanjung Lesung Borobudur Bromo Tengger Semeru Mandalika Labuan Bajo

9
Infrastruktur Ekonomi Digital: Palapa Ring
Untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas akses broadband, pemerintah melaksanakan proyek Palapa Ring
(saat ini paket barat dan tengah telah selesai 100%, sedangkan paket timur telah mencapai 89,6%)

Sumber: Rapat Pokja Infrastruktur Teknologi Keuangan, 12 Maret 2019


10
Kebijakan Reforma Agraria dan Keberpihakan Terhadap Rakyat

Reforma Agraria (RA) merupakan kebijakan afirmatif pemerintah dalam rangka pemerataan ekonomi
 RA dilakukan melalui legalisasi aset tanah masyarakat, redistribusi lahan, pemberian akses pemanfaatan lahan
kehutanan dengan skema perhutanan sosial dan moratorium perkebunan kelapa sawit
 RA bukan hanya bagi-bagi lahan tetapi juga diberikan program pemberdayaan ekonomi seperti bantuan sarana
produksi, modal, pemasaran, dan keterampilan usaha.

REFORMA AGRARIA

TORA Perhutanan Sosial Moratorium/Penundaan Izin


(9 Juta Ha) (12,7 Juta Ha) Perkebunan Kelapa Sawit

LEGALISASI ASET REDISTRIBUSI ASET Legalisasi Akses Kelola Evaluasi Izin Pelepasan Kawasan Hutan
(4,5 Juta Ha) (4,5 Juta Ha) (12,7 juta Ha) untuk Kebun Kelapa Sawit

Realisasi / Capaian
Legalisasi Aset Redistribusi Aset Akses Kelola Hutan Evaluasi dan Penundaan Izin Baru
• Sertifikasi Tanah Rakyat melalui • Ex-HGU dan Tanah Terlantar • Pulau Jawa (hutan yang • Penundaan pelepasan bagi permohonan
PTSL sebanyak 7,12 juta sebanyak 270.300 bidang (202.311 dikelola Perhutani) seluas baru/belum lengkap/tidak ada persetujuan prinsip
ha)* 67.442,96 ha*** • Evaluasi atas pelepasan yang sudah terbit
bidang* (1,78 juta ha)
• Pelepasan kebun sawit rakyat sepanjang
• Pelepasan Kawasan Hutan (PPTKH) • Luar Pulau Jawa seluas
• Sertifikasi tanah transmigrasi memenuhi persyaratan dalam rangka peremajaan
seluas 994.761 ha** 2.000.568,85 ha*** sawit rakyat
sebanyak 26.904 bidang*
(38.255 ha)

*) Sumber data Dirjen Penataan Agraria, update realisasi hingga juli 2018
**) Sumber data Dirjen Planologi Kehutanan, update realisasi hingga Juni 2018
***) Sumber data Dirjen PSKL, update realisasi hingga Oktober 2018
11
Peningkatan Kualitas SDM Melalui Vokasi
Untuk menyiapkan kebutuhan kompetensi SDM di era industri 4.0, ditetapkan strategi perbaikan pendidikan dan pelatihan Vokasi yang
difokuskan melalui 3 Lembaga Vokasi terutama untuk mendukung sektor prioritas Pemerintah

Fokus:

3 Lembaga Vokasi :  Sektor Prioritas: Perbaikan Bisnis


SMK, Politeknik & Balai Manufaktur; Agribisnis; Proses:
Kebutuhan SDM di Meningkatkan Kualitas SDM Latihan Kerja (BLK) Kesehatan; Pariwisata; Pendidikan dan
Era Industri 4.0 & melalui Pendidikan & Ekonomi Digital & Pelatihan Vokasi
Ekonomi Digital Pelatihan Vokasi Pekerja Migran
 Sektor yang rentan
terhadap otomatisasi
Strategi Perbaikan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi :

