Mioma Kel 1
Mioma Kel 1
kelompok 1
Agus rudiyanto
Adinda lianada
Cici afrida hastuti
Mahliani margatiwi
Marzuki hasan
Muhammad ramdani
Muhammad arya ridhoni
Rio aldino
Sutikno
Wina ayu ariani
Pengertian
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang berasal dari otot
polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau
uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada
traktus genitalia wanita, terutama wanita sesudah produktif (menopouse). Mioma uteri
jarang ditemukan pada wanita usia produktif tetapi kerusakan reproduksi dapat berdampak
karena mioma uteri pada usia produktif berupa infertilitas, abortus spontan, persalinan
prematur dan malpresentasi (Aspiani, 2017).
Klasifikasi 2.Lapisan Uterus
a.Umur
b.Paritas
● Lebih sering terjadi pada nulipara atau pada wanita yang relatif
infertile
1. Estrogen.
2. Progesteron
3. Hormon Pertumbuhan
la nju t an
Gambaran Klinis Mioma
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
gejala klinik meliputi :
1. Besarnya mioma uteri.
2. Lokalisasi mioma uteri.
3. Perubahan-perubahan pada mioma uteri.
Penanganan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu penanganan secara konservatif dan
penanganan secara operatif.
Terapi menurut Achadiat, Chrisdiono M, 2004 hal: 95-96 adalah :
a. Observasi : bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran uterus kehamilan 12 minggu, tanpa disertai
penyulit lain.
b. Ekstirpasi: biasanya untuk mioma submukosa bertangkai atau mioma lahir/geburt, umumnya
dilanjutkan dengan tindakan.
c. Laparotomi/Miomektomi: bila fungsi reproduksi masih diperlukan dan secara teknis
memungkinkan untuk dilakukan tindakan tersebut. Biasanya untuk mioma intramural, subserosa dan
subserosa bertangkai,
Diagnosa Keperawatan
● Pre 0perasi:
1. Nyeri berhubungan dengan nekrosa dan
perkengketan.
2. Resiko kekurangan volume cairan tubuh
● Post Operasi:
berhubungan dengan pendarahan dan muntah
3. Cemas berhubungan dengan kurangnya 1.Nyeri akut berhubungan dengan robekan
informasi tentang proses atau tindakan operasi. pada jaringan saraf perifer.
2.Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan ketidaknyamanan pasca
3.Perubahan pola aktivitas berhubungan
dengan pembatasan aktivitas setelah operasi
.
4.Resiko tinggi infeksi berhubungn dengan
trauma pada kulit atau tindakan operasi.
ntervensi dan Rasional
Pre Operasi Perubahan pola aktivitas berhubungan dengan
1)Nyeri berhubungan dengan penurunan atau pembatasan aktivitas setelah operasi .
berkurang. Tujuan : a) Melakukan aktivitas sesuai
Tujuan: Nyeri dapat mengalami penurunan kemampuan .
atau berkurang. b)Kebutuhan tubuh pasien terpenuhi.
Kriteria Hasil : Ketidaknyamanan hilang
/terkontrol, menunjukkan postur tubuh
rileks, kemampuan istirahat / tidur
dengan cukup. Kritria Hasil : a) Berpartisipasi pada aktivitas yang
a)Intervensi: Kaji tingkat nyeri diinginkan, memenuhi perawatan diri
b)Intervensi: Kolaborasi dengan dokter untuk sendiri .
pemberian obat analgetik. b) Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang
Rasional : Untuk dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya
mengurangi/menghilangkan rasa nyeri kelemahan
pada pasien.
c)Intervensi: Ajarkan teknik relaksasi atau
distraksi untuk mengurangi nyeri
Rasional : Pasien bisa dengan mandiri
mengurangi rasa nyeri.
terimakasih