Anda di halaman 1dari 87

Tata Upacara

SIPIL
Oleh:
Dr. Abdul Ma’in, M.Hum

LATSAR KEMENTERIAN AGAMA GOL. III


Angkatan 1 dan 2 Tahun 2019
DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SURABAYA
Sekilas Ta’aruf
Nama : Dr. Abdul Ma’in, SS., M.Hum
Kelahiran : Lamongan, 25-4-1969
Pendidikan:
• S-1 Fak. Dakwah IAIN (1989-1993)
• S-1 Fak Sastra UI (1995-1998)
• S-2 Ilmu Humaniora UI (1999-2001)
• S.3 Ilmu Sosial Unair (2010- 2016)
• Short Course Manajemen Pendidikan di
• NUEPA India, 2014.
Diklat : Sekitar 15 jenis diklat
bidang Kewidyaiswaraan
Pengalaman Jabatan:
- Kasubbag TU IAIN Sunan Ampel
- Widyaiswara Kementerian Agama

Pangkat/Gol. : Pembina Utama Muda (IV/c)


Keluarga:
- Istri : Ratna Indriyati
- Anak: lima orang
TUJUAN
PENBELAJARAN
UMUM
Memahami dan menerapkan
tata upacara sipil (TUS)
dengan benar, dalam
upacara umum maupun
upacara khusus, baik
sebagai pejabat upacara,
petugas upacara, maupun
sebagai peserta upacara.
tUJUAN PESERTA
PEMMBELAJARAN MAMPU
KHUSUS: MENJELASKAN:
Pengertian Upacara
“formal act or
series of formal act
performed on a
religious or public
occasion “
(Webster English Dictionary)
Apa TUS itu?
“aturan tentang
pelaksanakan upacara
dalam acara
kenegaraan atau acara
resmi yang
berpedoman pada
Pedoman TUS, sesuai
dengan PP No.
62/1990)”.
Pedoman TUS
“ketentuan mengenai
rencana dan pelaksanaan
upacara untuk menjawab
apa, siapa yang harus
berbuat, di mana,
bilamana tata cara serta
bentuk dan jenisnya.”
(PP/62/1990)
RUANG
LINGKUP
Upacara
Contoh Upacara Umum
Contoh Upacara Khusus
Apakah Upacara Adat termasuk
Upacara Sipil?....
DASAR HUKUM
 UU No. 24 tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara
 UU No. 9 tahun 2010 Keprotokolan
 PP. 62 1990 Ttg Tata Tempat, Tata
Upacara, Dan Tata Penghormatan
TATA TEMPAT DALAM ACARA RESMI
(PP/No. 62/1990)
 Tata tempat adalah aturan mengenai urutan bagi pejabat
negara, pejabat pemerintah, dan tokoh masyarakat
tertentu (TOMASTU) dalam acara kenegaraan atau
upacara resmi.
 Tata tempat pada hakikatnya mengandung unsur-unsur:
 Siapa yang berhak didahulukan/ diprioritaskan dalam urutan tata
tempat.
 Orang mendapat tempat prioritas karena jabatan, pangkat atau
derajat di dalam negara, pemerintahan atau masyarakat.
TATA TEMPAT PEJABAT NEGARA DAN
PEMERINTAH
Urut-urutannya sbb:
 Presiden;
 Wakil Presiden;
 Ketua Lembaga Tinggi Negara;
 Menteri Negara, Pejabat yang diberi kedududkan
setingkat dengan Menteri Negara, Wakil Ketua
Lembaga Tinggi Negara, Panglima Angkatan
Bersenjata, Kepala Staf Angkatan dan Kepala
Kepolisian RI;
 Ketua Muda Mahkamah Agung, Anggota Lembaga
Tinggi Negara, termasuk Hakim Agung dan Mahkamah
Agung;
 Pimpinan Lembaga Pemerintah non-Departemen dan
Pejabat Pemerintah tertentu.
TATA TEMPAT BAGI TOMASTU
Urut-urutannya sbb:
A. Tomastu tingkat nasional, meliputi:
1. Mantan Presiden dan mantan Wakil Presiden
2. Perintis Kemerdekaan
3. Ketua Umum Partai Politik
4. Pemilik Tanda Kehormatan bintang (UU/4/1972).
5. Ketua Umum MUI, Ketua Presidium Konferensi Wali
Gereja Indonesia, Ketua Persekutuan Gereja-Gereja
Indonesia, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia,
Ketua Perwalian Umat Budha Indonesia;
6. Tokoh lain yang ditentukan oleh Pemerintah.
B. Tomastu tingkat Daerah
KEDUDUKAN PROTOKOLER

(PN, PP, TOMASTU, ISTERI/SUAMI)

HAK PROTOKOLER
ISTERI/SUAMI YANG MENDAMPINGI
SUAMI/ISTERI SEBAGAI PEJABAT
NEGARA ATAU PEJABAT PEMERINTAH
ATAU TOMASTU DALAM ACARA
KENEGARAAN ATAU ACARA RESMI
MENDAPAT TEMPAT SESUAI DENGAN
URUTAN TATA TEMPAT/PRESEANCE
SUAMI/ISTERI.
PP NO. 62 TH 1990)
PETUNJUK PENEMPATAN TAMU
Apabila Menteri /Ketua Lembaga hadir bersama istri,
maka istri Menteri /Ketua Lembaga ditempatkan
sesuai kedudukan suami.
Apabila yang hadir mantan Menteri atau pensiunan
pejabat tinggi, maka beliau mendapat tempat
setingkat lebih rendah daripada sewaktu masih aktif.
Tetapi pada tempat setingkat lebih rendah tersebut,
ditempatkan pada tempat utama.
Apabila undangan diwakilkan, yang mewakili
mendapat tata tempat sesuai dengan jabatan yang
dimilikinya. Oleh karena itu yang bersangkutan tidak
dapat menduduki tempat yang telah disediakan untuk
pejabat yang diwakili.
DENAH TATA TEMPAT DALAM
UPACARA RESMI
UPACARA DALAM RUANGAN:
1. Jika menghadap meja, maka tempat
utama adalah yang menghadap ke pintu
(keluar) dan tempat terakhir adalah
tempat yang paling dekat dengan pintu
keluar. Tamu membelakangi pintu keluar.
2. Jika berjajar pada garis yang sama, maka
tempat yang paling utama adalah tempat
sebelah kanan luar.
3. Penyusunan kursi tergantung pada jumlah
undangan, macam upacara, keserasian
dan kelancaran keluar masuk.
TATA TEMPAT DALAM UPACARA RESMI
UPACARA DI LAPANGAN TERBUKA
Hal-hal yang harus memperhatikan
adalah:
1. Keadaan dan bentuk lapangan yang
dipakai
2. Macam dan sifat upacara
3. Pemasangan tenda dan kursi perlu
memperhatikan sinar matahari, arus
keluar masuk dan bentuk lapangan.
CONTOH
TATA TEMPAT PADA UPACARA BENDERA

Pim barisan karywan


Pim barisan krywati

Barisan karyawan Barisan karyawati


Pim barisn pj eselon IV
Barisan karyawan

Barisan pj. Eselon IV


Pim Upacara

PARA
PETUGAS
& MC Eselon Eselon Paduan
Eselon III Bina Up
Pengibar
I II suara
doa
bendera
Pim barisn esln III
CONTOH
TATA TEMPAT PADA UPACARA PELANTIKAN DAN SERTIJAB
UNTUK YANG BERAGAMA ISLAM

MC

Pj. Pengambil Sumpah


Pembaca SK
Meja penanda
Saksi-saksi tanganan

Pembaca Kitab Suci

Saksi-saksi

Pembaca Doa
Pj yg Mengangkat Rohaniwan Saat Peng.
Sumpah Sumpah

Rohaniwan
Undangan yg setaraf Sebelum/sesudah
Dg pengambil sumpah Peng. Sumpah
Dan yg setingkat lbh rendah Tempat Undangan Lainnya
CONTOH
TATA TEMPAT PADA UPACARA PELANTIKAN DAN SERTIJAB
UNTUK YANG BERAGAMA HINDU DAN BUDHA

MC

Pj. Pengambil Sumpah


Pembaca SK
Meja penanda
Saksi-saksi tanganan

Saksi-saksi PEMBACA DOA

Pj yg Mengangkat Rohaniwan Saat Peng.


Sumpah Sumpah

Rohaniwan
Undangan yg setaraf Sebelum/sesudah
Dg pengambil sumpah Peng. Sumpah
Dan yg setingkat lbh rendah Tempat Undangan Lainnya
CONTOH
TATA TEMPAT PADA UPACARA PELANTIKAN DAN SERTIJAB
UNTUK YANG BERAGAMA KRISTAN KATHOLIK DAN PROTESTAN

MC

Pj. Pengambil Sumpah


Pembaca SK
Meja penanda
Saksi-saksi tanganan

Saksi-saksi PEMBACA DOA

Rohaniwan Saat Peng. Pj yg Mengangkat


Sumpah Sumpah

Rohaniwan
Undangan yg setaraf Sebelum/sesudah
Dg pengambil sumpah Peng. Sumpah
Dan yg setingkat lbh rendah Tempat Undangan Lainnya
TATA UPACARA
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam
penyelenggaraan upacara, adalah:
 Undangan
 Kelengkapan upacara
 Perlengkapan upacara
 Urutan acara dalam upacara
 Denah tempat upacara
 Tempat duduk
 Konsumsi
 Kebersihan
 Rapat koordinasi persiapan
 Gladi kotor
 Gladi bersih
KELENGKAPAN UPACARA
Kelengkapan Upacara MELIPUTI:
1. Penanggungjawab upacara
2. Pembina upacara
3. Pemimpin upacara
4. Pemimpin barisan
5. Pembawa acara
6. Pembaca naskah
7. Pembaca kitab Suci
8. Pembaca Do’a
9. Pemimpin lagu Kebangsaan Indonesia
Raya
10. Penerima tamu
11. Petugas keamanan
12. Pengerek bendera
13. Peserta upacara
PERLENGKAPAN UPACARA
BENDERA
Meliputi :
1. Tiang bendera dengan tali
2. Bendera
3. Mimbar upacara
4. Naskah yang akan dibaca
seperti: Teks Pancasila; Teks
Pembukaan UUD 45; Teks
Panca Prasetya KORPRI; Teks
Do’a.
5. Pengeras suara.
UKURAN BENDERA

UU NO. 24 Tahun 2009 tentang Bendera,


Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu
Kebangsan, pasal 4:
(1) bendera negara Sang Merah Putih
berbentuk empat persegi panjang
dengan ukuran lebar 2/3 (dua pertiga)
dari panjang serta bagian atas berwarna
merah dan bagian bawah berwarna putih
yg kedua bagiannya berukurn sama.
Ukuran Bendera
(2) bendera negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuat dari kain yg warnanya tdk luntur.
(3) ... Ketentuan ukuran:
– 200 cm x 300 cm utk lapangan istana kepresidenan;
– 120 cm x 180 cm untuk lapangan umum;
– 100 cm x 150 cm untuk di ruangan; kapal dan kereta
api
– 36 cm x 54 cm untuk di mobil presiden dan wapres;
– 30 cm x 45 cm untuk di mobil pejabat negara; dan
pesawat udara;
– 20 cm x 30 cm di kendaraan umum
– 10 cm x 15 cm di meja
UKURAN TIANG BENDERA
17 meter untuk bendera pusaka di
istana kepresidenan
5,6 kali lebar bendera untuk
lapangan umum
5 meter untuk lapangan kecil
2 meter untuk bendera di dalam
ruangan.
PERLENGKAPAN UPACARA
DALAM RUANGAN
Meliputi :
1. Bendera Merah Putih
2. Bendera KORPRI
3. Bendera Instansi Kementerian/Lembaga
4. Bendera Organisasi
5. Podium
6. Naskah yang akan dibaca/ditandatangani, seperti:
Surat Keputusan; Berita Acara; Teks Do’a
7. Pengeras suara
8. Lampu penerangan
9. Meja kursi
10. Gambar Presiden dan Wakil Presiden
11. Peralatan khusus dalam peresmian/pembukaan, alat
pengguntingan pita,
gong/palu/kentongan/sirine/bedug
12. Dekorasi sesuai dengan letak tata tempat, jenis
upacara dan ciri identitas Departemen Agama
13. Buku tamu.
PERLENGKAPAN UPACARA DI
LUAR RUANGAN
Meliputi :
1. Podium
2. Naskah yang akan dibaca/ditandatangani,
seperti: Surat Keputusan; Berita Acara; Teks Do’a
3. Pengeras suara
4. Lampu penerangan
5. Meja kursi
6. Tenda
7. Peralatan khusus dalam
peresmian/pembukaan/peletakan batu pertama,
alat pengguntingan pita, gong, palu, kentongan,
sirine, bedug
8. Dekorasi sesuai dengan letak tata tempat, jenis
upacara dan ciri identitas Departemen Agama
9. Buku tamu.
PELAKSANAAN/PROSESI UPACARA
(Upacara Bendera rutin tanggal 17)

1. Pemimpin upacara memasuki lapangan


2. Penghormatan pemimpin barisan kepada pemimpin upacara
3. Laporan pemimpin barisan kepada pemimpin upacara
4. Pembina upacara memasuki lapangan upacara, barisan disiapkan
5. Penghormatan kepada pembina upacara yang dipimpin oleh pemimpin upacara
6. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara siap dimulai
7. Pengibaran bendera merah putih diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia
Raya oleh seluruh peserta uacara
8. Mengheningkan cipta dipimpin oleh pembina upacara
9. Pembacaan teks pancasila oleh Pembina upacara diikuiti oleh peserta upacara
10. Pembacaan teks pembukaan UUD 1945 oleh petugas
11. Pembacaan teks Panca Prasetya Korpri oleh petugas
12. Amanat pembina upacara, barisan diistirahatkan
13. Pembacaan doa oleh petugas
14. Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara telah
selesai
15. Penghormatan kepada pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara
16. Pembina upacara meninggalkan lapangan upacara
17. Penghormatan pemimpin barisan kepada pemimpin upacara
18. Pemimpin upacara membubarkan barisan
19. Pemimpin upacar meninggalkan lapangan upacara
20. Upacara selesai
PELAKSANAAN/PROSESI UPACARA
(Upacara Hari Amal Bakti Depag, tanggal 3 Januari)

Prosesinya sama dengan upacara


bendera tanggal 17, tapi bisa
ditambah beberapa acara sebelum
amanat HAB Depag, seperti :
1. Penyerahan tanda jasa/piagam bagi
pegawai yang mendapatkannya
2. Penyerahan hadiah kepada pegawai
teladan/ pemenang perlombaan
TATA BENDERA DALAM UPACARA
BENDERA
Bendera dikibarkan sampai
saat matahari terbenam.
Tiang bendera didirikan di
atas tanah di halaman depan
gedung.
Penghormatan dilakukan pada
saat pengibaran atau
penurunan bendera.
Perhatikan:
Tangan
pengerek
bendera,
mengepal
dan ujung
jempol
menghadap
ke atas.
TATA LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA
DALAM UPACARA RESMI

• Apabila diperdengarkan dengan musik, maka lagu


Kebangsaan Indonesia Raya dibunyikan lengkap satu kali.
• Apabila dinyanyikan, maka dinyanyikan lengkap satu bait,
yaitu bait pertama dengan dua kali ulangan.
• Pada saat lagu Kebangsaan Indonesia Raya
diperdengarkan, seluruh peserta upacara mengambil sikap
sempurna dan memberikan penghormatan menurut
keadaan setempat.
• Pada waktu mengiringi pengibaran/penurunan bendera
tidak dibenarkan dengan menggunakan musik dari tape
recorder atau piringan.
• Jika tidak ada korps musik/genderang dan atau sangkala,
maka pengibaran/ penurunan bendera diiringi dengan
nyanyian bersama lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
TATA BUSANA DALAM UPACARA
RESMI
 Busana upacara dalam acara kenegaraan atau acara resmi
disesuaikan menurut jenis upacara.
 Dalam acara kenegaraan digunakan pakaian sipil lengkap;
pakaian dinas upacara kebesaran atau pakaian nasional
yang berlaku sesuai dengan jabatannya atau kedudukannya
dalam masyarakat.
 Dalam acara resmi digunakan pakaian sipil harian atau
seragam KORPRI atau seragam resmi lainnya yang telah
ditentukan.
TATA PENGHORMATAN
Tata penghormatan meliputi:
• Pemberian tata tempat
• Penghormatan bendera
kebangsaan
• Penghormatan kpd
pemimpin dan pembina up
• Penghormatan terhadap
jenazah pejabat negara,
pejabat pemerintah,
tomastu (BERKABUNG)
PENGIBARAN BENDERA
SETENGAH TIANG
• Selama tujuh hari bagi Presiden dan Wakil Presiden;
• Selama lima hari bagi Ketua Lembaga Tinggi Negara;
• Selama tiga hari bagi Menteri Negara, Pejabat
setingkat Menteri Negara, Wakil Ketua Lembaga
Tinggi Negara, Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan
dan Kepala Kepolisian RI;
• Selama tujuh hari bagi mantan Presiden dan mantan
Wakil Presiden;
• Hari-hari selama pengibaran setengah tiang bendera
kebangsaan merah putih tersebut dinyatakan
sebagai hari berkabung nasional dan dikabarkan ke
seluruh pelosok tanah air;
• Dua hari bagi pejabat negara lainnya.
Ketua/Kepala/Dirjen dari LPND, atau Tomastu
lainnya
PENGIBARAN BENDERA
SETENGAH TIANG
• Sejak tanggal kedatangan jenazah di Indonesia, bagi jenazah
Pejabat Negara, Pejabat Pemerintah dan Tomastu yang
meninggal di LN;
• Pelaksanaan pengibaran setengah tiang bendera kebangsaan
merah putih dilakukan sejak pengibaran upacara sampai
terbenam matahari;
• Apabila pengibaran setengah tiang bendera kebangsaan merah
putih tersebut berlangsung bersamaan dengan
penyelenggaraan peringatan hari nasional, maka bendera
kebangsaan merah putih dikibarkan secara penuh;
• Penghormatan berupa pengantaran atau penyambutan
jenazah, persemayaman dan pemakaman jenazah bagi pejabat
negara, pejabat pemerintah dan Tomastu dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku baginya.
PEJABAT-PEJABAT DALAM UPACARA
• Ketua panitia pelaksana upacara (militer:
perwira upacara)
• Pembina upacara (militer: inspektur upacara)
• Pemimpin upacara (militer: komandan
upacara)
TUGAS KETUA PANITIA

1. Sebagai penanggung jawab terlaksananya upacara dengan tertib dan


khidmad, serta memahami dan menguasai peraturan upacara.
2. Menyiapkan dan menyusun tata urut acara upacara.
3. Menyiapkan sarana dan prasarana upacara
4. Menyiapkan tugas pengerek bendera dan dilatih terlebih dahulu.
5. Menyiapkan petugas pembaca teks pembukaan UUD 1945, Sapta
Prasetya Korpri,, dll.
6. Menunjuk, menyiapkan pembawa acara (protokol)
7. Menghubungi dan berkoordinasi dengan pemimpin upacara.
8. Menghadap/melapor kepada pembina upacara tentang tata urut upacara
serta memberitahukan hal-hal yang penting.
9. Sebelum pembina upacara memasuki lapangan upacara. Ketua panitia
melaporkan kepada pembina upacara siap dimulai.
10.Baik buruknya upacara adalah tanggung jawab dari panitia pelaksana
upacara.
TUGAS PEMBINA UPACARA

• Memahami dan menguasai tata urut dalam upacara.


• Menerima pelaporan kesiapan upacara dari ketua
panitia upacara sebelum memasuki lapangan upacara.
• Menerima atau membalas penghormatan umum dari
peserta.
• Memimpin mengheningkan cipta.
• Membacakan teks Pancasila.
• Memerintahkan kepada pemimpin upacara untuk
mengistirahatkan atau membubarkan peserta upacara.
TUGAS Pemimpin upacara.
• Menerima laporan dari kelompok/barisan upacara dan mengambil alih seluruh barisan peserta
upacara, menyiapkan kerapian kelompok/barisan upacara.
• Memimpin penghormatan umum kepada pembina upacara dengan aba-aba “kepada pembina
upacara, hormat........grak” (peserta upacara sudah disiapkan.
• Menyampaikan laporan kepada pembina upacara bahwa upacara dimulai, dengan mengucapkan
kata-kata sebagai berikut : Lapor, upacara (disebutkan upacara apa)......siap dimulai”.
• pada waktu pembina upacara akan menyampaikan amanat maka pemimpin upacara
mengistirahatkan barisan upacara (kalau diminta) dengan aba-aba, “istirahat ditempat.......grak”
• Menyiapkan kembali barisan upacara stLh pembina upacara menyampaikan amanatnya dengan
aba-aba ”siap.......grak”.
• Menyampaikan laporan kepada pembina upacara bahwa upacara selesai dengan mengucapkan
kata-kata” upacara telah dilaksanakan, laporan selesai”.
• Memimpin penghormatan umum kepada pembina upacara dengan aba-aba, “kepada pembina
upacara, hormat........grak”
• Membubarkan barisan peserta upacara , dengan menghadap barisan, dengan aba-aba, “tanpa
penghormatan, bubar jalan.......(peserta dan pemimpin upacara balik kanan dan bubar jalan).
TATA URUT ACARA UPACARA UMUM

