Anda di halaman 1dari 21

SMF GIGI DAN MULUT RSU BANGLI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

PERAN MAKANAN TERHADAP


KEJADIAN KARIES GIGI

OLEH DOKTER MUDA


Tri Cahaya Putra (014.06.0038)
Baiq Widya Egita (013.06.0011)
Muzayyanatulhayat (013.06.0038)
Surya Ashri Rahman H (013.06.0056)

Pembimbing : drg. Sri Artiningsih dan drg. Agung Bagus Yudistira


pendahuluan

Gigi  jaringan tubuh yang mudah sekali mengalami kerusakan

• Karies aktif di Indonesia 43,4% (indeks DMF-T


4,85) Rata-rata  5 buah gigi/orang
Riskesdas • Gigi yang dicabut/M-T  3,86 (4 gigi/orang)
2007

• Penjumlahan D-T, M-T, dan F-T


Indeks
DMF-T

Makanan  salah satu faktor utama penyebab karies gigi


PEMBAHASA
N

KARIES GIGI
 Penyakit pada jaringan keras gigi
 Ditandai : kerusakan email dan dentin

 Penyebab :
 aktivitas metabolism bakteri dalam plak  interaksi
produk mikroorganisme, ludah, bagian-bagian makanan
& email  demineralisasi
FAKTOR PENYEBAB

MIKROORGANISME
• Berkembang di daerah sulit
Streptococcus mutans dan Lactobacilus dibersihkan (tepi gingiva,
(utama dari 500 bakteri) permukaan proksimal, & di
 Plak dalam fisura)
 Massa padat • Bakteri kariogenik 
 Bakteri yang tidak memfermentasi sukrosa 
terkalsifikasi asam laktat kuat 
 Melekat erat di permukaan demineralisasi
 Tahan dengan berkumur &
gerakan fisiologis jar.
Lunak.
GIGI (HOST)

• Morfologi gigi dengan lekukan dalam (sulit dibersihkan)


 plak mudah berkembang  karies gigi
• Sering terjadi pada permukaan gigi yang spesifik
• Gigi susu  pada permukaan halus
• Gigi permanen  permukaan pit dan fisur.
MAKANAN

• Bersifat Lokal, tergantung pada komponen makanan


• Sisa makanan (karbohidrat)  substrat yang difermentasi oleh bakteri
u/ mendapat energi
• Sukrosa & glukosa  dimetabolisme  polisakarida intrasel &
ekstrasel  bakteri melekat di permukaan gigi.
• Sukrosa  menyediakan cadangan energi  metabolism kariogenik
 dipecah menjadi glukosa dan fruktosa  dimetabolisme menjadi
asam laktat, asam format, asam sitrat dan dekstran.
WAKTU

• Karies  perkembangan lambat & bertahap


• Merupakan proses dinamis (periode demineralisasi dan remineralisasi)
• Karies pada anak-anak > dewasa
MEKANISME KARIES

3 Teori  protheolysis, proteolytic-chelation dan chemoparasitic (disebut juga


teori asidogenik)

1. TEORI ASIDOGENIK

Karies gigi  produksi asam oleh aksi mikroorganisme terhadap


karbohidrat

Ditandai: dekalsifikasi komponen inorganik  disentegrasi substansi


organik dari gigi
MAKANAN KARIOGEIK

Merupakan makanan yang mengandung fermentasi karbohidrat


sehingga menyebabkan penurunan pH plak menjadi 5,5 atau kurang
dan menstimulasi terjadinya proses karies. Misalnya karbohidrat

Karbohidrat sederhana satu/dua


Karbohidrat kompleks terdiri
ikatan molekul sakarida yaitu
dua ikatan monosakarida yang
monosakarida & disakaridahanya
disebut polisakarida
terdiri

Pati  padi-padian, umbi- Sukrosa  gula tebu


umbian, & biji-bian Laktosa  gula susu
PERAN MAKANAN DALAM MENYEBABKAN KARIES
TERGANTUNG DARI KOMPONEN KRIOGENIK
MAKANAN TERSEBUT.

