Anda di halaman 1dari 12

BENTUK BADAN USAHA

KONSTRUKSI DI INDONESIA

OLEH :

I GUSTI AGUNG ANANDA PUTRA (1681511019)


GDE BAYU MAHATMANDA SUDANA (1681511021)
PENGERTIAN
Badan usaha adalah suatu kesatuan organisasi dan
ekonomis yang mempunyai tujuan untuk memperoleh laba
atau keuntungan dan memberikan layanan pada masyarakat.
Atau definisi lain dari badan usaha yaitu merupakan kesatuan
yuridis, teknis dan ekonomis yang mempunyai tujuan untuk
mencari laba atau keuntungan.
Adapun beberapa hal yang diperlukan untuk mendirikan suatu
badan usaha, yang diantaranya sebagai berikut:

1. Produk dan jasa yang nantinya akan dijual atau


diperdagangkan.
2. Cara pemasaran produk atau jasa yang akan diperdagangkan.
3. Penentuan mengenai harga pokok dan harga jual
pada produk ataupun jasa.
4. Kebutuhan akan tenaga kerja.
5. Organisasi Internal.
6. Pembelanjaan, dan jenis dari badan usaha yang akan dipilih.
Bentuk atau jenis-jenis badan usaha yang ada di Indonesia

1. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)


BUMN yaitu badan usaha yang semua modalnya ataupun sebagaian
modalnya dimiliki oleh pemerintah dan status pegawai yang bekerja
di BUMN adalah pegawai negeri. BUMN saat ini ada 3 (tiga) macam,
diantaranya yaitu:
a. Perjan
Perjan yaitu bentuk BUMN yang semua modalnya dimiliki oleh
pemerintah.
b. Perum
Perum yaitu Perjan yang sudah diubah. Sama seperti Perjan, Perum
dikelolah oleh pemerintah dengan status pegawainya yaitu pegawai
negeri.
c. Persero
Persero yaitu badan usaha yang dikelola oleh pemerintah atau
negara.
2. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
BUMS yaitu badan usaha yang dimodali maupun didirikan oleh seseorang
ataupun kelompok swasta. Macam-macam BUMS yang diantaranya sebagai
berikut ini:
a. Firma (Fa)
Firma yaitu suatu Badan Usaha yang didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih,
yang dimana setiap anggotanya mempunyai tanggung jawab penuh terhadap
perusahaan
b. CV (Commanditaire vennotschap) atau Persekutuan Komanditer
CV merupakan badan usaha yang didirikan olah 2 (dua) sekutu orang
ataupun lebih, yang dimana sebagian merupakan sekutu aktif dan sebagian
lainnya lagi merupakan sekutu pasif.
c. PT (Perseroan Terbatas)
PT merupakan badan usaha yang modalnya terbagi atas saham-saham,
tanggung jawabnya terhadap perusahaan bagi para pemiliknya hanya sebatas
sebesar saham yang dimiliki.
Badan Usaha Jasa Konstruksi

Badan Usaha Jasa Konstruksi dapat berbentuk badan hukum maupun tidak
berbadan hukum meliputi;
1). Badan usaha berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari; PT
BUMN, PT BUMD dan PT yang didirikan dalam rangka penanaman modal
dalam negeri (PT-PMDN).
 PT BUMN di sektor jasa konstruksi umumnya memberikan layanan jasa pelaksana
konstruksi (kontraktor) atau jasa konstruski terintegrasi (EPC) untuk proyek pemerintah
seperti infrastruktur, bangunan gedung, pembangkit tenaga listrik, bendungan/dam serta
pekerjaan konstruksi lainnya dengan resiko besar, berteknologi tinggi dan berbiaya besar
dengan lokasi proyek yang tersebar diseluruh Indonesia.
 Berikut BUMN yang melakukan kegiatan usaha bidang jasa konstruksi antara lain; PT.
Adhi Karya Tbk, PT. Amarta Karya, PT. Brantas Abipraya, PT. Hutama Karya, PT. Istaka
Karya, PT. Pembangunan Perumahan Tbk, PT. Waskita Karya, PT. Wijaya Karya Tbk.
 PT BUMD disektor jasa konstruksi umumnya memberikan layanan jasa pelaksana
konstruksi (kontraktor) untuk berpartisipasi dalam proyek ABPN atau APBD seperti
pembangunan infrastruktur daerah propinsi yang bersangkutan. Baik BUMN, BUMD
atau PMDN lebih banyak menangani proyek jasa konstruksi besar/megaproyek.
2). Badan usaha berbentuk badan hukum PT non PMA/PMDN (swasta nasional)
Badan usaha jasa konstruksi berbentuk PT non PMA/PMDN lebih banyak
tersebar diseluruh wilayah Indonesia mulai dari kualifikasi kecil, menengah
hingga besar dengan jenis kegiatan usaha yang lebih beragam baik sebagai
kontraktor atau sebagai konsultan. Banyak pengusaha jasa konstruksi lebih
memilih bentuk badan usaha PT dengan berbagai alasan dan salah satunya
dirasakan lebih menjaga keamanan pengusaha dan pemilik modal dalam
melakukan kegiatan usaha.

3). Badan usaha berbentuk badan hukum KOPERASI


Umumnya badan usaha ini dibentuk untuk mengerjakan proyek jasa
konstruksi kecil dan menengah sebagai kontraktor dengan lingkup pekerjaan
yang tebatas pada lingkungan perusahaan yang menjadi dasar terbentuknya
Koperasi. Sangat jarang badan usaha ini berkembang untuk mengerjakan
proyek permerintah hal ini karena terbatasnya modal dan sumberdaya
Koperasi.
4). Badan usaha berbentuk Perseroan Komanditer (CV)
Badan usaha ini lebih banyak digunakan oleh pengusaha untuk
melakukan usaha jasa konstruksi untuk kualifikasi kecil dan
menengah baik sebagai kontraktor atau sebagai konsultan. Umumnya
dibentuk oleh oleh salah satu pendiri yang memiliki keahlian dan
pengalaman di sektor jasa konstruksi yang turut terlibat sebagai
tenaga ahli didalam perusahaan.

5). Badan usaha berbentuk FIRMA


Badan usaha ini sangat jarang digunakan untuk melakukan kegiatan
usaha disektor jasa konstruksi, walaupun ada jumlahnya sangat sedikit
dan biasanya untuk kegiatan usaha jasa perencana atau pengawas
konstruksi yaitu sebagai Konsultan.
Izin Usaha Jasa Konstruksi

Badan usaha jasa konstruksi nasional atau BUJKN dapat melaksanakan


pekerjaan konstruksi di Indonesia dengan klasifikasi dan kualifikasi
usaha sebagai berikut;

1. BUJKN dapat melaksanakan pekerjaan sebagai Kontraktor dengan


klasifikasi bidang usaha Jasa Pelaksana Konstruksi meliputi
kualifikasi kecil K1, K2 dan K3 atau kualifikasi menengah M1 dan M2
atau kualifikasi besar B1 dan B2.
2. BUJKN dapat melaksanakan pekerjaan sebagai Konsultan dengan
klasifikasi bidang usaha jasa perencana dan pengawas konstruksi
meliputi kualifikasi kecil K1, K2 dan kualifikasi menengah M1, M2
serta kualifikasi besar B.
3. BUJKN dapat melaksanakan pekerjaan sebagai Kontraktor dengan
klasifikasi bidang usaha jasa konstruksi terintegrasi dengan
kualifikasi besar B1 atau B2.
Untuk dapat melakukan kegiatan usaha sesuai klasifikasi dan kualifikasi tersebut, setiap Badan
Usaha Jasa Konstruksi Nasional harus memiliki;

1. Tenaga ahli yang memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) untuk ditetapkan sebagai Penanggung Jawab
Teknik (PJT) atau Penanggung Jawab Klasifikasi (PJK). Khusus untuk kontraktor kualifikasi kecil
K1, K2 ata K3, tenaga ahli/terampil cukup memiliki Sertifikat Keterampilan (SKTK).
2. Kartu Tanda Anggota Asosiasi. Artinya BUJKN harus terdaftar sebagai anggota asosiasi
perusahaan jasa konstruksi yang terdaftar atau terakreditasi LPJKN seperti AKI, GAPENSI,
AKLI, GAPEKSINDO, AKAINDO untuk Kontraktor atau asosiasi PERKINDO dan INKINDO
untuk Konsultan.
3. Sertifikat Badan Usaha (SBU) yaitu SBU Jasa Pelaksana Konstruksi, SBU Jasa Perencana dan
Pengawas Konstruksi atau SBU Jasa Konstruksi Terintegrasi yang dikeluarkan oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) melalui LPJK Nasional untuk kualifikasi besar dan
melalui LPJK Provinsi untuk kualifikasi kecil dan menengah.
4. Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional atau IUJK Nasional yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
04/PRT/M/2011 tentang “Pedoman Persyaratan Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi
Nasional”.
Pelaksanaan Kegiatan Usaha BUJKN

1. Badan Usaha Jasa Konstruksi Nasional atau BUJKN yang telah


memiliki SBU dan IUJK berhak untuk mengikuti Tender atau
pelelangan pengadaan jasa konstruksi dan mengerjakan proyek-
proyek Pemerintah atau swasta meliputi;
2. Proyek yang dibiayai anggaran pendapatan belanja negara (APBN)
atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
3. Proyek yang dibiayai oleh Pinjaman dan/atau hibah dari luar negeri
4. Proyek yang dibiayai oleh swasta meliputi proyek penanaman
modal asing/dalam negeri atau swasta lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai