Anda di halaman 1dari 10

“Pembiayaan Keseahatan Untuk Upaya Promotif

Preventif, Keluarga Miskin dan Peningkatan Status


Gizi Masyarakat”
 
OLEH
KELAS 3.B
KELOMPOK IV
Reni Deswita 191110070
Reza Febriani 191110071
Risa Aprilianto 191110072
Shakila Ermawanda 191110073
Sherli Fajri Adnur 191110074
Silvia Milanda 191110075
Tresya Andriani 191110076
Vioni Yuliza Valentika 191110078
Wina Amelia Zahara 191110079
Wuri Milana Jaladri 191110080
Pembiayaan Kesehatan
Biaya kesehatan ialah besarnya dana yang harus
disediakan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Kebijakan pembiayaan kesehatan yang
mengutamakan pemerataan serta berpihak kepada
masyarakat miskin (equitable and pro poor health
policy) akan mendorong tercapainya akses yang
universal. Pada aspek yang lebih luas diyakini bahwa
pembiayaan kesehatan mempunyai kontribusi pada
perkembangan sosial dan ekonomi
LANJUTAN...
Organisasi kesehatan se-dunia (WHO) sendiri memberi
fokus strategi pembiayaan kesehatan yang memuat
isu-isu pokok,tantangan, tujuan utama kebijakan dan
program aksi itu pada umumnya adalah dalam area
sebagai berikut:
1. meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik
dalam bidang kesehatan,
2. mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan
penguatan permeliharaan kesehatanmasyarakat
miskin,
3. pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk
didalamnya asuransi kesehatansosial (SHI),
4. penggalian dukungan nasional dan internasional,
5. penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsional,
Proses pelayanan kesehatan tidak bisa dipisahkan dengan pembiayaan kesehatan

1. Penyedia Pelayanan Kesehatan (Health Provider), adalah besarnya dana yang harus disediakan
untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan, maka dilihat pengertian ini bahwa biaya
kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah persoalan utama pemerintah dan ataupun pihak
swasta, yakni pihak-pihak yang akan menyelenggarakan upaya kesehatan. Besarnya dana bagi
penyedia pelayanan kesehatan lebih menunjuk kepada seluruh biaya investasi (investment cost)
serta seluruh biaya operasional (operational cost).
2. Pemakai Jasa Pelayanan (Health consumer), adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk
dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Dalam hal ini biaya kesehatan menjadi persoalan utama
para pemakai jasa pelayanan, namun dalam batas-batas tertentu pemerintah juga turut serta,
yakni dalam rangka terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
yang membutuhkannya. Besarnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk pada
jumlah uang yang harus dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat memanfaatkan suatu upaya
kesehatan. (Azwar, A. 1999)
PIS PK (Program
Keluarga Sehat) dan
Pendekatan Keluarga
Untuk menyatakan bahwa suatu keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12 indikator utama :
1.Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
3. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
4. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
5. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
6. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
7. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
8. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
9. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
10. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
11. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
12. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
Dalam pelaksanaan pendekatan keluarga ini tiga hal berikut
harus diadakan atau dikembangkan, yaitu:
● Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
● Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak
dengan keluarga.
● Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra
Puskesmas

Instrumen yang diperlukan di tingkat keluarga adalah sebagai


berikut.
1. Profil Kesehatan Keluarga
2. Paket informasi keluarga
Forum komunikasi yang digunakan untuk kontak dengan keluarga dapat berupa forum-
forum berikut.
1. Kunjungan rumah ke keluarga-keluarga di wilayah kerja Puskesmas.
2. Diskusi kelompok terarah (DKT) atau biasa dikenal dengan focus group discussion
(FGD) melalui DasaWisma dari PKK.
3. Kesempatan konseling di UKBM (Posyandu, Posbindu, Pos UKK, dan lain-lain).
4. Forum-forum yang sudah ada di masyarakat seperti majelis taklim, rembug desa,
selapanan, dan lain-lain.
 
Sedangkan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra dapat diupayakan dengan
menggunakan tenaga-tenaga berikut.
1. Kader-kader kesehatan, seperti kader Posyandu, kader Posbindu, kader Poskestren, kader
PKK, dan lain-lain.
2. Pengurus organisasi kemasyarakatan setempat, seperti pengurus PKK, pengurus Karang
Taruna, pengelola pengajian, dan lain-lain.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan
menegakkan tiga pilar utama, yaitu: (1) penerapan
paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3)
pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN). Penerapan 8
paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan
kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif
dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas
untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di
wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Strategi Peningkatan status gizi masyarakat, melalui
1. Peningkatan pelayanan gizi dan kesehatan kepada masyarakat miskin yang terintegrasi
dengan program penanggulangan kemiskinan dan keluarga berencana
2. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatan guna
mendorong terbentuknya keluarga dan masyarakat sadar gizi
3. Penguatan kelembagaan pedesaan seperti Posyandu, PKK, dan Dasa Wisma dalam promosi
dan pemantauan tumbuh kembang anak dan penapisan serta tindak lanjut (rujukan) masalah
gizi buruk
9
Strategi Peningkatan mutu dan keamanan pangan, melalui:
4. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang keamanan pangan di tingkat rumahtangga,
industri rumahtangga dan UKM
5. Penguatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan dengan melengkapi perangkat
peraturan perundang-undangan di bidang mutu dan keamanan pangan
6. Peningkatan kesadaran dan perlindungan konsumen terhadap keamanan pangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai