(A1) Kelainan - Refraksi - Alfrida
(A1) Kelainan - Refraksi - Alfrida
Oleh:
Alfrida M. Tiwow
Pembimbing:
dr. Sarah M. Josephine, Sp.M
REFRAKSI
Kornea
Camera Oculi Anterior
Iris
Pupil
Lensa
Retina
UJI REFRAKSI
Emetropia :
Mata tanpa adanya kelainan refraksi pembiasan sinar
mata dan berfungsi normal. Sinar difokuskan sempurna di
daerah macula lutea tanpa bantuan akomodasi.
Ametropia :
Keadaan dimana terdapat kelainan pembiasan sinar oleh
karena kornea atau adanya perubahan panjang bola
mata, sehingga sinar normal tidak dapat terfokus ke
macula.
Dapat berupa miopia, hipermetropia, astigmatisma,
presbiopia.
Ametropia aksial :
Terjadi akibat sumbu bola mata lebih panjang atau lebih
pendek sehingga bayangan benda difokuskan didepan atau
dibelakang retina
Ametropia refraktif :
Terjadi akibat kelainan sistem pembiasan sinar dalam mata.
Bila daya bias kuat maka bayangan benda terletak didepan
retina (miopia) atau bila daya bias kurang maka bayangan
benda akan terletak dibelakang retina (hipermetropia
refraktif)
KELAINAN REFRAKSI
MIOPIA
HIPERMETROPIA
ASTIGMATISME
PRESBIOPIA
MIOPIA
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Visus dasar untuk melihat jauh
Visus dengan pinhole untuk mengetahui apakah penglihatan
yang buram disebabkan kelainan refraksi atau kelainan
anatomi
Metode “trial and error”, snellen chart dan lensa sferis negatif
sampai didapatkan visus 6/6
3. Pemeriksaan penunjang
Funduskopi
Auto refraktometer
PENATALAKSANAAN MIOPIA
Ablasio retina
Gejala obyektif
Terjadi strabismus atau lihat ganda
COA dangkal, karena hipertofi otot-otot siliaris
Ambliopia pada mata yang tanpa akomodasi; tidak pernah
melihat obyek dengan baik
Diagnosis Hipermetropia
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Visus dasar dengan snellen chart, visus dengan
pinhole
Refraksi subyektif dengan cara trial and error
3. Pemeriksaan penunjang
Funduskopi
Refraktometer
Tatalaksana Hipermetropia
Non bedah
Koreksi dengan lensa sferis positif terbesar yang
memberikan visus terbaik dan dapat melihat dekat
tanpa kelelahan
Bedah
LASIK (Laser in situ keratomileusis)
LASEK (Laser sebepithelial keratomileusis)
PRK (Fotorefraktif Keratektomi)
Komplikasi Hipermetropia
Strabismus (Esotropia)
Glaukoma sekunder
Astigmatisme
Astigmatisme merupakan kondisi dimana sinar cahaya tidak
direfraksikan dengan sama pada semua meridian dan berkas
cahaya difokuskan pada 2 garis titik yang saling tegak
lurus akibat kelainan kelengkungan permukaan
kornea.
Klasifikasi Astigmatisme
Bentuk Astigmatisme:
1. Astigmatisme reguler :
astigmatisme yang memperlihatkan kekuatan pembiasan
bertambah atau berkurang perlahan-lahan secara teratur
dari satu meridian ke meridian berikutnya.
Dibedakan atas Astigmat ‘with the rule’ dan Astigmat
‘against the rule’
2. Astigmatisme irreguler :
Astigmat yang terjadi tidak mempunyai 2 meridian yang
saling tegak lurus
Klasifikasi Astigmatisme
Manifestasi klinik:
1. Distorsi bagian-bagian
lapang pandang
2. Tampak garis vertikal,
horizontal atau miring
yang tidak jelas
3. Memegang bahan bacaan
dari dekat
4. Sakit kepala, mata berair
dan cepat lelah
5. Memiringkan kepala agar
dapat melihat jelas
Diagnosis Astigmatisme