KONSTRUKSI DI INDONESIA
O L EH :
Badan Usaha Jasa Konstruksi dapat berbentuk badan hukum maupun tidak
berbadan hukum meliputi;
1). Badan usaha berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari; PT
BUMN, PT BUMD dan PT yang didirikan dalam rangka penanaman modal
dalam negeri (PT-PMDN).
PT BUMN di sektor jasa konstruksi umumnya memberikan layanan jasa pelaksana
konstruksi (kontraktor) atau jasa konstruski terintegrasi (EPC) untuk proyek pemerintah
seperti infrastruktur, bangunan gedung, pembangkit tenaga listrik, bendungan/dam serta
pekerjaan konstruksi lainnya dengan resiko besar, berteknologi tinggi dan berbiaya besar
dengan lokasi proyek yang tersebar diseluruh Indonesia.
Berikut BUMN yang melakukan kegiatan usaha bidang jasa konstruksi antara lain; PT.
Adhi Karya Tbk, PT. Amarta Karya, PT. Brantas Abipraya, PT. Hutama Karya, PT. Istaka
Karya, PT. Pembangunan Perumahan Tbk, PT. Waskita Karya, PT. Wijaya Karya Tbk.
PT BUMD disektor jasa konstruksi umumnya memberikan layanan jasa pelaksana
konstruksi (kontraktor) untuk berpartisipasi dalam proyek ABPN atau APBD seperti
pembangunan infrastruktur daerah propinsi yang bersangkutan. Baik BUMN, BUMD
atau PMDN lebih banyak menangani proyek jasa konstruksi besar/megaproyek.
2). Badan usaha berbentuk badan hukum PT non PMA/PMDN (swasta nasional)
Badan usaha jasa konstruksi berbentuk PT non PMA/PMDN lebih banyak tersebar
diseluruh wilayah Indonesia mulai dari kualifikasi kecil, menengah hingga besar
dengan jenis kegiatan usaha yang lebih beragam baik sebagai kontraktor atau sebagai
konsultan. Banyak pengusaha jasa konstruksi lebih memilih bentuk badan usaha PT
dengan berbagai alasan dan salah satunya dirasakan lebih menjaga keamanan
pengusaha dan pemilik modal dalam melakukan kegiatan usaha.
1. Tenaga ahli yang memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) untuk ditetapkan sebagai Penanggung
Jawab Teknik (PJT) atau Penanggung Jawab Klasifikasi (PJK). Khusus untuk kontraktor
kualifikasi kecil K1, K2 ata K3, tenaga ahli/terampil cukup memiliki Sertifikat Keterampilan
(SKTK).
2. Kartu Tanda Anggota Asosiasi. Artinya BUJKN harus terdaftar sebagai anggota asosiasi
perusahaan jasa konstruksi yang terdaftar atau terakreditasi LPJKN seperti AKI, GAPENSI,
AKLI, GAPEKSINDO, AKAINDO untuk Kontraktor atau asosiasi PERKINDO dan INKINDO
untuk Konsultan.
3. Sertifikat Badan Usaha (SBU) yaitu SBU Jasa Pelaksana Konstruksi, SBU Jasa Perencana dan
Pengawas Konstruksi atau SBU Jasa Konstruksi Terintegrasi yang dikeluarkan oleh Lembaga
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) melalui LPJK Nasional untuk kualifikasi besar dan
melalui LPJK Provinsi untuk kualifikasi kecil dan menengah.
4. Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional atau IUJK Nasional yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
04/PRT/M/2011 tentang “Pedoman Persyaratan Pemberian Izin Usaha Jasa Konstruksi
Nasional”.
Pelaksanaan Kegiatan Usaha BUJKN