Anda di halaman 1dari 30

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LHOKSEUMAWE
 
KARYA TULIS ILMIAH
 
UPAYA PENANGGANAN NYERI REUMATOID PADA LANSIA
(LITERATURE REVIEW)

OLEH :
 
MAULIZA YANTI
NIM. 1807401006
 
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LHOKSEUMAWE
2021
Latar Belakang
Rematik masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok lansia
sebagai hasil pembangunan yang pesat dewasa ini dapat meningkatkan
umur harapan hidup sehingga jumlah lansia bertambah tiap tahun
nya,peningkatan umur tersebut sering diikuti dengan meningkatnya
penyakit degeneratif yang sering dijumpai pada kelompok ini. Rematik
sebagai salah satu penyakit degeneratif yang sering dijumpai pada
kelompok lansia dan menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi
didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang
hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai dari
sejak permulaan kehidupan (Thamsuri, 2019).
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia pada Bab 1 Pasal 1 ayat 2 menyebutkan bahwa umur 60 tahun
adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi
merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan
yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan
kematian (Nugroho, 2018).
Penyakit rematik yang paling banyak ditemukan pada golongan usia lanjut di
Indonesia adalah osteoartritis (50-60%), kelompok rematik luar sendi (gangguan
pada komponen penunjang sendi, peradangan sendi, dan sebagainya), dan asam
urat (gout) sekitar 6-7%. Sementara penyakit rematoid artritis (RA) di Indonesia
hanya 0,1% (1 diantara 1000-5000 orang), sedangkan di negara-negara barat 3%
(Muchid, 2016).
Dampak penyakit ini yaitu menyebabkan rasa nyeri, kekakuan, kelemahan,
kemerahan, bengkak dan panas, penyakit ini terjadi antara umur 20–50 tahun
(Thamsuri, 2019). Berdasarkan penelitian Etri yanti 2018 dengan pengaruh buah
kolang kaling terhadap penurunan skala nyeri rematik pada lansia, didapatkan
hasil pretest 5,62 dan posttest 3,31berarti ada kaitan pemberian kolang kaling
terhadap penurun nyeri rematik pada lansia. Kolang kaling mempunyai dampak
fisiologis bagi tubuh,buah kolang kaling untuk rematik di sebabkan karena
kandungan buah kolang kaling (Arenggea Pinnata) yang memiliki
galaktomanan ini dapat memberikan respon analgesik dalam menurunkan rasa
nyeri dan tidak memberikan efek samping karena dalam buah kolang kaling
tidak terdapat bahan kimia (paimin, 2016).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Upaya Penangganan Nyeri Reumatoid Pada Lansia ?”.
 
Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk
mereview “Upaya Penangganan Nyeri Reumatoid Pada Lansia”
Pencarian Literatur Review
Data yang digunakan dari penelitian ini adalah data sekunder dari hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu di tahun 2016-2021
menggunakan 1 database akademik yaitu Google Scholar yang berupa artikel atau
jurnal yang relevan dengan topik sesuai dengan judul Karya Tulis Ilmiah yang
digunakan 10 artikel untuk membuat penelitian dengan kata kunci Penangganan,
Nyeri Reumatoid, dan Lansia.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi

KRITERIA INKLUSI EKSKLUSI

Populasi Lansia -

Intervensi Terapi non Farmakologi Terapi Farmakologi

Pembanding - -

Hasil Penangganan terapi dalam mengatasi nyeri Penangganan Nyeri Reumatoid selain lansia
reumatoid pada lansia

Desain dan Jenis Publikasi Pra-eksperimental, quasy experiment Deskriptif Analitik, korelasi, non
design, eksperimen.

Tahun Publikasi 2017-2021 Sebelum


2016
Bahasa Bahasa Indonesia Bahasa Lain
Seleksi Hasil Studi

Identifikasi penelitian
berdasarkan sumber database
terkait judul secara keseluruhan
N= 1340

