Anda di halaman 1dari 18

MEMAHAMI SUBSTANSI

AKIDAH ISLAM
Pengertian akidah:
 Secara bahasa akidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh;
 Secara istilah, memiliki beberapa makna:

1. Menurut Hasan al-Banna, akidah adalah beberapa perkara yang wajib


diyakini (diimani) kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa,
menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan;
2. Menurut Abu Bakar al-Jaziri, akidah adalah sejumlah kebenaran yang
dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan
fitrah. Kebenaran itu tertancap di dalam hati dan menolak segala sesuatu
yang bertentangan dengan kebenaran itu;

 Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akidah yang benar


yaitu akidah yang dapat dipahami oleh akal sehat dan diterima oleh hati
karena sesuai dengan fitrah manusia.
Oleh karenanya, kalau kita berbicara tentang akidah, maka hakikatnya
kita berbicara tentang keyakinan atau keimanan.
Istilah Iman dalam al-Qur’an:
1. Al-Qur’an mengemukakan iman dalam bentuk
indifinite dengan istilah ‫يمانا‬#‫ إ‬yang mana kata ini
disebutkan sebanyak 7 kali (di antaranya dalam QS 3:
173, QS 8:2, QS 9:124, QS 33:22);
2. Al-Qur’an mengemukakan iman dalam bentuk difinite
‫يمان‬#‫ ا إل‬yang kata ini disebutkan sebanyak 17 kali (di
antaranya dalam QS 2:108, QS 3:167, QS 3:177, QS 5:
5, QS 9: 23, dll);
3. Al-Qur’an mengemukakan iman dalam istilah‫من مؤمن‬# , ‫آ‬
dengan segala derivatifnya yang jumlahnya tidak
kurang dari 610 kali.
Hakikat IMAN dalam Islam:
Hakikat dari iman itu di dalam Islam
direfleksikan dalam ungkapan:
‫ وتصديق بالقلب و تفعل بألركان‬,‫ بالسان‬O‫تقرير‬
“Sesuatu yang diucapkan dengan lidah,
dibenarkan oleh hati dan dikerjakan oleh
anggota tubuh”.
Maka tidak dikatakan sempurna imannya
seseorang yang hanya mengatakan “kami
telah beriman” (QS 49: 14)
Bahkan orang yang hanya mengatakan
beriman itu hanya sebatas di mulut,
cenderung memiliki sifat munafik, bahkan
orang yang seperti itu dikatakan oleh
Allah lebih dekat pada kekafiran daripada
keimanan (QS 3: 167).
Dengan demikian, sebenarnya yang disebut sebagai mukmin
yang sebenarnya itu adalah orang yang disebut oleh Allah
dalam QS 49: 15.
Dari ayat di atas, dapat dianalisa bahwa, yang dikatakan
mukmin yang sebenarnya itu adalah:
1. Orang yang beriman kepada Allah dan menyaksikan
kebenaran rasul-Nya dalam segala apa yang disampaikannya;
2. Kemudian hati mereka tidak tersentuh oleh keraguan
walaupun mengalami aneka ujian dan bencana;
3. (Sehingga itu terbukti dengan) kesediaan mereka untuk
berjihad membela kebenaran dengan mengorbankan harta
dan jiwa mereka di jalan Allah swt.
Orang yang benar2 beriman, memiliki kesempurnaan
iman, yang dilambangkan dalam QS 8: 2,

Berdasarkan ayat di atas, ciri dari kesempurnaan iman bagi


seorang mukmin itu adalah:
1. Merasa gemetar hatinya ketika mengingat atau disebut nama
Allah;
Bergetarnya hati ini disebabkan: (1) karena dampak iman
yang menimbulkan rasa takut ketika ingat akan perintah
Allah dan larangan-Nya, (2) karena sadar akan
ketidakberartian dirinya di hadapan Allah swt, (3), karena
cintanya yang teramat sangat kepada Allah swt.
2. Bertambah imannya ketika diperlihatkan atau dibaca ayat-
ayat-Nya;
3. Bertawakkal kepada Allah sebagai Sang Maha Pencipta.
Buah dari kesempurnaan iman:
Akan berimplikasi pada kesucian hati;
Kesucian hati itu diwujudkan dengan amal sholeh;
Wujud dari amal sholeh itu adalah:
 Ketakwaan kepada Allah swt (hablun minallah),;
 Bermanfaat bagi kehidupan manusia (hablun
minannas),;
 Dan terpelihara dari unsur-unsur yang menodai
kesucian hati baik secara individu maupun sosial.
Konsekuensi iman kepada Allah dan
Rasul-Nya:
Bentuk dari iman kita kepada Allah dan Rasulnya,
direfleksikan dalam ungkapan dua kalimat
syahadat (syahadatain). Dan ruang lingkup iman
kepada Allah itu tercakup di dalam rukun iman
yang enam.
Rukun iman ini tersimpul kokoh dalam hati dan
bersifat mengikat dan mengandung perjanjian
dengan Allah (diucapkan dengan kalimat
syahadatain) sebagai rukun yang pertama.
Islam menempatkan syahadatian sebagai pintu
gerbang bahwa seseorang telah memiliki akidah
Islam. Syahadatain merupakan kunci pembuka pintu
masuk ke dalam wilayah Islam. Oleh karenanya,
konsekuensi dari dua kalimah syahadat adalah
menerima hukum-hukum Allah swt dan Rasul-
Nya;
Syahadatain hendaknya tidak hanya sebatas ucapan
di mulut, tapi ucapan itu harus meresap ke dalam hati
nurani dan meyakini benar bahwa persaksian kita
dalam ucapan syahadatain itu berkaitan dengan
tanggungjawab atas apa yang kita perbuat, sehingga
syahadatain ini akan mencegah kita melakukan
perbuatan syirik, baik kecil maupun besar.
Makna Dua Kalimah Syahadat
 Secara bahasa, asyhadu berarti saya bersaksi.
Dalam bahasa Arab kata ini berbentuk fi'il
mudhari' atau setara dengan Present Continous
Tense dalam bahasa Inggris. Hal ini menunjukkan
suatu aktivitas yang sedang berlangsung dan
belum selesai.
 Kata asyhadu memiliki tiga makna:
 (1) Al-I'lanu (pernyataan) QS 3 : 64,;
 (2) Al-Wa'du (janji) QS 7:172,;
 (3) Al-Qosam (sumpah)
Makna Syahadatain
Syahadatain berarti dua kalimah syahadah. Dua kalimah
syahadah yang dimaksud adalah syahadah uluhiyah dan
syahadah risalah.
Syahadah Uluhiyah
Pengakuan loyalitas terhadap Allah sebagai satu-satunya
supremasi yang boleh disembah dan ditaati (QS 76:30)
Syahadah Risalah
Pengakuan terhadap Muhammad SAW sebagai hamba
dan utusannya serta menjadikan beliau sebagai uswah
(figur yang layak dicontoh) dalam setiap aspek
kehidupan (QS 21:107, 33:21, 68:4)
Perwujudan Syahadatain
1. Mahabbah (Cinta)
Memberikan cinta yang pertama dan utama kepada
Allah kemudian kepada Rasulullah (QS 2:165, 9:24)
2. Ridha
Memiliki sikap ridla di dalam dirinya. Ridha terhadap
Allah dan Rasul-Nya, ridha dengan segala keputusan
Allah dan rasul -Nya. Ridha lahir batin, tanpa ada
sedikit pun rasa tidak puas dihatinya (QS 4;65)
Cinta dan ridha diwujudkan dengan ketaatan kepada
Allah dan Rasul-Nya (QS 3:31, 4:80)
Urgensi syahadatain dalam
kehidupan seorang muslim.
1. Merupakan gerbang awal pertanda keislaman
seseorang (25:23)
Seseorang non Muslim yang ingin masuk Islam, maka
langkah pertama yang harus ia lakukan adalah
mengucapkan”Dua kalimat syahadat”karena
syahadatain merupakan suatu pernyataan bahwa dirinya
terbebas dari segala penghambaan selain penghambaan
kepada Allah SWT. Dan sekaligus pernyatan
penyerahan dirinya kepada Allah SWT. Inilah kalimat
yang akan membawa seseorang kepada keselamatan
(Islam) dan juga kepada kenikmatan abadi.
2. Merupakan inti / pokok ajaran Islam

Artinya, segala macam ibadah, akhlaq, dan syari`at


Islam mengacu kepada kalimat ini. Ketika seorang
muslim melaksanakan ibadah kepada Allah, pada
hakikatnya ia sedang merealisasikan janji dan
sumpahnya kepada Allah yang tertuang dalam
kalimat ini.
3. Sarana perubahan
Artinya, kalimat syahadat memberikan
pemahaman kepada kita tentang bagaimana
melakukan sebuah perubahan yang
menyeluruh dalam hidup kita. Yaitu, bahwa
kita harus meniadakan segala bentuk ilah
dalam diri kita, dan selanjutnya kita
munculkan Allah sebagai satu-satunya ilah
yang patut disembah. Pemahaman ini
berlaku untuk mengadakan perubahan pada
hati, pikiran, dan amal perbuatan.
4. Merupakan Hakikat da’wah
para Nabi dan Rasul (21:25)

Para nabi dan rasul sejak Nabi Adam


AS sampai Nabi Muhammad SAW
pada hakikatnya menyampaikan satu
aqidah La ilaha illa Allah, walaupun
dengan syari’at yang berbeda-beda.
5. Merupakan pembeda antara seorang
muslim dan kafir
Kalimat syahadat membedakan seorang
muslim dengan seorang non muslim
dalam status maupun balasan yang akan
diterimanya dari sisi Allah SWT. Allah
akan membalas setiap amal seorang
muslim dengan kenikmatan di dunia dan
di akhirat, sedangkan orang – orang kafir
mendapat kesempitan hidup di dunia dan
akhirat.

Anda mungkin juga menyukai