KARIOGENIK MAKANAN DITENTUKAN OLEH


BEBERAPA HAL DIANTANYA:
1. Bentuk dan konsistensi makanan

Bentuk makanan menentukan Konsistensi mempengaruhi


lamanya makanan berada di dalam lamanya perlekatan makanan dlm
mulut berdampak efektifitas mulut: permen karet &
pembentukan asam marshmellows  menstimulasi
saliva  rendah terjadinya
Makan cair lebih mudah perlekatan yang lama
dibersihkan disbanding makanan
padat dan lengket Makanan tinggi serat  pop corn,
sayuran mentah “KARIOSTATIK”
Cth: permen & lolipop (tidak menyebabkan karies)
2. Urutan dan frekuensi mengkonsumsi makanan
selingan

Urutan dan kombinasi makanan


Frekuensi mengkonsumsi makanan
Pisang  mengandung
kariogenik yg sering 
karbohidrat terfermentasi &
peningkatan produksi asam pada
menempel pada gigi  karies
mulut

 Setiap mengkonsumsi makanan karbohidrat


 Pisang + sereal + susu 
terfermentasi, setelahnya  turunnya pH saliva 5-15
berpotensi rendah karies menit
 Biskuit crackers + keju   Frekuensi sering  karies
daya kariogenik yg rendah  Mengkonsumsi makanan selingan (karbo)  20 mnt
pre/post waktu makanan utama  bakteri berkembang
produksi asam rongga mulut
Lemak dan protein Mengkonsumsi Mengkonsumsi

5
pada makanan produk susu & keju setelah
membentuk suatu olahannya dapat mengkonsumsi
lapisan yang meningkat saliva gula dapat
melindungi gigi yang kaya kalsium mencegah
dari gula yang & fosfat & turunnya pH saliva
dokonsumsi bermanfaat u/ dibawah
proses
remineralisasi
DEFISIENSI VITAMIN DAN MINERAL

Vitamin dan mineral 


mempengaruhi proses terjadinya
karies gigi
• Vitamin: A, B, C, D
• Mineral: kalsium, fosfor, fluor
dan zinc
PENCEGAHAN KARIES GIGI

PENCEGAHAN
PENCEGAHAN
SEKUNDER
PRIMER
(DRUMMOND)

PENCEGAHAN
TERSIER
PENCEGAHAN PRIMER (DRUMMOND)

A. Memperbanyak memakan makanan kariostatik


seperti lemak, protein dan flour
B. Mengganti gula
C. Mengurangi mengkonsumsi makanan yg manis &
asam
1. D. Mengurangi konsumsi snack yg mengandung
karbohidrat sebelum tidur
MODIFIKAS E. Kombinasikan makanan  makan manis stlh mkan
I DIET protein dan lemak atau setelah konsumsi keju setelah
makan manis
F. Kombinasi makanan mentah dan renyah yg dpt
menstimulasi saliva dengan makanan yg dimasak
G. Buah-buahan yg asam dapat menstimulasi produksi
saliva
H. Membatasi minuman minuman manis
• Menghambat enzim
pembentukan asam oleh bakteri
2. • Menghambat kerusakan email
PEMAKAIA lebih lanjut
• Membantu remineralisasi pada
N FLUOR
lesi awal karies
3. Pit dan fissure sealant 4. Pengendalian plak
• Tindakan mekanis  menyikat
Yaitu penutupan pit dan fissure gigi dan penggunaan alat bantu
yang dalam beresiko terhadap (benang gigi, tusuk gigi dan sikat
karies interdental)
• Tindakan kimiawi  antibiotic
dan senyawa antibakteri lain
PENCEGAHAN PENCEGAHAN
SEKUNDER TERSIER

Pencegahan dilakukan dengan


Pencegahan dilakukan dengan
cara perawatan pulpa atau
melakukan pengobatan dan
melakukan pencabutan gigi
perawatan gigi dan mulut serta
penambalan pada gigi berlubang
KESIMPULAN

Makanan kariogenik merupakan makanan bersumber


karbohidrat yg terfermentasi dan berperan sebagai pencetur utama
terjadinya karies gigi Bersama-sama dengan factor mikroorganisme, gigi
(host) dan waktu. Berdasarkan hasil survey menunjukan angka prevalensi
karies gigi di Indonesia masih tinggi. Untuk itu diperlukan upaya
pencegahan terjadinya karies, baik pencegahan primer, sekunder dan tersier.

20
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai