Anda di halaman 1dari 8

CLUSTER

HEADACHE
Andhika Sukma AP 20190310095
Shafira Nindya Putri 20190310117
Arsy Ahlam Al F 20190310144
Muhammad Herjuna 20170310148
Pengertian
 Nyeri kepala klaster merupakan salah satu jenis nyeri kepala yang paling
hebat dan insidensnya jarang, mempunyai gambaran klinis yang khas yaitu
periodesitas serta gejala otonom, yang membedakan dengan bentuk nyeri
kepala yang lain.
 Sakit kepala cluster sering terjadi pada malam hari, membangunkan pasien
dari tidur, dan berulang setiap hari pada waktu tertentu yang sama untuk
jangka waktu mingguan hingga bulanan. Setelah itu akan ada jeda dimana
pasien mungkin bebas dari sakit kepala cluster selama berbulan-bulan atau
bertahun-tahun.
 Predominan pada laki-laki, dengan rasio laki-laki : wanita adalah 9 : 1.
Serangan pertama kali biasanya pada usia 20-40 tahun. Puncak usia onset
awal 20-29 tahun.
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
■ Nyeri kepala yang hebat, nyeri selalu unilateral di orbita,
supraorbita, temporal atau kombinasi dari tempat-tempat tersebut,
■ Pemeriksaan Fisik Umum dan
berlangsung 15–180 menit dan Tanda Vital
■ terjadi dengan frekuensi dari sekali tiap dua hari sampai 8 kali
sehari. ■ Penilaian skala nyeri
■ Serangan-serangannya disertai satu atau lebih sebagai berikut,
semuanya ■ Pemeriksaan Neurologi
■ ipsilateral: injeksi konjungtival, lakrimasi, kongesti nasal,
rhinorrhoea, ■ Fokus: kesadaran, saraf kranialis,
■ berkeringat di kening dan wajah, miosis, ptosis, edema palpebra. motorik, sensorik, otot-otot
Selama
■ serangan sebagian besar pasien gelisah atau agitasi .
perikranial
Kriteria Diagnosis
a. Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan yang memenuhi kriteria b-d.
b. Nyeri hebat pada daerah orbita, supraorbita dan/atau temporal yang berlangsung antara 15-180 menit jika tidak ditangani.
c. Nyeri kepala disertai setidaknya satu gejala berikut:
§ Injeksi konjungtiva dan/atau lakrimasi pada mata ipsilateral
§ Kongesti nasal dan/atau rhinorrhea ipsilateral
§ Edema palpebra ipsilateral
§ Berkeringat pada daerah dahi dan wajah ipsilateral
§ Miosis dan/atau ptosis ipsilateral
§ Gelisah atau agitasi
§ Frekuensi serangan 1-8 kali/hari
d. Tidak berhubungan dengan kelainan lain
Catatan;
Kriteria Diagnosis Nyeri Kepala Klaster Episodik:
1. Serangan-serangan yang memenuhi kriteria A-E untuk nyeri kepala klaster.
2. Paling sedikit dua periode klaster yang berlangsung 7–365 hari dan dipisahkan oleh periode remisi bebas nyeri > 1 bulan.
Kriteria Diagnosis Nyeri Kepala Klaster Kronis:
A. Serangan-serangan yang memenuhi kriteria A-E untuk nyeri kepala klaster.
B. Serangan berulang lebih dari 1 tahun tanpa periode remisi atau dengan periode remisi yang berlangsung kurang dari 1 bulan.
Abortive Treatment (Akut)
■ Oral
Pilihannya terbatas (zolmitriptan 5 mg dan 10mg terbeukti efektif untuk memperbaiki sakit kepala)

■ Inhalation
Efektif untuk pengobatan akut. Oksigen (100%) yang diberikan 6-15L/menit. Kelemahannya : portabilitas
sehingga merepotkan dan tidak nyaman bagi mereka yang sering terserang CH. Namun, disbanding zolmitriptan
/sumartriptan tidak ada batasan pasti berapa kali digunakan pada hari tertentu(merupakan pilihan terbaik)

■ Intranasal
Zolmitriptan 5 dan 10mg efektif untuk level A
Sumatriptan 20mg mungkin efektif dan dapat digunakan sebagai alternative zolmitriptan
Triptan intranasal kurang efektif dibanding injeksi dan dikontraindikasikan dengan pasien kardiovaskuler, stroke,
penyakit pembuluh darah perifer dan hipertensi berat

■ Injection
Pilihan yang baik untuk pasien CH karena berkerja cepat
Treatment Transisional
■ Oral
Pilihan untuk terapi transisi oral agak terbatas dan pada dasarnya terbatas pada kortikosteroid.
Sementara jumlah dan durasi optimal pengobatan steroid untuk terapi transisi tidak diketahui, prednison 1 mg / kg atau
dosis minimum 40 mg
Jadwal pengurangan dosis selama 1-3 minggu
Triptan oral telah dilaporkan menjadi pilihan potensial untuk pengobatan transisi di CH

■ Injeksi
Kortikosteroid parenteral
Pemberian dosis tunggal 30 mg / kg metilprednisolon intravena
DHE intravena
Terapi injeksi

■ Prosedural
Suntikan steroid suboksipital saat ini merupakan satu-satunya strategi pencegahan yang mendapatkan rekomendasi Level
A dari pedoman AHS
Suntikan ini biasanya dapat ditoleransi dengan baik dan aman dengan efek samping minimal tetapi memerlukan
kunjungan ke ahli yang dapat melakukan prosedur tersebut.
Preventive Treatment
■ Oral
Obat oral yang paling umum digunakan untuk pengobatan pencegahan Cluster Headache adalah Verapamil.
Dosis yang digunakan untuk verapamil berkisar antara 240 hingga 960 mg/hari (dalam dosis terbagi).
Efek sampingnya seperti sembelit, edema perifer, dan hipotensi.
Lithium direkomendasikan sebagai Level C dari AHS dan Level B dari EFNS dosis target biasanya 600–1500 mg setiap hari.
Efek samping yang umum termasuk tremor, diare, dan poliuria.

■ Intranasal
Civamide dapat digunakan untuk pengobatan pencegahan cluster headache episodik.
Diberikan disetiap lubang hidung pada 100 μL 0,025%

■ Prosedural
Suntikan steroid suboksipital adalah satu-satunya tindakan pencegahan yang diberikan rekomendasi Tingkat A oleh pedoman AHS. Strategi ini, biasanya
digunakan untuk profilaksis transisi daripada profilaksis jangka panjang. 

■ Devices (Alat)
Dengan Stimulasi saraf vagus noninvasif (nVNS). Berdasarkan hasil kedua penelitian ini, nVNS disetujui oleh FDA AS untuk pengobatan akut CH episodik.

■ Prosedur Invasif
Stimulasi saraf oksipital diusulkan sebagai pengobatan yang mungkin untuk paisen refractory cluster headache. Stimulasi otak dalam hipotalamik (DBS) juga
telah dipelajari pada pasien Cluster Headache refractory
■ Sumber : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5909137/
Perdossi 2016

Anda mungkin juga menyukai