Jumlah penelitian setelah Dikeluarkan menurut kriteria


menghilangkan jumlah judul N= 281
penelitian yang sama N= 327
1. Partisipan : apabila partisipan
tidak fokus pada lansia dari
judul yang diangkat N=179
Seleksi dan identifikasi judul 2. Intervensi : apabila
yang sesuai dengan penangganan nyeri reumatoid
permasalahan yang akan tidak sesuai dengan judul yang
direview N= 46 diangkat N= 98
3. Hasil : apabila hasil tidak sesuai
dengan masalah yang diangkat
N=4
Dikeluarkan menurut Kriteria
Klarifikasi dan identifikasi N= 34
abstrak sesuai dengan
permasalahan yang akan 1. Partisipan : apabila partisipan
direview N= 12 (lansia) tidak fokus pada
masalah yang diangkat dalam
abstrak N=11
Klarifikasi dan identifikasi full 2. Intervensi : apabila intervesi
penelitian sesuai dengan (penangganan nyeri reumatoid )
permasalahan yang akan tidak sesuai dengan masalah
direview N=10 yang diangkat dalam abstrak
N= 19
3. Hasil : apabila hasil tidak sesuai
dengan masalah yang diangkat
N=4
Menganalisa penelitian yang
terpilih yang sesuai dengan
permasalahan yang akan
direview N=10
Hasil Penelitian
Karakteristik Umum Literature (n=10)

No Kategori F %
1 Tahun Publikasi
a. 2016 1 10
b. 2017 1 10
c. 2018 2 20
d. 2019 3 30
e. 2020 1 10
f. 2021 2 20
2 Desain Penelitian
a. Quasy Eksperimen 1 10
b. Pra-Eksperimental 9 90
3 Sampiling
a. Total sampling 7 70
b. Purposive sampling 3 30
4 Instrumen
a. Koesioner/ lembar observasi 10 100
5 Analisa data
a. Uji Dependent test 2 20
b. Uji Paired t test 1 10
c. Wilcoxon test 7 70
Jumlah 10 100%
Hasil Pencaharian

No Author Tahun Vol. Judul Metode ( Desain, Hasil Penelitian Databa


angk Sampel, Variabel, se
a Instrumen,
analisis)

1. Etri 2018 Vol 1 Pengaruh Desain : Quasi- Hasil penelitian menunjukkan Google
Yanti, pemberian kolang eksperimen bahwa rata rata skala nyeri Scholar
Eliza kaling (arengea dengan one rematik lansia (pretest) 5,62
Arman pinnata) terhadap group pretest- dengan standar devisiasi 0,619
penurunan skala posttest design dan rata rata skala nyeri setelah
nyeri rematik (posttest) diberikan kolang 3,31
Sampel : 16
pada lansia di dengan standar devisiasi 1,138
Lansia
wilayah kerja dan perbedaan rata rata skala
puskesmas Variabel : nyeri pretest dan posttes adalah
kumun pemberian 2,500 dengan standar devisiasi
kolang kaling 0,894 hasil uji statistik
didapatkan p-value= 0,000 ( p ≤
Instrumen :
0,05 ) berarti ada pengaruh
Lembar
kolang kaling terhadap
Koesioner
penurunan skala nyeri rematik
Analisis : Uji pada lansia di wilayah kerja
Paired Sample puskesmas kumun.
test
No Author Tahun Vol. Judul Metode ( Desain, Hasil Penelitian Databa
angk Sampel, Variabel, se
a Instrumen, analisis)
2. Nurfitri 2020 Vol 9 Pengaruh Metode Desain : Pre Hasil penelitian Google
ani, Kompres Serai – Eksperiment diperoleh intensitas Scholar
Tina Hangat terhadap dengan One Group nyeri Arthrtitis
Yuli Intensitas Nyeri Pre – Post Tes Rheumatoid lansia
fatmaw Arthrtitis Design sebelum tindakan rata
ati Rheumatoid rata 6,90 dan setelah
Sampel : 15
pada Lanjut dilakukan tindakan
responden
Usia di Panti nyeri berkurang
Sosial Tresna Variabel : pengaruh menjadi rata rata 4,13.
Werdha Budi kompres serai hangat Ada pengaruh
Luhur pemberian kompres
Instrumen : lembar
serai hangat terhadap
koesioner
penurunan intensitas
Analisis : t-test nyeri Arthrtitis
dependent Rheumatoid pada
lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Kota
Jambi dengan nilai p-
value = 0,000.
N Author Tah Vol. Judul Metode ( Desain, Hasil Penelitian Database
o un ang Sampel, Variabel,
ka Instrumen, analisis)
3. Tina Yuli 202 Vol Efektifitas Metode desain : Pre – Hasil yang diperoleh tidak Google
Fatmawat 1 1 Terapi Eksperiment dengan ada perbedaan pemberian Scholar
i, Kompres One Group Pre – Post kompres jahe dan kompres
Ariyanto Jahe dan Tes Design sereh hangat terhadap
Kompres intensitas nyeri arthritis
Sampel : 18 resonden
Serai Hangat rheumatoid pada lansia di
untuk Variabel : Pengaruh PSTW Kota Jambi.
Menurunkan kompres jahe dan serai Keduanya memiliki nilai p
Intensitas – value 0,000, artinya
Instrumen : lembar
Nyeri keduanya mempunyai
koesioner
Arthritis pengaruh yang signifikan
Rheumatoid Analisis : T-Test terhadap penurunan
pada Lanjut Dependent intensitas nyeri arthritis
Usia remathoid pada lansia di
PSTW.
No Author Tahu Vol. Judul Metode ( Desain, Hasil Penelitian Databas
n angka Sampel, Variabel, e
Instrumen,
analisis)
4. Sunarti , 2018 Vol 1 Pengaruh Metode desain : Dari hasil penelitian Google
Alhuda kompres hangat Pre – Eksperiment dapat dilihat bahwa scholar
jahe merah dengan rancangan dari 20 orang lanjut
(zingiber One Group Pre – usia dengan signifikan
officinale Post Tes Design 0.05 atau 5%. Jika
roscoe) terhadap nilai signifikansi
Sampel : 20 lansia
penurunan skala >0,05, maka H0
nyeri artritis Variabel : diterima dan Jika
reumatoid pada pengaruh kompres signifikasi <0,05 maka
lansia di upt. jahe merah H0 ditolak.
Pelayanan sosial
Instrumen :
lanjut usia dan
lembar koesioner
anak balita
wilayah binjai Analisis :
dan medan Wiloxom
No Author Tahu Vol. Judul Metode ( Desain, Hasil Penelitian Databa
n angk Sampel, Variabel, se
a Instrumen, analisis)
5. Solikat 2021 Vol 1 Pengaruh kompres Metode desain : Pre Hasil penelitian Google
ul daun seledri – Eksperiment didapatkan nilai p- Scholar
Kasana terhadap dengan rancangan Value 0,000<0,05
h, penurunan nyeri One Group Pre – maka H0 ditolak dan
Isnaini pada lansia Post Tes Design dapat disimpulkan
Rahma penderita bahwa terdapat
Sampel : 72
wati, reumatoid di desa pengaruh kompres
responden
Gatot krapyak daun seledri terhadap
Suparm Variabel : Pengaruh penurunan nyeri pada
anto kompres daun lansia penderita gout
seledri arthritis di Desa
Krapyak.
Instrumen : lembar
koesioner
Analisis : Wiloxom
No Author Tahu Vol. Judul Metode ( Desain, Hasil Penelitian Databas
n angka Sampel, Variabel, e
Instrumen,
analisis)
6. Siti 2017 Vol 1 Efektifitas Metode desain : Hasil Uji Wilcoxon Google
Aisyah, terapi Pre – Eksperiment menunjukkan ρ=0,000 Scholar
Dede “muroqur” dengan rancangan sehingga ρ˂ α = 0,00
Nsrullo murotal One Group Pre – sehingga didapatkan
h qur’an dalam Post Tes Design adanya pengaruh tehnik
upaya terapi murrotal quran dalam
Sampel : 15
mengurangi menurunkan nyeri arthritis
Responden
nyeri rematoid pada lansia.
rhematoid Variabel : terapi Dengan adanya penelitian
atritis di “muroqur” murotal ini diharapkan para lansia
posyandu qur’an selalu rajin mendengarkan
lansia surya terapi murrotal karena
Instrumen :
manfaatnya sangat besar
Lembar Koesioner,
baik dari manfaat fisik dan
dan SPSS
manfaat psikologis.
Analisis : Wiloxom
No Author Tahu Vol. Judul Metode ( Desain, Hasil Penelitian Databas
n angka Sampel, e
Variabel,
Instrumen,
analisis)
7. Hesti 2016 Vol 1 Pengaruh Metode : Pre – Nyeri sendi sebelum Google
Trihartat senam Eksperiment dilakukan senam Scholar
i ergonomik ergonomik sebagian besar
Desain : One
Wulanda terhadap kategori nyeri sedang
Group Pre –
ri, keluhan nyeri sebanyak 13 orang (65%).
Post Tes Design
Anastasi sendi pada Nyeri sendi sesudah
a Suci S, lansia yang Sampel : 20 dilakukan senam
Agus mengalami Responden ergonomik sebagian besar
Warseno rematik di kategori nyeri ringan
Variabel :
wilayah kerja sebanyak 18 orang (90%).
Pengaruh senam
puskesmas Analisa bivariabel yang
ergonomik
banguntapan digunakan adalah
II bantul Instrumen : wilcoxon.
Lembar
koesioner
Analisis :
Wiloxom
No Auth Tah Vol. Judul Metode ( Desain, Hasil Penelitian Databa
or un angk Sampel, Variabel, se
a Instrumen, analisis)
8. Nova 2019 Vol Pengaruh terapi Metode : Pre – Hasil dari penelitian ini Google
maul 14 yoga Eksperiment adalah ada pengaruh Scholar
ana “pranayama” dan pemberian terapi yoga
Desain : One Group
aromatherapy “pranayama” terhadap
Pre – Post Tes
terhadap penurunan tingkat nyeri
Design
penurunan theumatoid arthritis pada
tingkat nyeri Sampel : 20 Lansia lansia di panti wredha budhi
rheumatoid dharma yogyakarta, dimana
Variabel : Pengaruh
arthritis pada nilai z uji wilcoxon sebesar
terapi yoga
lansia di panti -3.976 dengan nilai P value :
“pranayama” dan
wredha budhi 0.000 dimana p< 0.05 maka
aromatherapy
dharma Ho ditolak.
yogyakarta 2019 Instrumen : lembar
koesioner
Analisis : Wiloxom
No Author Tahu Vol. Judul Metode ( Desain, Hasil Penelitian Databas
n angka Sampel, Variabel, e
Instrumen,
analisis)
9. Matalia 2019 Vol 5 Pengaruh senam Metode : Pre – Hasil penelitian ini Google
Gandari PROLANIS Eksperiment menunjukkan bahwa Scholar
terhadap perubahan ada pengaruh yang
Desain : One
nyeri pada lansia signifikan terhadap
Group Pre – Post
dengan rematik di perubahan nyeri
Tes Design
sada jiwa banjar rematik yaitu p value
pasekan desa Sampel : 26 Lansia = 0,000 (α=0,05)
sembung yang artinya bahwa p
Variabel : pengaruh
kecamatan mengwi value < 0,05.
senam PROLANIS
kabupaten badung Berdasarkan hasil
Instrumen : penelitian yang telah
Lembar Koesioner melalui uji statistik
Analisis : Wiloxom dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh
senam PROLANIS
terhadap perubahan
nyeri pada lansia di
Sada Jiwa Banjar
Pasekan Desa
Sembung Kecamatan
Mengwi Kabupaten
Badung.
No Author Tah Vol. Judul Metode ( Desain, Hasil Penelitian Datab
un angka Sampel, ase
Variabel,
Instrumen,
analisis)
10. Jaji, Jum 2019 - Pengaruh terapi Metode : Pre – Hasil uji analisis Google
Natosba, aktifitas kelompok Eksperiment didapat p value 0,001 Scholar
M. Zainal (tak) ketawa terhadap lebih kecil dari nilai
Desain : One
Fikri skala nyeri sendi alpa 0,005, artinya
Group Pre –
(reumathoid arthritis) ada perbedaan
Post Tes Design
pada lansia bermakna skala nyeri
Sampel : 41 sebelum dan sesudah
Lansia dilakukannya TAK
ketawa. Saran untuk
Variabel :
panti, menerapkan
Pengaruh terapi
therapy
aktifitas
komplementer
kelompok
ketawa secara rutin,
Instrumen : sebulan maupun
Lembar seminggu sekali.
Koesioner Bagi penelitian
Analisis : selanjutnya, output
Wiloxom penelitiannya
berbasis lab.
Pembahasan
1. Pemberian Kolang Kaling (Arengea Pinnata)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata skala nyeri rematik lansia
(pretest) 5,62 dengan standar devisiasi 0,619 dan rata rata skala nyeri setelah
(posttest) diberikan kolang 3,31 dengan standar devisiasi 1,138 dan perbedaan rata
rata skala nyeri pretest dan posttes adalah 2,500 dengan standar devisiasi 0,894
hasil uji statistik didapatkan p-value= 0,000 (p ≤ 0,05) berarti ada pengaruh kolang
kaling terhadap penurunan skala nyeri rematik pada lansia di wilayah kerja
puskesmas kumun (Yanti, 2018).
Efek farmakologis pada buah arenggea pinnata memiliki kalsium tinggi
sehingga bagus untuk sendi dan berkhasiat sebagai anti rematik, khasiat kolang
kaling sudah di kenal turun menurun di antaranya sebagai terapi nyeri sendi, juga
kerap digunakan sebagai obat untuk gangguan saluran pencernaan karena
mengandung serat yang tinggi, mengandung kalsium tinggi sehingga baik untuk
tulang (Nugroho, 2018).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khusnul
Kotimah, dkk. 2015 tentang pengaruh kolang kaling terhadap penurunan skala
nyeri rematik, dengan perbedaan rata-rata skala nyeri 2,700 dengan uji statistik p
value 0,001. Nyeri rematik adalah nyeri yang menunjukan adanya sendi yang
bengkak, inflamasi, atau telah terjadi kerusakan sehingga menimbulkan nyeri yang
disebabkan oleh sendi yang rusak dan otot yang tegang (Green, 2010).
2. Kompres Serai Hangat
Hasil penelitian diperoleh intensitas nyeri Arthrtitis Rheumatoid lansia sebelum
tindakan rata rata 6,90 dan setelah dilakukan tindakan nyeri berkurang menjadi
rata rata 4,13. Ada pengaruh pemberian kompres serai hangat terhadap penurunan
intensitas nyeri Arthrtitis Rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Kota Jambi dengan nilai p-value = 0,000 (Nurfitriani, 2020).
Tanaman serei mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat kimiawi dan efek
farmakologi yaitu rasa pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang (anti
inflamasi) dan menghilangkan rasa sakit atau nyeri yang bersifat analgetik serta
melancarkan sirkulasi darah, yang di indikasikan untuk menghilangkan nyeri otot
dan nyeri sendi pada penderita artritis rheumatoid, badan pengalinu dan sakit
kepala (Wiarto, 2017).
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sarah (2019) berjudul “Pengaruh
Kompres Serei Hangat terhadap Intensitas Nyeri Arthritis Rheumatoid pada Lanjut
usia di Panti Jompo Graaha Residen Senior Medan “ dengan hasil ada perbedaan
nilai nilai rata rata nyeri Arthritis Rheumatoid pada responden sebelum dan
sesudah intervensi dengan kompres serei hangat yaitu 1,391 dimana nilai t hitung
lebih besar dari t tabel (13,37), probabilitas (p=0,000) atau p<0,05 sehingga
disimpulkan kompres serai hangat yang diteliti mempunyai pengaruh terhadap
pnurunan intensitas nyeri arthritis rheumatoid pada lanjut usia (Sarah, 2019).
3. Terapi Kompres Jahe dan Kompres Serai Hangat
Hasil yang diperoleh tidak ada perbedaan pemberian kompres jahe dan
kompres sereh hangat terhadap intensitas nyeri arthritis rheumatoid pada lansia di
PSTW Kota Jambi. Keduanya memiliki nilai p – value 0,000, artinya keduanya
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penurunan intensitas nyeri
arthritis remathoid pada lansia di PSTW (Tina, 2021).