• PERSIAPAN UPACARA

• PELAKSANAAN UPACARA
PERSIAPAN UPACARA
• Barisan disiapkan 30 menit sebelum pelaksanaan upacara.
Masing-masing kelompok merapikan / meluruskan
barisannya.
• Petugas-petugas upacara, menempati tempat yang telah
ditentukan.
• Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara.
• Pemimpin upacara mengambil alih pimpinan seluruh
barisan peserta upacara.
• Pemimpin upacara merapikan /menyempurnakan susunan
barisan peserta upacara (kalau perlu dapat melakukan
latihan –latihan penghormatan umum)
• Pembawa/ pengantar acara (protokol) membacakan
urutan-urutan upacara.
TATA URUTAN UPACARA
UPACARA RUTIN TANGGAL17
• 1). Pemimpin Upacara memasuki lapangan;
• 2). Penghormatan pemimpin barisan kepada pemimpin upacara,
• 3). Laporan pemimpin barisan kepada pemimpin upacara
• 4). Pembina Upacara memasuki lapangan upacara, barisan di siapkan;
• 5). Penghormatan kepada pembina upacara yang dipimpin oleh pemimpin upacara;
• 6). Laporan dari pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara dimulai;
• 7). Pengibaran bendera diiringi dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya
• 8). Mengheningkan cipta untuk mengenang arwah para pahlawan yang telah gugur,
• 9). Pembacaan teks Pancasila oleh pembina upacara
• 10). Pembacaan teks Pembukaan UUD 1945 oleh petugas;
• 11). Pembacaan teks Panca Prasetya KORPRI oleh petugas;
• 12). Sambutan Pembina upacara, barisan diistirahatkan oleh pemimpin upacara;
• 13). Pembacaan Doa;
• 14). Laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara
• 15). Penghormatan kepada pembina upacara dipimpin oleh pemimpin upacara;
• 16). Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara;
• 17). Pemimpin upacara membubarkan barisan;
TATA UPACARA UMUM
PERSIAPAN:
1.PEMIMPIN UPACARA MEMASUKI LAPANGAN.
2.PENGHORMATAN KEPADA PEMIMPIN UPACARA
3.LAPORAN PEMIMPIN BARISAN KEPADA PEMIMPIN UPACARA
4.PEMBINA UPACARA MEMASUKI LAPANGAN
5.PENGHORMATAN KEPADA PEMBINA UPACARA
6.LAPORAN PEMIMPIN UPACARA KEPADA PEMBINA UPACARA
7.PENGIBARAN SANG MERAH PUTIH
8.PENGHORMATAN KEPADA SANG MERAH PUTIH DIDIRINGI LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA.
9.MENGHENINGKAN CIPTA DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN UPACARA
10.PEMBACAAN TEKS PANCASILA OLEH PEMBINA UPACARA.
11.PEMBACAAN TEKS PEMBUKAAN UUD 1945, PANCA PRASETYA KORPRI, DAN KODE ETIK PEGAWAI.....
12.AMANAT PEMBINA UPACARA
13.PEMBACAAN DOA
14.LAPORAN PEMIMPIN UPACARA KEPADA PEMBINA UPACARA BAHWA UPACARA SELESAI
15.PENGHORMATAN KEPADA PEMBINA UPACARA
16.PEMBINA UPACARA MENINGALKAN TEMPAT.
17.UPACARA SELESAI, BARISAN DIBUBARKAN
PELAKSANAAN UPACARA
• Penanggung jawab upacara (ketua panitia laporan kepada pembina
upacara bahwa upacara siap dimulai (biasanya pembina berada
diruangan vip) dengan bunyi laporan : ” lapor Upacara .... Tanggal....
Tahun .... Siap dimulai”.
• Pemimpin upacara menyiapkan barisannya dengan aba-aba :
siap..grak
• Pembina upacara memasuki lapangan upacara yang diantarkan oleh
ketua panitia upacara. (Pembina upacara didampingi oleh ajudan
untuk membawakan map atau teks pancasila)
• penghormatan umum kepada pembina upacara yang dipimpin oleh
pemimpin upacara dengan apa-aba : ”kepada pembina upacara,
hormat..grak” setelah dibalas oleh pembina upacara sampaikan
aba-aba lagi, tegak.....grak.
Laporan Pemimpin Upacara Kepada Pembina
Upacara

Pemimpin upacara maju menghadap pembina


upacara (3 atau 4 langkah) dan menyampaikan
laporan dengan kata-kata:
”lapor Upacara .... Tanggal.... Tahun ..... siap
dimulai”
•setelah dijawab oleh pembina upacara dengan
kata-kata, ”lanjutkan /kembali ke tempat” maka
pemimpin upacara menirukan jawaban, selanjutnya
balik kanan dan kembali ke tempat.
Persiapan Pengibaran Bendera

