Anda di halaman 1dari 18

GANGGUAN DEPRESI SEDANG

DENGAN GEJALA SOMATIK Sancia Nathania LB


102014169
PADA REMAJA USIA 22 TAHUN
SKENARIO 10
Seorang mahasiswa FK, berusia 22 tahun, datang ke poliklinik dikampusnya
dengan keluhan pusing, murung dan tidak ada semangat
Identifikasi istilah : tidak ada
Rumusan Masalah : mahasiswi 22th dengan keluhan pusing, murung dan tidak ada
semangat.
MIND MAP
Anamnesis Gejala Klinis

Differential Diagnosis Penatalaksanaan


& Working Diagnosis Keluhan Utama

Prognosis
Etiologi

Epidemiologi Prognosis

Patofisiologi
ANAMNESIS
Tidak dapat konsentrasi pada pelajarannya
Putus asa
Insomnia
Tak nafsu makan
Tak bergairah untuk belajar
Keluhan timbul setelah mahasiswa ini ditegur oleh dosen PA karena prestasi belajar menurun.
Penyebab prestasi menurun karena putus dengan pacarnya beberapa bulan sebelumnya.
PF :
TTV
Keadaan umum, kesadaran, tidak ada kelainan. ( Normal )
PEMERIKSAAN PSIKIATRI :
PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
6P+1T
Penampilan
Perilaku
Pembicaraan
Perasaan
Persepsi
Proses pikir
Fungsi kognitif
Tilikan
TILIKAN
Tilikan derajat 1: penyangkalan total terhadap penyakitnya.
Tilikan derajat 2 : ambivalensi terhadap penyakitnya.
Tilikan derajat 3 : menyalahkan faktor lain sebagai penyebab penyakitnya.
Tilikan derajat 4 : menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan tetapi tidak
memahami penyebab sakitnya.
Tilikan derajat 5 :menyadari penyakitnya dari faktor-faktor yang berhubungan dengan
penyakitnya namun tidak menerapkan dalam perilaku praktisnya.
Tilikan derajat 6 : menyadari sepenuhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi
untuk mencapai perbaikan.
WORKING DIAGNOSIS
Depresi sedang dengan gejala somatik
Depresi
suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih –Ganggu aktivitas social sehari-hari-
Gangguan Depresi
Gangguan Somatik
Episode Depresi (2 minggu)
Gangguan Depresi Berulang (episode depresif berulang, 6 bulan)
WHO : Gangguan mental - penurunan mood, kehilangan minat terhadap sesuatu, dan
perasaan bersalah, yang disertai dengan adanya gangguan pada pola tidur, penurunan pada
nafsu makan, kehilangan energi, atau penurunan konsentrasi
PEDOMAN DIAGNOSIS MENURUT PPDGJ-III

F31. Gejala utama (pada derajat ringan, sedang dan berat)


1. Afek depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan
3. Berkurangnya energi (mudah lelah sesudah kerja sedikit)
saja dan menurunnya aktifitas Sekurang-
kurangnya 2
Gejala lainnya :
4. Konsentrasi dan perhatian berkurang minggu
5. Harga diri dan kepercayaan berkurang
6. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
7. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
8. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau
bunuh diri
9. Tidur terganggu
10. Nafsu makan berkurang
PEDOMAN DIAGNOSIS MENURUT
PPDGJ-III
F32.0 Episode Depresif F32.1 Episode Depresif
Ringan Sedang
F32.2 Episode Depresif Berat
1. Sekurang-kurangnya 1. sekurang-kurangnya
1. sekurang-kurangnya
harus ada 2 dari 3 gejala harus ada 2 dari 3 gejala
harus ada 3 gejala utama.
utama depresi. utama.
2. Ditambah sekurang-
2. Ditambah sekurang- 2. Ditambah sekurang-
kurangnya 4 dari gejala
kurangnya 2 dari gejala kurangnya 3 dari gejala
lainnya.
lainnya. lainnya.
3. Lamanya seluruh episode
3. Tidak boleh ada gejala 3. Lamanya seluruh
berlangsung minimum
yang berat diantaranya. episode berlangsung
sekitar 2 minggu.
4. Lamanya seluruh episode minimum sekitar 2
4. Sangat tidak mungkin
sekurang-kurangnya minggu.
bagi pasien untuk
sekitar 2 minggu. 4. Menghadapi kesulitan
melakukan kegiatan
5. Hanya sedikit kesulitan nyata untuk meneruskan
sosial dan beraktifitas
dalam pekerjaan dan kegiatan sosial,
dengan baik.
kegiatan sosial yang biasa pekerjaan dan urusan
di lakukannya. rumah tangga.
PEDOMAN DIAGNOSIS MENURUT
PPDGJ-III
Gangguan Somatik
1. Pucat F32.2 Episode Depresif Berat Tanpa
Gejala Psikotik
2. Hilangnya libido 1. Semua 3 gejala utama dari depresi
3. Kekurangan energi harus ada.
4. Insomnia awal dan 2. Ditambah sekurang-kurangnya 4
terminal gejal lainnya dan berintesitas berat.
5. Pusing, palpitasi, sesak 3. Episode depresif harus berlangsung
6. Nyeri kepala, nyeri 2 minggu.
punggung, nyeri pada 4. Sangat tidak mungkin bagi pasien
muskuloskeletal meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan atau urusan rumah
7. Gangguan pencernaan tangga kecuali pada taraf yang
8. Retardasi psikomotor sangat terbatas.
9. Agitasi psikomotor
DIAGNOSIS
Depresi Sedang dg gejala somatik
BANDING
Gangguan penyesuaian afek Gangguan campuran depresi dan
depresi anxietas

Gejala Klinis (utama): Gejala klinis : mencakup gejala Gejala klinis : terdapat gejala
• afek depresi depresi disertai adanya disabilitas depresi dan anxietas (berdebar-
•Kehilangan kegembiraan dalam kegiatan sehari-hari, tapi debar, keringatan, napas pendek,
•Mudah lelah gejala tsb tdk spesifik untuk gemetar, sakit kepala, dll)
mendukung diagnosis depresi
Gejala lain: Gejala ini tidak menunjukan
•Konsentrasi kurang, pesimis rangkaian gejala berat yang dapat
•Percaya diri kurang, membahyakan didiagnosis tersendiri.
diri
•Pola makan & tidur terganggu

Etiologi : Faktor biologik, Etiologi : setelah mengalami Etiologi : faktor internal & faktor
psikologi, lingkungan, kejadian yang “stressfull” eksternal.
pembelajaran sosial

Epidemiologi: Epidemiologi : Epidemiologi : 2/3 pasien depresi


•Prevalensi 17-27% •Prevalensi 17-27% memiliki gejala panik dan anxietas
•Wanita > pria •Wanita > pria (2:1)
EPIDEMIOLOGI
perempuan >> laki-laki
Survei telah melaporkan prevalensi yang tinggi dari depresi terjadi pada usia 18 – 44
tahun
insidensi gangguan depresif berat meningkat pada usia kurang dari 20 tahun
ETIOLOGI
Faktor Biologis (neurotransmitter)  serotonin, norepinefrin, dopamin

Faktor Kognitif  volume hipokampus ↓ menyebabkan penurunan kepercayaan diri,


interpretasi yang keliru.

Faktor Psikososial  Kehilangan seseorang, pekerjaan dan faktor lingkungan lainnya yang
dapat memicu stress

Daya Ingat ↓

Faktor Genetik  menurun pada anak biologis dari orang tua yang depresi berat walaupun
diasuh orang tua angkat
PATOFISIOLOGI
Gangguan depresi cenderung lebih ringan dibandingkan dengan skizofrenia. Pada
gangguan mood seperti depresi, pada episode awal ditemukan stressor pada kehidupan.

Stressor psikososial berperan sebagai


penyebab awal dari gangguan depresi

Perubahan biologi pada otak ↑ resiko terjadinya kekambuhan


MANIFESTASI KLINIK

Gangguan Somatik yang Dapat Muncul pada Episode Depresif


a. Pucat. a. Nyeri kepala, nyeri punggung, nyeri
b. Hilangnya libido. pada muskuloskeletal.
c. Kekurangan energi. b. Gangguan pencernaan.
d. Insomnia awal dan terminal. c. Retardasi psikomotor.
e. Pusing, palpitasi, sesak. d. Agitasi psikomotor.
TATALAKSANA
•Farmakologi
Dosis seminggu pertama ditingkatkan perhari Non farmakologi
co/: amitriptilin hari ke-1 & 2 25mg, hari ke-3 50mg, hari ke-4 & 5 100mg
• TCA (triksiklin) : amitriptilin, • Hubungan dokter pasien yang kuat
• Dosis optimal dimulai dari minggu ke-2
imipramin, klomipramin, desipramin di antara keduanya
Co/: amitriptilin 150mg/hari pada hari ke 7-15 & amitriptilin 200mg/hari pada minggu ke-3
• SSRI: fluoksetin, sentralin, paroksetin, • Edukasi pasien tentang sebab dan
• Dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan lalu diturunkan menjadi dosis pemeliharaan
fluvoksamin asal mula keluhan somatik
co/: amitriptilin 300mg/hari
• MAOI: fenelzin, tranilsipromin • Dukungan dan bantuan yang
• Dosis pemeliharaan selama 3-6 bulan. ½ dosis optimal
• Aminoketon: bupropion menenangkan pasien.
• Dosis penurunan selama 1 bulan. Kebalikan dari dosis seminggu pertama
• Triazolopyridin: trazodon, nefazodon
• Co/: amitriptilin mingu-1 150mg, sampai minggu-4 25mg/hari. lalu antidepresan
diberhentikan total
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI
Gangguan depresi sedang cenderung merupakan gangguan yang kronis dan pasien cenderung mengalami
relaps
Pasien yg dirawat di rumah sakit u/ episode pertama, kemungkinan 50 %  pulih (thn pertama)
Rekurensi 2 thn pertama = 30-50% & 50-70 % dalam 5thn.
Pasien yg meneruskan terapi psikofarmakologis = insiden relaps <<

KOMPLIKASI

•Meningkatkan risiko gangguan psikologis lainnya.

•Kecemasan.

•Mengganggu kegiatan sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.


KESIMPULAN

Depresi adalah gangguan suasana perasaan menyebabkan diri merasa sangat


sedih sampai rasa tidak percaya diri. Pada beberapa pasien depresi disertai
dengan gejala somatoform atau somatik. Terdapat gejala fisik yang tidak dapat
dijelaskan jelas melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium. Insidensi relaps
adalah jauh lebih rendah daripada angka tersebut pada pasien yang
meneruskan terapi psikofarmakologis profilaksis dan pada pasien yang hanya
mengalami satu atau dua episode depresi

Anda mungkin juga menyukai