Melkianus Udam
Program Pendidikan Magister Program Studi Pendidikan Olahraga
Konsentrasi Pendidikan Olahraga
Abstract: Effect of exercise shuttle-run and zig-zag on the ball dribbling skills of
Immanuel soccer school student (SSB) of age 13-15 in Jayapura. The purpose of this
study was to determine: (1) the effects of exercise to the shuttle-run ball dribbling skills in
the students of Emmanuel SSB, (2) the effects of exercise zig-zag to the ball dribbling
skills in the students of Emmanuel SSB, (3) the exercise that more effective in improving
the ability of dribbling the ball in the students of Emmanuel SSB. The results of this
research was (1) There is an effect of exercise Shuttle-run to the dribbling skills in the
students of Emmanuel SSB of aged 13-15; (2) There is an effect of exercise Zig-zag to
dribbling skills in the students of Emmanuel SSB of aged 13-15; (3) Exercise with the Zig-
zag method was more effective in improving the ability of dribbling the ball in the students
of Emmanuel SSB.
2002: 21). Sesuai dengan tujuannya lari dengan kaki pada saat kamu bergerak di
Zig-zag dibedakan menjadi dua, yaitu: lapangan permainan.
a. Latihan lari Zig-zag untuk mengukur Dalam suatu pertandingan, kita pasti
kelincahan seseorang melihat tehnik penyerangan yang
1) Melatih lari segi tiga dengan dilakukan oleh satu tim, melalui beberapa
ukuran garis segitiga yang orang pemain atau hanya dari seorang
telah ditentukan. pemain saja. Tehnik individu yang dimiliki
2) Latihan lari bentuk bintang oleh setiap pemain berbeda-beda dan
dengan ukuran garis bermacam-macam, salah satunya tehnik
berbentuk bintang menggiring bola.
telah di yang
tentukan. Menurut Danny Mielke (2007: 1) bahwa
b. Latihan lari Zig-zag untuk merubah dribbling atau menggiring adalah
arah gerak tubuh atau keterampilan dasar dalam sepak bola
bagian karena semua pemain harus mampu
tubuh. 1) Latihan lari angka delapan, menguasai bola pada saat sedang
berlari mengikuti bergerak, berdiri atau bersiap melakukan
angka operan atau tembakan.
delapan.
2) Berlari dengan Ketika pemain telah menguasai
melewati
rintangan, pada saat berlari kemampuan dribbling atau menggiring
akan berbentuk garis Zig- secara efektif, sumbangan mereka didalam
zag. pertandingan akan sangat besar. Pada
kebanyakan kasus, pemain pemula akan
1. Hakikat Mendribbling Bola memilih melakukan dribbling
atau
Ketika mulai mempersiapkan diri untuk menggiring dengan menggunakan sisi kaki
bertanding sepak bola, keterampilan utama bagian dalam saja. Ketika kamu semakin
yang pertama kali akan membantu terpacu matang sebagai pemain
dan merasa puas adalah kemampuan percaya dan merasa diri terhadap
untuk melakukan dribbling atau menggiring dribbling atau kemampuan
menggiring, cobalah
bola menggunakan kakimu. Kebanyakan mengontrol bola menggunakan sisi kura-
dari kita telah mengenal istilah dribbling kura kaki dan sisi kaki bagian luar
dan sering mengaitkannya dengan Menurut Clive Gifford (2007: 20) “bahwa
permainan bola basket. Dribbling atau ketika kamu berlari sambil membawa bola
menggiring dalam permainan sepak bola dan mencoba untuk mengalahkan pemain
didefinisikan sebagai penguasaan bola bertahan, ini disebut menggiring. Jagalah
bola selalu dekat denganmu dan terkontrol
Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jilid 3, Nomor 1, Juli 2017, Hlm 58 - 71
setiap saat. Saat kamu bergerak, jumlah beban yang diberikan semakin
doronglah bola ke depan dengan kakimu meningkat.
bagian dalam dan bagian luar. Untuk Menurut Junusul Hairy (1989: 67)latihan
mengalahkan lawan, kamu juga harus adalah proses yang sistematis dari berlatih
dapat melindungi bola, berbelok dan atau bekerja, yang dilakukan dengan kian
melakukan gerak tipu. Selanjutnya Robert hari kian meningkat jumlah beban latihan
Koger (2007: 51) mengatakan bahwa atau pekerjaannya. Lebih lanjut Junusul
dribbling atau menggiring adalah metode Hairy (1989: 67) menjelaskan bahwa salah
menggerakkan bola dari satu titik lain di satu yang paling penting dari latihan, harus
lapangan dengan menggunakan kaki, bola dilakukan secara berulang-ulang, dan
harus dekat dengan kaki agar mudah meningkatkan kekuatan dan daya tahan
dikontrol. otot yang diperlukan untuk pekerjaannya.
Pengertian menggiring bola dapat dilihat Menurut Harsono (1988: yang
101)
dari sudut pandang masing-masing, dimaksud dengan sistematis
(Harsono & Yusuf, 1995: Internet). adalah
berencana, menurut jadwal, menurut pola
Kemudian Soegijanto, Soerdeono dan standar tertentu, metodis, dari mudah
Soedjono menjelaskan dan kesukar, latihan yang teratur, dari yang
menggiring bola bahwa teknik
menggunakan sederhana ke yang lebih kompleks.
beberapa yaitu
bagian menyentuh atau Berulang-ulang maksudnya ialah agar
menggulingkan bola terus gerakan-gerakan yang semula sukar
menerus, (Soegijanto dkk, 1998: 144). dilakukan menjadi semakin
otomatis, mudah,
dan relektif pelaksanaannya
2. Hakikat Metode Latihan sehingga semakin menghemat
Menurut Bompa (1994: 4) latihan adalah Kian hari energi.
maksudnya ialah setiap kali
upaya seseorang mempersiapkan dirinya secara periodik, segera setelah
untuk tujuan tertentu. Menurut Nossek saatnya untuk ditambah bebannya, tiba
(1995: 3) latihan adalah suatu proses atau bukan berarti setiap hari.
periode waktu yang berlangsung selama jadi
beberapa tahun, sampai atlet tersebut HIPOTESIS
mencapai standar penampilan 1. Ada perbedaan kemampuan dribbling
tinggi.
Menurut Tohar (1992: 112) latihan suatu bola dengan metode latihan shuttle run
proses kerja yang harus dilakukan secara antara pretest dan posttest pada
sistematis, berulang- Siswa Sekolah Bola (SSB) Imanuel
ulang, berkesinambungan, dan Sentani.
makin lama
Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jilid 3, Nomor 1, Juli 2017, Hlm 58 - 71
Ssb Adiraga Putra Magelang. hasil kemampuan mendribling bola lebih rendah
hipotesis menunjukkan bahwa: (1) ada dibandingkan dengan kelompok siswa
perbedaan yang signifikan pada kelompok yang menggunakan metode latihan zig-
zag, besar perbedaan waktunya sangat
eksperimen Shuttle Run, dengan thitung
kecil, yaitu sebesar 0,01 detik.
10.487 ttabel 2.16, dan nilai signifikansi
Sedangkan untuk nilai rata-rata posttest
0.000 (<0.05), dengan demikian Ha
dengan metode latihan shuttle-run dan zig-
diterima. Kenaikan persentase sebesar
zag, memiliki nilai rerata yang berbeda
15.82%. (2) Ada perbedaan yang signifikan
pula. Untuk metode latihan shuttle-run
pada kelompok eksperimen Zig-zag Run,
dan nilai memiliki nilai rata-rata posttest 0,27 detik
dengan thitung 6.355 ttabel 2.16,
signifikansi dengan sedangkan untuk metode latihan zig-zag
0.000 (<0.05),
demikian Ha diterima. Kenaikan memiliki nilai rata-rata posttest 0,25 detik.
persentase sebesar 18.19%. (3) Latihan Artinya bahwa pada saat posttest
Zig-zag Run lebih efektif untuk kelompok siswa yang menggunakan
meningkatkankelincahan, kenaikan latihan shuttle-run memiliki kemampuan
persentase kelompok eksperimen Shuttle mendribling bola lebih baik dibandingkan
Run sebesar 15.82% dan kenaikan dengan kelompok siswa yang
persentase kelompok eksperimen Zig-zag menggunakan metode latihan zig-zag,
Run sebesar 18.19%, dengan demikian Ha besar perbedaan waktunya sangat kecil,
diterima. Selisih postest sebesar 0.403 yaitu sebesar 0,02 detik. Namun demikian,
detik. nilai ini tidak dapat dijadikan acuan dalam
menentukan metode mana yang lebih
3. Metode Latihan efektif, karena untuk menentukan metode
Efektif yang Lebih dalam yang lebih efektif diantara metode latihan
Meningkatkan
Kemampuan Dribbling Bola shuttle-run dan metode zig-zag dalam
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat meningkatkan kemampuan mendribling
bahwa pada nilai rata-rata pretest dengan bola, hanya dapat dilakukan dengan
metode latihan shuttle-run dan zig-zag, melihat nilai kenaikan dari kedua metode
memiliki nilai rerata yang berbeda. Untuk tersebut.
metode latihan shuttle-run memiliki nilai Berdasarkan hasil analisis, terlihat bahwa
rata-rata pretest 0,29 detik sedangkan uji t antara kedua metode latihan memiliki
untuk metode latihan zig-zag memiliki nilai nilai rerata berbeda. Rerata kenaikan
rata-rata pretest 0,28 detik. Artinya bahwa kemampuan dribbling bola pada kelompok
pada saat pretest kelompok siswa yang dengan latihan Shuttle-run sebesar 0,018;
menggunakan latihan shuttle-run memiliki sedangkan rerata kenaikan kemampuan
Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jilid 3, Nomor 1, Juli 2017, Hlm 58 - 71
dribbling bola pada kelompok dari pada kelompok dengan metode latihan
dengan latihan Zig-zag sebesar 0,030. Bila Shuttle-run. Rerata nilai pretes, posttes
dilihat
dari rerata kedua kelompok, maka dan kenaikan kemampuan dribbling bola
kemampuan dribbling bola pada kelompok dari kedua metode latihan tersebut dapat
dengan metode latihan Zig-zag lebih baik dilihat pada gambar di bawah ini.
0,3
5 Prete
Preste
s Postte
s Postte
0, 0,29 s
0,28 s
3 0,27
0,2 0,25
5
Rata-
Rata
0,
2
0,1
5
Kenaika
0, Kenaika
n
1 n
0,030
0,018
0
0,0 Rerata Kemampuan Dribbling pada Kelompok Rerata Kemampuan Dribbling pada Kelompok
5 dengan Latihan Shuttle-Run dengan Latihan Zig-Zag
Dari gambar histrogram di atas dapat Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
disimpulkan bahwa latihan dengan metode kenaikan kemampuan dribbling bola, untuk
Zig-zag lebih efektif dalam menaikkan lebih jelasnya dapat dilihat gambaran
kemampuan dribbling bola pada siswa presentase kenaikan dari kedua metode
sekolah sepak bola (SSB) Imanuel usia 13- tersebut seperti pada gambar 4.4 di bawah
15 tahun di bandingkan dengan ini.
menggunakan metode latihan Shuttle-run.
Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jilid 3, Nomor 1, Juli 2017, Hlm 58 - 71
0,02 6,21%
0,015
0,01
0,005
0
S1
Gambar 4.4.
Histogram Presentase Nilai Rata-Rata Kenaikan Dribbling Bola
Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jilid 3, Nomor 1, Juli 2018, Hlm 1 - 8
Nilai rerata kenaikan kemampuan 1.761. Selain itu nilai Probabilitas (P)
dribbling bola pada kelompok siswa yang sebesar 0,000 < α 0,05.
menggunakan latihan Shuttle-run adalah 2. Ada pengaruh latihan dengan
sebesar 0,018, sedangkan nilai rerata menggunakan metode latihan Zig-
kenaikan kemampuan dribbling bola zag dengan kemampuan dribbling
pada kelompok siswa yang pada Siswa Sekolah Bola (SSB)
menggunakan latihan Zig-zag sebesar Imanuel usia 13-15 tahun Sentani
0,030. Dari perbandingan pretest dan Kabupaten Jayapura, hal ini dapat
posttest dribbling bola pada kelompok dilihat dari uji t pada tes akhir
latihan dengan menggunakan metode kemampuan dribbling bola memiliki
Shuttle-run terlihat adanya peningkatan
nilai thitung 45.438 dari nilai ttabel 1.761.
sebesar 6,21% dari kemampuan awal
Selain itu nilai Probabilitas (P)
siswa. Sedangkan pada
kelompok sebesar 0,000 < α 0,05.
latihan dengan menggunakan metode
3. Latihan dengan metode Zig-zag
Zig-zag, terlihat adanya peningkatan
lebih efektif dalam meningkatkan
sebesar 10,71% dari kemampuan awal
kemampuan dribbling bola pada
siswa. Oleh karena dapat dikatakan
siswa sekolah sepak bola (SSB)
bahwa latihan dengan
Imanuel. Hasil statistik deskriptif
metode menggunakan Zig-zag ternyata
ditemukan mean (rata-rata) pretest
dalam lebih efektif
meningkatkan kemampuan
metode latihan shuttle-run sebesar
dribbling bola pada sisa sekolah sepak
0,29 dan mean (rata-rata) pretest
bola (SSB) Imanuel usia 13-15 tahun di
metode latihan zig-zag sebesar 0,28
Kabupaten.
sedangkan mean (rata-rata) posttest
metode latihan shuttle-run sebesar
0,27 dan mean (rata-rata) posttest
KESIMPULAN
metode latihan zig-zag sebesar 0,25.
1. Ada latihan dengan
Artinya dari nilai rata-rata metode
pengaruh
menggunakan
latihan zig-zag lebih baik dari pada
metode
Shuttle-run terhadap latihan
kemampuan
metode latihan shuttle-run dalam
dribbling pada Siswa Sekolah Bola
meningkatkan kemampuan dribbling
(SSB) Imanuel usia 13-15 tahun
bola.
Sentani Kabupaten Jayapura, hal ini
dapat dilihat dari uji t pada tes akhir DAFTAR PUSTAKA
kemampuan dribbling bola memiliki Algifari. 2000. Analisis Regresi.
Yogyakarta. BPFE.
nilai thitung 40.638 > dari nilai ttabel
Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jilid 3, Nomor 1, Juli 2018, Hlm 1 - 8