1. Petugas pengerek bendera (berjumlah 3 orang)


membawa bendera mendekati tiang bendera.
2. Setelah mendekati tiang bendera, masing-masing
bertugas,
3. Satu memegang bendera
4. Satu megikat/mengkaitkan bendera dengan tali yang
ada di tiang bendera
5. Satunya lagi memegang tali dan menaikkan bendera.
6. Setelah bendera diikat dan dikembangkan, maka
salah seorang berteriak melaporkan bahwa bendera
siap untuk dinaikkan, bunyi laporan: ”bendera
.....siap”
PENGHORMATAN KEPADA BENDERA

• Pelaksanaan penghormatan dilakukan setelah


aba-aba “bendera siap” dari petugas pengerek
bendera, serta setelah protokol menyampaikan
pengantar penghormatan, setelah itu baru
pemimpin upacara memberikan aba-aba:
”kepada sang merah putih hormat....grak”
(seluruh peserta upacara wajib memberikan
penghormatan).
• Setelah bendera sampai puncak tiang bendera,
pemimpin /pembina mengucapkan aba-aba,
”tegak....grak.
Mengheningkan cipta

• Pelaksanaannya, pembina upacara


menyampaikan aba-aba: ”mengheningkan
cipta.....mulai” (tanpa kata pengantar).
• semua peserta upacara menundukkan kepada
beberapa detik, setelah itu pembina upacara
mengucapkan ”selesai” dan seluruh peserta
upacara serentak kembali menegakkan kepala.
Pembacaan teks pancasila.

• Pelaksanaannya, ajudan memberikan teks


pancasila kepada pembina upacara, dan
langsung dibaca satu persatu serta diikuti
seluruh peserta upacara.
• Pada sila keempat, ada penggalan:
“kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan” (ditirukan); “dalam
permusyawaratan perwakilan” (dirukan).
Pembacaan Teks Pembukaan UUD 45 dan Panca
Prasetya Korpsi
• 2 orang petugas pembaca menghadap ke pembina dan
menyampaikan laporan:
• “Lapor... Pembacaan teks Pembukaan UUD 1945 dan Panca
Prasetya Korpri, siap dilaksanakan”.
• Pembina: “lanjutkan!”.
• Lalu satu per satu petugas membaca.
• Selesai membaca, salah satu petugas menyampaikan laporan
kpd Pembina Upacara: “Pembacaan telah dilaksanakan,
laporan selesai”.
• Kembali ke tempat.
Amanat pembina upacara
• Ajudan memberikan tesk amanat , selanjutnya
pembina memberikan instruksi kepada pemimpin
upacara agar mengistirahatkan barisan dengan intruksi,
”barisan diistirahatkan”
• Pemimpin upacara memberi aba-aba untuk
mengistirahatkan, ”istirahat di tempat ......grak”.
• Pembina upacara menyampaikan atau membacakan
amanatnya.
• Selesai pembina membacakan amanatnya, maka
pemimpin upacara tanpa aba-aba dari pembawa acara
langsung menyiapkan kembali barisan upacara dengan
aba-aba ”siap.........grak”.
Laporan Megakhiri Upacara
1. Pemimpin upacara maju 3 atau 4 langkah di
depan pembina upacara dan memyampaikan
laporan sebagai berikut: ”upacara telah
dilaksanakan, laporan selesai”.
2. Pembina upacara menjawab: “bubarkan”.
3. Pemimpin upacara menjawab lagi:
“bubarkan”.
4. Pemimpin upacara balik kanan (kembali ke
tempat).
Penghormatan Umum Kepada Pembina Upacara

1. Pemimpin upacara memimpin penghormatan


dengan aba-aba, ”kepada pembina upacara,
hormat.......grak”.
2. Setalah dibalas oleh pembina upacara
diberikan aba-aba lagi, ” tegak.......... grak”.
UPACARA SELESAI
• Pembina upacara meninggalkan lapangan
upacara, di luar lapangan upacara, pembina
upacara disambut oleh ketua panitia/perwira
upacara dan melaporkan bahwa upacara telah
selesai dilaksanakan dengan bunyi laporan,
”upacara telah dilaksanakan, laporan selesai”.
• Pemimpin upacara membubarkan barisan: “Tanpa
pengormatan, bubar barisan.... Jalan”.
GANGGUAN UPACARA
N JENIS CARA MENGATASI
O GANGGUAN
1 Kerekan macet upacara berjalan terus, setelah selesai baru
kerekan dibetulkan.
2 Tali kerekan pengibar berusaha menangkap bendera dan
putus merentangkan bendera sampai selesai
upacara, kemudian bendera dilipat sesuai
dengan ketentuan untuk disimpan

3. Tiang bendera kelompok pengibar berusaha menegakkan


roboh
seperti butir 2

tiang , bila tidak bisa dipertahankan
: lakukan
:.
• : :
4 Bendera terbalik kalau tali sudah tepat, tapi melintir maka
petugas bendera langsung•membalik, - kalau -
pemasangan tali salah maka bendera dilipat
kembali dan direntangkan lagi
GANGGUAN UPACARA
NO JENIS CARA MENGATASI
GANGGUAN
6 Hujan deras Bila upacara sdh berlangsung, lanjutkan
sampai selesai. (Jangan menghentikan
pengibaran bendera dalam situasi apa
pun).
Bila upacara belum berlangsung, tunda
sampai hujan reda, baru melaksanakan
upacara.
UPACARA KHUSUS

Pengertian
• Upacara khusus adalah suatu kegiatan upacara secara khusus yang
tidak memerlukan pejabat-pejabat upacara dan susunan acara
upacara secara lengkap seperti upacara umum.
Macam upacara khusus antara lain :
• upacara pengambilan sumpah jabatan dan serah terima
jabatan/pelantikan
• Apel pagi dan siang/sore
• Pelaporan kesiapan dan selesainya belajar dikediklatan.
Pada umumnya kegiatan upacara khusus dilakukan di ruangan, tetapi
ada yang dilaksanakan diluar ruangan, yaitu upacara appel.
APEL PAGI
Tata cara kegiatan apel pagi
•Apel pagi merupakan kegiatan berkumpul
untuk mengetahui kehadiran dan kondisi
personil dari suatu instansi perkantoran
atau lembaga pendidikan yang
dilaksanakan secara rutin.
•Apel yang lazim dilakukan adalah apel
pagi (masuk kerja) dan apel siang/sore
(selesai kerja).
Tata Upacara Apel
• Barisan dipimpin dan disiapkan oleh salah seorang dari barisan itu
(biasanya yang tertua atau yang ditunjuk). Setelah diluruskan dan
dirapikan, selanjutnya berdiri disamping kanan barisan, pemimpin
apel menerima laporan masing-masing barisan.
• Setelah penerima appel berdiri ditengah berhadapan dengan
barisan dan penerima appel mengucapkan ”appel
pagi/sore.....dimulai”, maka pemimpin barisan langsung
menyampaikan penghormatan umum dengan aba-aba ”kepada
penerima appel (atau disebut jabatannya) hormat....grak”, dan
selanjutnya pemimpin barisan bersama-sama dengan seluruh
peserta appel memberikan penghormatan.
• Setelah penghormatan dibalas oleh penerima appel, langsung
pemimpin barisan menyampaikan aba-aba ”tegak.......grak” dan
seluruh peserta appel serentak menghentikan penghormatan
bersama-sama serentak dengan pemimpin barisan.
• 4. Pemimpin barisan, maju menghadap 2 atau 3 langkah didepan penerima appel
dan selanjutnya langsung melaporkan situasi appel dengan kata-kata sebagai
berikut : ” Lapor, appel pagi/siang peserta prajabatan angkatan 1 jumlah 40 rang,
kurang 1, hadir 39, keterangan sakit, siap mengikuti appel pagi.
• 5. Setelah diterima laporan oleh penerima appel maka penerima appel
mengucapkan kata-kata, ”kembali ketempat” dan diulangi oleh pemimipin appel
”kerjakan/kembali ketempat”, selanjutkan langsung balik kanan kembali menuju
ketempat semula (disamping barisan)
• 6. Selanjutnya kalau ada diintruksi atau pengumuman yang akan disampaikan oleh
penerima appel maka penerima appel langsung mengistirahatkan barisan appel
dengan kata-kata ”istirahat ditempat....grak”, lalu menyampaikan instruksi atau
pengumuman, setelah kembali disiapkan dengan aba-aba ” siap....grak”
• 7. Terakhir penerima appel menyampaikan kata-kata ”appel pagi/sore selesai,
barisan dapat dibubarkan, kerjakan”. Langsung diulangi oleh pemimpin barisan
dengan kata ”kerjakan” dan penerima appel balik kanan, dan sesudah itu pemimpi
barisan membeubarkan barisannya.
Manfaat appel
1. Dapat selalu mengikuti perkembangan situasi dan
kondisi serta kesiapan personil.
2. Pada saat appel dapat disampaikan perhatian-
perhatian, instruksi-instruksi dan pengumuman-
pengumuman.
3. Menjalin rasa persaudaraan senasib sepenanggungan,
seperjuangan dan meningkatkan persatuan dan
kesatuan dilingkungan pekerjaan, kediklatan, institusi.
4. Memupuk rasa kebersamaan dan kesetiakawanan.
5. Meningkatkan pembinaan disiplin.
PELAPORAN DI KELAS
Tata cara kegiatan laporan dikelas
1. Setelah widyaiswara/pelatih memasuki ruangan kelas dan berdiri di muka
kelas, maka ketua kelas atau piket atau yang ditunjuk memimpin kelas,
menyiapkan kelas dengan aba-aba, ”duduk siap.....grak”.
•Selanjutnya menghadap 2 atau 3 langkah di muka widyaiswara langsung
menyampaikan penghormatan/menganggukkan kepala, setelah dibalas
kembali kesikap sempurna dan menyampaikan laporan dengan urutan-urutan
sebagai berikut.
•a. lapor
•b. peserta prajabatan gol II/III ..., angkatan I
•c. jumlah...40
•d. kurang...2
•e. hadir......38
•f. keterangan 1 sakit 1 ijin, siap menerima pelajaran /pembekalan (meterinya
apa disebutkan)
2. Sesudah itu Widyaiswara menyampaikan kat-kata ”laporan
saya terima, sebelum memulai pelajaran, pimpin doa
bersama, kerjakan” dan diulangi olah pelapor , “kerjakan”.
3. Tanpa penghormatan langsung balik kanan dan menghadap
kepada peserta, langsung memimpin doa dengan
menyampaikan kata-kata...”untuk mengawali pelajaran kita
pagi ini, marilah kita berdoa, berdoa.........mulai”. Selanjutnya
semua menundukkan kepala beberapa detik dan disudahi
dengan kata-kata ”selesai”, kembali kesikap sempurna.
4. Ketua kelas kemudian mengistirahatkan kelasnya dengan
aba-aba ” istirahat ditempat...grak”
• b. Laporan selesai belajar
• 1. setelah widyaiswara mengatakan pelajaran
selesai maka ketua kelas menyiapkan kelas
dengan aba-aba ”duduk siap......grak.
• 2. ketua kelas menghadap 2 atau 3 langkah
dimuka widyaiswara dan tanpa penghormatan
melaporkan dengan kata-kata ” telah menerima
materi pelajaran TUS, laporan selesai.
• 3. Sesudah itu widyaiswara menjawab ”bubarkan,
dan diulangi oleh palapor, ”bubarkan/kerjakan”.
• 4. ketua kelas menyampaikan penghormatan kepada
widyaiswara, setelah dibalas kembali kesikap sempurna
dan langsung balik kanan menghadap kepada peserta
langsung memimpin doa dengan menyampaikan kata-
kata ”untuk mengakhiri pelajaran kita, marilah kita
berdoa, berdoa....mulai” Selanjutnya semua
menundukakan kepala beberapa detik diakhiri dengan
kata-kata ”selesai” dan kembali kesikap sempurna.
• 5. Ketua kelas mengistirahatkan kelasnya dengan aba-
aba” istirahat ditempat.....grak
WASSALAMU ‘ALAIKUM
WARAHMATULLAH HIWABARAKATUH
APEL PAGI PESERTA DIKLAT
• Persiapan pasukan oleh masing-masing
pemimpin barisan
• Pemimpin apel mengambil tempat
• Penghormatan kepada pemimpin apel,
dipimpin oleh penjuru kanan
• Laporan.
• Pembina apel memasuki lapangan.
• Laporan
• 8. Pembacaan Panca Prasetya Korps Pegawai
Republik Indonesia dan Kode Etik Pegawai
Departemen Agama diikuti oleh peserta apel.
• 9. Amanat pembina upacara
• 10. Laporan
• 11. Penghormatan kepada pembina apel.
• 12. Pembina apel diperkenankan meninggalkan
tempat.
• 13. Penghormatan kepada pemimpin apel.
• 14. Apel pagi selesai, barisan dibubarkan
SKENARIO UPACARA
N PUKUL MATA ACARA POKOK PELAKSANAAN
O
1 07.30-08.00 PERSIAPAN MASING-MASING PEMIMPIN
BARISAN KEDEPAN BARISAN
DAN MENYIAPKAN
BARISANNYA