1 2 3 4 5
MEREFORMASI LEMBAGA MENGEMBANGKAN MEMBAKUKAN MODEL MEMBAKUKAN MENINGKATKAN
PENDIDIKAN & PELATIHAN BERBAGAI STANDAR KERJASAMA SARANA & MEKANISME PENDANAAN & KOORDINASI
VOKASI KOMPETENSI PRASARANA DENGAN PEMAGANGAN  Insentif pajak bagi Industri
INDUSTRI  Menyusun Skema Pendanaan
 Menyusun Kurikulum bersama  Menyusun & menetapkan
 Menetapkan
industri berbagai kompetensi  Menetapkan beberapa model yang sustainable
template/model peran
 Membakukan kerjasama dengan industri  Membentuk komite vokasi di
 ToT Guru/Dosen dunia usaha
pusat & daerah
langkah/mekanisme  Mengoptimalkan Keterlibatan  ToT Instruktur  Menyusun informasi pasar
akreditasi Industri Pemagangan kerja (online job plattform)
12
5 Sektor Utama Telah Dipilih Sebagai Sektor Fokus Untuk “Making Indonesia 4.0”

1 Makanan
Menuju kekuatan besar makanan minuman di ASEAN
& Minuman
2 Tekstil Menuju produsen functional clothing terkemuka
& Busana
3
Otomotif Menjadi pemain terkemuka dalam ekspor ICE dan EV

4
Kimia Menjadi pemain terkemuka di industri biokimia

5
Elektronik Mengembangkan kemampuan pelaku industri domestik

Source: A.T. Kearney 13


Perbaikan Iklim Usaha
• Perbaikan iklim usaha diperlukan untuk meningkatkan investasi sebagai salah satu pilar pertumbuhan ekonomi di era
revolusi Industri 4.0
• Perbaikan iklim usaha ini dilakukan melalui OSS yang bertujuan menyederhanakan seluruh perizinan diberbagai
kementerian lembaga dan pemerintah daerah menjadi satu sistem terkoneksi yang mudah diakses dan mempercepat
memperoleh perizinan

SISTEM PELAYANAN Sistem OSS Launching 9 Juli Validasi data identitas pelaku Operasional sistem OSS
2018 melibatkan 25 K/L, 34 usaha dalam tahap awal didukung oleh sistem Ditjen
ONLINE BERBASIS WEB
Provinsi, 514 Kab/Kota, 12 dilakukan melalui konfirmasi AHU, Ditjen Dukcapil, Ditjen
24/7
KEK, 4 FTZ, dan 87 Kawasan ke sistem: Ditjen AHU, Ditjen Pajak, Ditjen Bea & Cukai, BKPM,
Industri. Dukcapil, dan Ditjen Pajak. Kemendag, INSW, Kementan, dan
Kemen PUPR.

Konsep Perizinan melalui OSS

Menggunakan satu portal nasional, satu identitas


perizinan berusaha (NIB), dan satu format izin berusaha
(Izin Usaha dan Izin Operasional/Komersial);
Operasional Kemenko Perekonomian
pelayanan dan BKPM secara regular
Perizinan Berusaha diterbitkan berdasarkan Komitmen
yang harus dipenuhi oleh Pelaku Usaha; (2x/minggu) melakukan
berbantuan (OSS bimtek kepada pemda,
Pemenuhan komitmen diselesaikan di K/L dan/atau
Lounge di BKPM) K/L, pelaku usaha, notaris
Pemda. dan law firm.
14
Insentif Fiskal (Perluasan Tax Holiday)
• Dalam rangka lebih mendorong peningkatan nilai investasi di Indonesia diperlukan perluasan sektor dan KBLI yang diberikan fasilitas tax holiday
serta proses penyederhanaan untuk mendapatkan tax holiday sesuai Online Single Submission (OSS).
• Sehingga dicapai: (i) Meningkatkan investasi dan memperkokoh sektor industri dari hulu ke hilir melalui perluasan cakupan sektor usaha dan KBLI
industri pionir dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dapat diberikan fasilitas tax holiday, dan (ii) Meningkatkan kecepatan dan kemudahan
dalam proses pengajuan dan pemberian fasilitas tax holiday.

Peraturan PMK PMK PMK 35/2018


Penyederhanaan
105/2015 150/2018 Keterangan
4 April 2018
KBLI pada PMK
35/2018 *
JUMLAH SEKTOR 17 17
Subje Wajib Pajak Penanaman Modal
Baru Baru JUMLAH KBLI 153 KBLI 99 KBLI
k
Mini Tax Holiday 50
% Penambahan Perluasan Tax
Tax 100
Persentase pengurangan 10- Keterangan Sektor dan Holiday
Holiday %
100% Mini Tax Holiday Rp100 miliar s.d < Rp500 miliar : 5 Tahun
KBLI (PMK 150/2018)
JUMLAH SEKTOR 1 ** 18
5-15 tahun Tax Rp500 miliar s.d. < Rp1 triliun : 5 Tahun
Holiday Rp1 triliun s.d. < Rp5 triliun : 7 Tahun JUMLAH KBLI 70 KBLI 169 KBLI
Jangka diperpanjang s.d. 20 tahun
Rp5 triliun s.d. < Rp15 triliun : 10 Tahun
dgn Diskresi Menkeu
Waktu Rp15 triliun s.d. < Rp30 triliun : 15 Tahun
> Rp30 triliun : 20 Tahun

* Penyederhanaan KBLI
Tax Holiday
Transis Tidak 50% selama 2 ** Penambahan Sektor Usaha , meliputi:
diatur tahun
i Mini Tax Holiday 25% selama 2 tahun • penambahan dua sektor usaha (1. industri pengolahan
berbasis hasil pertanian, perkebunan, atau kehutanan; dan 2.
ekonomi digital) dan

Cakupan 8 cakupan Industri 18 cakupan Industri • penggabungan dua sektor usaha dalam PMK
Pionir 35/PMK.010/2018 (1. industri komputer; dan 2. industri
Industri Pionir smartphone)
15
Kebijakan Perdagangan
Untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di era Industri 4.0 diperlukan Kebijakan Perdagangan yang dilakukan melalui
mendorong pertumbuhan ekspor dan pengendalian Impor, terutama pada bahan baku industri. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan industri
penunjang didalam negeri.

1
Menentukan sektor/komoditas unggulan yang berorientasi
Pemilihan ekspor
Mendorong Ekspor Komoditas a. Sektor Prioritas IR 4.0: 1) Industri Makanan dan Minuman,
2) Tekstil dan Produk Tekstil, 3) Elektronika, 4) Otomotif, dan
Ekspor
5) Kimia.
• Insentif fiskal untuk industri berorientasi Unggulan
ekspor b. Sektor non-IR 4.0: 1) Industri Perikanan, 2) Permesinan
• Percepatan pembangunan destinasi wisata Umum, dan 3) lainnya (Produk Kayu, Karet, Furniture).
prioritas nasional
• Kemudahan pelayanan untuk mendorong
kinerja ekspor
Simplifikasi prosedural untuk menekan biaya dan waktu dilakukan
• Kemudahan pembiayaan untuk industri 2
berorientasi ekspor dengan cara:
• Fasilitas SVLK bagi IKM kehutanan Mengurangi a. Mengurangi Komoditi yang Wajib LS (Laporan Surveyor)
Biaya dan b. Mengurangi Lartas Ekspor lainnya (ET, TPP, SPE)
Simplifikasi
c. Memfasilitasi penerbitan Certificate of Origin/SKA (tidak perlu
Prosedural legalisasi Kemenlu)
Ekspor Efisiensi logistik (sistem DO online, relaksasi prosedur ekspor otomotif,
dan otomotif center)
Mengendalikan Impor
3
• Penjadwalan ulang PSN Diplomasi • Diplomasi pengenaan Tarif Preferensi (FTA)
• Pemenuhan TKDN bagi proyek yang ekonomi • Penyelesaian sengketa dagang
berjalan dan • Peningkatan akses pasar ekspor (non-tradisional market)
• Implementasi mandatori biodiesel B20
peningkatan • Penguatan Market Intelligence di luar negeri
• Peningkatan tarif PPh Impor barang
konsumsi akses pasar
16
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai