PENGANTAR BLOK
SITOLOGI
Oleh: dr. Sherly Usman, M.Sc.
A. SEL
Satuan unit dasar terkecil penyusun
struktur & fungsi organisme.
Dalam organisme multiselular.
Fungsi yg berbeda→ proses diferensiasi→
kesatuan sel dgn struktur yg sama
(jaringan)→ kesatuan jaringan dgn fungsi
tertentu (organ)→ kesatuan organ→ sistem
organ.
Sifat sel secara individual, mampu:
- Metabolisme → nutrisi
- Sintesis berbagai tipe molekul
- Menghasilkan energi
- Replikasi → regenerasi → reproduksi seluler (siklus sel)
Komponen Dasar Sel
Component Percent Of Total Cell Weight
Water 70%
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR BLOK SITOLOGI
Proteins 18%
RNA 1.1%
Polysaccharides 2%
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR BLOK SITOLOGI
8 Kloroplas - - Ada
9 Kromosom Tunggal Banyak Banyak
10 Lisosom - Ada Ada
11 Vakuola - - Ada
Sel sebagai struktur kompartemen tertutup
1. Membran sel (membran plasma/plasmalemma)
Membatasi lingkungan ekstrasel→ barier selektif utk keluar
masuk nutrisi/produk buangan.
2. Sitoplasma
Mengitari nukleus, dibungkus membran plasma, terdiri dari
sitosol.
- Organela; struktur metabolik aktif →sistem endomembran
exp mitokondria & tdk bermembran (ribosom,proteosom).
- Inklusion sitoplasmik→ produk metabolisme intraseluler
exp tetes lemak,granula glikogen.
- Sitoskeleton→ kerangka sel dgn anyaman filamentosa
(bentuk sel& motilitas sel).
3. Nukleus
Pusat informasi genetik penting untuk pertumbuhan &
reproduksi. Page 3
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR BLOK SITOLOGI
Komponen :
1. Fosfolipid ( fosfatidilkolin (lesitin) : 2 gugus rantai asam lemak
rantai panjang (hidrofobik), gugus bermuatan (hidrofilik).
2. Kolesterol.
3. Protein (50% membran)→ integral & perifer→ transduksi
sinyal.
4. Karbohidrat (rantai oligosakarida)→ glikokaliks (pengenalan &
perlekatan sel).
1. Pembatas
Lapisan yang bersinambungan melingkupi sel, inti, organel.
2. Mendukung aktivitas biokimia yang berlangsung di dalam sel
Page 4
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR BLOK SITOLOGI
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR BLOK SITOLOGI
2. Mitokondria
Dibatasi oleh dua selaput yaitu selaput luar yang halus dan
selaput dalam yang dilipat menjadi lapisa bersebelahan yang
dinamai Krista. Di dalam krista terdapat 2 kompartemen yaitu
sebuah matriks yg terletak di dalam membrane dan ruang antar
membran.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR BLOK SITOLOGI
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR BLOK SITOLOGI
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR BLOK SITOLOGI
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR BLOK SITOLOGI
11. Nukleus
Pengaturan Sel →menyimpan material genetik , mengarahkan
semua aktifitas sel, mengatur struktur sel.
Produksi→ memproduksi subunit ribosom di nuklelolus dan
mengirimnya ke sitoplasma utk dirakit menjadi ribosom.
Komponen Nukleus
1. Selubung nukleus: membran ganda memisahkan nukleus
dari sitoplasma, perluasan RE bergranula, Sebelah dalam
dilapisi lamina fibrosa (lamins), berlubang2→porus nuklear
terikat oleg 8-globuler subunit (protein anular).
2. Kromatin: berisi DNA (sangat basofil), perbutir
(nukleosoma), 2 jenis (heterokromatin & eukromatin).
3. Kromosom: kondensasi kromatin (jelas pd mitosis), manusia
46 kromosom somatik (22 pasang) & sepasang kromosom
seks (XY).
4. Nukleolus: 1 buah, sangat basofil, heterokromatin (sejumlah
kecil) menempel.
5. Nukleoplasma: matriks nukleus→ struktur fibriler
nukleoskeletal (komponen intranuklear terbenam →
mengikat reseptor hormon & memperbaharui sintesis DNA
(4 Fase) , tersusun oleh prot.enzimatik/nonenzimatik,
metabolit, ion & air.
Page 10
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 SIKLUS SEL
SIKLUS SEL
Oleh : dr. Idiani Darmawati
2. Mitosis
Untuk pertumbuhan, perkembangan, dan perbaikan
Merupakan reproduksi aseksual
Terjadi pada sel tubuh
3. Meiosis
Merupakan reproduksi aseksual
Terjadi pada sel sel reproduksi
B. PEMBELAHAN MITOSIS
Terjadi pada sel tubuh (somatin) dan menghasilkan sel anak
dengan jumlah kromosom sama dengan sel induk.
Kromosom hasil pembelahan mitosis berpasangan sehingga
disebut diploid (2n).
Page 11
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 SIKLUS SEL
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 SIKLUS SEL
2. Metafase
Kromosom-kromosom menempatkan diri di
bidang equatorial (tengah) dari sel.
Mikrotubul meluas menuju setiap ujung
yang berlawanan dan membentuk spindle pole
atau mitotic center. Pada sel hewan, setiap
spindle pole mengandung sepasang sentriole.
Benang mitosis memposisikan kromosom
berjajar pada bagian tengah sel (disebut keping
metafase). Pengaturan ini memastikan bahwa
setiap sel anak menerima satu salinan
kromosom.
3. Anafase
Kedua buah kromatid memisahkan diri dan
ditarik benang gelendong yang dibentuk di tiap
kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid itu
memiliki sifat keturunan yang sama. Mulai
saat ini kromatid-kromatid berlaku sebagai
kromosom baru.
Page 13
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 SIKLUS SEL
Telofase akhir
Telofase awal
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 SIKLUS SEL
E. PEMBELAHAN MEIOSIS
Pada hewan bersel banyak, untuk membentuk sel
kelamin(gamet). Meiosis berfungsi mengurangi jumlah
kromosom agar keturunannya memiliki jumlah kromosom yang
sama
Pada tumbuhan terjadi di benangsari dan putik. Pada hewan
terjadi pada alat kelamin
Tahapan- tahapan pembelahan meiosis
Page 15
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 SIKLUS SEL
1. INTERFASE
MEIOSIS I
Profase I
Metafase I
Anafase I
Telofase I dan sitokinesis
MEIOSIS II
Profase II
Metafase II
Anafase II
Telofase II dan sitokinesis
Meiosis melalui 2 tahap: Meiosis I dan Meiosis II
Meiosis I: profase I, metafase I, anafase I, telofase I
Meiosis II: profase II, metafase II, anafase II, telofase II
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 SIKLUS SEL
PROFASE I
Merupakan fase yang lebih kompleks & lama dibanding
profase mitosis
Kromosom mulai memadat
Kromosom homolog membelah bersamaan membentuk
kromatid sebagai pasangannya
Terbentuk 4 kromatid (2 pasang), yang saling menyilang,
tetap terikat dalam kromosom
Terdapat 5 tahapan, yaitu:
a. Leptoten
Kromosom terlihat sebagai benang-benang panjang,
yang ujung-ujungnya mengarah ke suatu tempat
(polarisasi). Benang-benang tersebut terlihat ada daerah
yang tebal (kromomer) dan daerah yang tipis. Sister
kromatid sangat dekat sehingga sulit dibedakan (dilihat)
b. Zigoten
Kromosom-kromosom homolog (paternal dan maternal)
saling berdekatan dan berpasangan sinapsis
c. Pakiten
Benang-benang (kromosom) homolog (bivalen) melekat
erat, masing-masing bivalen terdiri dari 4 benang
kromatid (tetrad)
d. Diploten
Benang-benang kromosom homolog meregangkan diri
(2 kromatid menjadi 4 kromatid), namun masih ada
bagian-bagian yang melekat (khiasmata). Pada
khiasmata terjadi proses crossing over (pindah silang).
Hasil dari crossing over adalah terjadi rekombinasi gen-
gen. Page 17
e. Diakinesis
Kromosom mengalami kondensasi yang maksimal
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 SIKLUS SEL
METAFASE 1
Membran nukleus hilang, terbentuk benang spindel,
sentriol menuju ke masing-masing kutub
Terjadi proses kongregasi, distribusi, dan orientasi
ANAFASE I
Serat gelendong menggerakan kromosom ke arah kutub dengan
pasangan kromatid tetep terikat pada sentromer
SITOKINESIS
Terjadi secara simultan membentuk 2 sel anak, membran nukleus,
nukleolus terbentuk.
