Anda di halaman 1dari 11

Keimanan dan Ketaqwaan

Keimanan dan Ketaqwaan


 Akidah Islam dalam al-Quran disebut iman. Iman
bukan hanya berarti percaya melainkan
keyakinan yang mendorong seorang muslim
untuk berbuat.
 Iman:
‫عمل بالجوارح‬, ‫ اقرار بالسان‬,‫تصديق بالقلب‬
Diyakini (dibenarkan) dalam hati, diucapkan
dengan lisan, dan diwujudkan dengan perbuatan
Tanda-tanda orang beriman:

 Taqwa
 Malu
 Syukur
 Sabar
 Ridla dengan keputusan Allah
 Taqwa:
‫امتثال االوامر واجتناب النواه‬
Melaksanakan segala perintah Allah dan
Menjauhkan diri dari segala yang dilarang
Allah (haram)
 Taqwa adalah menjaga diri dari segala
perbuatan dosa dengan melaksanakan
segala apa yang diperintah oleh Allah
SWT dan juga meninggalkan apa yang
telah dilarang-Nya.
 Orang yang bertakwa adalah orang yang
benar imannya dan orang yang benar-
benar beriman adalah orang yang memiliki
sifat dan akhlak yang mulia.
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
orang yang berakhlak mulia merupakan
ciri-ciri dari orang yang bertakwa.
• Keimanan seseorang kepada Allah SWT belum
sempurna jika ia tidak bertaqwa, yakni
mewujudkannya dalam bentuk yang nyata
dengan beramal shaleh atau berbuat kebaikan
kepada orang lain.
• Allah SWT sama sekali tidak membedakan
derajat manusia berdasarkan suku, bangsa,
bahasa, dan budaya, akan tetapi Allah SWT
membedakan perbedaan antara seseorang
dengan yang lainnya dengan taqwanya, barang
siapa yang paling bertaqwa, maka dialah yang
derajatnya paling mulia di sisi Allah SWT.
Malu (Haya):Malu utk tidak melakukan perbuatan atau
hal-hal yang telah dibenarkan oleh Allah SWT dan
Rasul-Nya
Malu ada dua:
 Malu naluri (haya’ nafsaniy), yaitu rasa malu yang
dikaruniakan Allah kepada setiap diri manusia,
seperti rasa malu kelihatan  auratnya
 Malu imani (haya’imaniy), ialah rasa ma!u yang bisa
mencegah seseorang dari melakukan perbuatan
maksiat karena takut kepada Allah SWT.
Setiap muslim haruslah memiliki sifat malu kepada
Allah yang sebenar-benarnya; malu yang
ditunjukkan dimana saja, kapan saja, dan dalam
situasi serta kondisi yang bagaimanapun juga.
Syukur: ialah memanfaatkan nikmat yang diberikan
Allah SWT kepada kita sesuai dengan kehendak yang
memberikannya.

 Ada tiga macam cara kita bersyukur kepada


Allah SWT:
1. Bersyukur dengan hati, yakni mengakui dan
menyadari bahwa nikmat yang diperolehnya berasal
dari Allah SWT.
2. Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan
mengucapkan “Alhamdulillah” yang berarti segala
puji bagi Allah.
3. Bersyukur dengan perbuatan, seperti melakukan
perbuatan yang baik, sesuai dengan tuntutan
agama
Sabar
• Secara istilah sabar yaitu menahan diri
dari bersikap, berbicara, dan bertingkah
laku yang tidak dibenarkan oleh Allah
SWT.
• Sabar merupakan bagian yang penting
dari iman. Dalam hadits yang diriwayatkan
oieh Abu Nu’aim, Rasulullah SAW
bersabda bahwa sabar adalah sebagian
dari iman.
Ridha dengan Keputusan Allah
• Seorang ulama tasauf, Ibnu Athaillah
Sakandari menyatakan: “Keridhaan adalah
mengarahkan perhatian hati kepada
ketentuan Tuhan bagi si hamba dan
meninggalkan ketidaksenangan“.
• Seorang ulama yang lain, Ruwaim
menyatakan:’ Keridhaan adalah tenangnya
hati dalam menjalani ketetapan Allah.“
Tingkatan Keimanan:
1. Yakin (mengenal): yaitu suatu keyakinan yang di dapat dari
ilmu dan pengetahuannya. (pada tingkat pertama ini seorang
baru mengenal sesuatu yang diimani).
2. ‘Ainul Yakin (kesadaran): pada tingkatan ini iman seseorang
sudah lebih tinggi, karena sesuatau yang diimani didasari
oleh alasan-alasan tertentu.
3. Haqqul Yakin, tingkat ini adalah tingkat yang paling tinggi.
Seseorang mengimani sesuatu tidak hanya mengetahui
dengan alasan-alasan tertentu, tetapi dibarengi dengan
keta’atan dan sikap berserah diri kepada Allah. Tingkat
haqqul yakin merupakan tingkatan tanpa keragu-raguan,
kendati yang dipercayai tidak dapat diraba (sangat abstrak).

Anda mungkin juga menyukai