2. 08.00-08.10 LAPORAN PEMIMPIN UPACARA


MENGHADAP 3-4 LANGKAH
DIDEPAN PEMBINA UPACRA,
DENGAN ABA 2…….
TATA UPACARA RUTIN SETIAP HARI

SENIN DI SEKOLAH
UPACARA BENDERA , HARI SENIN, TANGGAL 24 MARET 2OO8, DIMULAI...
• 1.    PERSIAPAN.


 
2.    PEMIMPIN UPACARA MEMASUKI LAPANGAN.
3.    PENGHORMATAN
• 4.    LAPORAN
• 5.    PEMBINA UPACARA MEMASUKI LAPANGAN
• 6.    PENGHORMATAN
• 7.    LAPORAN
• 8.    PENGIBARAN SANG MERAH PUTIH
• 9.    PENGHORMATAN KPD SANG MERAH PUTIH DIDIRINGI LG KEBANGSAAN INDO RAYA.
• 10.  MENGHENINGKAN CIPTA
• 11.  PEMBACAAN TEKS PANCASILA.
• 12.  PEMBACAAN TEKS PEMBUKAAN UUD 1945.
• 13.  AMANAT PEMBINA UPACARA
• 14. PEMBACAAN DOA
• 15.  LAPORAN
• 16. PENGHORMATAN
• 17.PEMBINA UPACARA MENINGALKAN TEMPAT.
• 18. BARISAN DIBUBARKAN.
•  
IF YOU DO THE RIGHT THING…
NO ONE WILL REMEMBER,
BUT IF YOU DO THE WRONG THING…
NO ONE WILL EVER FORGET.

JIKA ANDA MELAKUKAN SESUATU DENGAN BENAR… TIADA ORANG YANG AKAN MENGINGATNYA,
TAPI JIKA ANDA MELAKUKAN SUATU KESALAHAN… TAK ADA YANG AKAN PERNAH MELUPAKANNYA.
BAGAIMANA SIKAP PEJABAT/PETUGAS
UPACARA?

SMART
 SIKAP YANG TENANG, TIDAK
MUDAH PANIK/GROGI
 MATURE (SIKAP YANG
MATANG/DEWASA)
 ABILITY & PRO-ACTIVE
(MAMPU DAN PROAKTIF)
 RESPONSIVE (CEPAT
TANGGAP)
 TANGGUNG JAWAB
(RESPONSIBLE)

Anda mungkin juga menyukai