GAMETOGENESIS
Page 18
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 SIKLUS SEL
Spermatogenesis :
a. spermatogonium mengalami mitosis (proliferasi)
b. spermatosit I mengalami meiosis I
c. spermatosit II mengalami meiosis II
d. spermatid mengalami Transformasi (pematangan)
e. spermatozoa terdiri dari 4 spermatozoa
Proses ini terjadi di tubulus seminiferus di testi
Satu siklus spermatogenesis ± 72 jam
1. Tahap spermatogenesis
2. Sel pemelihara
a. Sel Sertoli / f
- melindungi sel spermatogenik sertoli junction
- nutrisi pd sel spermatogenik
- fagositosis sel spermatogenik abnormal
- membina plasma semen
- menggetahkan hormon ABP
b. Sel leydig (jaringan interstitial) fungsinya menghasilkan
hormon testosteron yang dikontrol oleh LH/ FSH/GnRH
Page 19
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 SIKLUS SEL
Oogenesis :
oogonium mengalami mitosis (proliferasi)
oosit I mengalami meiosis I (folikel primer)
oosit II mengalami meiosis II (folikel sekunder)
ootid mengalami transformasi (pematangan) (folikel
tertier)
ovum merupakan produk fertile oogenesis (1 buah)
Page 20
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 SIKLUS SEL
Page 21
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR FISIOLOGI TUBUH DAN HOMEOSTASIS
PENGANTAR FISIOLOGI,
PENGATURAN TUBUH DAN
HOMEOSTASIS
Oleh: drh. Zulkhah Noor
A.FISIOLOGI
Ilmu yang mempelajari mekanisme kerja semua komponen
lingkungan dalam benda hidup dan interaksinya dengan lingkungan
luar. Terbagi menjadi sel bakteri, virus, fisiologi tumbuhan, fisiologi
manusia, dan lainnya.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR FISIOLOGI TUBUH DAN HOMEOSTASIS
Organisme
Kumpulan system organ yang bekerja sama mempertahankan
kehidupan, berjuang mempertahankan lingkungan dalam
tubuh(homeostasis).
B. FISIOLOGI MANUSIA
Mempelajari tentang sifat-sifat spesifik dan mekanisme dalam
tubuh manusia(contoh: lapar mencari makan).
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR FISIOLOGI TUBUH DAN HOMEOSTASIS
Interseluler Ekstraseluler
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR FISIOLOGI TUBUH DAN HOMEOSTASIS
C. HOMEOSTASIS
Suatu usaha untuk menjaga keseimbangan atau tetapnya keadaan
lingkungan keadaan lingkungan dalam (milleu interuer) tubuh dalam
batas fisiologis normal (contoh: sel-sel menggunakan oksigen untuk
membuat energi).
Page 25
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR FISIOLOGI TUBUH DAN HOMEOSTASIS
Stressor : Lingkungan
Temperature
Kelembapan udara
Tekanan udara
Gelombang elektromagnetik
Ketinggian
Percepatan
Tubuh yang sehat selalu dapat merespon untuk menciptakan kondisi
homeostasis
Page 26
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR FISIOLOGI DAN HOMEOSTASIS TUBUH
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR FISIOLOGI DAN HOMEOSTASIS TUBUH
Page 28
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR FISIOLOGI DAN HOMEOSTASIS TUBUH
Sehat-sakit
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS CONNECTIVUS
TEXTUS CONNECTIVUS
(JARINGAN IKAT)
Dosen: Dr. SN. Nurul Makiyah, S. Si.,M.Kes
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS CONNECTIVUS
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS CONNECTIVUS
JENIS-JENIS TC
1. Jaringan Ikat Longgar (TC Areolaris)
Sel : fibroblast (blast : masih dapat tumbuh, cytus / sit : sel
yang sudah dewasa), makrofag, sel Jalan lain ada
Serabut : kolagen, elastin, retikuler (sangat kecil)
Substansi dasar komponen utama
mengisi ruang antara serabut dan bungkus otot
Menyokong jaringan epitel
Membentuk lapisan yang membungkus pembuluh darah &
limfa
Bersifat fleksibel, tidak resisten terhadap stress,
vascularisasinya sangat baik
2. Jaringan Ikat Kolagen Padat
Serabut kolagen: penyusun utama
Sel sangat sedikit, terut fibroblast
Kurang fleksibel, lebih resisten terhadap stress
Page 32
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
TEXTUS MUSCULARIS
Oleh: Dra. Idiani Darmawati
A. Pendahuluan
Salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah bergerak.
Dengan bergerak, makhluk hidup dapat melakukan segala
aktivitas yang menunjang keberlangsungan hidupnya.
Tentu saja untuk melakukan pergerakan, kita membutuhkan
alat penggerak itu sendiri.
Makhluk hidup (manusia dan hewan) memiliki alat gerak
aktif berupa otot dan alat bergerak pasif berupa tulang.
B. STRUKTUR UMUM
Bentuk sel memanjang.
Dalam sitoplasma mengandung komponen kontraktil untuk
menggerakkan otot itu sediri.
D. FUNGSI
Menggerakkan organ atau jaringan yang berada disekitarnya
karena sel otot memiliki kemampuan untuk berkontraksi
(memendek)
E. KLASIFIKASI OTOT
1. Berdasarkan struktural, otot dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
Otot skelet
Page 33
Otot polos
Otot jantung
Berdo’a tanpa belajar akan jadi do’a yang Kosong.
Belajar tanpa berdo’a akan jadi usaha yang Buta.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
F. CIRI-CIRI:
fungsi pergerakan(kontraksi)
kerja mekanis(banyak kapiler darah)
gabungan serat(berkas otot)
G. ISTILAH
Adapun istilah-istilah jaringan otot (textus muscularis) sebagai
berikut.
Jaringan Ikat pada Otot:
Page 34
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
3. Penyebaran:
a. otot kerangka menempel pada tulang
b. diafragma
Page 35
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
myofilament
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
d. sarcoplasmic reticulum
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
KETERANGAN
1. RELAKSASI
2. KONTRAKSI SEBAGIAN
Menurut Huxley “teoriber-geser“ disini yang ber –kurang
panjangnya I & H
3. KONTRAKSI MAXIMAL
Yang menghilang I & H
RETIKULUM SARKOPLASMA :
– Sistem tubuli
– Serat lebih pendek - tebal
– lempeng-a (tetap)
– lempeng h &i(menyempit
– teori “sliding-filament”
– pergerakan kepala molekul miosin( globular aktin
Page 40
(mekanisme roda-gigi)
– atp(adp + energy)
– sisterna
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
1.)TRIAD :
XV. KONTRAKSI
2. lempeng-a ( tetap
4. teori “sliding-filament”
5. pergerakan kepala molekul miosin( globular aktin
(mekanis meroda-gigi)
6. ATP(ADP + energy)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
Otot involunter (di luar kesadaran) Otot involunter (di luar kesadaran)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
2. Diartrosis
Hubungan yang memungkinkan adanya gerakan.
a. Sendi pelana : Antara telapak tangan , Jari tangan
b. Sendi peluru : Antara tulang lengan atas dengan tulang belikat
c. Sendi putar : Antara tulang atlas dan tulang tengkorak
d. Sendi engsel : Antara tulang lengan atas dan tulang lengan bawah
e. Sendi ovoid (sendi kaku) : Antara tulang betis dan tulang telapak kaki
7. Kifosis
8. Skoliosis
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
G. STRUKTUR OTOT
Anatomi otot
1. Filamen Aktin : lembaran tipis
2. Filamen miosin : lembarab tebal
Myofilamen → Miofibril → Serabut Otot → Berkas Otot → Empal
Otot
* Myofilamen : filamen aktin dan filamen miosin
* Miofibril : dibungkus oleh selaput reticulum sarkoplasma
* Serabut otot : dibungkus oleh selaput sarkolema
* Berkas otot : dibungkus oleh selaput fascia propia
* Empal otot : dibungkus oleh selaput fascia super ficialis
Page 46
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
Otot involunter (di luar kesadaran) Otot involunter (di luar kesadaran)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
Myofibril
Organel
Glikogen
Myoglobin
Page 49
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
OTOT JANTUNG
A. DISCUS INTERCALATUS
Page 50
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
OTOT POLOS
PERSARAFAN
- Duktus deferens
o Unitary / kesatuan :
Alat viscera
Kontraksi lambat
ORGANELA
i. Mitokondria c. Retikulumendoplasmakasar
MIOFIBRIL
Ciri-ciri :
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
PERSARAFAN OTOT
Histogenesis
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
2. Organogenesis (Morfogenesis)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode
pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga
menjadi ciri suatu individu.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
Bentuk dari organisme tergantung dari dua faktor, yaitu bentuk sel dan
posisi relative dari sel tersebut. Jadi, morfogenesis terjadi pada beberapa
tingkat, yaitu pada tingkat organisme, organ tubuh, jaringan organ, dan
tingkat seluler. Karena itu, morfogenesis terjadi tidak hanya pada
pembentukan organisme, tetapi juga pada pembentukan sel. Dengan kata
lain, morfogenesis merupakan proses yang menyangkut perubahan pada
tingkat sel dan supra seluler.
4.1.Pertumbuhan
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
sel atau untuk sekresi ekstra seluler. Molekul yang disintesis dapat
berupa molekul kecil, besar, maupun makro molekul.
4.3.Pertumbuhan sel
swann dan ginjal, sel medulla adrenal, sel para folikuler kelenjar
tyroid,sel pigmen tubuh, tulang dan yang lainnya.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
Sistem saraf terdiri atas sistem sistem saraf pusat (SSP) dan sistem
saraf tepi (perifer), yaitu system saraf kranial, spinal, dan autonom. SSP
berasal dari bumbung neural yang dihasilkan oleh proses neurulasi.
Bumbung neural beserta salurannya (neurosoel) berdiferensiasi menjadi
otak dan medulla spinalis (sumsum tulang belakang: STB) Saluran di
dalam otak terdiri atas 4 ventrikel dan di dalam STB sebuah kanalis
sentralis.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
6.1.Epimere
6.2.Mesomere
1. Genital ridge
2. Nephrotome
6.3.Hypomere
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
ke dalam medula.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
Sel-sel yang menyusun somit sangat mampat dan tersusun atas suatu
epitel. Perkembangan selanjutnya sel-sel pada bagian ventral dari somit
bermitosis (kehilangan sifat epithelnya) dan menjadi mesenkim (kendur),
daerah ini disebut sklerotum. Sel-sel mesenkim akan bermigrasi ke arah
bumbung neural dan notochord menjadi kondrosit akan membangun
rangka tubuh. Selanjutnya sel-sel sklerotum memisahkan diri dari somit.
Sisa-sisa sel-sel somit membentuk suatu tabung padat berlapis-lapis.
Lapisan dorsal disebut Dermaton (membentuk jarikat kulit/ dermis).
Page 63
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
SPM terbagi menjadi wilayah usus depan, usus tengah, dan usus
belakang. Usus depan akan menjadi faring, esofagus, lambung, dan
duodenum anterior. Usus tengah adalah bakal duodenum posterior dan
sebagian dari kolon. Usus belakang ialah bakal kolon dan rektum.
Lubang mulut terdapat di ujung anterior usus depan, dari pertemuan
ektoderm stomodeum dengan endoderm faring yang kemudian pecah
membentuk lubang mulut Ektoderm stomodeum masuk ke dalam rongga
Page 64
mulut. Oleh karena itu, epitel rongga mulut adalah ektoderm. Hal yang
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
sama terjadi di bagian kaudal, epitel rongga anus atau rongga kloaka
adalah ektoderm yang berasal dari ektoderm proktodeum.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
8.1.Bumbung Epidermis
Menumbuhkan :
Menumbuhkan :
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
Menumbuhkan :
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
REGENERASI OTOT
pada hipertensi). Pada keadaan dewasa dianggap bahwa sel otot polos
berasal dari jaringan pengikat yang belum mengalami diferensiasi lanjut.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS MUSCULARIS
Otot jantung lebih tahan terhadap trauma bila dibandingkan dengan otot
jenis lainnya, tetapi hampir tidak ada tanda-tanda regenerasi setelah
terjadinya suatu cedera. Otot jantung yang rusak diperbaiki dengan
meninggalkan suatu jaringan parut.
Page 70
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS OSSEUS DAN CARTILAGENIUS
B. Jaringan Tulang
Fungsi tulang:
1. Membentuk tubuh
2. Melakukan gerakan tubuh
3. Melindungi organ - organ tubuh
4. Melekat pada otot lurik
5. Membentuk sel – sel darah merah (di sumsum tulang merah)
6. Deposit mineral & jaringan lemak (99% kalsium tubuh
disimpan di tulang, 85% fosfor, jaringan adiposa di sumsum
kuning)
Jaringan tulang terdiri atas banyak
komponen jaringan:
• Jaringan tulang keras
• Jaringan fibrosa
Page 71
• Cartilago
• Jaringan vaskuler
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS OSSEUS DAN CARTILAGENIUS
• Jaringan limfe
• Jaringan lemak
• Jaringan saraf
C. Struktur Tulang
Substansia spongiosa (berongga) : trabeculae
Substansia compacta (padat)
Page 72
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS OSSEUS DAN CARTILAGENIUS
D. Mikroskopis Tulang
Susunan tulang secara mikroskopis berbentuk lamelar yakni
matrik tulang yang tersusun berlapis-lapis
Page 73
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS OSSEUS DAN CARTILAGENIUS
E. Penyusun Tulang
Jaringan tulang juga terdiri atas unsur-unsur : sel, substansi
dasar, dan komponen fibriler. Tulang adalah jaringan yang tersusun
oleh sel dan didominasi oleh matriks kolagen ekstraselular.
Matriks berisi: 25% air, 25% serabut kolagen, 50% garam yg
mengkristal (kalsium fosfat).
• Di endosteum
Bahan tulang : Ca10 (PO4)6 (OH)2 → kalsium fosfat
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS OSSEUS DAN CARTILAGENIUS
Page 75
2. Tulang Keras
Berdo’a tanpa belajar akan jadi do’a yang Kosong.
Belajar tanpa berdo’a akan jadi usaha yang Buta.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS OSSEUS DAN CARTILAGENIUS
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS OSSEUS DAN CARTILAGENIUS
3. Hormon
Hormon berefek pada deposit Ca2+, Fosfat dan reabsorpsi.
Macam macam hormone tersebut,
Paratiroid atau parathormone : Meningkatkan plasma
Ca2+
Tiroid, Kalsitonin Kalsium disimpan di tulang
Growth Hormone, Menstimulus perkembangan tulang
rawan baru
Terlalu banyak menyebabkan gigantisme
Terlalu sedikit menyebabkan dwarf (kerdil)
Pada dewasa dapat menyebabkan Akromegali, dimana
terjadi ketika terjadi penebalan tulang tidak normal
Estrogen dan Testosteron berfungsi Menstimulasi
pertumbuhan tulang
Kekurangan hormon ini menyebabkan osteoporosis
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS OSSEUS DAN CARTILAGENIUS
Page 78
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
MAKHLUK HIDUP
Sel
Unit struktural dan fungsional terkecil .
Terdapat dua tipe:
1. Sel prokariotik
2. Sel eukariotik
Sel Eukariotik, terdiri :
1. Membrane plasma
2. Sitoplasma
3. Nucleus
4. Cairan intraseluler
5. Organelle
Membran Plasma
Tersusun atas dua lapis lipid (lipid bilayer) yang terlihat
jelas melalui mikroskup elektron, dengan protein di
antaranya
Page 79
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Page 80
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Fluid-mosaic model
Page 81
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Page 82
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Page 83
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Page 84
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
a. Transporter ABC
Pompa ATP dengan dua domain pengikat ATP yang identic
Ikatan dengan ATP mendorong dimerisasi dua domain tersebut,
sedangkan hidrolisis ATP memicu disosiasi
Pada eukariot, termasuk dalam transporter ABC adalah protein
multidrug resistance (MDR)
Protein ini akan memompa obat-obat hidrofobik keluar dari sel
Ekspresi yang berlebihan protein MDR pada sel-sel kanker memicu
resistensi
terhadap obat-obat sitotoksik
Contoh lain adalah ekspresi transporter ABC pada parasit penyebab
malaria, yaitu Plasmodium falcifarum, yang menyebabkan ketahanan
parasit tersebut terhadap obat chloroquine
b. Saluran (channel)
Pori hidrofilik transmembran yang berfungsi memfasilitasi difusi
pasif ion-ion inorganik, seperti Na+, K+, Ca2+, dan Cl-, melewati
membran sel secara cepat dengan menuruni (downhill) perbedaan
elektrokimiawi
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
4. Mediator ekstraselular:
Saluran ion ini dijumpai pada membran pasca sinaps. Sesuai dengan
namanya, gerbang saluran ion ini terbuka dengan adanya
neurotransmitter pada celah sinaps. Dengan membukanya saluran
ion maka terjadi perubahan potensial membrane. Apabila potensial
membran berubah menjadi lebih positif, maka neurotransmitter yang
menyebabkan perubahan tersebut merupakan neurotransmitter
eksitatoris.
• Asetilkolin
• Glutamate
• Serotonin
• GABA
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
• Glisin
Mediator intraselular:
Proses ini berlangsung pasif karena solute berpindah dari tempat dengan
konsentrasi tinggi ke tempat dengan konsentrasi rendah (downhill)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Selain itu, membran sel juga memerlukan protein transport yang secara
aktif memompa solute melewati membran sel berlawanan arah dengan
perbedaan elektrokimiawi, artinya bergerak dari tempat dengan
konsentrasi rendah ke tempat dengan konsentrasi tinggi (uphill)
Transport Aktif
molekul lain (biasanya ion) atau second solute yang juga berpindah
melewati
Pompa tersebut membawa tiga molekul ion natrium dari dalam sel
ke luar sel dan
memompa dua molekul ion kalium (potasium) dari luar sel ke dalam
sel, dengan
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
ATP
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Pada sel eukariot, konsentrasi ion natrium atau sodium lebih tinggi
pada sisi luar
atau sitosol)
perbedaan elektrokimiawi
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Page 91
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Sisi dalam membran sel bermuatan lebih negatif dibandingkan sisi luar
membran sel
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Transport aktif
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
hormon insulin
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Page 96
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Pada sel eukariot, konsentrasi ion natrium atau sodium lebih tinggi pada
sisi luar membran sel ( ruang ekstraseluler ) daripada sisi dalam
membran sel ( ruang Intra seluler atau sitosol )
Energi yang dihasilkan dari influks ion natrium ini dapat dimanfaatkan
oleh transporter untuk membawa secara aktif suatu molekul melewati
membran sel dengan melawan perbedaan elektrokimiawi.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Laju transport glukosa dan asam amino pada enterosit ditentukan oleh
perbedaan elektrokimiawi ion natrium. Semakin besar perbedaan
elektrokimiawi ion natrium, semakin cepat laju transport glukosa dan
asam amino ke dalam enterosit.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Pompa tersebut membawa 3 molekul ion natrium dari dalam sel ke luar
sel dan memompa dua molekul ion kalium (postasium) dari luar sel ke
dalam sel, dengan melawan perbedaan elektrokimiawi.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Transporter ini membawa ion hidrogen keluar dari sel ditukar dengan ion
natrium yang masuk ke dalam sel.Dengan demikian, kedua simporter
tersebut menjalankan transport aktif yang berpasangan dengan perbedaan
konsentrasi ion natrium.
Transporter ini aktif pada membran eritrosit pada saat eritrosit berada
pada kapiler paru, yang membantu pengeluaran CO2 dari eritrosit ke
alveoli.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Transporter ABC
• • Merupakan pompa ATP dengan dua domain pengikat ATP yang
identic
• • Pada eukariot, termasuk dalam transporter ABC adalah protein
multidrug resistance (MDR). Protein ini akan memompa obat-obat
hidrofobik keluar dari sel
• • Ekspresi yang berlebihan protein MDR pada sel-sel kanker
memicu resistensi terhadap obat-obat sitotoksik
• • Contoh lain adalah ekspresi transporter ABC pada parasit
penyebab malaria, yaitu Plasmodium falcifarum, yang menyebabkan
ketahanan parasit tersebut terhadap obat chloroquine
Saluran (channel)
• • Pori hidrofilik transmembran yang berfungsi memfasilitasi difusi
pasif ion-ion inorganik, seperti Na+, K+, Ca2+, dan Cl-, melewati membran
sel secara cepat dengan menuruni (downhill) perbedaan elektrokimiawi
• • Saluran ion bersifat selektif, artinya hanya dapat dilalui oleh satu
macam ion, karena saluran berukuran sempit sehingga hanya ion dengan
ukuran dan muatan tertentu saja yang dapat melaluinya
• • Terdapat bagian yang tersempit pada saluran ion, yang berfungsi
sebagai filter, yang membatasi laju transport ion
• • Laju transport ion meningkat secara proporsional dengan
meningkatnya konsentrasi ion, akan tetapi laju transport ion mencapai
maksimum ketika tercapai saturasi
Page 101
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI SEL
Page 102
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
FISIOLOGI
MUSKULOSKELETAL
Oleh: Dr. dr. Ratna indriawati, M.Kes
1. Otot (muscle)
2. Tulang (skeletal)
3. Sendi (articulatio)
4. Tendon ; jaringan ikat yang menghubungkan otot dan tulang
5. Ligamen ; jaringan ikat yang mempertemukan kedua ujung tulang
6. Bursae ; kantong kecil dari jaringan ikat, antara tulang dan kulit,
antara tulang dan tendon atau diantara otot
7. Fascia ; jaringan penyambung longgar di bawah kulit atau
pembungkus otot, saraf dan pembuluh darah.
A. SISTEM SKELETAL
Sistem skeletal dibentuk oleh 206 buah tulang, yang terbagi
dalam 2 bagian besar yaitu Axial (tulang pembentuk sumbu tubuh)
dan Appendicular (tulang gerak)
Axial skeletal:
1. Tulang Kepala
Page 103
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Page 104
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
VERTEBRAE
Page 105
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
1. Herediter / genetik
2. Nutrisi
3. Faktor Endokrin
4. Faktor persarafan
5. Faktor mekanis
6. Penyakit-penyakit
Page 106
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
B. OTOT
Muskular atau otot tersusun atas sel-sel otot yang memiliki fungsi
yang sama. Otot sebagai alat gerak aktif pada system lokomotor
karena salah satu fungsinya untuk menggerakkan rangka.
1. Skeletal
Striated, voluntary
2. Cardiac
Heart, striated, involuntary
3. Smooth
Page 108
Nonstriated, involuntary
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Page 109
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
MIOFIBRIL
Terdiri dari :
- Filamen aktin (tipis) & filamen myosin (tebal)
Keduanya tumpeng tindih gambaran gelap terang selang-
seling
- Pita I terang, mengandung filamen aktin, isotropic
- Pita A gelap, mengandung filamen myosin & ujung filamen
aktin, anisotropic
- Lempeng/garis Z tempat melekatnya ujung-ujung il. Aktin,
protein filamentosa
- Sarkomere bagian myofibril antara 2 lempeng Z
Page 110
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Page 111
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Filamen Miosin :
o Berat Molekulnya : 480.000, panjang : 1,6μm
o 6 rantai polipeptida
o Kepala miosin mempunyai enzim ATPase yg berguna
untuk memecah ATP
Filamen aktin
Terdiri dr 3 komponen : aktin, tropomiosin,troponin
o Tropomiosin :berhubungan secara longgar dengan aktin F,
kondisi istirahat terletak di atas aktin F,sehingga kontraksi
tidak ternyata
o Troponin : melekat dekat ujung setiap molekul tropomiosin
terdiri dari 3 sub unit protein :
a) Troponin I : afinitas yg kuat dengan aktin
b) Troponin T : afinitas yg kuat dengan tropomiosin
c) Troponin C : afinitas kuat dengan ion Ca
Hubungan Neuromuskular
1. Axon terminal
2. Mitochondria
3. Synaptic vesicles – ACh
4. Synaptic cleft
Page 112
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Page 113
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Page 115
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Page 116
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Page 117
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Page 118
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
2. Otot Polos
- seperti sekoci
- inti ditengah
- dibagi menjadi 2
o Multi unit smooth muscle
o Single unit smooth muscle
fibrilarglikoprotein
- pengaturan kontraksi biasanya dilakukan oleh sinyal saraf
- setiap serat otot dapat berkontraksi sendiri
Berdo’a tanpa belajar akan jadi do’a yang Kosong.
Belajar tanpa berdo’a akan jadi usaha yang Buta.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Potensial Aksi
Page 120
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Page 122
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
3. Otot Jantung
- Mirip otot rangka/ otot lurik
- Mempunyai sinsitium
- Membran Potensial Istirahat : -85 s/d -95
- Potensial aksi berbentuk plateau
- Cardiac muscle hanya ada di jantung
- Sliding filament theory
- 15 μm wide X 100 μm long
- Branched
- Intercalated discs / diskus interkalaris
Desmosomes
adhesion
Gap junctions
transmit electrical impulses
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
Page 124
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
KONSEP HUKUM
MUAMALAH DALAM ISLAM
Oleh: dr. H. Adang M.Gugun,Sp.Pk.,M.Kes
C. Kaidah Sosialis-Materialis
Segala sesuatu berasal dari benda dan akan kembali kepada benda
sesuai dengan azas dialektika materialisme. Segala sesuatu yang
terjadi di dunia adalah proses dialektika tersebut. Benda merupakan
asal segala sesuatu manusialah yg paling mengetahui tentag
bagaimana proses dialektika materialisme harus berjalan dan
manusialah yg menjalankan perbuatan, oleh karenya manusialah yang
harus menetapkan hukum dari perbuatan manusia.
D. Kaidah Islam
1. Allah pencipta manusia dan alam semesta
2. Allah yang Maha Mengetahui seluk-beluk manusia
3. Allah yang paling berhak dan paling mengetahui dalam
menentukan hukum bagi manusia
Page 125
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
6. Manusia tidak mengetahui segala apa yang ada di dunia ini, yang
diketahui hanya sangat sedikit dan terbatas
E. Nash-Nash
QS 6 ayat 57
Dimana ada syariat disitu ada maslahat(Al Anbiya 107, Yunus 57, Al
An am 157
kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa
dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu
Berdo’a tanpa belajar akan jadi do’a yang Kosong.
Belajar tanpa berdo’a akan jadi usaha yang Buta.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang
yang kembali (kepada-Nya).
Al Jatsiyah 18
I. Sumber-Sumber Hukum
Pembahasan sumber-sumber hukum Islam termasuk masalah
pokok (ushul). Penetapan sumber syariat Islam harus berdasarkan
ketetapan yang qath’i (pasti) kebenarannya bukan zhanni (dugaan).
Al Isra : 36; Yunus : 36. Bila landasan hukumnya salah maka hukum
cabang yang dihasilkannya pun keliru.
1. Al Quran :
Al Quran adalam kalam Allah yang diturunkan melalui
perantaraan malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW dengan
menggunakan bahasa Arab disertai kebenaran agar dijadikan
Page 127
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
Kehujjahan Al Quran
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
4. Qiyas
Qiyas : menyamakan suatu kejadian yang tidak ada nashnya
dengan suatu kejadian lain yang ada nashnya karena adanya
kesamaan ‘illat (sebab turunnya hukum) dalam kedua kejadian
tadi. ‘Illat yang digunakan adalah ‘illat syar’iyyah(sumbernya Al
Quran dan hadits) ‘Illat berdasarkan akal bukanlah ‘illat.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
L. Kedudukan Ijtihad
Berbeda dengan al-Qur'an dan as-Sunnah, ijtihad terikat
dengan ketentuan-ketentuan sbb :
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
Meliputi : wajib-sunnah-mubah-makruh-haram
Page 132
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
INGAT
O. PRIORITAS AMAL
Untuk menentukan prioritas dalam beramal
Ketentuan Syariat
Page 133
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
Penjelasan
Q. Prioritas Darurat
Page 134
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
Contoh dhorury-dhorury:
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
Dalil:
Problem
Kesimpulan
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 KONSEP HUKUM MUAMALAH
Page 137
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
BIOKIMIAWI SEL
Oleh: dr. Yoni Astuti
Tujuan Pembelajaran :
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
A. SEL:
Struktur dasar dan unit fungsional organisme hidup.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Secara umum, mebran sel terbagi menjadi dua bagian yaitu bagian
yang suka terhadap air (Hidrofilik) dan bagian yang tidak suka terhadap
air (Phospolipid).
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Keterangan :
Page 142
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Page 143
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
SITOPLASMA
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Komponen sitoplasma:
INTI SEL
Marker : DNA
Page 145
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Gambar 10.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Gambar 12.
MITOKONDRIA
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
RETIKULUM ENDOPLASMA
Marker : Glukosa 6P
Terjadi sintesis Protein,Lipid, OKSIDASI
XENOBIOTIKS(CYTOKROM P450)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
XENOBIOTIK
1. Obat-obatan
2. Kandungan makanan
3. Bahan tambahan makanan
4. Kemikalia penyalahgunaan kemikalia (ethanol, kopi, tembakau
dll)
5. Kemikalia pertanian (Penyubur, insecticides, herbicides…dll)
6. Industrial chemicals (solvents, dyes, monomers,ploymers..dll)
7. Pollutants
NOTE
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Phase II
1. Glukoronidasi
2. Sulfasi
3. Methylasi
4. Konjugasi asam amino
5. Konjugasi Glutathion
REAKSI OKSIDATIF
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Reaksinya
+
RH+ O2 +NADPH+H R-OH +H2O + NADP
RH : polutan, PCBs,steroids
Page 152
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Cytokrome P450 :
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
REAKSI KONJUGASI
Konjugasi = ditempeli
1. Glukoronidasi
Yang sering terjadi :
Asam glukonat
O-Glukoronida ( –ROH, Ar-OH, R-COOH)
S-Glukoronida, (-SH)
Ensim :
Glukoronil transferase
Metabolit glukoronida :
2 acetilaminofluorene ( carrsinogenik),
Page 154
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
2. Sulfasi
- Merupakan fase penambahan sulfat
Molekul :
3. Methylasi
Ciri Khas :
- Jarang terjadi
- Methilasi ; melatonin, histamine,serotonin,dopamine
Page 155
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
4. Asethylasi
- Asetilasi :
- Amina aromatick ( R-NH2 mjd R-NH-COCH3)
- Hidrazine mjd hidrazida (R-NH-NH2 mjd R-NH-NH-
COCH3)
- N- Acetilasi gugus non ionisasi, shg kurang larut air.
Page 156
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Donor acetyl
5. Konjugasi
Dengan gluthathione :
- Peran Glutathione :
- Konjugasi xenobiotic bernahaya, agar tidak menyerang DNA,
RNA dan protein sel lain yang penting
- Dekomposisi hydrogen peroksida ( GSH peroksidase)
- Reduktan intraseluler, menjaga gugus SH
- Metabolik siklik melibatkan GSH senagai carier terkait dg
transport asam amini terttentu melintasi membrane di ginjal
- Asam amino + GSH gama glutamyl asam amino + cisteinil
glisin ( ensim gama glutaryl transferase) nilai diagnosis :
hepatobiliar
Page 157
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Usia
Diet
Status kesehatan
Gender
Kompetisi substrat
Tingkat Pengikatan protein
Variasi genetic
Varisasi spesies
Induksi enzim 9 phenobarbital, PCBs)
Jalur pemberian obat ( intra vena lebih efektif)
P-450 GSH S
Tranferas
xenobiotik Metabolit reaktif Metabolit nontoksik
Ikatan kovalen dg
makromolekul
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
BADAN GOLGI
Page 159
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
LISOSOM
Gambar. Lisosom
PEROKSISOM
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Gambar. Peroksisom
SITOSKELETON
1. Pergerakan sel
1. Mikrofilamen
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
2. Mikrotubul
3. Filament intermedier
Gambar. Sitoskeleton
MIKROFILAMEN
Page 162
Gambar. Mikrofilamen
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
MIKROTUBULI
Gambar. Mikrotubuli
FILAMEN INTERMEDIET
Masih diteliti
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOKIMIAWI SEL
Page 164
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
A. Definisi Sehat
Menurut WHO sehat adalah keadaan yang well-being (sejahtera)
baik secara mental,sosial, dan fisik dan tidak semata-mata hanya
karena tidak adanya penyakit
Page 165
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
Holistic Approach
Menurut Engel setiap penyakit punya akibat fisik, sosial dan
psikologis. Pasien mungkin punya masalah psikologi sebagai sebab
penyakit tapi ditunjukkan dengan masalah fisik. Sehingga itu perlu
adanya (Whole-person medicine = body-mind-soul medicine) berupa
pendekatan yang menyeluruh.
Page 166
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
C. Budaya
Apa itu budaya ?
1. Budaya dibentuk oleh beragam pengaruh, antara lain: suku
bangsa, etnis, kebangsaan, bahasa, jenis kelamin; termasuk juga
status sosial ekonomi,kemampuan fisik dan mental, orientasi
seks, pekerjaan, dll, yang secara kolektif disebut ’faktor-faktor
sosial budaya’ yang membentuk nilai-nilai, membangun sistem
kepercayaan, dan memotivasi perilaku masyarakat (Betancourt
et al, 2002)
2. Kepercayaan, norma, nilai, aturan perilaku dan praktik gaya
hidup dari suatu kelompok orang tertentu yang dipelajari dan
dijalankan bersama serta mengarahkan keputusan dan tindakan
dalam suatu cara yang terpola (Leininger & McFarland, 2005)
Page 167
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
D. CULUTURAL ICEBERG
Page 168
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
Intinya :
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
E. Diagram Culture
-Hubungan budaya dengan Pengetahuan, Perilaku, dan Sikap
Page 170
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
F. Kompetensi Budaya
Apa itu Kompetensi Budaya?
budaya
5. Merayakan keberagaman
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
2. ETHNORELATIVISM
d. Acceptance (penerimaan)
e. Adaptation (adaptasi)
f. Integration (integrasi)
Page 172
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
1. Cultural destructivenes
Secara aktif berpartisipasi dalam menyerang
budaya orang lain dan segala sikap, kebijakan yang
merusak budaya. Contoh: mencabut hak gay/lesbian
terhadap pelayanan kesehatan.
2. Cultural incapacity
Kurang kapasitas dalam menolong individu
dengan budaya lain. Biasanya orang ini percaya dengan
ras yang superior atau kelompok yang lebih dominan dan
bersikap paternalisitk terhadap minoritas.
3. Cultural ignorance
Persepektif bahwa warna dari budaya ga
menciptakan perbedaaan apapun. Ya kalau sistem
berjalan semestinya, ga peduli etnik atau rasnya apa,
setiap orang harus diperlakukan sama
4. Cultural precompetence
Kesedaran akan adanya batas dalam melayani
orang dengan keberagaman. Ditunjukkan dengan
membuat langkah kecil untuk meningkatkan
pengetahuannya.
Page 173
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
5. Cultural competence
Menerima dan menghormati perbedaan budaya
dan memperluas pengetahuan, sumber daya, dan jasa
untuk lebih memenuhi kebutuhan dengan kelompok yang
beda ras dan etnis.
6. Cultural proficiency
Melakukan pendeketan proaktif terhadap
kompetensi budaya hingga mencapai tingkat sistemik.
Individu ini sering terlibat dalam penelitian multikultural,
mengembangkan pencegahan baru dan modalitas
pengobatan yang membahas keragaman masalah, serta
meningkatkan kepekaan tentang masalah budaya.
1. What?
Pelayanan yang diberikan bersifat holistik dan
Page 174
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
2. How?
Perencanaan pelayanan dilakukan dengan menggunakan
informasi dari wawancara dengan pasien dan/atau keluarga,
kuisioner, dan jika ada protap khusus yang sesuai dengan
kultur setempat.
3. Where?
Rawat jalan, rawat inap dan layanan home care
4. Who?
Diberikan oleh klinisi atau staf klinis tanpa sertifikat (misalnya
asisten perawat/bidan) dengan petunjuk dan supervisi yang tepat.
5. Why important?
Dapat mempromosikan komunikasi yang jelas dan
interaksi yang efektif antara tim pelayanan kesehatan dengan
pasien dan atau anggota keluarganya.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 BIOPSYCHOSOCIAL
Page 176
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
ANAMNESIS
(History Taking)
Oleh: dr. Denny Anggoro P, MSc, FISPH, FISCM
A.Tujuan Anamnesis
Mahasiswa mampu :
1. Memahami definisi, tujuan dan manfaat anamnesis
2. Memahami point anamnesis, langkah anamnesis dan mampu
mempraktekkannya
B. Pengertian Anamnesis
Kegiatan awal dalam setiap tahapan pemeriksaan klinis
Menurut kamus KBBI : keterangan tentang kehidupan
seseorang (klien) yang diperoleh melalui wawancara dan
sebagainya; riwayat orang sakit dan penyakitnya pada masa
lampau
Anamnesis → teknik pemeriksaan yang dilakukan dengan
wawancara antara dokter/tenaga kesehatan dengan pasien
(wawancara medis)
Tujuan : mendapatkan data dan informasi tentang masalah
kesehatan pasien
Page 177
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
Page 178
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
G. Manfaat Anamnesis
Data dari anamnesis berfungsi untuk :
- Merencanakan tindak lanjut pemeriksaan
Page 179
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
H. Persiapan Anamnesis
1. Menguasai Cara Berkomunikasi Yang Baik/efektif dan
Memahami Langkah-langkah anamnesis
Langkah-langkah Anamnesis Cambridge Calgary Guide :
a. Initiating the session : Memulai wawancara
b. Gathering information : Mengumpulkan informasi
c. Explanation and planning : penjelasan dan perencanaan
d. Closing the session : Menutup wawancara
Kedua hal ini harus digunakan (secara tepat) pada tiap tahap
komunikasi dokter pasien.
Berdo’a tanpa belajar akan jadi do’a yang Kosong.
Belajar tanpa berdo’a akan jadi usaha yang Buta.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
I. Hasil anamnesis
1. Faktor Predisposisi/Faktor Risiko/faktor pencetus
2. Kemungkinan Etiologi/Penyebab
3. Diagnosis Banding (kemungkinan Penyakit)
4. Diagnosis
5. Faktor Prognosis
Page 181
J. Jenis anamnesis
1. Auto-anamnesis (dengan pasien sendiri)
Berdo’a tanpa belajar akan jadi do’a yang Kosong.
Belajar tanpa berdo’a akan jadi usaha yang Buta.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
K. Proses Anamnesis
Anamnesis yang baik mengacu pada :
- pertanyaan yang sistematis,
- mengacu kepada The Fundamental Four (4 pokok pikiran) dan
- Sacred Seven (7 butir mutiara anamnesis)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
1. Identitas
Memberikan informasi :
Siapakah penderita
Masalah kesehatan yang mungkin muncul
Mencari faktor risiko/etiologi
1.1. Nama
Harus ditulis lengkap
Henghindari kekeliruan
Diusahakan nama sendiri
1.2. Umur
Page 183
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
Contoh :
- gondongan, campak (anak),
- osteoporosis (wanita orang tua),
- degeneratif (orang tua)
1.4. Alamat
Harus ditulis lengkap
Hubungan dengan area epidemiologi penyakit
Contoh : goiter (pembesaran kelenjar gondok) pada
daerah pegunungan, malaria (daerah endemis misal
Kulon progo)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
contoh :
- Tuli (tempat kerja bising > 90db),
- Pneumoconiasis (pabrik tekstil, batu bara,
asbes),
- Alergi/asma (tempat berdebu)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
- lingkungan,
- kegiatan personal,
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
7. Review Sistem
Mengidentifikasi keluhan pada organ lain yang belum
diungkapkan oleh pasien
Pendekatan sistem tubuh atau pendekatan organ tubuh
Penilaian Kondisi Umum
- Badan secara umum Lemah/Letih
- Penurunan berat badan
- Penurunan nafsu makan
- Gangguan tidur
Page 189
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
(polakisuria),
- ngompol (enuresis),
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
L. Resume Anamnesis
Meringkas temuan riwayat yang ada dan menyatakannya
kembali kepada pasien
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengecek
kebenarannya
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 ANAMNESIS (HISTORY TAKING)
Page 195
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR KETERAMPILAN MEDIK
PENGANTAR
KETERAMPILAN MEDIK
Oleh: dr. Iman Permana
A. Profesionalisme
Kompetensi yang profesional adalah penggunaan komunikasi,
pengetahuan, keterampilan teknis, penalaran klinis, emosi, nilai dan
refleksi dalam praktek sehari-hari untuk kepentingan individu dan
masyarakat yang dilayani (Epstein dan Hundert, dalam Kirk, 2007)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR KETERAMPILAN MEDIK
Nilai Perilaku
Tanggung jawab Mengerjakan tugas dengan tepat
waktu
Datang tepat waktu
Kedewasaan Menerima kegagalan
Page 197
Tidak menuntut
Tidak kasar dan kritis saat stress
Kemampuan Mendengarkan dengan baik
komunikasi
Berdo’a tanpa belajar akan jadi do’a yang Kosong.
Belajar tanpa berdo’a akan jadi usaha yang Buta.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR KETERAMPILAN MEDIK
B. Informed Consent
Informed consent adalah persyaratan etika dan hukum untuk
penelitian yang melibatkan peserta manusia. (Nijhawan Et Al., 2013)
atau proses dimana partisipan diberitahu semua aspek yang penting
Page 198
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR KETERAMPILAN MEDIK
justice)
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR KETERAMPILAN MEDIK
1. Uji klinis
2. Uji diagnostic
3. Uji terapeutik
4. Intervensi
5. Penelitian social dan perilaku
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR KETERAMPILAN MEDIK
1. Bahasa
Sulit untuk menentukan apakah benar-benar paham
Penerjemahan yang kurang tepat
2. Nilai/ajaran agama
3. Harapan yang salah
4. Persepsi partisipan
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR KETERAMPILAN MEDIK
3. Makna khusus
Transaksi yang ditandai dengan ijab dan qabul atau yang
mewakili keduanya yang dilaksanakan sesuai dengan
syariat
4. Rukun akad
Dua pihak yang melakukan transaksi
Objek akad
Kalimat transaksi
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR KETERAMPILAN MEDIK
C. Pencegahan Universal
Menurut WHO, 2007, universal precaution bertujuan untuk
mengurangi resiko penularan dari patogen yang berasal dari darah
dan yang lain baik dari sumber yang bisa diketahui maupun tidak.
Salah satu bagian dari universal precaution yakni :
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR KETERAMPILAN MEDIK
Page 204
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
DASAR EPIDEMIOLOGI
Oleh: dr. Titiek
Departemen kesehatan :
Pertanyaan:
1. Apakah anda termasuk sehat saat ini?
2. Bisakah semua orang sehat satu waktu kelak?
B. Arti Determinan
Determinan adalah faktor yang memperbesar risiko sakit, berbeda
dengan causa, yaitu yang menyebabkan. Menurut Dubos, Lalonde,
McKeown tentang determinan kesehatan:
1 Genetik
2 Pelayanan Kesehatan –Perilaku – Lingkungan:
3 Fisik
4 Sosial
5 Saling overlapping, dan mempengaruhi
Page 205
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
D. Behavior Determinant
CAUSE OF DEATH : DM
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
Page 208
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
Pertumbuhan
Perkembangan
Kecerdasan
Pemeliharaan
kesehatan
Aktivitas dan
Lain-lain
Page 209
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
Gizi
Pengetahuan
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
H. Agen biologis
Agennya adalah kuman penyakit
Determinan pokok pada saat penyakit infeksi mendominasi
- Dominasi penyakit infeksi secara global dahulu
- Dominasi penyakit infeksi di negara berkembang sekarang
Agen biologis berinteraksi dengan :
- Lingkungan
- Perilaku
- Pelayanan kesehatan
Contoh interaksi agen biologis, faktor lingkungan, perilaku dan pelayanan
kesehatan
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
Page 212
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
Epi = upon
Demos = people
Ology = science
Epidemiology = the science which deals with what falls upon people
A. Tujuan Epidemiologi
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
C. Epidemiology Applications
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
B. Penyebab Penyakit
Penyebab penyakit adalah suatu faktor yang harus ada (a sine qua non)
pada proses terjadinya penyakit.
Agent merupakan benda hidup atau benda mati (unsur, zat, atau
kekuatan) yang oleh karena adanya kontak yang efektif dengan penjamu
yang rentan (suspectible) pada kondisi lingkungan yang tepat akan berlaku
sebagai rangsang (stimulus) proses terjadinya penyakit.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 DASAR EPIDEMIOLOGI
.
4. Penyebab fisik : merupakan zat fisik yang dapat menimbukan
gangguan pada manusia, mis. tekanan atmosfir, kelembaban, bising,
vibrasi, panas, cahaya dan radiasi.
5. Penyebab mekanik : merupakan kekuatan yang dapat
menimbulkan sobekan, tembus, kehancuran dan dislokasi.
V. FAKTOR LINGKUNGAN
Lingkungan : keseluruhan kondisi luar yang mempengaruhi
kehidupan dan perkembangan organisme penyebab penyakit dan
penyebab penyakit yang lain.
Komponen lingkungan terdiri atas :
1. Lingkungan fisik terdiri atas semua benda mati dan semua sifat
yang dimiliki.
2. Lingkungan biologis tersusun atas benda-benda hidup atau
organisme, yaitu :
a. Flora : sebagai sumber makanan dan penyebab penyakit.
b. Fauna : sebagai sumber makanan, penampung
(reservoir) dan perantara (vektor) penyebab enyakit.
3. Lingkungan sosial-ekonomi :
a. Wilayah pemukiman
b. Pembangunan ekonomi
c. Gangguan sosial
Page 217
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PROSES PENCIPTAAN, FUNGSI DAN TUGAS MANUSIA
PROSES PENCIPTAAN,
FUNGSI DAN TUGAS
MANUSIA DALAM ISLAM
Oleh: dr. Titiek Hidayati, M. Kes
Page 218
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PROSES PENCIPTAAN, FUNGSI DAN TUGAS MANUSIA
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PROSES PENCIPTAAN, FUNGSI DAN TUGAS MANUSIA
pengetahuan (Q.S. Al Isra : 36) sehingga bisa membaca apa yang telah
Allah tulis kan melalui ayat qauliyah maupun kauniyah.
B. Sifat-Sifat Manusia
Manusia memiliki sifat untuk condong kepada dua jalan yang
telah diberikan oleh Allah, jalan yang benar dan jalan yang salah.
Konsekuensi mengikuti jalan yang benar ialah bersyukur, bersabar,
penyayang, penyantun, bijaksana, lemah lembut, selalu bertaubat dan
dapat dipercaya yang pada akhirnya akan mendapatkan kemenangan
dalam hidup.
C. Potensi Manusia
Menurut KBBI potensi adalah kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan. Potensi manusia didapatkan melalui
nikmat Allah yang bertujuan untuk mengaktualisasikan potensi manusia,
sehingga manusia bisa berbuat sesuai hakikatnya :
a. Penglihatan
b. Pendengaran
Page 220
c. Qalbu
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PROSES PENCIPTAAN, FUNGSI DAN TUGAS MANUSIA
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PROSES PENCIPTAAN, FUNGSI DAN TUGAS MANUSIA
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 STEM CELL
Pendahuluan
Stem cells (sel punca) adalah sel yang menjadi awal mula dari
pertumbuhan sel lain (Halim dkk., 2010)
Kemampuan Berdiferensiasi
• TOTIPOTEN
• PLURIPOTEN
• MULTIPOTEN
• UNIPOTEN
Page 223
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 STEM CELL
Sel punca dewasa adalah sel punca yang ditemukan di antara sel-sel
lain yang telah berdiferensiasi, dalam suatu jaringan yang telah
mengalami maturasi (Halim dkk., 2010).
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 STEM CELL
- Embrio
Sumber embrio :
IVF (In Vitro Fertilisation/ Bayi Tabung)
SCNT (Kloning)
Partenogenesis (Pembuahan Aseksual)
- Jaringan Dewasa
Karakteristiknya :
Dapat berproliferasi untuk periode yang panjang agar dapat
memperbarui diri
Page 225
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 STEM CELL
Metode enzimatis
Page 226
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
PENGANTAR
PEMERIKSAAN FISIK
Oleh: dr. Fitria Nurul, Sp.PD
A. ANAMNESIS
Anamnesis merupakan bagian dari wawancara kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Di dalam
anamnesis terjadi proses percakapan antara tenaga kesehatan dengan
pasien maupun keluarga pasien. Anamnesis merupakan hubungan
omunikasi antara tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan ataupun tenaga
kesehatan lain) dengan pasien mengenai kondisi kesehatan pasien.
Dalam anamnesis ada dua sisi yang berbeda dalam hal kebutuhan dan
karakteristik:
Physician Centered
Pada Physician Centered terdapat agenda dokter, sehingga dokter
mengalokasikan waktunya untuk membina hubungan dengan pasien,
menggali informasi tentang kondisi pasien, menggali gejala dan tanda
penyakit pada pasien. Prespektif ini lebih fokus pada dokter berupaya
mengumpulkan data yang berkaitan dengan keluhan pasien untuk
penegakan diagnosis.
Patient Centered
Pada Patient Centered, ini merupakan agenda pasien, sehingga pasien
mrngalokasikan waktu untuk bertemu dengan dokter dalam rangka
mencari pertolongan kesehatan/kedokteran. Prespektif ini lebih fokus
pada pengungkapan keluhan/gejala yang berkaitan dengan kondisi
kesehatan sang pasien kepada dokter.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
1. Identitas Pasien
Hal ini penting untu mengetahui siapakah penderita, masalah
kesehatan yang mungkin muncul dan mencari factor resiko. Yang
perlu dicari adalah:
a. Nama: nama yang jelas dan lengkap dapat menghindari kekeliruan
dengan pasien yang lain dan sebaiknya nama yang ditanyakan
adalah nama sendiri bukan nama pemberian/julukan.
b. Usia: penting ditanyakan untuk mengetahui adanya penyakit
dengan kecenderungan timbul pada umur tertentu.
c. Jenis kelamin: penyakit tertentu menyerang jenis kelamin
tertentu.
d. Pekerjaan: beberapa pekerjaan dapat menjadi factor resiko
timbulnya suatu penyakit karena akibat pekerjaan.
e. Alamat: alamat pasien mungkin berhubungan dengan area
epidemologi/ penyebaran penyakit endemik.
f. Agama dan Suku/ras: penting karena berkaitan denga
penghormatan kepada kebiasaan yang berkaitan dengan kegiatan
keagamaan atau budaya tertentu.
g. Status perkawinan: berkaitan dengan resiko masalah kesehatan.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien yang sangat mengganggu sehngga
mendorong pasien mencari pertolongan kesehatan.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Eyes :
- Penglihatan - Kemerahan
- Pandangan kabur - Katarak
- Bintik-bintik - Kacamata atau contact
- Reflek cahaya lenses
- Nyeri - Airmata yang
- Glaucoma berlebihan
Ears :
- Pendengaran - Infeksi
- Tinnitus - Kotoran
- Vertigo - Alat bantu dengar
- Nyeri
Nose :
- Benjolan
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Peripheral Vascular
- Intermitten - Bengkak pada; betis;
claudication tungkai; telapak kaki
- Kram - Perubahan warna pada
- Varises ujung jari kaki saat
- Gumpalan pada cuaca dingin
pembuluh darah - Bengkak disertai
kemerahan atau lembek
Urinary
- Frekuensi BAK - Batu ginjal
- Polyuria - Incontinence
- Nocturia - Pada pria :
- Kebelet ‘urgency’ berkurangnya
- Rasa panas atau nyeri kemampuan atau
saat BAK tenaga aliran kemih
- Hematuria - Urine hesitancy and
- Infeksi kandung kemih dribbling
Musculoskeletal
- Nyeri otot atau sendi - Nyeri sendi dengan ciri
- Kram seperti demam dan
- Arthritis menggigil
- Nyeri punggung - Ruam anorexia
- Nyeri leher atau - Berkurangnya BB atau
punggung bawah kendur
Genital
Psychiatric
- Kegugupan - Perubahan memori
- Ketegangan - Percoban bunuh diri
- Suasana hati termasuk (jika bersangkutan)
depresi
Page 232
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Neurologic
- Perubahan suasana hati - Pingsan
- Perhatian atau cara - Hilang kesadaran
bicara - Kejang
- Perubahan orientasi - Lemas
- Memori - Lumpuh
- Wawasan atau - Mati rasa
pendapat - Kesemutan
- Nyeri kepala - Tremor atau gerakan
- Pusing tidak disadari lain.
- Vertigo
Hematologic
- Anemia - Riwayat tranfusi
- Mudah lebam atau - Reaksi pada tranfusi.
berdarah
Endocrine
- “Thyroid trouble”
- Heat or cold intolerance
- Haus atau lapar
berlebihan
- Keringat berlebihan
- Polyuria
- Perubahan ukuran
glove ataupun sepatu
Page 233
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi (Mengamati)
Inspeksi dilakukan untuk mencari data dari kesan umum. Misalnya
dari kulit, rambut, kuku, dll.
a. Kulit
Inspeksi kulit dapat dilihat dari warna, kelembapan,suhu,
tekstur, mobilitas, tugor (menilai kelembapan kulit), elastisitas.
Warna
Kelainan pada kulit dapat dilihat dari warna kulit. Berikut
beberapa penyakit yang dapat diinspeksi dari warna kulit:
- Anemia : warna kulit pucat karena kurang Hb dalam sel
darah merah.
- Ikterus : warna kulit kuning karena bertambahnya
pigmen empedu.
- Hiperpigmentasi : warna kulit kehitaman karena
bertambahnya pigmen melanin.
- Hipopigmentasi : warna kulit bercak keputihan.
- Sianosis : warna kulit kebiruan karena berkurangnya
kemampuan darah mengangkut oksigen.
Lesi Kulit
Lesi adalah keadaan jaringan yang abnormal bisa karena
penyakit atau cedera. Lesi kulit dapat di inspeksi dari
beberapa aspek:
- Letak anatomi : di pipi, mulut,dahi,dll
- Susunan : bergerombolan, individu, tidak teratur
- Warna : putih, kuning,hitam,dll
demam tifoid
- Papula : tonjolan kecil jelas batasnya tanpa cairan
- Vesikula : papula dengan cairan serosa di dalamnya
- Pustula : papula dengan cairan pus di dalamnya
Berdo’a tanpa belajar akan jadi do’a yang Kosong.
Belajar tanpa berdo’a akan jadi usaha yang Buta.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
b. Rambut
Rambut dapat di inspeksi dari kuantitas (botak, lebat atau tipis),
penyebaran (warna tidak rata atau warna sama), dan warna
(pink,hitam,coklat,dll)
c. Kuku
Kuku dapat di inspeksi dari warna, bentuk, atau ada tidaknya
lesi.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi vocal fremitus yaitu vibrasi samar pada dinding dada saat
kita bersuara.
3. Perkusi (mengetuk)
Perkusi dilakukan untuk memeriksa organ yang lebih dalam.
Perkusi dilakukan untuk menilai 7 cm dibawah permukaan yang
diketuk. Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah:
• Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
• Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di
daerah paru-paru pada pneumonia.
• Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi
daerah jantung, perkusi daerah hepar.
• Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih
berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien
asthma kronik.
4. Auskultasi (mendengarkan)
Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang
didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Paru
Suara dasar auskultasi paru antara lain :
- Vesikuler : Suara paru normal, antara inspirasi dan
ekspirasi 3:1
- Bronkial : Bunyi kasar dan tebal, frekuensi tinggi,dengan
Page 236
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Jantung
Bunyi jantung abnormal, atau murmur (bising jantung)
biasanya (tetapi tidak selalu) berkaitan dengan penyakit
jantung. Murmur yang tidak berkaitan dengan patologi
jantung, yang disebut murmur fungsional, lebih sering
dijumpai pada orang berusia muda. Dalam keadaan normal
darah mengalir secara laminar ; yaitu, cairan mengalir dengan
mulus dalam lapisan-lapisan yang berdampingan satu sama
lain. Namun, apabila aliran darah menjadi turbulen (bergolak),
dapat terdengar bunyi. Bunyi abnormal tersebut disebabkan
oleh getaran yang terbentuk di struktur-struktur di sekitar
aliran yang bergolak tersebut.
1. Inspeksi
3. Palpasi
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Page 238
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Page 239
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
E. VITAL SIGN
1. Tekanan Darah
Untuk mengukur tekanan darah dengan akurat, pilih manset/cuff
yang tepat :
Prosedur pemeriksaan
Persiapan :
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan :
Page 241
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
2. Denyut Nadi
Yang dinilai meliputi:
- Frekuensi
Pada dewasa normal antara 60-100 kali per menit
- Ritme
a. Ritmis (teratur/regular)
b. Disritmia/aritmia (tidak teratur/irregular)
c. Pulse deficit (adanya perbedaan antara denyut apical
dan denyut radial)
- Kualitas (kuat/lemah)
3. Respirasi/Laju Pernafasan
Page 242
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Chest
Page 243
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Page 244
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Page 245
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Page 246
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Liver
Limfa
Page 247
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 PENGANTAR PEMERIKSAAN FISIK
Ginjal
Page 248
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS EPITHELIALIS
TEXTUS EPITHELIALIS
Oleh: Yuningtyaswari
Komponen Tissue(Jaringan) :
Cellula
Ground substance (substansia intercellularis)
type of tissue: Epithel ,Blood ,Connective ,Nervous
,muscle ,etc
Asal epitel
Ektoderma : kulit, mulut, hidung, dan anus
Mesoderma :
Endothelium : pembuluh darah, jantung, pembuluh limfa
Mesothelium : membatasi rongga tubuh yang besar yang
menutupi beberapa organ tertentu seperti yang melapisi
peritoneum, pleura, dan pericardium
Endoderem : sistem pernapasan, saluran cerna, dan kelenjar
dari saluran cerna (misalnya, pancreas dan hati)
B. Jaringan Epitel
terdiri dari deretan sel, susunan rapat , subst. intercellularis sgt
sedikit & tipis
Melapisi permukaan jrngn/alat dr dlm maupun luar (melapisi
rongga alat)
Melekat pada membrana basalis (jrgn di bwh deretan sel)
Page 249
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS EPITHELIALIS
Membrane basalis
Jaringan epitel melekat pada jaringan di bawah deretan sel :
membrana basalis .
membrana basalis tersusun oleh a. Lamina basalis:lapisan di
bawah sel epitel, (500-800 A) terdiri atas filamen-filamen
tipis (diameter 30-40 A)
Filamen membentuk anyaman dalam substansi dasar
membrana basalis dan berhubungan langsung dengan
membrana dasar sel epitel terdekat.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS EPITHELIALIS
C. Cell Junctions
Cells are connected to neighboring cells via:
a) Proteins-link cells together : interdigitate (junctio
intercellularis digitiformis) (simplex)
a) Desmosome: binding spots between cells with
proteins called cadherins
b) Tight junctions: impermeable ,E.g. gut tube, doesn’t
let enzymes from gut into blood stream
c) Gap junctions: tubes that let small molecules pass
between cells
Page 251
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS EPITHELIALIS
Page 252
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS EPITHELIALIS
D. Epitel
Jaringan epitel tersusun oleh sel – sel berpadatan dengan
sedikit atau tanpa substansi interseluler
Epitel dapat dibedakan menjadi : a.Epitel Membran b.Epitel
kelenjar/glanduler
EPITEL MEMBRAN dibentuk oleh lembaran sel – sel dan
meliputi suatu permukaan luar atau membatasi suatu
permukaan dalam.
EPITEL KELENJAR, terbagi dua : Kelenjar eksokrin
berkembang dari permukaan epitel dengan cara tumbuh ke
dalam jar. Ikat dibawahnya, dan biasanya bagian yang
berhubungan dengan permukaan terpelihara. Sekret di
curahkan ke permukaan. Kelenjar Endokrin mencurahkan
hasilnya ke dalam sistem pembuluh
E. Epitel Membran
Dua faktor dasar pembagian epitel yaitu Bentuk sel dan
Susunan sel dalam lapisan
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS EPITHELIALIS
Microvilli
Cilia
Whip-like, motile extensions
Moves mucus
Flagella: (ex) spermatozoa
Extra long cilia
Moves cell
F. Epitel Kelenjar
Kelenjar eksokrin menyalurkan sekretnya melalui suatu
Page 254
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS EPITHELIALIS
darah atau limf, jadi merupakan sekresi internal atau hormon, yang
disalurkan ke seluruh tubuh.
Kelenjar eksokrin
Kelenjar eksokrin : kelenjar ini melepaskan sekret melalui
saluran kelenjar (duktus ekskretorius), misalnya kelenjar ludah
atau langsung dalam rongga alat berdekatan, misalnya pada
kelenjar dinding usus. Sel penghasil sekret dinamakan
eksokrinosit.
Kelenjar endokrin
Kelenjar endokrin: kelenjar ini melepaskan sekret langsung ke
dalam pembuluh darah atau limfe, dan diangkut ke alat atau
jaringan sasaran. Contoh pada kelenjar thyroidea, kelenjar
suprarenalis. Sel penghasil sekret atau hormon dinamakan
endokrinosit.
Secretion
Mechanism/forms of exocrine secretion, Merocrine -
simple exocytosis. Example: pancreas , Apocrine - pinching off of
apical membrane containing secretory product into the lumen.
Example: mammary gland , Holocrine - shedding of whole cell
containing secretory product into the lumen. Example: sebaceous
gland.
M I S C 2 0 1 9
BLOK 2 TEXTUS EPITHELIALIS
M I S C 2 0 1 9