Kompres jahe dan serai dapat menurunkan nyeri arthritis rhematoid.
Kompres jahe juga merupakan pengobatan tradisional atau terapi alternatif untuk
mengurangi nyeri arthritis rhematoid. Jahe memiliki kandungan enzim siklo
oksigenasi yang dapat mengurangi peradangan pada penderita arthritis
rheumatoid. Selain itu jahe juga memiliki efek farmakologis yaitu rasa panas dan
pedas, dimana rasa panas ini dapat meredakan rasa nyeri, kaku, dan spasme otot
atau terjadinya vasodilatasi pembuluh darah, manfaat yang maksimal akan
dicapai dalam waktu 15 menit sesudah aflikasi panas (fauci er.al., d008 dalam
LeMone, 2017).
Selaras dengan penelitian (William, 2018) hasil penelitiannya sebelum
dilakukan kompres jahe, nyeri sedang sebanyak 11 orang (85%) dan setelah
dilakukan kompres jahe nyeri ringan sebanyak 12 orang (92%. Sehingga ada
pengaruh kompres jahe terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia dengan nilai
p=0,00. Demikian juga menurut (Santosa, Jaariah, & Arsani, 2016)
4. Hangat Jahe Merah (Zingiber Officinale Roscoe)
Hasil penelitian didapatkan nilai signifikansi >0,05, maka H0 diterima dan
Jika signifikasi <0.05, maka H0 ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan wilcoxon
signed rank test, maka nilai Z -4.472 dengan (p=0.000) (Sunarti, 2018).
Kompres hangat jahe merah dapat menurunkan nyeri artritis karena
kandungan air dan minyak yang tidak menguap pada jahe berfungsi sebagai
enhancer yang dapat meningkatkan permeabilitas oleoresin menembus kulit
tanpa menyebabkan iritasi atau kerusakan hingga ke sirkulasi perifer, oleoresin
pada jahe memiliki potensi anti inflamasi dan antioksidan yang kuat Oleoresin
atau zingerol yang dapat menghambat sintesis prostaglandin sehingga nyeri reda
atau radang berkurang. Prostaglandin adalah suatu senyawa dalam tubuh yang
merupakan mediator nyeri dari radang atau inflamasi, prostaglandin terbentuk
dari asam arakidunat pada sel-sel tubuh dengan bantuan enzim cyclooxygenasi
(COX), dengan menghambat pada enzim cyclooxygenasi maka prostaglandin
tidak terbentuk (Nugroho, 2018).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Masyhurrosyidi di Malang
Jawa Timur Tahun 2013 tentang pengaruh kompres hangat rebusan jahe terhadap
penurunan skala nyeri osteoartritis pada lansia di Puskesmas Arjuna Malang Jawa
Timur, menunjukan secara keseluruhan ada pengaruh yang bermakna antara
tingkat skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan pemberian kompres hangat
rebusan jahe dengan p-value 0.000.
5. Kompres Daun Seledri
Hasil penelitian didapatkan nilai p-Value 0,000<0.05 maka H0 ditolak dan
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh kompres daun seledri terhadap
penurunan nyeri pada lansia penderita Reumatoid di Desa Krapyak (Isnaini,
2018).
Menurut Uji Potensi Antioksidan Herba Seledri (2010) disebutkan bahwa
khasiat tanaman seledri mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat kimiawi
dan efek farmakologi yaitu rasa pedas dan sebagai anti radang(anti inflamasi) dan
menghilangkan rasa sakit atau nyeri yang bersifat analgetik serta melancarkan
sirkulasi darah, yang di indikasikan untuk menghilangkan nyeri otot dan nyeri
sendi pada penderita rematik badan pegal linu dan sakit kepala ( Helmi, 2018).
Penelitian ini didukung oleh penelitian Ana (2017) tentang Pengaruh
Kompres Serei Hangat terhadap Intensitas Nyeri Pasien Gout Arthritis.
Berdasarkan penelitian diketahui hasil uji beda ratarata kompres serei hangat
terdapat pengaruh yang signifikasi 0,001 sehingga p value < 0,05 (Ana, 2017).
6. Terapi “Muroqur” Murotal Qur’an
Hasil Uji Wilcoxon menunjukkan ρ=0,000 sehingga ρ˂ α = 0,00 sehingga didapatkan
adanya pengaruh tehnik terapi murrotal quran dalam menurunkan nyeri arthritis
rematoid pada lansia. Dengan adanya penelitian ini diharapkan para lansia selalu rajin
mendengarkan terapi murrotal karena manfaatnya sangat besar baik dari manfaat fisik
dan manfaat psikologis (Siti, 2017).
Murotal merupakan salah satu musik yang memiliki pengaruh positif bagi
pendengarnya. Mendengarkan ayat-ayat Al-qur’an yang dibacakan secara tartil dan
benar, akan mendatangkan ketenangan jiwa. Lantunan ayat -ayat Al-qur’an secara fisik
mengandung unsur unsur manusia yang merupakan instrumen penyembuhan dan alat
yang paling mudah dijangkau. Suara dapat menurunkan hormon-hormon stress,
mengaktifkan hormon endofrin alami, meningkatkan perasaan rileks, memperbaiki
sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat
pernafasan, detak jantung, denyut nadi dan aktivitas gelombang otak (Handerson &
Jones, 2016).
Penelitian yang sama juga dilakukan (Nadhia, 2015) bahwa terapi murrotal mampu
menurunkan tingkat kecemasan anak yang akan dilakukan sirkumsisi. Penelitian yang
sama juga dilakukan Rohmi Handayani ( dengan judul pengaruh terapi murrotal untuk
menurunkan nyeri persalinan dan kecemasan pada ibu bersalin kala 1 (Siti, 2017).
7. Senam Ergonomik
Nyeri sendi sebelum dilakukan senam ergonomik sebagian besar kategori
nyeri sedang sebanyak 13 orang (65%). Nyeri sendi sesudah dilakukan senam
ergonomik sebagian besar kategori nyeri ringan sebanyak 18 orang (90%).
Analisa bivariabel yang digunakan adalah wilcoxon (Hesti, 2016).
Senam ergonomik atau senam Inti Prima Raga adalah teknik senam untuk
mengembalikan atau membetulkan posisi dan kelenturan sistem saraf dan aliran
darah, memaksimalkan asupan oksigen ke otak, membuka sistem kecerdasan,
sistem muskuloskeletal, sistem keringat, sistem pemanasan tubuh, sistem
pembakaran asam urat, kolestrol, gula darah, asam laktat, christal oxalate, sistem
konversi karbohidrat, sistem pembuatan elektrolit atau ozon dalam darah, sistem
kekebalan tubuh (Wratsongko, 2016).
Hal ini sesuai dengan penelitian Prayana (2015), pengaruh senam
ergonomik terhadap keluhan nyeri dan peningkatan rentang gerak pada lansia
yang mengalami nyeri rematik bahwa usia paling banyak yaitu 60-74 tahun
yaitu 10 responden (33,3%). Hal ini juga sesuai dengan penelitian Ahdaniar,
Hasanudin, dan Indar (2014), faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit
rematik pada lansia salah satunya adalah usia kategori paling banyak yang
menderira rematik adalah usia 60-70 tahun sebanyak 53 orang (67,9 %) (Hesti,
2016).
8. Terapi Yoga “Pranayama” Dan Aromatherapy
Hasil dari penelitian ini adalah ada pengaruh pemberian terapi yoga
“pranayama” terhadap penurunan tingkat nyeri theumatoid arthritis pada lansia di
panti wredha budhi dharma yogyakarta, dimana nilai z uji wilcoxon sebesar -3.976
dengan nilai P value : 0.000 dimana p< 0.05 maka Ho ditolak (Nova, 2019).
Yoga “Pranayama” sangat baik dilakukan untuk penurunan tingkat nyeri pada
lansia karena pada Yoga “Pranayama” ini merupakan terapi yang menggunakan
gerakan yang lebih ringan, yaitu hanya melakukan teknik pengaturan nafas, sehingga
sangat baik untuk lansia yang mengalami proses penurunan fungsi tubuh,
dibandingkan dengan melakukan senam lansia yang merupakan terapi yang banyak
memerlukan gerakan, sedangkan untuk lansia, sangat susah untuk melakukan
gerakan itu karena faktor penurunan fungsi tubuh yang dialami. Apalagi dengan
menggunakan obat analgesik, dikhawatirkan akan memperburuk kondisi ginjal lansia
yang sudah mengalami penurunan fungsi tubuh (Aqila, 2016).
Dari hasil penelitian Merta (2014) yang meneliti tentang “Pengaruh Pranayama
“Yoga” terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di
Banjar Dinas Darmawinangun Wilayah Kerja Puskesmas Kubu II Karangasem Bali”
hasil penelitian pada uji Wilcoxon menunjukkan bahwa ada perbedaan tekanan darah
sebelum pemberian Terapi Yoga “Pranayama” dengan tekanan darah setelah
pemberian Terapi Yoga “Pranayama”.
9. Senam PROLANIS
Hasil persentase tingkat nyeri sebelum diberikan senam PROLANIS yaitu nyeri
ringan sebanyak 4 responden (13,3%) dan nyeri sedang sebanyak 26 responden
(86,7%). Setelah diberikan senam PROLANIS yaitu kategori nyeri ringan sebanyak
17 responden (56,7%) dan nyeri sedang sebanyak 13 responden (43,3%). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap
perubahan nyeri rematik yaitu p value = 0,000 (α=0,05) yang artinya bahwa p value
< 0,05 (Matalia, 2019).
Senam PROLANIS merupakan salah satu metode yang praktis dan efektif dalam
memelihara kesehatan tubuh. Gerakan yang terkandung dalam senam PROLANIS
adalah gerakan yang sangat efektif, efisien, dan logis karena rangkaian gerakannya
merupakan rangkaian gerak yang dilakukan manusia sejak dulu sampai saat ini
(Stanley, 2016).
yang sama diajukan oleh Komariah (2015) tentang Pengaruh Senam Ergonomis
Terhadap Kadar Asam Urat Pada Lansia Dengan Gout Di Pos Binaan Terpadu
Kelurahan Pisangan Ciputat Timur. Penelitian yang dilakukan oleh Prayana (2015)
tentang Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Keluhan Nyeri Dan Peningkatan
Rentang Gerak Pada Lansia Yang Mengalami Nyeri Reumatik Di Panti Wreda
Dharma Bhakti Surakarta (Matalia, 2019).
10. Terapi Aktifitas Kelompok (Tak) Ketawa
Hasil analisis univariat variable jenis kelamin terbanyak perempuan yaitu 11 lansia
(52,4%). Variable usia, terbanyak kategori Elderly/lanjut usia (60- 74 tahun) yaitu 12 lansia
(57,1%). Skala nyeri sendi sebelum TAK ketawa yaitu 14 (66,7%) skala nyeri sedang. Skala
nyeri sendi setelah TAK ketawa yaitu Ringan 15 (71.4%). Hasil uji analisis didapat p value
0,001 lebih kecil dari nilai alpa 0,005, artinya ada perbedaan bermakna skala nyeri sebelum
dan sesudah dilakukannya TAK ketawa (Jaji, 2020).
Salah satu penatalaksanaan nyeri yang dianggap efektif adalah dengan terapi tertawa.
Terapi tertawa adalah suatu terapi untuk mencapai kegembiraan didalam hati yang
dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, senyuman yang menghias wajah, suara
hati yang lepas dan bergembira, peredaran darah yang lancar sehingga bisa mencegah
penyakit, memelihara kesehatan, serta menghilangkan stress (Kemenkes RI, 2017).
Selain itu penelitian ini sejalan juga dengan penelitian Ginting dan Saputra (2016) dengan
judul Terapi Tertawa dan Kaitannya terhadap Ambang Batas Nyeri Penyakit
Muskuloskeletal. Terapi tertawa (laughter therapy) mengakibatkan detak jantung menjadi
lebih cepat, tekanan darah meningkat dan kadar oksigen dalam darah akan bertambah
akibat nafas bertambah cepat, menurunkan sekresi ACTH dan kadar kortisol dalam darah,
sekresi ACTH yang menurun akan merangsang peningkatan produksi serotonin dan
endorfin otak yang mengakibatkan perasaan yang nyaman rileks, dan senang (Kataria
dalam Yani., 2017).
Kesimpulan
Dari Studi Literatur Review Upaya Penangganan Nyeri Reumatoid Pada Lansia
didapatkan dari 10 jurnal yang terkait diantaranya pemberian kolang kaling
(arengea pinnata), kompres serai hangat, terapi kompres jahe dan kompres serai
hangat, kompres hangat jahe merah (zingiber officinale roscoe), kompres daun
seledri, terapi “muroqur” murotal qur’an, senam ergonomik, terapi yoga
“pranayama” dan aromatherapy, senam PROLANIS, dan terapi aktifitas
kelompok (tak) ketawa terapi-tersebut dapat mengatasi nyeri reumatoid
khususnya pada lansia. Dari 10 terapi tersebut terapi yang paling efektif yaitu
terapi kompres serai dan jahe.

Saran
Dari hasil penelitian untuk mengatasi nyeri reumatoid pada lansia tersebut
diharapkan mampu menerapkan terapi alternative terlebih dulu sebagai tindakan
utama dalam mengatasi nyeri rematik, selain dari mudah diterapkan terapi
alternative tersebut lebih menghemat biaya, dan tidak ada efek samping. Dan
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dalam menerapkan terapi yang
bagus digunakan untuk penangganan nyeri reumatoid pada lansia.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai